Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Menurut Tapotubun dan fien (2008), Untuk mengetasi kontaminasi, pengeringan dapat
dilakukan dengan menggunakan rumah pengering surya berpelidung kasa yang tembus
cahayapada bagian atas sehingga pengeringan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan untuk
bagian bawah dan samping digunakan kasa berwarna gelap atau hitam sehingga panas yang
masuk tidak langsung keluar tetapi terkumpul di rumah pengering sehingga proses pengeringan
berlangsung lebih cepat.
Dijelaskan pula dalam penelitian Handoyo et al., (2011), proses pengeringan ikan di
beberapa negara di Afrika, seperti di Negara Sao Tome and Principe, Negeria dan Congo telah
menggunakan pengering surya terutama setelah adanya kampanye untuk memperhatikan
kesehatan (terkait pengeringan tradisional yang kurang higienis) yang diadakan oleh kaum
wanita pada akhir tahun 2001. Pengering surya mempunyai keuntungan: sederhana, biaya rendah
dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Waktu proses pengeringan dengan pengering surya
dapat berkurang sebanyak 65% dibanding pengeringan tradisional yang hanya menggunakan
sinar matahari di tempat terbuka. Dengan pengering surya, ikan yang telah dikeringkan punya
kualitas lebih baik dan bahkan harga jual meningkat 20% dibanding sebelumnya di Sao Tome
and Principe. Pengering surya untuk ikan dapat berupa ruang kaca yang memanfaatkan efek
rumah kaca (green-house effect) dan dapat pula menggunakan kolektor surya yang dihubungkan
dengan ruang pengering.
Suhu dalam ruangan dapat ditingkatkan dengan penggunaan bidang warna hitam. Bidang
hitam (misalnya:lembaran plastic hitam) bersifat menyerap panas lebih cepat. Lembaran plastic
warna hitam ini dapat dijadikan sebagai alas rak – rak penjemur ikan dan dapat juga diletakkan
di sebagian dinding. Sisi yang hitam diletakkan di bagian barat pada pagi hari dan di bagian
timur pada sore hari. Pengering rumah kaca ini sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan
hygiene. Gangguan lalat, kontaminasi debu, dan kotoran dapat diminimalisasi. Manfaat lain
adalah ketika musim hujan, air hujan tidak akan membasahi ikan dan kita tidak perlu
memindahkan ikan ketempat yang teduh (Zaelanie et al., 2004).
b. Pengeringan vakum
Pengeringan vakum merupakan salah satu cara pengeringan bahan dalam suatu ruangan yang
tekanannya lebih rendah dibanding tekanan udara atmosfir. Pengeringan dapat berlangsung
dalam waktu relatif cepat walaupun pada suhu yang lebih rendah daripada pengeringan atmosfir.
Dengan tekanan uap air dalam udara yang lebih rendah, air pada bahan akan menguap pada suhu
rendah (Astuti, 2008).
Ditambahkan penjelasan menurut Zaelanie et al., (2004), Ikan bisa juga dikeringakan dengan
menggunakan suhu di bawah titik beku. Dalam hal ini, air dalam tubuh ikan terlebih dahulu
dibekukan kemudian disublimasikan dengan bantuan pompa hampa. Jadi ikan dikeringkan dalam
keadan beku hampa. Kelebihan dari metode ini adalah ikan lebih ringan karena lebih banyak air
yang keluar dan tahan lama, serta proses pengeringan berjalan lebih cepat. Akan tetapi metode
vakum belum bias dijalankan secara ekonomis karena alatnya yang relative mahal. Cara kerja
dari pengeringan metode vakum ini sebagai berikut:
- Ikan yang akan dikeringkan, dimasukkan kedalam ruang pengeringan.
- Tekanan dalam ruang pengering kemudian diturunkan dengan pompa hampa kira – kira
menjadi 2mmHg. Penurunan tekanan ini menyebabkan penurunan temperature sehingga ikan
membeku, sebab dengan tekanan tersebut sehu menjadi -100C
- Ikan yang beku mengalami pengeringan karena es di dalam tubuh ikan merubah menjadi uap
air (menyublim) sebagai akibat tekanan yang rendah. Akhirnya ikan akan menjadi lebih ringan
- Uap air yang terjadi masuk kedalam kondensor dan dirubah menjadi es dengan bantuan dari
refrigerator
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air bahan sampai mencapai kadar air
tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan produk akibat aktivitas biologi dan kimia,
sehingga dapat memperlambat kerusakan bahan pangan.
- Pada prinsipnya, pengeringan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi
kandungan air dari bahan.
- Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan perngeringan, seperti luas permukaan ikan,
ukuran ikan, kecepatan arus angin, dan wet bulb depression.
- Teknik pengeringan secara mekanis lebih efektif, efisien, hygiene, dan tidak tergantung
dengan cuaca.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya tugas dasar pengawetan ini dengan materi pengeringan kami
dapat memahami lebih luas tentang jenis- jenis pengeringan secara lebih mendalam, dan kita
juga teliti dan jeli lagi dalam mengerjakan tugas ini,agar hasil yang kita peroleh lebih efektif dan
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik,Sri Mulia 2008. Teknik Pengeringan Bawang Merah Dengan Cara Perlakuan Suhu dan
Tekanan Fakum. Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 2
Handoyo, Ekadewi A; Philip Kristanto; Suryanty Alwi. 2011.Desain dan Pengujian Sistim
Pengering Ikan Bertenaga Surya.Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknologi Industri
Universitas Kristen Petra.
Hasibun Rosdaneli, 2005. Proses Pengeringan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Sumatra Utara
Pinem, 2004. Rancang Bangun Alat Pengeringan Ikan Teri Kapasitas 12kg/jam. Staf Pengajar
Jurusan Teknik Mesin. Politeknik Negeri Malang. Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol.3. No.3. 249-
253
Setyoko Bambang,Senen,Seno Darmanto, 2008. Pengeringan ikan teri dengan system vakum dan
paksa. Edisi XI, No 1 Pebruari 2008.
Suwarnadwipa dan Hendra. 2008. Pengeringan jamur dengan dehumidifier.Jurusan Teknik Mesimn
Uiversitasa Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali.
Tapotubun A.M. dan Fien Soedirjo. 2008. Pengaruh Waktu Pengeringan Terhadap Kwalitas
Dendeng Ikan Rucah Selma Penyimpanan. Seminar Nasional Tahunan V Hasil Penelitian
Perikananan dan Kelautan, 26 Juli 2008.
Zaelanie Kartini,MP,Rahma Nurdiani,SPi MAppSc,Ir.Sridayuti.2004. Diktat Matakuliah Teknologi
Hasil Perikanan I Fakultas Universitas Brawijaya Malang.