Sunteți pe pagina 1din 16

JURNAL PENJAMINAN MUTU Volume 4 Nomor 1 Pebruari 2018

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU ISSN : 2407-912X (Cetak)


INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI ISSN : 2548-3110 (Online)
DENPASAR http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/JPM

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DOSEN


MENUJU KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI AGAMA HINDU
DAN SUMBER DAYA MANUSIA HINDU

Oleh
I Ketut Tanu
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
ketuttanu@gmail.com

Diterima 23 Desember 2017, direvisi 20 Januari 2018, diterbitkan 28 Pebruari 2018

Abstract

The study on increasing lecturer competence is interesting in relation to


the dynamics of education and education. Especially in relation to the higher
education of Hinduism is also a thing that is still rare to be observed by
practitioners of Hindu religious education in particular and education globally
in general. With regard to the competence of lecturers in relation to the quality
of Hindu religious education the hope is for the realization of the quality of
Hindu human resources.
An institution of higher education can be said to have quality, depending
on many factors. Many components need to be met in accordance with
applicable criteria and conditions. Lately there is a tendency that learners
have wisely determine which college option is chosen as a place of college.
Physically, that magnificent building can be used as a measure. Then there are
also choosing the completeness of facilities owned by the college. In addition,
it is also seen that the graduates have the best performance in the regional
and national scale. All of that is as the hope and desire of each learner to be
able to follow his studies at such higher education institutions.

Keyword :

I. PENDAHULUAN keterampilan memberikan penguatan, dan


Undang-Undang No. 14 tahun 2005 keterampilan membimbing peserta didik. Tidak
tentang uru dan Dosen nada menegaskan itu saja, masih banyak keterampilan yang lainnya
mengenai kompetensi professional dosen. yang wajib dipahami dan diterapkan dalam
Beberapa keterampilan bagi dosen antara lain pembelajaran dan pengajaran.
: keterampilan administrasi pendidikan, Dengan adanya tenaga dosen yang telah
keterampilan mengunakan media pendidikan, memiliki keterampilan yang memadai,
keterampilan metodik dan didaktik, harapannya adalah agar terwujudnya suatu

32 JURNAL PENJAMINAN MUTU


lembaga pendidikan tinggi agama Hindu yang adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
berkualitas pula. Kualitas lembaga pendidikan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
tinggi agama Hindu setidaknya telah memiliki kehidupan yang memerlukan keahlian,
tenaga pengajar yang kualified,. tenaga kemahiran, atau kecakapan yang memnuhi
administrasi yang cakap dan tangap, fasilitas standar mutu dna norma tertentu serta
gedung yang memadai, fasilitas perpustakaan memerlukan pendidikan profesi (UU Guru dan
yang lengkap, pelayanan akademik dan Dosen, 2005: 3). Dosen adalah pendidikan
kemahasiswaan yang tertib, pelaksanaan tri professional dan ilmuwan dengan tugas utama
dharma perguruan tinggi yang maksimal, dan mentransformasikan, mengembangkan, dan
mutu tamatan yang siap pakai. menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
Selanjutnya bahwa dengan kompetensi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
professional dosen dan adanya kualitas lembaga pengabdian kepada masyarakat (UU Guru dan
pendidikan tinggi agama Hindu tersebut dan Dosen, 2005: 3).
setelah proses pembelajaran dan pengajaran Kata kualitas maksudnya adalah tingkat
terealisasi secara optimal, diharapkan dapat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf
melahirkan tamatan yang berkualitas pula yakni (kepandaian, kecakpaan, dan sebagainya),
terlahirkan sumber daya manusia Hindu yang mutu (Tim Penyusun, 1994: 533). Kemudian
baik (suputra). Sumber daya manusia Hindu dalam UU Sisdiknas 20/2003 pasal 19
yang diharapkan terakhir dari lembaga (Anonim, 2004: 12-13) dijelaskan tentang
pendidikan tinggi agama Hindu, antara lain ; “pendidikan tingi merupakan jenjang
insane sujana yang sraddha dan bhakti pendidikan setelah pendidikan menengah yang
kepada Hyang Widhi, menguasai ilmu mencakup program pendidikan diploma,
pengetahuan dan teknologi, berwawasan maju sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
dan berperilaku luwes, berpengalaman dalam diselenggarakan oleh perguruan tinggi”.
tugasnya, loyalitas tinggi dan berdedikasi, Sedangkan agama Hindu merupakan ajaran
berdisiplin dan bersemangat dalma kerja, dan yang diyakini oleh umat manusia yang bersumber
memiliki SDM yang bertanggung jawab dan pada kitab suci Weda. Selanjutnya maksud
berprestasi. Beberapa tolak ukur dari SDM ‘sumber daya manusia’ adalah potensi manusia
Hindu yang kualified seperti tersebut di atas, yang dapat dikembangkan untuk proses
diharapklan bisa terlahir pada pendidikan tinggi produksi (Tim Penyusun, 1994: 973). Dalam
agama Hindu saat ini dan di masa depan. hal ini adalah kaitannya dengan potensi manusia
Berkenaan dengan judul yang tersebut Hindu yang mampu menjadi pengembang mutu
diatas maka ada baiknya dijelaskan mengani insan-insan atau generasi muda Hindu yang
apa itu peningkatan, kompetensi, professional, handal dan bertanggung jawab melalui jalur
kualitas, pendidikan tinggi, agama Hindu, dan pendidikan agama Hindu. Jadi dapat ditegaskan
sumber daya manusia. Peningkatan adalah bahwa maksud topik ini adalah bagaimana
proses, perbuatan, cara meningkatkan, (usaha, usaha untuk meningkatakn mutu profesi atau
kegiatan, dsb). (Tim Penyusun, 1994: 10610). pekerjaan atau ketermapilan para pendidik
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, pada pendidikan tinggi agama Hindu untuk
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dapat terwujudkan mutu sumber daya manusia
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen Hindu. Berikut ini dapat disajikan paparan hal
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan tersebut secara sistematis dan berdasarkan
(UU Guru dan Dosen, 2005: 4). Profesional sumber-sumber teoretis.

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 33
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
II. PEMBAHASAN Oleh karena administrasi pendidikan
menyangkut tentang pembaharuan pendidikan,
2.1 Kompetensi Profesional Dosen formulasi umum tentang administrasi
Perkembnagan pendidikan di Indonesia pendidikan. Juga tentang tugas kewajiban
sejalan dengan dinamika tuntunan dan administratif yang menyangkut program
kebutuhan masyarakat itu sendiri. Demikian pendidikan, murid atau peserta didik, personil,
pula mengani pelaksanaan pendidikan pada perkantoran atau tata usaha sekolah/kampus,
berbagai jenjang juga mengalami kemajuan yang keuangan atau belanja pendidikan, pelayanan,
searah dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan hubungan masyarakat. Kemudia mengenai
oleh pemerintah. Salah satu kebijakan yang proses administratif yang dimulai dari membuat
paling anyar adalah dengan diundangnya tentang putusan, perencanaan, mengorganisasikan,
undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun mengkomunikasikan, mengkoordinasikan,
2005, seajak tanggal 6 Desember 2005 lalu. mengawasi, menilai atau monitoring dan evaluasi
Itu berarti bahwa kesiapan dan kemampuan (money). Masih terkait dengan administrasi
para tenaga pengajaar (dosen) juga terus bahwa supervise, kepemimpinan, dan
dikembangkan, baik secara kemandirian administrasi sebagai proses sosial pendidikan
maupun secara melembaga. Berkenaan dengan merupakan bagian yang tak bisa diabaikan.
hal itu, salah satunya adalah agar para dosen Sebagai administrator juga dituntut pengajar
memiliki keterampilan yang memadai dalam menjadi professional dalam administrasi, serta
tugasnya. tetap tenaga fungsional yang paham administrasi
Dalam paparan ini akan dijelaskan mengeni dalam era pembaharuan pendidikan.
beberapa kompetensi professional dosen, Sebagai pelaku administrasi
antara lain : pertama, keterampilan administrasi (administrator) maka ada beberapa prinsip
pendidikan, kedua, keterampilan menggunakan dasar yang harus diperhatikan yaitu prinsip
media pendidikan, ketiga, keterampilan efisiensi, pengelolaan, pengutamaan tugas
metodik dan didaktik, keempat, keterampilan pengelolaan, kpeemimpinan yang efektif, dan
mengelola kelas, kelima, keterampilan evaluasi prinsip kerjasama. Selain itu juga berorientasi
pendidikan, keenam, keterampilan memberikan pada prinsip kerjasama. Selain itu juga
penguatan, dan ketujuh, keterampilan berorientasi pada prinsip fleksibelitas, serta
membimbing peserta didik. Ada tujuh prinsip pendidikan seumur hidup. Lingkup
keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang administrasi pendidikan atau sekolah menurut
dosen untuk meningkatkan keprofesionalannya Daryanto (1998: 26-27) meliputi : administrasi
dalam menjalankan tugasnya. Sekilas uraian program pengajaran, administrasi murid atau
tersebut seperti berikut ini. siswa, administrasi kepegawaian, administrasi
keuangan, administrasi perlengkapan, adminis-
a. Keterampilan Administrasi trasi pembinaan kesiswaan, dan administrasi
Pendidikan hubungan sekolah dengan masyarakat. Bila
Pengajar dituntut untuk memahami dan administrasi itu diterapkan di dalam dunia
terampil dalam administrasi pendidikan. pendidikan tinggi tentunya pendapat di atas
Pengajar tidak hanya dituntut terampil dalam dapat dirujuk dengan menyesuaikan pada
mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan, kondisi pelaksanaaan administrasi pendidikan
dan mengajar peserta didik, tetapi juga dapat pada tingkat pendidikan tinggi.
mengaktualisasikan keharmonisan dalam Berbeda dengan pendapat Subroto (1984)
pengelolaan pendidikan melalui penguasaan bahwa komponen administrasi pendidikan
keterampilan di bidang administrasi pendidikan. mencakup administrasi kurikulum, personil,

34 JURNAL PENJAMINAN MUTU


murid, tata usaha, sarana pendidikan, dan Kemudian keterampilan membuat media
hubungan sekolah dengan masyarakat. Ada pendidikan (Oemar Hamalik, 1989: 7)
penekanan bahwa tenaga pengajar juga sebagai syaratnya adalah 1) rasional, sesuai dengan akal
pelaku administrasi pendidikan yang dinamai dan mampu dipikirkan oleh kita, 2) ilmiah,
administrator. Dalam hal ini sebagai sesuai dengan perkembnagan akal dan mampu
administrator yang terampil dan andal. dipikirkan oleh kita, 3) ekonomis, sesuai dengan
Kemudian ada pemimpin (leader) sebagai kemampuan pembiayaan yang ada, dan 4)
pengendali, pengarah, penanggung para pelaku praktis dapat digunakan dalma kondisi praktek
administrasi pendidikan dalam peran sebagai di sekolah dan bersifat sederhana. Jadi dengan
administrasi, sekaligus pemimpin sebagai pendapat di atas bahwa penggunaan, pemilihan
pengawas (supervise). Maka dari itu dalam serta bagaimana membuat media pendidikan
dunia pendidikan tinggi bahwa pengajar itu sudah jelas ketentuannya. Tinggal sekarang
menyarankan dua fungsi professional dalam bagi pengajar (dosen) dapat menyesuasikan
administrasi (koordinator) serta professional dengan kondisi dan situasi pada masing-masing
juga (supervisor). Cepat atau lambat ada tempat pembelajaran dan pengajaran. Apapun
kedua peran itu telah digeluti sebagai tugas kriteria mengenani media itu pada umumnya
dengan professional maka tiba gilirannya selalu ada alasan yakni terbatasnya dana dan
sebagai orang top dalam pengelolaan kurangnya kemampuan pengajar dalam
administrasi pendidikan tinggi yakni sebagai memanfaatkan media yang ada.
pemimpin (leader). Pandangan Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai (2002: 1) bahwa metode mengajar dan
b. Keterampilan Menggunakan Media media pengajaran sebagai alat bantu mengaajr.
Pendidikan Sedangkan penilaian adalah alat untuk
Menurut Oemar Hamalik (1989:5-6) mengukur atau menentukan taraf tercapai
bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang tidaknya tujuan pengajaran. Media pengajaran
media pendidikan serta keterampilan memilih meliputi grafis, gambar fotografi, media
dan menggunakan media pendidikan dinyatakan proyeksi, media audio, media tiga dimenasi
yakni a) media sebagai alat komunikasi guna (sesuai dengan bahan, materi, dan pemanfaatan
lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, media secara variasi lebih dari satu media), dan
b) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan lingkungan sebagai media pengajaran
pendidikan, c) tentang proses-proses belajar, (Menggunakan lingkungan sebagai media
d) hubungan antara metode mengajar dan media murah dan bermanfaat, seperti lapangan,
pendidikan, e) nilai atau manfaat media museum, pura, lingkungan desa, dan
pendidikan dalam pengajaran, f) memilih dan sebagainya). Dinyatakan bahwa media grafis
menggunakan media pendidikan, g) bebagai terdiri atas a) bagan, b) diagram, c) grafik, d)
jenis alat dan teknik media pendidikan, h) media poster, e) kartun, dan f) komik Nana Sudjana
pendidikan dalam setiap mata pelajaran, i) usaha dan Ahmad Rivai (2002: 27). Media proyeksi
inovasi dalam media pendidikan, dan lain-lain. seperti overhead proyektor, slide dan filmstrip.
Dalam pemilihan media pendidikan kriterianya Media audio meliputi media perekaman suara
yakni : a) tujuan mengajar, b) bahan pelajaran, dan sejenis seperti recorder, radio, TV, dan
c) metode mengajar, d) tersedianya alat yang sebagainya.
dibutuhkan, e) jalan pelajaran, f) penilaiaan hasil Menurut Sadiman dkk. (1986: 209-210)
belajar, g) pribadi guru, h) minat dan bahwa peralatan media pendidikan terdiri atas
kemampuan siswa, i) situasi pengajaran yang perlatan proyeksi (optic) sepertioverhead
sedang berlangsung. proyektor (OHP), microform eader,

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 35
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
proyektor film rangkai (film strip projector), pengajar untuk dapat mengenali peserta didik
proyektor film bingkai (slide projector), secara baik dna penuh interaktif.
proyekor film gelang (film loop projector), Berkenaan dengan sikap dan gaya
proyektor film (motion ficture projector), dan pengajar menurut Roestiyah NK (1992: 41-
peralatan elektronik seperti radio perekam 43) antara lain : 1) suasana penggambaran
kaset audio (radio cassette recorder), temperamen, 2) mengadakan kontak dengan
penalaradio (tuner) perekam pita audio (open murid berupa cerita, pertanyaan, diskusi,
reel tape recorder), perekam kaset audio dsbnya, 3) cara menarik perhatian, 4) bersikap
(cassette recorder), amplifier, loudspeaker, antusias terhadap materi pelajaran yang
perekam kaset audio sinkron (cassete diberikan di kelas, 5) mengahargai dirinya, 6)
syncrocorder), perekam pita video (video tape bicaranya jelas, 7) memperhatikan sifat-sifat
recorder), perekam kaset video (video khas peserat didik, 8) berpengetahuan dan
cassette recorder), piringan video (video disk) memberikan perlindungan, 9) menghinddari
sambang video (video catridge), video monito, kekasaran dan suka menghina, 10) kerja sama
dan proyektor video. Jadi media penddikan juga yang baik, 11) saling berkorelasi dengan vak
sangat mennetukan terhadap keberhasilan lain, 12) tidak pilih kasih, dan 13 jauhi
peserta didik dan pengajar dalam proses ketidaktelitian dan kemalasan.
pembelajaran dan pengajaran. Maka dari itu Adapun keterampilan didaktik adalah
bagi pengajar yang baik perlu memiliki dna keterampilan yang terkait dengan sociomtry
memanfaatkan media pendidikan yang murah, yakni bagaimana mengenali peserta didik secara
tepat, dan efektif. mendalam, memperhatikan, melakukan
hubungan atau berteman secara simpati
c. Keterampilan Metodik dan Didaktik terhadap peserta didik. Untuk bisa menganali
Keterampilan metodik dan didaktik bagi karakter peserta didik adalah menjadi
dosen adalah sangat penting, oleh karena kewajiban penting bagi pengajar, tidak saja
keterampilan ini sangat mennetukan menyusun tes yang baik, bergaul secara simpati,
keberhasilannya dalam melaksanakan tugas menerapkan tata tertib atau siasat, tetapi yang
pengajaran atau dalam memberikan kuliah. utama juga adalah usaha-usaha pengajar
Terkait dengan metodik bahwa pengajar harus melakukan keteladanan setiap hari, melakukan
tahu dimana posisinya di kelas, bagaimana sikap hal yang menyenangkan peserta didik, serta
dan gayanya, serta metode apa yang tepat menghindari perilaku yang tidak menyenangkan
digunakan dalam memberikan kuliah. Ada peserta didik. Kapan pantas diberikan ganjaran
beberapa metode mengajar antara lain : metode dan kapan saatnya diberikan hukuman yang
ceramah, jawab, diskusi, pemberian tugas, pantas dengan pertimbangan yang matang tanpa
resitasi (perpaduan metode pembelajaran tugas adanya sikap emosional.
dengan pelaporan hasil tugas), demonstrasi,
eksperimen, asodrama dan bermain peran, d. Keterampilan Mengelola Kelas
bekerja dalam kelompok, metode proyek, Keterampilan mengelola kelas ada
problem solving, karyawisata, film-strips, dan dipaparkan oleh EC Wragg dengan judul
metode manusi sumber atau resource people ‘Pengeleolaan Kelas’, oleh Michael Marland
(Roestiyah, 1986: 67). Metode mengajar mana dengan judul “Seni Mengelola Kelas, Tugas
yang digunakan itu tergantung materi dan dan Penampilan Seorang Pendidik’, serta
ketermapilan dari dosen iu sendiri. Sedangkan oleh Hadari Nawawi berjudul ‘Organisasi
keterampilan didaktik adalah keterampilan Sekolah dan Pengelolaan Kelas’. Pengajar

36 JURNAL PENJAMINAN MUTU


memang dituntut memiliki beragam diketahui hasilnya. Apakah sudah dapat
keterampilan. Tidak saja menguasai ilmu dipahami dan diterapkan atau belum? Dengan
pengetahuan dan teknologi, tetapi juga termasuk pelaksanaan evaluasi pendidikan tersebut,
paham, cermat, arif, serta terampil dalam maka dapat diukur tingkat keberhasilan peserta
mengelola kelas. Ada apa dibalik perlunya didik maupun pengajar selama kurun waktu
pengajar memiliki keterampilan mengelola kelas yang telah ditentukan. Paling tidak ada tes
tersebut. Jawabannya adalah agar tujuan tengah semester (TTS) atau mid test dan ujian
pendidikan tersebut mencapai hasil yang akhir semester (UAS) atau final test.
maksimal yakni terwujud peserta didik yang Mengenai jenis tes dan bentuk tes hasil
cerdas, cekatan, terampil, berwawasan dan belajar menurut Mudjijo (1995: 29-30) yakni
bermoral, bertanggung jawab, serta menjadi 1) tes lisan (oral test), 2) tes tertulis (written
kader bangsa Indonesia yang siap menjadi test) 3) tes tindakan atau perbuatan
penerus genrasi tuanya. (performance test). Dalam tes tertulis dapat
Berkenaan dengan pengelolaan kelas digunakan beberapa bentuk butir soal, yaitu :
bahwa ada dua prinsip yang perlu diperhatikan, 1) tes bentuk uraian (essay test) yang terdiri
yakni : 1) pengelolaan kelas adalah segala atas tes uraian bebas dan terikat 2) tes bentuk
sesuatu yang dilakukan guru agar anak-anak obyektif (obyektif test) yang terdiri atas butir
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar tes benar salah (true false), pilihan berganda
mengajar, bagaimanapun caranya dan (multiple choise), isian (Completion),
bentuknya; 2) dan berbagai cara untuk jawaban singkat (short answer), dan
menciptakan keadaan dimana anak-anak menjodohkan (matching). Penggunaan jeni dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar (EC bentuk tes disesuaikan dengan kawasan
Wragg, 1996: 8). Pendapat dan menggugah (domain) perilaku peserta didik yang hendak
para pengajar atau dosen untuk dapat diukur. Karena yang diukur seperti ranah
membangkitkan aktivitas dan kreativitas peserta kognitif mencakup : pengatahuan, pemahaman,
didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah
Tidak ada alasan bagi pengajar untuk tidak aktif mencakup : penerimaan, partisipasi,
mengaktifkan peserta didiknya pada saat penilaian atau penentuan sikap, organisasi, dan
memberikan kuliah. Atau jangan sampai hanya pembentukan pola hidup. Sedangkan
pengajar yang aktif sendiri, sedang peserta didik terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
tinggal diam dan lain-lain tanpa ada peran kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan
sedikitpun. Jika hal itu terjadi, maka otomatis kreativitas.
suasana kelas menjadi pasif dan dapat Kemudian yang perlu diperhatikan adalah
dikatakan suasananya mati. bagaimana melakukan tes atau evaluasi
pendidikan dengan ciri-ciri suatu tes hasil
e. Keterampilan Evaluasi Pendidikan belajar yang baik. Menurut Gronlund NE dalam
Keterampilan evaluasi pendidikan adalah Mudjijo (1995: 40) bahwa sebuah program
satu keterampilan bagi pengajar atau dosen pengevaluasian harus memiliki beberapa
untuk dapat melakukan tes atau penilaian karakteristik umum tertentu. Karakteristik-
terhadap keberhasilan peserat didik dalam karakteristik yang paling penting dapat
mengikuti perkuliahan selama kurun waktu dikelompokkan di bawah judul validity
selama satu semester atau sesuai jadwal yang (validitas), reability (keterandalan), dan
telah ditentukan. Keterampilan ini merupakan usability (pemakaian).
keahlian prinsip bagi dosen. Oleh karena materi Selanjutnya terkait dengan validitas meliputi
sajian dalam perkuliahan tersebut harus validitas isi (content validity), validitas yang

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 37
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
dihubungkan dengan criteria (criterion related diberikan sering ditunda-tunda, terlalu banyak
validity), seperti teknik korelasi product kesibukan di luar kampus, dan perilaku lainnya
moment, teknik korelasi diagram pencar, dna yang membuat benih-benih lebih banyak
teknik rank difference dari Spearman (Rho), menuju kegagalan yang justru datangnya dari
serta validitas kualitas tes secara psikologis mahasiswa itu sendiri. Lantas siapa yang
(construct validity). Tes yang reliability adalah disalahkan? Disinilah perlu pengertian dan
tes yang mantap atau andal digunakan pada komunikasi dua arah antara pembimbing
waktu, tempat, dan peserta didik yang berbeda, dengan yang dibimbing. Jadi keterampilan
namun hasilnya tetap andal. Keterandalan dapat memberikan bimbingan itu sangat penting agar
diukur dari koefisien stabilitas, persamaan, peserta didik menjadi sukses dalam studinya.
stabilitas dan persamaan, dan konsistensi Perlu diingat bahwa peserta didik perlu taat,
internal. Kemudahan atau keparktisan tes dilihat disiplin, bertanggung jawab, mengikuti aturan
dari segi administrasi atau pelaksanaan tes, administrasi serta aturan lembaga dengan baik,
lamanya waktu tes, pengolahan, penafsiran dan selalu lincah dan adaptif dengan kondisi atau
penggunaan hasil. Pemeriksaan hasil tes, tes lain karakter para pembimbingnya. Jika hal itu
yang pararel atau ekuivalen, dan menyangkut diperhatikan, maka peserta didik yakin menjadi
biaya tes. Kemudain analisis butir soal adalah orang tersukses dan terbaik dalam masa
yang berkenaan dengan kuantitas tes seperti bimbingnya. Demikian juga para pembimbing
tingkat kesukaran butir soalan daya pembeda jangan sampai mengulur-ngulur atau mencari-
butir soal. cari kesalahan para pembimbingnya. Hal itu
tidak diinginkan oleh peserta didik maupun
f. Keterampilan Membimbing Peserta dalam aturan lembaga.
Didik
Membimbing peserta didik merupakan 2.2 Kualitas Pendidikan Tinggi Agama
bagian penting sebab keterampilan bagi Hindu
pengajar. Membimbing peserta didik adalah Demikian juga halnya dalam pendidikan
tugas yang tidak gampang. Sama halnya dengan tinggi agama Hindu, diharapkan pula bisa
mengelola kelas itu perlu seni. Dalam memenuhi harapan masyarakat untuk menjadi
membimbingpun perlu seni. Bila peserta didik perguruan tinggi yang dapat dijadikan favorit
yang dibimbing terlalu banyak, maka dirasakan oleh masyarakat. Bila tidak demikian
ada kesulitan bagi pengajar. Atau sebaliknya keadaannya, maka perguruan tersebut akan
jika yang dibimbing terlalu sedikit, jangan menjadi sepi dan ditinggalkan oleh peminatnya.
menganggap bahwa membimbing itu sebagai Perguruan tinggi agama Hindu diharapkan
tugas yang enteng. Membimbing perlu keuletan, dalam dinamikanya ke depan dapat menjadi
kesinambungan, ketekunan, juga tugas yang tumpuan bagi umat Hindu dalam menimba
tergolong rutin. materi pendidikan agama Hindu. Untuk maksud
Bilamana pembimbing telah melakukan tersebut, terutama dalam memenuhi kuantitas
perannya yakni mengarahkan, menuntun, dan kualitas pendidikan tinggi agama Hindu
memberikan solusi, memberikan contoh yang sudah saatnya sejak dini memperhatikan dan
benar, memberikan teladan, serta hal lainnya meningkatkan kualitasnya, diantaranya:
yang positif bagi bimbingannya, maka hal itu pertama, tenaga pengajar yang kualified, kedua,
memberikan jalan menuju keberhasilan bagi tenaga admnistrasi yang cakap dan tangap,
peserta didik. Tetapi sebaliknya bila yang ketiga, fasilitas gedung yang memadai,
dibimbing sudah di tuntun dengan baik, tetapi keempat, fasilitas perpustakaan yang lengkap,
tidak diindahkan, malah dia malas, tugas yang kelima, pelayanan akademik dan

38 JURNAL PENJAMINAN MUTU


kemahasiswaan yang tertib, keenam, dibenarkan cara kerjanya hanya menunggu
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yang komando dari pihak atasan saja. Petugas
maksimal, dan ketujuh, mutu tamatan yang siap administrasi diperlukan ketekunan dan kreatif
pakai. kerja yang bertanggung jawab. Atau petugas
administrasi mau bekerja hanya menyenangkan
a. Tenaga Administrasi yang cakap dan pihak atasan semata, hla itu kurang ditoleransi.
tanggap Tenaga administrasi harus tau job dan dan uraian
Tenaga kependidikan dalam lembaga tugasnya. Apapun tugas yang wajib dikerjaka
pendidikan agama Hindu, mencakup tenaga maka wajib pula diselesaikan dengan baik.
dosen dan tenaga administrasi. Tenaga dosen Tidak diharapkan bahwa dengan adinistrasi
merupakan tenaga professional yang bertugas mau bekerja jika ada nilai proyekya, jika tidak
untuk mendidik dan mengajar peserta didik bernilai proyek, jobnya dibuat terseok-seok
sesuai dengan keahliannya masing-masing. atau lempar batu sembunyi tangan, alias
Begitu juga tenaga administrasi adalah tenaga meninggalkan tanggung jawab di bidang tugas
yang secara khusus dipersiapkan untuk administrasi. Petugas administrasi wajib
mengerjakan tugas-tugas adminisrasi lembaga memahami tugasnya masing-masing dengan
pendidikan tinggi agama Hindu. baik.
Tenaga administrasi memiliki tugas khusus
untuk menangani administrasi kependidkan, b. Sarana Pendidikan yang memadai
meliputi : administrasi akademik yang mencakup Sarana pendidikan dan pembelajaran
administrasi pendidikan dan pengajaran, snagat menentukan untuk mencapai kesuksesan
penelitian, serta pengabdian kepada tujuan pendidikan. Dalam peraturan
masyarakat; administrasi umum yang mencakup pemerintahan nomor 19 tahun 2005 dalam
administrasi tata usaha perlengkapan, halaman 32 telah diatur mengenai standar
kerumahtanggaan, personalia atau sarana dna prasarana. Terkait dengan sarana
kepegawaian, kesejahteraan, keuangan atau pendidikan dinyatakan “setiap satuan
belanja perguruan, serta pengadaan sarana dan penddikan wajib memiliki sarana yang meliputi
prasarana lembaga pendidikan; administrasi perabot, perlatan pendidikan, media
kemahasiswaan yang mencakup administrasi pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
organisasi kemahasiswaan, administrasi bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
kesejahteraan mahasiswa, administrasi humas diperlukan untuk menunjang proses
dan kerja sama antar lembaga pendidikan tinggi, pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
administrasi persatuan orang tua mahasiswa, Dengan menyimak ketentuan tersebut di
administrasi alumni, administrasi minat, bakat atas, maka dengan jelas dinyatakan bahwa
dan aktivitas mahasiswa, dan sebagainya; serta lembaga pendidikan wajib memiliki sarana
administrasi kerjasama dan hubungan luar utama dalam menunjang keberhasilan
negeri. pendidikan. Tanpa sarana, mustahil dapat
Dalam profesi di bidang administrasi maka mengelola pendidikan secara professional.
dibutuhkan tenaga-tenaga yang siap bekerja Apalagi menginginkan terwujudnya serta
secara ulet, tekun, disiplin, berdedikasi, hadirnya dosen-dosen yang professional. Untuk
terampil, lincah, tanggap, patuh, cakap, hal itu perlu ditunjang dengan sarana pendidikan
berprestasi, serta setia pada tugasnya di bidang yang memadai, jika tidak maka cita-cita sebagai
adminitrasi. Semua kriteria itu sebagai modal dosen yang professional hanyalah wacana saja.
sukses dalam penyelenggaraan pedidikan di Dalam mengelola lembaga pendidikan,
bidang administrasi. Tenaga administrasi tidak maka prasarana gedung adalah sangat prinsip

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 39
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
dan utama dalam persyaratannya. Bagaimana pelayanan paa pembimbing akademik (PA),
bisa menyelenggarakan tanpa adanya gedung pelayanan di tingkat jurusan (ketua dan
yang dijadikan tempat untuk melakukan proses sekretaris program studi), pelayanan di tingakt
pembelajaran dan pengajaran. Maka dari itu jurusan (ketua dan sekretaris jurusan),
syarat prasarana gedung adalah sebagai syarat pelayanan di tingkat fakultas (dengan komando
bagi pengelolaan lembaga pendidikan. dekan, para pembantu dekna, kabag tata usaha,
Dalam peraturan pemerintah no. 19 tahun para kasubag, dan staf pegawai), serta
2005 pada pasal 42 ayat (2) halaman 32 ada pelayanan di tingkat rektorat (dengan komando
ditegaskan tentang standar prasarana rektor, para pembantu rektor, para kepala biro,
pendidikan yakni “setiap satuan pendidikan para kabag, para kasubag, serta para staf
wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, pegawi). Semua perangkat atau personil yang
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, bertugas sesuai dengan jobnya masing-masing
ruang penididk, ruang tata usaha, ruang dituntut melakukan pelayanan akademik yang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang optimal, teratur, tertib, dan disiplin.
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang Adapun cakupan pelayanan akademik
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat yang dimaksudkan adalah registrasi atau seleksi
berolahraga, tempat beribadah, tempat penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan
bermain, tempat rekreasi, dan ruang atau tempat orientasi pengenalan kampus (ospek),
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pelaksanaan upanayana, pelayanan kartu
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. mahasiswa, pelayanan tata tertib mahasiswa,
Jadi prasarana gedung adalah sebagai jadwal perkuliahan sesuai kalender akademik
syarat utama dalam pendidikan. Gedung yang dan panduan studi, pelaksanaan kuliah secara
memadai dalam lembaag pendidikan tempat tertib, pelaksanaan ujian tengah dan akhir
menjamin kelancaran proses dan pengelolaan semester (UTS dan UAS), pelaksanaan kuliah
pendidikan. Tenaga dan gedung menjadi bagian kerja lapangan (KKL), pelaksanaan kuliah
yang saling melengkapi. Bila gedung memadai kerja nyata (KKN), pengajuan judul skripsi dan
maka diimbangi juga tenaga pengelola yang penentuan pembimbing skripsi, pelaksanaan
memadai, sehinggaprasarana gedung bisa bimbingan skripsi sesuai pedoman penulisan
berfunsgi sesuai dengan kebutuhan pendidikan. skripsi, pelaksanaan ujian skripsi, penyelesaian
tugas-tugas akhir lainnya sebagai calon
c. Pelayanan Akademik dan wisudawan, penyelesaian transkripsi nilai, akta,
Kemahasiswaan Yang Tertib dan ijazah, pelaksanaan yudisium dan
Sasaran utama dalam pelayanan adalah samawartana, dan pelaksanaan wisuda atau
peserta didik itu sendiri yakni para mahasiswa penamatan sesuai dengan jenjang di tiap-tiap
dan mahasiswi. Ada dua jenis pelayanan yang fakultas dan pada progam pascasarjana.
utama yakni pelayanan akademik dan Begitu pula menegani pelayanan di bidang
pelayanan kemahasiswaan. Yang dipentingkan kemahasiswaan secara procedural dan
dalam pelayanan ini adalah adanya ketertiban structural tidak jauh berbeda dengan pelayanan
terhadap seluruh mahasiswa atau mahasiswa. di bidang akademik. Pelayanan bidang
Mengapa pelayanan yang tertib dijadikan tolok kemahasiswaan memiliki cakupan berupa :
ukur dalam memberikan pelayanan? Karena hal pelayanan kesejahteraan mahasiswa atau
itu sering diabaikan dan sering terlupakan dalam pelayanan mahasiswa yang berkenaan dengan
prioritas pelayanan. beasiswa (baik dari jenjang starat satu atau S1,
Pelayanan akademik dimulai dari tingkat strata S2, dan strata tiga atau S3, juga mengenai
terdepan, yakni dari pelayanan para dosen, pelayanan tentang organisasi kemahasiswaan

40 JURNAL PENJAMINAN MUTU


(orkemas), seperti : himpunan mahasiswa tugas-tugas pelayanan akademik, umum, dan
program studi (HMPS) untuk tingkat program kemahasiswaan tersebut, rektor dibantu oleh
studi, himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) pembantu rektor I, II, dan III untuk melanjutkan
untuk tingkat jurusan, badan perwakilan policy rektor sampai ke jenjang terdepan serta
mahasiswa (BPM) dan badan eksekutif di bidang administrasi ditangani oleh biro
mahasiswa (BEM) untuk tingkat fakultas, serta akademik (yang menangani administrasi
dewan perwakilan mahasiswa (DPM), akademik dan administrasi kemahasiswaan)
pemerintahan mahasiswa (PM), dan unit serta biro umum (yang menangani administrasi
kegiatan mahasiswa (UKM), pelayanan alumni, umum, perlengkapan atau investaris, keuangan,
dewan penyantun, persatuan orang tua dan kepegawaian.
mahasiswa untuk tingkat rektorat.
Dalam membangkitkan minat dan bakat d. Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
para mahasiswa, maka dilayani dan disalurkan Tinggi yang maksimal
melalui kativitas dan kreativitas setiap Mengenai pelaksanaan tri dharma
mahasiswa melalui unit kegiatan mahasiwa perguruan tinggi adalah program utama bagi
(UKM). Melalui UKM tersebut, para perguruan tinggi agama Hindu. Dalam
mahasiswa menghimpun diri dan membentuk pencapaian agar diupayakan secara maksimal
badan pengurus harian guna memperlancar oleh tri sivitas akademika perguruan tinggi.
kinerja pelayanan antara para mahasiswa Komponentri dharma perguruan tinggi
dengan dosen Pembina UKM serta untuk mencakup : 1) pendidikan dan pengajaran, 2)
kesinambungan aktivitas yang dilakukan penelitian, dan 3) pengabdian kepada
hubungannya dengan lembaga (dalam hal ini masyarakat. Ketiga komponen tri dharma
adlaah pihak rektorat melalui perpanjangan perguruan tinggi tersebut merupakan program
tugas pada pembantu rektor tiga selaku utama para dosen dan para mahasiswa. Ketiga
penanggung jawab dan seterusnya untuk program tersebut sedapat mungkin bisa
sampai pada tugas tunggal policy lembaga yakni diterapkan dan dilaksanakan dalam pengelolaan
rektor sebagai pelindung semua aktivitas perguruan tinggi. Oleh karena ketiga kewajiban
mahasiswa). Jenis UKM yang eksis tersebut bersifat penting sebagai perwujudan
diantaranya : UKM Menwa, PMI, Mapala, kuantitas dan kualitas perguruan tinggi.
Pers, Penalaran, Yoga, Upakara, Basket, Tenis Kewajiban antara pendidikan dan
Meja, Catur, Badminton, Volley Ball, Dharma pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada
Gita, Dharma Wacana, Karate, Pencak Silat, masyarakat adalah program yang dilakukan
Bahasa Inggris, Drama, Tabuh, Tari, Band, dan secara seimbang oleh setiap peserta didik dan
Koperasi Mahasiswa. para dosen. Hal ini wajib dipahami dan
Guna kelancaran pelayanan bidang diterapkan untuk ujuan meningkatkan kuantitas
akademik dan kemahasiswaa, juga diimbangi dan kualitas daripada perguruan tinggi yang
dengan pelayanan bidang sarana, prasarana, bersangkutan. Bagi peserta didik dan dosen
keuangan, kerumahtanggaan, personil, serta tidak hanya diwajibkan untuk melaksanakan
pelayanan umum. Antara pelayanan akademik program pembelajaran dan pengajaran saja,
dna kemahasiswaan tersebut dilengkapi dan tetapi yang lainnya juga dikembangkan yakni
disempurnakan melalui pelayanan fasilitas, melalui kegiatan penelitian, sehingga materi
keuangan, dan kemahasiswaan itu telah tertata pembelajaran dan pengajaran menjadi lebih
rapi, jika pelayanan bidang fasilitas, keuangan, baik. Demikian juga dengan kegiatan
dan umum terabaikan, maka upaya pelayanan pengabdian kepada masyarakat, bahwa hal itu
itu menjadi sia-sia saja. Jadi dalam menjalankan juga untuk menambah wawasan serta

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 41
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
pengalaman langsung dari masyarakat, maka pembelajaran sesuai kurikulum yang inovatif,
kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersedianya tenaga pengajar dan tenaga
menjadi bagian yang sama pentingnya bagi administrasi yang professional dalam
peserta didik dan dosen. bidangnya, tersedianya sarana dan prasarana
Kegiatan pembelajaran dan pengajaran yang memadai sesuai kemajuan iptek, dan
dilakukan di kelas atau di kampus, maka adanya potensi dan instansi yang siap menerima
kegiatan penelitian dapat dilakukan tamatan perguruan tinggi agama Hindu. Bila
diperpustakaan, di lab, di tengah-tengah keempat hal di atas telah solid secara
masyarakat, atau di tempat tertentu sesuai kebersamaan, maka diyakini bahwa perguruan
obyek penelitian. Demikian pula dalam tinggi agama Hindu menjadi gudang pencetak
kaitannya dengan pengabdian kepada tenaga terampil, cetakan, cerdas, dan siap
masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat dipakai serta siap terjun ke tengah-tengah
akademis seperti di sekolah, kampus, atau masyarakat luas tanpa memilih jenis pekerjaan
lembaga pendidikan baik negeri maupun yang akan didapatkannya.
swasta. Selain itu juga dapat dilakukan pada Upaya untuk mewujudkan adanya tamatan
masyarakat public, baik di pedesaan maupun perguruan tinggi agama Hindu yang siap pakai
di perkotaan sesuai jenis program dan jadwal telah dilakukan dengan berbagai strategi dan
yang telah ditentukan. Khusus untuk perguruan jalan, baik menyangkut peningkatan kualitas
tinggi agama Hindu bahwa pengabdian kepada dosen, pegawai dan fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat dapat berupa ngayah, KKN, untuk itu. setidaknya para tamatan perguruan
ataupun kerja sosial ke lokasi di masyarakat tinggi agama Hindu telah dibekali materi teoretis
dalam wujud penanaman pohon penghijauan dan praktis yang nantinya dapat diamalkan di
di sekitar pura, di hutan mangrove, di area tenagh-tengah masyarakat luas, baik di
perbukitan dan sebagainya. Juga bisa berupa lingkungan informal, formal, dna nonformal. Itu
ceramag agama Hindu, dharma tula, pembinaan berarti pihak lembaga telah melakukan
sekaa pesantian, pembinaan sekaa teruna berbagai terobosan agar tamatannya dikatakan
teruni, pelatihan tukang banten dan pinandita, layak atau kualified sebagai tenaga pembina,
pelaksanaan pasraman kilat agama Hindu, tenaga pengajar, tenaga penyuluh, praktisi
ngayah dalam perbaikan tempat suci, serta agama Hindu, dan tenaga yang sejenisnya
aktivitas lainnya yang bermanfaat dan dengan itu yang siap melayani dan mengabdi di
menyentuh kebutuhan masyarakat luas. Jadi tengah-tengah masyarakat Hindu.
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dapat
diupayakan sesuai dengan rencana dan 1) Kualitas Sumber Daya Manusia Hindu
prioritasnya secara maksimal, sehingga Salah satu komponen yang sangat meentukan
perguruan tinggi agama Hindu menjadi sumber terhadap kualitas pendidikan tinggi agama
pengalaman belajar terbaik bagi masyarakat Hindu adalah dimilikinya sumber daya
dalam upaya peningkatan kualitas sraddha dan manusia Hindu yang berkualitas yakni
bhakti umat Hindu. adanya tenaga dosen dengan kompetensi
professional. Sumber daya manusia yang
e. Mutu Tamatan yang siap pakai berkualitas tersebut merupakan tenaga
Dalam hal untuk menciptakan dan handal dan terampil yang mampu
melahirkan tamatan perguruan tinggi agama menggerakkan serta mengelola pendidikan
Hindu yang memiliki mutu yakni tamatan yang tinggi secara dinamis dan stabil. Dalam
siap pakai, maka diperlukan upaya yang tepat pengelolaan pendidikan tinggi diperlukan
dan strategis yaitu penyiapan materi tenaga pengelola yang cekatan, tanggap,

42 JURNAL PENJAMINAN MUTU


cepat dalam bertindak atas dasar Kalinganya, yan ing wengi sang hyang
pemikiran yang strategis dan kritis, terampil candra sira pinaka damar, yan ring
dalam mengelola serta mengendalikan rahina sang hyang rawi pinaka
manajemen pendidikan, memiliki dammar, yang ring tri loka sang hyang
kepedulian yang tinggi terhadap kesulitan dharma pinaka dammar. Kuang yan ing
peserta didik, serta hal lainnya yakni urgen kula, ikang anak suputra dang ning aji.
dalam pengelolaan pendidikan tinggi agama Bulan itu lampu malam. Surya itu lampu
Hindu, yakni dimilikinya fasilitas dunia di siang hari. Dharma itu ialah lampu
pendidikan yang memadai. di ketiga dunia ini. Dan putra yang baik itu
Selain komponen tersebut di atas, maka cahaya keluarga. Waktu malam, bukanlah
ada beberapa faktor penting yang turut sebagai lampunya, di siang hari suryalah,
menentukan keberhasilan dalam di ketiga dunia ini dharmalah sebagai
pengembangan pendidikan tinggi agama lampunya; dan dalam keluarga itu putra
Hindu yakni telah dimilikinya SDM Hindu yang baik itulah cahayanya. Demikian kata
dengan kualifikasi yang memadai, dengan kitab suci (Oka, 1993: 114).
tujuan untuk dapat mencetak kader-kader Jadi putra yang utama (suputra) serta anak
Hindu yang berkualitas pula, antara lain : yang mulai (sujana) adlaah harapan utama
pertama, insane sujana yang sraddha dan dari pengelolaan lembaga pendidikan tinggi
bhakti kepada hyang widhi, kedua, agama Hindu. Oleh karena tamatan yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bermutu akan mampu menjadi penerus
ketiga, berwawasan maju dan berperilaku masa depan bangsa yang lebih baik,
luwes, keempat, berpengalaman dalam dinamis, dan sebagai penerang umat
tugasnya, kelima, loyalitas tingi dan manusia.
berdedikasi, keenam, berdisiplin dna
bersemangat dalam kerja, ketujuh, dan 3) Menguasai Ilmu pengetahuan dan
memiliki SDM yang bertanggung jawab Teknologi
dan berprestasi. Beberapa tolok ukur dari Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
SDM Hindu yang kualified seperti tersebut pasal 3 halaman 76 ditegaskan bahwa
di atas diharapkan bisa terlahir pada pendidikan nasional berfungsi
pendidikan tinggi agama Hindu saat ini dan mengembangkan kemampuan dan
di masa depan. membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka
2) Insan Sujana yang Sraddha dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
Bhakti kepada Hyang Widhi bertujuan untuk berkembnagnya potensi
Bila disimak sloka suci dalam Slokantara peserta didik agar menjadi manusia yang
berikut ini, ada dinyatakan bahwa putra beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
yang baik dan bijak merupakan dambaan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
setiap keluarga. Juga dalam dunia cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
kependidikan bahwa anak yang cerdas dan Negara yang demokratis serta bertanggung
arif, memiliki sraddha dan bhakti jawab.
merupakan cita-cita dari lembaga Dalam tujuan pendidikan nasional tersebut
pendidikan tinggi agama Hindu. telah ditegaskan bahwa peserta didik
caswaridipakecandran prabhate diharapkan agar berilmu, cakap dan lain-
rawidipatikah, Trailokye dipako lainnya dimaksudkan agar setiap tamatan
dharmah suputrah kuladipakah. dari perguruan manapun wajib memenuhi

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 43
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
tujuan tersebut. Penguasaan ilmu anatha, tumulung, kadang kalaran
pengetahuan dan teknologi termasuk juga doning saktinya, danakena donya
seni adalah sebagai target utama bagi antuknya angarjana, panganening
tamatannya Hal ini dipertegas dalam UU dadidra donyan pasuruhan, ikang
Sisdiknas 20/2003 yakni tentang mangkana, yatikanak ngaranya.
perkembangan ilmu pengetahuan, Yang dianggap anak, adalah orang yang
teknologi dan seni. Itu berarti bahwa materi menjadi pelindung orang yang memerlukan
tersebut sebagai tujuan bagi tamatan pada pertolongan serta untuk kaum kerabat yang
lembaga pendidikan di Indonesia. tertimpa kesengsaraan; untuk
disedekahkan tujuannya, akan segala hasil
4) Berpengalaman Dalam Bidangnya usahanya; gunanya ia memasak,
Dalam studi lebih banyak beakit-rakit menyediakan makanan untuk orang-orang
untuk menimba pengalaman belajar dan miskin; orang yang demikian itu putra sejati
prestasi yang terbaik. Apapun disiplin ilmu namanya (Kajeng, dkk, 2000: 115)
yang ditekuni hal itu tidaklah tanpa makna. Dari renungan suci di atas bahwa bagi anak
Banyaklah mencari pengalaman dan yang sejati yang dilakukan adalah hanya
melakoni bidang ilmu yang berguna di masa mengabdi, menolong, dan taat terhadap
depan. Bila hal itu bisa diwujudkna, maka nilai-nilai kemanusiaan. Anak yang
dapat diyakini bahwa orang yang demikian merupakan anak yang telah
berpengalamanlah yang pasti unggul dan memiliki loyalitas kepada sesama manusia.
tampil dalam kemajuan masyarakat di Apa yang dimiliki itu dapat diabdikan
masa depan. Peribahasa menegaskan kepada kepentingan kemanusiaan. Anak
‘pengalaman adalah guru yang terbaik’. yang demikian sebagai cita-cita dalam
Begitu pula jika pengalaman telah ditimba pendidikan tinggi agama Hindu.
sebanyak-banyaknya di masa belajar
sesuai bidang ilmu yang telah ditekuni, suatu 2.3 Berdisiplin dan Bersemangat Dalam
ketika pasti dapat menghasilkan yang Kerja
terbaik pula. Perguruan tinggi agama Hindu Disiplin dalam bertindak, berbicara, dan
memberikan peluang emas bagi generasi mencetuskan ide maupun buah pikiran dalam
muda Hindu untuk bisa belajar agama era serba global dna modern ini merupakan ciri
Hindu guna menambah pengalaman yang utama bagi kader masa depan atau kader
terbaik (pendidikan agama Hindu, hukum harapan suatu lembaga pendidikan. Tidak saja
Hindu, manggala upacara, pemandu itu, bahwa semangat tinggi dalam menciptakan
wisata, serta pendidikan bahasa Bali) guna kerja serta membuka peluang kerja merupakan
bisa diabdikan di tengah-tengah cita-cita bagi tamatan pada suatu pendidikan.
masyarakat pada umumnya di Indonesia. Siapa yang berdisiplin, maka dialah yang
kebagian kesempatan mujur dalam peluang
5) Loyalitas Tingi dan Berdedikasi kerja. Siapapun yang bisa memacu semangat
Dalam sloka 228 dalam Sarasamuscaya kerja secara terarah dan positif, maka dari itu
berikut ini. tamatan perguruan tinggi agama Hindu juga
Durbalartham balam yasy tyagartham dituntut untuk dapat memprioritaskan agenda
ca parigrahah. Pakascaivapaci- kedisiplinan dan semangat dalam menggapai
tarthyam pitarastena putrinah. Nihan pekerjaan yang layak, agar hidup yang
sinanggah anak, ikang sasananing sejahtera bisa terwujud.

44 JURNAL PENJAMINAN MUTU


2.4 Bertanggung Jawab dan Berprestasi pendidikan tinggi agama Hindu negeri ini sebagai
Prinsip profesionalitas dalam profesi guru harapan mulai umat Hindu Indonesia. Selain itu,
dan dosen sesuai pasal 7 ayat 1 sub e dan f diharapkan pula agar adanya kualitas sebagai
dinyatakan “memiliki tanggung jawab atas pengelolanya (baik dosen dan pegawai), yang
pelaksanaan tugas keprofesionalan dan pada akhirnya melahirkan tamatan yang
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai bermutu demi kemajuan pembinaan umat
dengan prestasi kerja” (UU tentang Guru dan Hindu Indonesia ke depan.
Dosen No. 14 tahun 2005, halaman 7). Dari
kutipan itu menyiratkan bahwa profesi guru dan DAFTAR PUSTAKA
dosen dituntut memiliki tanggung jawab dan
prestasi kerja. Begitu juga asuhannya itu sendiri Ali, H. Muhammad, 1983. Guru Dalam
yakni para alumnusnya atau tamatannya juga Proses Belajar Mengajkar. Bandung :
sama harapannya yakni agar mealumnusnya Sinar Baru Algendindo.
atau tamatannya juga sama harapannya yakni Anonim, 2004. Undang-Undang Tentang
agar memiliki tanggung jawab yang baik serta Sisdiknas dan Peraturan
memiliki prestasi kerja yang bermutu. Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta :
Maksudnya bahwa para tamatan pada CV. Tamita Utama.
perguruan tinggi agama Hindu juga mampu
menghasilkan tamatan yang bertanggung jawab Anonim, 2004. Undang-Undang Tentang
serta memiliki prestasi yang andal dalam Sisdiknas dan Peraturan
bidangnya. Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta :
CV. Tamita Utama.
III. SIMPULAN Anonim. 2005. “Undang-Undang Republik
Perkembangan dalam dunia pendidikan, Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
termasuk juga kemajuan ilmu pengetahuan dna Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbara.
teknologi dalam era global menuntut perhatian
Anonim. 2005. “Undang-Undang Republik
pemerintah RI untuk terus berbuat banyak
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
dalam menata dinamika pendidkan tersebut.
Sisdiknas. Bandung : Citra Umbara.
Salah satu produk tentang pendidikan di
Indonesia yang paling anyar adalah dengan Anonim. 2005. “Peraturan Pemerintah Nomor
dikeluarkannya UU tentang Guru dan Dosen 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
No. 14 tahun 2005. Produk hukum tersebut Pendidikan”. Bandung : Citra Umbara.
mengisyaratkan kepada pengelola lembaga Anonim, 2006. Undang-Undang Republik
pendidikan dari tingkat pendidikan dasar Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
sampai pendidikan tinggi, termasuk juga dan Dosen. Bandung : Citra Umbara.
pendidikan tinggi agama Hindu untuk
mempersiapkan tenaga dan sarana prasarana Azizy, A. Qodri A. 2003. Pendidikan (Agama)
pendidikan yang berkualitas. Untuk Membangun Etika Sosial
Mengelola pendidikan tinggi agama Hindu (Mendidik Anak Sukses Masa Depan :
sesuai aturan dari pemerintah terutama Peraturan Pandai dan Bermanfaat). Semarang :
Presiden Nomor 1 tahun 2004, memberikan CV. Aneka Ilmu.
kesempatan emas kepada umat Hindu Dana, I.N.2005. “Kompilasi Dokumen Literer
Indonesia untuk menimba pengetahuan agama 45 Tahun Parisada”. Parisada Hindu
Hindu pada lembaga pendidikan tinggi agama Dharma Indonesia Pusat Jakarta.
Hindu negeri satu-satunya di Bali. Lembaga

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 45
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
Daryanto, 1998. Administrasi Pendidikan. Nawawi, 1995. Organisasi Sekolah dan
Jakarta : Rineka Cipta. Pengelolaan Kelas. Jakarta : PT. Gunung
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Agung.
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Partowisastro, H. dan Hadisuparto, A. 1984.
Jakarta : Rineka Cipta. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan
Effendi, E. Usman dan Juhaya S.Praja. 1984. Belajar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa. Purwanto, M. Ngalim, 1986. Psikologi
Gordon, Thomas, 1986. Guru Yang Efektif Pendidikan. Bandung : CV. Remadja
Cara Untuk Mengatasi Kesulitan Karya.
Dalam Kelas. Jakarta : CV. Radjawali. Rochman, Natawijaya, 1976. Diagnostik
Hariono, 2006. “Memahami Manusia : Aspek Kesulitan Belajar. Jakarta : BP3K.
Jasmani Untuk Rohani”. Artikel dimuat Roestiyah, 1986. Metodik Didaktik. Jakarta :
dalam WHD No. 479, Desember 2006. PT. Bina Aksara.
Idris, Zahara, 1981. Dasar-Dasar Russell, Bertrand, 1993. Pendidikan dan
Kependidikan. Padang : Angkasa Raya. Tatanan Sosial. Jakarta : Yayasan Obor
Kadjeng, I Nyoman, dkk. 1999. Indonesia.
Sarasamuscaya. Surabaya : Paramita. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan
Penegrtian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : CV. Rajawali.
Marland, 1990. Seni Mengelola Kleas, Tugas
dan Penampilan Seorang Pendidik. Subroto, 1984. Dimensi-Dimensi
Semarang : Dahara Prize. Administrasi Pendidikan di Sekolah.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Maswinara, I Wayan. 1997. Bhagawadgita.
Surabaya : Paramita. Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional
Mencapai dan Mempertahankan
Maswinara, I Wayan. 1998. Ilmu Kemerdekaan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pengetahuan dan Spiritual Berdasarkan
Veda. Surabaya : Paramita. Sudiyo, 2003. Arus Perjuangan Pemuda
Dari Masa ke Masa. Jakarta : Rineka
MD Dahlan, S. Hamid Hasan, dan A. Moein Cipta dan Bina Adiaksara.
Moesa, 1989. Model-Model Mengajar.
IKIP Bandung-Pusdiklat Perumtel. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Moelyono. Djokosantoso, 2004. Beyond Algensindo.
Leadership 12 Konsep Kepemimpinan.
Jakarta : Gramedia. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, 2002. Media
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Mudjijo, 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta : Algensindo.
Bumi Aksara.
Suhartin, RI. 1982. Mengatasi Kesulitan-
Mudyahardjo, Redja dan Waini Rasyidin, Kesulitan Belajar Dalam Pendidikan
Dasar-Dasar Kependidikan. Ditjen Anak. Jakarta : BPK Gunung Agung.
Bimas Hindu dan Buddha dan UT 1992.

46 JURNAL PENJAMINAN MUTU


Sukardi, Dewa Ketut dan Desak Made Sumiati. Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 1980.
Panduan Perencanaan Karir. Surabaya Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan.
: Usaha Nasional. Surabaya : Usaha Nasional.
Sumarsono, 1986. Dasar-Dasar Widarma, Gede Kerta. 1996. “Etika Dalam
Kependidikan. Program Studi Bahasa dan Ajaran Hindu”. Artikel dimuat dalam
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan WHD No. 356, November 1996.
Ilmu Pendidikan Unud Singaraja. Winarno Surachmad & Anwar Syah, 1979.
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2002. Psikologi Perkembangan. Depdikbud
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Jakarta.
Rineka Cipta. Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran.
Suryabrata, Sumadi, 1982. Perkembangan Jjakarta : Gramedia.
Individu. CV. Rajawali. Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017).
Surya M. & Amin, M. 1981. Pengajaran Praksis Pendidikan Menurut Habermas
Remidial. Jakarta : Depdikbud. (Rekonstruksi Teori Evolusi Sosial Melalui
Suryosubroto, Drs. B., 1983. Beberapa Aspek Proses Belajar Masyarakat). Indonesian
Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Journal of Educational Research, 2(1),
Rineka Cipta. 18-26.

Sutisna, 1987. Administrasi Pendidikan Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017).


Dasar Teoritis Untuk Praktek REFLEKSI KRITIS IDEOLOGI
Profesional. Bandung : Angkasa. PENDIDIKAN KONSERVATISME
DAN LIBRALISME MENUJU
Tanu, I. K. (2016). PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU PENDIDIKAN.
BERBASIS BUDAYA DALAM Journal of Education Research and
MENINGKATKAN MUTU Evaluation, 1(4), 283-291.
PENDIDIKAN DI SEKOLAH. Jurnal
Penjaminan Mutu, 2(1), 34-43. Wragg, EC. 1996. Pengelolaan Kelas.
Jakarta : PT. Gramedia.
Thera, Ven Narada Maha, 1980. Orang Tua
dan Anak. Jakarta : Aksara Buddhis
Mandiri.

Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 47
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu

S-ar putea să vă placă și