Sunteți pe pagina 1din 23

I.

JUDUL
ANALISIS KINERJA ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA
KEGIATAN PENGIRIMAN LPA MINE ROAD TOL DI CV. BATU
PRIMA KENDAL JAWA TENGAH

II. LATAR BELAKANG MASALAH


CV. Batu Prima merupakan salah perusahaan yang bergerak pada
bisnis pertambangan batuan. Pengolahan hasil tambang batuan diproses
langsung oleh CV. Batu Prima. Salah satu pabrik pengolahan batuan yaitu
pabrik Stone Crusher. Tujuan dari proses pengolahan batuan adalah
memperkecil ukuran batuan sesuai kebutuhan yang diinginkan. Salah satu
produk hasil pengolahan batuan berupa LPA (......).
LPA adalah campuran materian split berbagai ukuran dengan
komposisi tertentu yang digunakan dalam proses pengerasan jalan. Pada
pabrik Stone Crusher dapat menghasilkan LPA hingga menjapai 2.000 ton
perhari.
CV. Batu Prima memasarkan produk LPA untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan jalan TOL BSTR II (Batang Semarang T.... R....
II). Dalam mendistribusikan produk LPA diangkut dari pabrik Stone
Crusher menuju Mine road TOL. Peralatan produksi pada pengangkutan
produk LPA digunakan alat muat Excavator dan alat angkut Dump Truck.
Untuk memenuhi target produksi pengangkutan LPA, perlu
dilakukan perhitungan dan analisis terhadap alat muat dan alat angkut.
Selain itu, keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut harus
diperhatikan untuk mengatahui besarnya produksi alat muat dan alat
angkut serta keserasian kerjanya.

1
III. Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan dilakukan dan dianalisis untuk mendapatkan bahan
evaluasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang
digunakan pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan LPA untuk
mencapai target produksi sebasar 2.000 ton per hari di Site Alas Roban
CV. Batu Prima

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu,


sehingga berkurangnya waktu efektif, dan memberikan alternative
penyelesain masalah tersebut.

3. Mengetahui kebutuhan alat muat dan alat angkut sehingga terjadi


keseimbangan diantara keduanya dan target pengiriman terpenuhi.

IV. Batasan Masalah


Penelitian terbatas pada :
1) Penilitian dilakukan di site Alas Roban CV. Batu Prima
2) Perhitungan produksi alat muat dan alat angkut dalam kegiatan
pemuatan dan pengangkutan LPA.
3) Perhitungan angka keserasian kerja (match factor) antara alat muat
dan alat angkut dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan LPA.
4) Alat muat dan alat angkut yang digunakan adalah excavator
Komatsu PC200US dan dump truck Hino FM 260 JD.
5) Analisis berdasarkan pengambilan data dari bulan Mei – Juni 2018

2
V. Tujuan Penelitian
1) Mengkaji produksi aktual alat muat dan alat angkut dalam kegiatan
pemuatan dan pengangkutan LPA.
2) Mengkaji angka keserasian kerja (match factor) aktual antara alat
muat dan alat angkut dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan
LPA.
3) Menganalisis dan meningkatkan produksi alat muat dan alat
angkut, seingga Angka keserasian kerja (match factor) sama
dengan 1 atau mendekati 1.

VI. Metode Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini menggabungkan antara teori dan
kenyataan yang terdapat di lapangan. Dari kedua hal itu maka dapat ditarik
pendekatan terdapat penyelesaian permasalahan yang timbul. Urut-urutan
kegiatan yang akan ditempuh sebagai berikut :
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, antara lain :
a. Perpustakaan
b. Penelitian yang pernah dilakukan oleh perusahaan.
c. Brosur-brosur, buletin,dan informasi-informasi lain.
d. Peta-peta, grafik, serta tabel.
2. Penelitian di Lapangan
a. Observasi dan pengamatan secara langsung dilapangan serta mencari
data-data pendukung.
b. Menentukan titik dan batas lokasi pengamatan agar penelitian tidak
meluas, tidak keluar dari permasalahan yang ada, serta data yang
diambil dapat dimanfaatkan secara efektif.
c. Mencocokan data-data yang telah ada, pengambilan data tambahan.

3
3. Pengambilan Data
Pengambilan data langsung di lapangan dipakai sebagai salah satu bahan
untuk mengetahui permasalahan yang ada sehingga dapat diambil suatu solusi
yang tepat.
4. Pengelompokan dan Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul baik dari studi literatur maupun dari
pengambilan di lapangan dikelompok-kelompokan berdasarkan jenis dan
kegunaannya, sehingga akan terlihat apakah terjadi penyimpangan atau tidak.
Jika terjadi penyimpangan data yang cukup tinggi maka pengambilan data
harus semakin banyak sehingga dapat diambil rata-rata yang mewakili
keadaan.
Data-data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan suatu kesimpulan
pertama/sementara. Kemudian dilakukan pengecekan kembali/diteliti ulang
apakah kesimpulan tersebut cukup baik.
5. Kesimpulan
Dari kesimpulan pertama dan setelah dicek kembali baru
ditarik/didapatkan penyelesain dari permasalahan yang timbul dari penelitian
ini.

VII. Manfaat Penelitian


Berdasarkan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka manfaat penelitian
ini adalah:
1) Memberikan nilai besarnya produksi alat muat dan alat angkut
pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan LPA.
2) Dapat menentukan peningkatan produksi alat muat dan alat angkut
untuk mencapai keserasian kerja (match factor).
3) Mengetahui produktifitas masing-masing alat muat dan alat angkut
untuk mencapai keserasian kerja (match factor).

4
STUDY LITERATUR

METODE PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


1. Cycle time excavator 1. Spesifikasi peralatan
2. Cycle time dump truck mekanis yang digunakan
3. Data hambatan 2. Peta Lokasi Penelitian
4. Jumlah alat muat dan alat 3. Target produksi LPA
angkut

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA
Menentukan jumlah dan jenis alat yang digunakan pada kegiatan
distribusi LPA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

5
VIII. DASAR TEORI

Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan sarana produksi


yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan oleh
manajemen perusahaan. Alat muat dan alat angkut merupakan salah satu faktor
pendukung dari suatu kegiatan penambangan terutama tambang terbuka. Tanpa
adanya kedua alat ini beroperasi maka kegiatan produksi tidak akan berjalan,
karena tidak memungkinkan menggunakan tenaga manusia secara konvensional.
ditinjau dari fungsinya, peralatan produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Alat gali muat adalah alat-alat produksi untuk menggali dan
mengisikan material hasil galiannya ke alat angkut.
Contoh : Backhoe
2. Alat angkut adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material
menuju proses berikutnya.
Contoh : Dump truck
Beberapa factor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat
berat antara lain : jenis material, kapasitas, system penambangan,
medan kerja dan ketersediaan dana.

8.1 Alat Gali Muat


Alat gali muat adalah alat-alat produksi untuk menggali dan mengisikan
material hasil galiannya ke alat angkut.
8.1.1. Backhoe
Backhoe adalah alat untuk menggali permukaan tanah asli, pemotongan
dan perapian tebing dengan alat yang diletakan diatas permukaan tanah asli atau
khususnya untuk pekerjaan penggalian yang letaknya dibawah kedudukan
backhoe itu sendiri. Alat ini dipakai untuk pekerjaan yang memerlukan
pengontrolan secara teliti dan dapat digunakan sebagai alat pemuat untuk dump
truck. Backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik.
karena jangkauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk

6
Penggalian dengan jarak dekat dan memuat hasil galian ke truk. Tipe backhoe
dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan under carriage
nya.
Menurut alat kendali:
1) Dengan kendali kabel (cable controlled).
2) Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
3) Menurut under carriage nya:
4) Roda rantai (crawler mounted).
5) Roda karet (wheel mounted)

Gambar 2. Backhoe

Cara Kerja Backhoe :


Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih
dahulu kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama
mengenai jarak jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian
yang mampu dicapai, karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak
berpengaruh terhadap kemampuan standar alatnya. Untuk mulai menggali dengan
backhoe bucket dijulurkan ke depan ke tempat galian, bila bucket sudah pada
posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah seperti dicangkulkan,

7
kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya seperti
terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari
tempat penggalian dan dilakukan swing, dan pembuangan material hasil galian
dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.

8.2. Alat Angkut


Alat Angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material
menuju proses berikutnya.

8.2.1. Dump truck


Termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara
horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material
lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan
dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang
membantu memuat material ke dalamnya.

Gambar.3.Dump Truck

8
8.3. Elemen-Elemen Produksi
Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan oleh
peralatan mekanis per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka
produksi ada empat parameter yang harus diperrhitungkan, yaitu :(1) kapasitas
alat, (2) tenaga kendaraan atau alat, (3) waktu edar (cycle time) dan (4) efisiensi
kerja. Umumnya perpindahan material dihitung berdasarkan volume (m3 atau
cuyd), sedangkan pada tambang bijih dinyatakan dalam ton. Mengetahui prinsip
elemen-elemen produksi penting artinya karena tidak diinginkan adanya
kesalahan estimasi produksi alat-alat berat.

8.3.1 Kapasitas Alat


Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, digali-muat atau diangkut
oleh suatu alat berat. Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis material yang diisi
atau dimuat, baik berupa tanah maupun batu lepas.

a) Swell Factor (faktor pengembangan)


Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan % swell berdasarkan
densitas (Yanto Indonesianto, 2014. Diktat Kuliah Pemindahan Tanah
Mekanis) :

weigh in bank – loose weigh


% “swell” = X100 % ………………... (1)
Loose weigh

Loose weigh ....................................................................... (2)


SF =
Weigh in bank

Keterangan :
Volume Asli (bank volume)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan
teknologi, butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi

9
dengan baik. satuan volume material dalam keadaan asli disebut Bank
Cubic Meter (BCM).
Volume Terberai (loose volume)
Material yang telah tergali dari tempat aslinya akan mengalami
perubahan volume yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya
penambahan rongga udara diantara butiran-butiran material, dengan
demikian volumenya menjadi lebih besar. Satuan volume material
dalam keadaan terberai disebut loose cubic meter (LCM).

b) Faktor Pengisian (Fill Factor)


Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata alat
dengan kapasitas baku alat yang dinyatakan dalam persen. Semakin besar
faktor pengisian maka semakin besar pula kemampuan nyata dari alat
tersebut (Komatsu Handbook, Edition 23, 2003) :

Vn
FF   100% …………….………….……………(3)
Vt

Keterangan :

FF = Faktor pengisian bucket (%)

Vn = Volume bucket sebenarnya (m3)

Vt = Volume teoritis (m3)

Faktor yang mempengaruhi pengisian suatu alat adalah :


a. Kandungan air.
Makin besar kandungan air dari suatu material, maka faktor pengisian
makin kecil. Sebab dengan adanya air mengakibatkan ruang yang seharusnya
terisi material diisi oleh air.
b. Ukuran material.
Ukuran material yang umumnya lebih besar, menyebabkan banyak
ruangan di dalam bucket yang tidak terisi material, sehingga faktor
pengisiannya menjadi lebih kecil.
c. Kelengketan material.

10
Jika material yang lengket banyak menempel pada bucket baik di sisi
dalam maupun luarnya maka akan mengurangi faktor pengisian alat karena
volumebucket menjadi kecil.

8.3.2 Tenaga kendaraan (alat)


Didalam memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material, bijih,
atau overburden harus dipertimbangkan tenaga kendaraan yang mampu mengatasi
medan kerja. Medan kerja yang dimaksud adalah kondisi jalan; misalnya jalan
kering mulus dan padat, becek dan lembek, lurus, banyak tikungan, mendaki,
menurun, dsb. Yang mempengaruhi laju kendaraan pada saat bermuatan atau
kosong. Adapun prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang
ada diatas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute
dan setelah sampai dihead material ditumpahkan akibat belt berbelik arah. Belt
digerakan oleh drive atau head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum
dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.
8.3.3 Waktu Edar (Cycle Time)
Waktu edar atau cycle time maksudnya adalah waktu yang diperlukan alat
mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling)
untuk truck dan sejenisnya atau swing backhoe dan power shovel, pengosongan
(dumping), kembali kosong, dan mempersiapkan posisi (maneuver) untuk diisi.
Disamping aktifitas-aktifitas tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay) bila
terjadi antrian untuk mengisi atau dimuat.
Waktu edar alat muat dapat dirumuskan sebagai berikut :

CTm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4 ................................... (3.4)

Keterangan :
CTm = Waktu edar alat gali-muat, detik
Tm1 = Waktu menggali material, detik
Tm2 = Waktu putar dengan bucket terisi, detik
Tm3 = Waktu menumpahkan muatan, detik
Tm4 = Waktu putar dengan bucket kosong, detik

11
Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut

CTa = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6 .......................... (4)

Keterangan :
CTa =Waktu edar alat angkut,menit
Ta1 =Waktu mengambil posisi untuk dimuati, menit
Ta2 =Waktu diisi muatan,menit
Ta3 =Waktu mengangkut muatan,menit
Ta4 =Waktu mengambil posisi untuk penumpahan,menit
Ta5 =Waktu pengosongan muatan,menit
Ta6 =Waktu kembali kosong,menit

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu edar alat muat dan


alat angkut adalah :
a) Tempat kerja
Tempat kerja yang sempit akan memperbesar waktu edar alat, karena
ruang gerak yang ada tidak cukup bagi alat untuk dapat melakukan pengaturan
posisi, seperti mengambil posisi untuk siap diisi muatan maupun pada saat
penumpahan muatan, sehingga hal tersebut dapat menurunkan produksi alat.
Demikian sebaliknya tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat
karena untuk pengaturan posisi tidak memerlukan banyak waktu, sehingga
produksi alat meningkat.
b) Kekuatan material
Material yang keras akan lebih sukar untuk dikoyak, digali atau dikupas
oleh alat muat. Hal ini menurunkan produksi alat.
c) Keadaan jalan angkut
Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak
yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama
dalam kegiatan pengangkutan
d) Metode pemuatan

12
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola
pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat. Ada
tiga pola pemuatan yang dapat dilakukan oleh alat gali muat dan alat angkut,
yaitu :
1) Frontal Cut
Yaitu alat muat didepan jenjang dan menggali ke permukaaan kerja
(lurus) lalu ke samping. Pada pola pemuatan ini alat muat melayani lebih
dulu alat angkut sebelah kiri atau kanan tergantung operator. Kemudian
dilanjutkan alat angkut yang lainnya. Swing angle bervariasi antara
10   110 

Gambar 4. Pola Pemuatan Frontal Cut (Tampak Atas)

2) Drive by Cut
Alat muat bergerak memotong dan sejajar muka penggalian. Cara ini lebih
efisien untuk alat muat dan alat angkut. Walaupun swing angle nya lebih
besar dari frontal cut, karena alat angkut berurutan dimuati oleh alat muat
dan tidak memerlukan ruang gerak terlalu besar bagi alat muat.

13
Gambar 5. Pola Pemuatan drive by cut (Tampak Atas)

3) Parallel Cut
Pola pemuatan ini dilakukan dengan posisi alat angkut berada disamping
alat muat. Alat angkut mendekati alat muat dari samping kemudian
mengatur posisi agar dekat dengan alat muat, kemudian baru diberi muatan
setelah disamping alat muat.

Gambar 6. Pola pemuatan parallel cut (Tampak Atas)

Pemuatan yang dilakukan pada PT. Antam Pomalaa saat ini umumnya
menggunakan tipe pemuatan parallel cut dengan single back up, dimana alat
angkut mendekati alat muat dari belakang kemudian berputar ke posisi pemuatan
dengan satu lokasi penempatan dan alat muat berada diatas alat angkut (top soil).

14
Gambar 7. Pola Pemuatan Over burden (Tampak Depan)

8.3.4 Produksi Alat Gali Muat


Terdapat 2 macam perhitungan produksi kemampuan alat yaitu
kemampuan alat secara nyata dan kemampuan alat secara teoritis. Produksi nyata
alat adalah hasil yang dapat dicapai suatu alat dalam realitas kerjanya pada saat
alat itu dioperasikan. Produksi teoritis merupakan hasil terbaik secara perhitungan
yang dapat dicapai alat selama waktu operasi tersedia, dengan memperhitungkan
faktor – faktor koreksi yang ada. Adapun teori yang digunakan pada perhitungan
produksi kemampuan alat secara teoritis adalah :
Berdasarkan Komatsu Handbook, Editon 24, 2003 perhitungan produksi
alat muat adalah :

60
𝑃𝑚 = 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐹𝑓 𝑥 𝑃𝐴 𝑋 𝑈𝐴 ..................................... (6)
𝐶𝑡𝑚
Keterangan :
Pm = Produksi alat muat (LCM /jam)
Ctm = Waktu edar alat muat (menit)
Cb = Kapasitas mangkuk (bucket) alat muat (LCM)
Ff = Faktor pengisian alat muat
PA = Phisycal Availability (%)
UA = Use Of Availability (%)

15
8.3.5 Produksi Alat Angkut
Terdapat 2 macam perhitungan produksi kemampuan alat angkut yaitu
kemampuan alat secara nyata dan kemampuan alat secara teoritis. Produksi nyata
alat adalah hasil yang dapat dicapai suatu alat dalam realitas kerjanya pada saat
alat itu dioperasikan. Produksi teoritis merupakan hasil terbaik secara perhitungan
yang dapat dicapai alat selama waktu operasi tersedia, dengan memperhitungkan
faktor – faktor koreksi yang ada. Adapun teori yang digunakan pada perhitungan
produksi kemampuan alat angkut secara teoritis adalah :
Berdasarkan Komatsu Handbook, Editon 24, 2003 perhitungan produksi alat
angkut adalah :

60
𝑃𝑎 = 𝑥 𝐶𝑣 𝑥 𝐹𝑓 𝑥 𝑃𝐴 𝑋 𝑈𝐴 ................................................ (7)
𝐶𝑡𝑎
Keterangan :
Pa = Produksi alat angkut (LCM /jam)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Cv = Kapasitas vessel alat angkut (LCM)
Ff = Faktor pengisian alat angkut
PA = Phisycal Availability (%)
UA = Use Of Availability (%)

8.4. Effisiensi Kerja


Effisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan
atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
waktu yang tersedia.
Dalam pelaksanaanya agar alat yang digunakan bekerja effisien, alat yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan letak serta kondisi material yang akan
dikerjakan. Dalam kenyataanya, penentuan besarnya effisiensi kerja sulit diukur
tetapi dengan dasar pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati
kenyataan.
Effisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan
dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan waktu yang akurat.
Ada beberapa cara untuk menghitung equipment availability yaitu :

16
a) Mechanical Availability (MA)
Availability Index (mechanical availability) adalah faktor yang
menunjukan kesediaan alat untuk melakukan pekerjaan dengan
memperhitungkan waktu yang hilang karena perbaikan mesin, dan dapat
dirumuskan (Yanto Indonesianto, 2014. Diktat Kuliah Pemindahan
Tanah Mekanis) :
W
MA = x 100% ...................................................(7)
W+R
Keterangan :
MA = Mechanical Availability
W = Working Hours (jam kerja alat)
R = Repair Hours (jam perbaikan)

b) Physical Availability (PA)


Physical Availability (Operational Availability) merupakan catatan
Operational Availability dari alat yang digunakan atau faktor yang
menunjukan kesediaan suatu alat untuk melakukan pekerjaan dengan
menghilangkan waktu yang hilang karena berbagai sebab dan dapat
dirumuskan (Yanto Indonesianto, 2014. Diktat Kuliah Pemindahan Tanah
Mekanis) :
W+S
PA = x 100% ...................................................(3.9)
(W+R+S)
Keterangan :
PA = Physical Availability

W = Working Hours (jam kerja alat)


R = Repair Hours (jam perbaikan)
S = Stand by Hours ( Jam alat tidak dapat digunakan dimana alat tidak
rusak).
Physical Availibility alat mekanis umumnya selalu lebih besar dari MA,
hal ini menunjukkan aalat tersebut baik digunakan dan sesuai dengan
kemampuannya.

17
Baik MA maupun PA, keduanya tidak menunjukkan berapa persen dari
waktu yang sebenarnya alat tersebut betul – betul bekerja atau digunakan.
Harga tersebut dapat ditunjukkan pada faktor :

1) Use Of Availability (UA)


Use of Availability merupakan persentase waktu yang digunakan alat
untuk beroperasi pada saat alat digunakan dapat dilihat pada rumus (Yanto
Indonesianto, 2014. Diktat Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis) :

W
UA = x 100% ...........................................................(8)
(W+ S)
Keterangan :
UA = Use Availability

W = Working Hours (jam kerja alat)


S = Stand by Hours ( Jam alat tidak dapat digunakan dimana alat
tidak rusak)
Dari faktor UA ini dapat diketahui :
a) Apakah suatu pekerjaan berjalan dengan effisien atau tidak (how
effeciently an operation makes use of available equipment).
b) Untuk mengetahui pengelolaan (tool of management) berjalan dengan
baik atau tidak.
2) Effective Utilization (EU)
Effective utilization menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja
yang tersedia dapat dimamfaatkan untuk kerja produktif dan dapat
dijelaskan dengan rumus (Yanto Indonesianto, 2014. Diktat Kuliah
Pemindahan Tanah Mekanis):

W
EU = x 100% ........................................................(9)
(W+R+S)

18
Keterangan :
EU = Effective utilization
W = Working Hours (jam kerja alat)
R = Repair Hours (jam perbaikan)
S = Stand by Hours ( jam alat tidak dapat digunakan dimana alat
tidak rusak)

8.5. Produksi dan Armada Truck


Dump truck yang digunakan untuk operasi penambangan berbeda dengan
truck biasa, baik bentuk, kapasitas maupun tenaganya dan umumnya disebut Off-
Highway Truck. Truck tersebut diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu: (1)
conventional real dump truck, (2) tracktor-trailer, bottom, side, dan rear dump
truck.
Produksi dan armada truck yang diperlukan dipengaruhi banyak factor,
yaitu; rencana penambangan, kondisi jalan,, alat angkuttarget produksi, kinerja
dan waktu edar truck, metoda operasi, keseimbangan truck-loader, dan avaibilitas
serta utilitas truck-loader. Estimasi truck-loader dititik beratkan untuk
mengeliminir waktu tunggu truck maupun alat muatnya.

8.6. Keserasian Alat


Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat muat dan alat
angkut maka produksi alat muat harus sama dengan produksi alat angkut. Faktor
keserasian alat muat dan alat angkut didasarkan hasil produksi masing-masing
alat, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF).

nA  (x.Ctm)
MF  ....................................................................................... (10)
nM  Cta
Keterangan :
MF = Match Factor atau faktor keserasian
nA = Jumlah alat angkut
nM = Jumlah alat muat

19
Cta = Waktu edar alat angkut
Ctm = Waktu edar alat muat
x = Jumlah berapa kali bucket alat muatdapat mengisi bak alat
angkut dalam keadaan penuh.

Bila hasil perhitungan ternyata :


1. MF < 1
Alat muat yang menunggu, lamanya waktu tunggu alat muat (Wtm)
nM  Cta
menunggu yaitu : Wtm   (x.Ctm) ......................................... (11)
nA
2. MF = 1
Alat muat dan alat angkut tidak ada yang menunggu (seimbang/serasi)
3. MF > 1
Alat angkut yang menunggu, lamanya waktu tunggu alat angkut (Wta)
nA  ( x.Ctm)
menunggu yaitu : Wta   Cta .......................................... (12)
nM
Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap faktor
kerja dan faktor produksi. Sehingga target yang telah direncanakan kadang tidak
terpenuhi.

20
IX. RENCANA PENYUSUNAN TUGAS AKHIR
Rencana penyusunan Tugas Akhir sebagai berikut :
Tabel 1. Rencana Penyusunan Tugas Akhir II

WAKTU
BULAN

MEI JUNI JULI AGUSTUS

JENIS KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahapan Persiapan

Kajian Pustaka

Penelitian Tugas Akhir

Pengolahan Data Tugas Akhir II

Konsultasi Draft Tugas Akhir II

Kolokium

Pendadaran

Revisi dan penjilidan

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Yanto. I, 2014, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.

2. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation


Research, 3rd Edition, Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.
3. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3rd Edition,
Macmillan Publishing Co.,Inc.,New York.

4. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation


Research), BPFE, Yogyakarta.

5. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik


Pertambangan, ITB, Bandung.

6. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

22
23

S-ar putea să vă placă și