Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh
I Ketut Tanu
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
ketuttanu@gmail.com
Abstract
Keyword :
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 33
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
II. PEMBAHASAN Oleh karena administrasi pendidikan
menyangkut tentang pembaharuan pendidikan,
2.1 Kompetensi Profesional Dosen formulasi umum tentang administrasi
Perkembnagan pendidikan di Indonesia pendidikan. Juga tentang tugas kewajiban
sejalan dengan dinamika tuntunan dan administratif yang menyangkut program
kebutuhan masyarakat itu sendiri. Demikian pendidikan, murid atau peserta didik, personil,
pula mengani pelaksanaan pendidikan pada perkantoran atau tata usaha sekolah/kampus,
berbagai jenjang juga mengalami kemajuan yang keuangan atau belanja pendidikan, pelayanan,
searah dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan hubungan masyarakat. Kemudia mengenai
oleh pemerintah. Salah satu kebijakan yang proses administratif yang dimulai dari membuat
paling anyar adalah dengan diundangnya tentang putusan, perencanaan, mengorganisasikan,
undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun mengkomunikasikan, mengkoordinasikan,
2005, seajak tanggal 6 Desember 2005 lalu. mengawasi, menilai atau monitoring dan evaluasi
Itu berarti bahwa kesiapan dan kemampuan (money). Masih terkait dengan administrasi
para tenaga pengajaar (dosen) juga terus bahwa supervise, kepemimpinan, dan
dikembangkan, baik secara kemandirian administrasi sebagai proses sosial pendidikan
maupun secara melembaga. Berkenaan dengan merupakan bagian yang tak bisa diabaikan.
hal itu, salah satunya adalah agar para dosen Sebagai administrator juga dituntut pengajar
memiliki keterampilan yang memadai dalam menjadi professional dalam administrasi, serta
tugasnya. tetap tenaga fungsional yang paham administrasi
Dalam paparan ini akan dijelaskan mengeni dalam era pembaharuan pendidikan.
beberapa kompetensi professional dosen, Sebagai pelaku administrasi
antara lain : pertama, keterampilan administrasi (administrator) maka ada beberapa prinsip
pendidikan, kedua, keterampilan menggunakan dasar yang harus diperhatikan yaitu prinsip
media pendidikan, ketiga, keterampilan efisiensi, pengelolaan, pengutamaan tugas
metodik dan didaktik, keempat, keterampilan pengelolaan, kpeemimpinan yang efektif, dan
mengelola kelas, kelima, keterampilan evaluasi prinsip kerjasama. Selain itu juga berorientasi
pendidikan, keenam, keterampilan memberikan pada prinsip kerjasama. Selain itu juga
penguatan, dan ketujuh, keterampilan berorientasi pada prinsip fleksibelitas, serta
membimbing peserta didik. Ada tujuh prinsip pendidikan seumur hidup. Lingkup
keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang administrasi pendidikan atau sekolah menurut
dosen untuk meningkatkan keprofesionalannya Daryanto (1998: 26-27) meliputi : administrasi
dalam menjalankan tugasnya. Sekilas uraian program pengajaran, administrasi murid atau
tersebut seperti berikut ini. siswa, administrasi kepegawaian, administrasi
keuangan, administrasi perlengkapan, adminis-
a. Keterampilan Administrasi trasi pembinaan kesiswaan, dan administrasi
Pendidikan hubungan sekolah dengan masyarakat. Bila
Pengajar dituntut untuk memahami dan administrasi itu diterapkan di dalam dunia
terampil dalam administrasi pendidikan. pendidikan tinggi tentunya pendapat di atas
Pengajar tidak hanya dituntut terampil dalam dapat dirujuk dengan menyesuaikan pada
mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan, kondisi pelaksanaaan administrasi pendidikan
dan mengajar peserta didik, tetapi juga dapat pada tingkat pendidikan tinggi.
mengaktualisasikan keharmonisan dalam Berbeda dengan pendapat Subroto (1984)
pengelolaan pendidikan melalui penguasaan bahwa komponen administrasi pendidikan
keterampilan di bidang administrasi pendidikan. mencakup administrasi kurikulum, personil,
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 35
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
proyektor film rangkai (film strip projector), pengajar untuk dapat mengenali peserta didik
proyektor film bingkai (slide projector), secara baik dna penuh interaktif.
proyekor film gelang (film loop projector), Berkenaan dengan sikap dan gaya
proyektor film (motion ficture projector), dan pengajar menurut Roestiyah NK (1992: 41-
peralatan elektronik seperti radio perekam 43) antara lain : 1) suasana penggambaran
kaset audio (radio cassette recorder), temperamen, 2) mengadakan kontak dengan
penalaradio (tuner) perekam pita audio (open murid berupa cerita, pertanyaan, diskusi,
reel tape recorder), perekam kaset audio dsbnya, 3) cara menarik perhatian, 4) bersikap
(cassette recorder), amplifier, loudspeaker, antusias terhadap materi pelajaran yang
perekam kaset audio sinkron (cassete diberikan di kelas, 5) mengahargai dirinya, 6)
syncrocorder), perekam pita video (video tape bicaranya jelas, 7) memperhatikan sifat-sifat
recorder), perekam kaset video (video khas peserat didik, 8) berpengetahuan dan
cassette recorder), piringan video (video disk) memberikan perlindungan, 9) menghinddari
sambang video (video catridge), video monito, kekasaran dan suka menghina, 10) kerja sama
dan proyektor video. Jadi media penddikan juga yang baik, 11) saling berkorelasi dengan vak
sangat mennetukan terhadap keberhasilan lain, 12) tidak pilih kasih, dan 13 jauhi
peserta didik dan pengajar dalam proses ketidaktelitian dan kemalasan.
pembelajaran dan pengajaran. Maka dari itu Adapun keterampilan didaktik adalah
bagi pengajar yang baik perlu memiliki dna keterampilan yang terkait dengan sociomtry
memanfaatkan media pendidikan yang murah, yakni bagaimana mengenali peserta didik secara
tepat, dan efektif. mendalam, memperhatikan, melakukan
hubungan atau berteman secara simpati
c. Keterampilan Metodik dan Didaktik terhadap peserta didik. Untuk bisa menganali
Keterampilan metodik dan didaktik bagi karakter peserta didik adalah menjadi
dosen adalah sangat penting, oleh karena kewajiban penting bagi pengajar, tidak saja
keterampilan ini sangat mennetukan menyusun tes yang baik, bergaul secara simpati,
keberhasilannya dalam melaksanakan tugas menerapkan tata tertib atau siasat, tetapi yang
pengajaran atau dalam memberikan kuliah. utama juga adalah usaha-usaha pengajar
Terkait dengan metodik bahwa pengajar harus melakukan keteladanan setiap hari, melakukan
tahu dimana posisinya di kelas, bagaimana sikap hal yang menyenangkan peserta didik, serta
dan gayanya, serta metode apa yang tepat menghindari perilaku yang tidak menyenangkan
digunakan dalam memberikan kuliah. Ada peserta didik. Kapan pantas diberikan ganjaran
beberapa metode mengajar antara lain : metode dan kapan saatnya diberikan hukuman yang
ceramah, jawab, diskusi, pemberian tugas, pantas dengan pertimbangan yang matang tanpa
resitasi (perpaduan metode pembelajaran tugas adanya sikap emosional.
dengan pelaporan hasil tugas), demonstrasi,
eksperimen, asodrama dan bermain peran, d. Keterampilan Mengelola Kelas
bekerja dalam kelompok, metode proyek, Keterampilan mengelola kelas ada
problem solving, karyawisata, film-strips, dan dipaparkan oleh EC Wragg dengan judul
metode manusi sumber atau resource people ‘Pengeleolaan Kelas’, oleh Michael Marland
(Roestiyah, 1986: 67). Metode mengajar mana dengan judul “Seni Mengelola Kelas, Tugas
yang digunakan itu tergantung materi dan dan Penampilan Seorang Pendidik’, serta
ketermapilan dari dosen iu sendiri. Sedangkan oleh Hadari Nawawi berjudul ‘Organisasi
keterampilan didaktik adalah keterampilan Sekolah dan Pengelolaan Kelas’. Pengajar
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 37
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
dihubungkan dengan criteria (criterion related diberikan sering ditunda-tunda, terlalu banyak
validity), seperti teknik korelasi product kesibukan di luar kampus, dan perilaku lainnya
moment, teknik korelasi diagram pencar, dna yang membuat benih-benih lebih banyak
teknik rank difference dari Spearman (Rho), menuju kegagalan yang justru datangnya dari
serta validitas kualitas tes secara psikologis mahasiswa itu sendiri. Lantas siapa yang
(construct validity). Tes yang reliability adalah disalahkan? Disinilah perlu pengertian dan
tes yang mantap atau andal digunakan pada komunikasi dua arah antara pembimbing
waktu, tempat, dan peserta didik yang berbeda, dengan yang dibimbing. Jadi keterampilan
namun hasilnya tetap andal. Keterandalan dapat memberikan bimbingan itu sangat penting agar
diukur dari koefisien stabilitas, persamaan, peserta didik menjadi sukses dalam studinya.
stabilitas dan persamaan, dan konsistensi Perlu diingat bahwa peserta didik perlu taat,
internal. Kemudahan atau keparktisan tes dilihat disiplin, bertanggung jawab, mengikuti aturan
dari segi administrasi atau pelaksanaan tes, administrasi serta aturan lembaga dengan baik,
lamanya waktu tes, pengolahan, penafsiran dan selalu lincah dan adaptif dengan kondisi atau
penggunaan hasil. Pemeriksaan hasil tes, tes lain karakter para pembimbingnya. Jika hal itu
yang pararel atau ekuivalen, dan menyangkut diperhatikan, maka peserta didik yakin menjadi
biaya tes. Kemudain analisis butir soal adalah orang tersukses dan terbaik dalam masa
yang berkenaan dengan kuantitas tes seperti bimbingnya. Demikian juga para pembimbing
tingkat kesukaran butir soalan daya pembeda jangan sampai mengulur-ngulur atau mencari-
butir soal. cari kesalahan para pembimbingnya. Hal itu
tidak diinginkan oleh peserta didik maupun
f. Keterampilan Membimbing Peserta dalam aturan lembaga.
Didik
Membimbing peserta didik merupakan 2.2 Kualitas Pendidikan Tinggi Agama
bagian penting sebab keterampilan bagi Hindu
pengajar. Membimbing peserta didik adalah Demikian juga halnya dalam pendidikan
tugas yang tidak gampang. Sama halnya dengan tinggi agama Hindu, diharapkan pula bisa
mengelola kelas itu perlu seni. Dalam memenuhi harapan masyarakat untuk menjadi
membimbingpun perlu seni. Bila peserta didik perguruan tinggi yang dapat dijadikan favorit
yang dibimbing terlalu banyak, maka dirasakan oleh masyarakat. Bila tidak demikian
ada kesulitan bagi pengajar. Atau sebaliknya keadaannya, maka perguruan tersebut akan
jika yang dibimbing terlalu sedikit, jangan menjadi sepi dan ditinggalkan oleh peminatnya.
menganggap bahwa membimbing itu sebagai Perguruan tinggi agama Hindu diharapkan
tugas yang enteng. Membimbing perlu keuletan, dalam dinamikanya ke depan dapat menjadi
kesinambungan, ketekunan, juga tugas yang tumpuan bagi umat Hindu dalam menimba
tergolong rutin. materi pendidikan agama Hindu. Untuk maksud
Bilamana pembimbing telah melakukan tersebut, terutama dalam memenuhi kuantitas
perannya yakni mengarahkan, menuntun, dan kualitas pendidikan tinggi agama Hindu
memberikan solusi, memberikan contoh yang sudah saatnya sejak dini memperhatikan dan
benar, memberikan teladan, serta hal lainnya meningkatkan kualitasnya, diantaranya:
yang positif bagi bimbingannya, maka hal itu pertama, tenaga pengajar yang kualified, kedua,
memberikan jalan menuju keberhasilan bagi tenaga admnistrasi yang cakap dan tangap,
peserta didik. Tetapi sebaliknya bila yang ketiga, fasilitas gedung yang memadai,
dibimbing sudah di tuntun dengan baik, tetapi keempat, fasilitas perpustakaan yang lengkap,
tidak diindahkan, malah dia malas, tugas yang kelima, pelayanan akademik dan
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 39
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
dan utama dalam persyaratannya. Bagaimana pelayanan paa pembimbing akademik (PA),
bisa menyelenggarakan tanpa adanya gedung pelayanan di tingkat jurusan (ketua dan
yang dijadikan tempat untuk melakukan proses sekretaris program studi), pelayanan di tingakt
pembelajaran dan pengajaran. Maka dari itu jurusan (ketua dan sekretaris jurusan),
syarat prasarana gedung adalah sebagai syarat pelayanan di tingkat fakultas (dengan komando
bagi pengelolaan lembaga pendidikan. dekan, para pembantu dekna, kabag tata usaha,
Dalam peraturan pemerintah no. 19 tahun para kasubag, dan staf pegawai), serta
2005 pada pasal 42 ayat (2) halaman 32 ada pelayanan di tingkat rektorat (dengan komando
ditegaskan tentang standar prasarana rektor, para pembantu rektor, para kepala biro,
pendidikan yakni “setiap satuan pendidikan para kabag, para kasubag, serta para staf
wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, pegawi). Semua perangkat atau personil yang
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, bertugas sesuai dengan jobnya masing-masing
ruang penididk, ruang tata usaha, ruang dituntut melakukan pelayanan akademik yang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang optimal, teratur, tertib, dan disiplin.
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang Adapun cakupan pelayanan akademik
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat yang dimaksudkan adalah registrasi atau seleksi
berolahraga, tempat beribadah, tempat penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan
bermain, tempat rekreasi, dan ruang atau tempat orientasi pengenalan kampus (ospek),
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pelaksanaan upanayana, pelayanan kartu
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. mahasiswa, pelayanan tata tertib mahasiswa,
Jadi prasarana gedung adalah sebagai jadwal perkuliahan sesuai kalender akademik
syarat utama dalam pendidikan. Gedung yang dan panduan studi, pelaksanaan kuliah secara
memadai dalam lembaag pendidikan tempat tertib, pelaksanaan ujian tengah dan akhir
menjamin kelancaran proses dan pengelolaan semester (UTS dan UAS), pelaksanaan kuliah
pendidikan. Tenaga dan gedung menjadi bagian kerja lapangan (KKL), pelaksanaan kuliah
yang saling melengkapi. Bila gedung memadai kerja nyata (KKN), pengajuan judul skripsi dan
maka diimbangi juga tenaga pengelola yang penentuan pembimbing skripsi, pelaksanaan
memadai, sehinggaprasarana gedung bisa bimbingan skripsi sesuai pedoman penulisan
berfunsgi sesuai dengan kebutuhan pendidikan. skripsi, pelaksanaan ujian skripsi, penyelesaian
tugas-tugas akhir lainnya sebagai calon
c. Pelayanan Akademik dan wisudawan, penyelesaian transkripsi nilai, akta,
Kemahasiswaan Yang Tertib dan ijazah, pelaksanaan yudisium dan
Sasaran utama dalam pelayanan adalah samawartana, dan pelaksanaan wisuda atau
peserta didik itu sendiri yakni para mahasiswa penamatan sesuai dengan jenjang di tiap-tiap
dan mahasiswi. Ada dua jenis pelayanan yang fakultas dan pada progam pascasarjana.
utama yakni pelayanan akademik dan Begitu pula menegani pelayanan di bidang
pelayanan kemahasiswaan. Yang dipentingkan kemahasiswaan secara procedural dan
dalam pelayanan ini adalah adanya ketertiban structural tidak jauh berbeda dengan pelayanan
terhadap seluruh mahasiswa atau mahasiswa. di bidang akademik. Pelayanan bidang
Mengapa pelayanan yang tertib dijadikan tolok kemahasiswaan memiliki cakupan berupa :
ukur dalam memberikan pelayanan? Karena hal pelayanan kesejahteraan mahasiswa atau
itu sering diabaikan dan sering terlupakan dalam pelayanan mahasiswa yang berkenaan dengan
prioritas pelayanan. beasiswa (baik dari jenjang starat satu atau S1,
Pelayanan akademik dimulai dari tingkat strata S2, dan strata tiga atau S3, juga mengenai
terdepan, yakni dari pelayanan para dosen, pelayanan tentang organisasi kemahasiswaan
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 41
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
pengalaman langsung dari masyarakat, maka pembelajaran sesuai kurikulum yang inovatif,
kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersedianya tenaga pengajar dan tenaga
menjadi bagian yang sama pentingnya bagi administrasi yang professional dalam
peserta didik dan dosen. bidangnya, tersedianya sarana dan prasarana
Kegiatan pembelajaran dan pengajaran yang memadai sesuai kemajuan iptek, dan
dilakukan di kelas atau di kampus, maka adanya potensi dan instansi yang siap menerima
kegiatan penelitian dapat dilakukan tamatan perguruan tinggi agama Hindu. Bila
diperpustakaan, di lab, di tengah-tengah keempat hal di atas telah solid secara
masyarakat, atau di tempat tertentu sesuai kebersamaan, maka diyakini bahwa perguruan
obyek penelitian. Demikian pula dalam tinggi agama Hindu menjadi gudang pencetak
kaitannya dengan pengabdian kepada tenaga terampil, cetakan, cerdas, dan siap
masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat dipakai serta siap terjun ke tengah-tengah
akademis seperti di sekolah, kampus, atau masyarakat luas tanpa memilih jenis pekerjaan
lembaga pendidikan baik negeri maupun yang akan didapatkannya.
swasta. Selain itu juga dapat dilakukan pada Upaya untuk mewujudkan adanya tamatan
masyarakat public, baik di pedesaan maupun perguruan tinggi agama Hindu yang siap pakai
di perkotaan sesuai jenis program dan jadwal telah dilakukan dengan berbagai strategi dan
yang telah ditentukan. Khusus untuk perguruan jalan, baik menyangkut peningkatan kualitas
tinggi agama Hindu bahwa pengabdian kepada dosen, pegawai dan fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat dapat berupa ngayah, KKN, untuk itu. setidaknya para tamatan perguruan
ataupun kerja sosial ke lokasi di masyarakat tinggi agama Hindu telah dibekali materi teoretis
dalam wujud penanaman pohon penghijauan dan praktis yang nantinya dapat diamalkan di
di sekitar pura, di hutan mangrove, di area tenagh-tengah masyarakat luas, baik di
perbukitan dan sebagainya. Juga bisa berupa lingkungan informal, formal, dna nonformal. Itu
ceramag agama Hindu, dharma tula, pembinaan berarti pihak lembaga telah melakukan
sekaa pesantian, pembinaan sekaa teruna berbagai terobosan agar tamatannya dikatakan
teruni, pelatihan tukang banten dan pinandita, layak atau kualified sebagai tenaga pembina,
pelaksanaan pasraman kilat agama Hindu, tenaga pengajar, tenaga penyuluh, praktisi
ngayah dalam perbaikan tempat suci, serta agama Hindu, dan tenaga yang sejenisnya
aktivitas lainnya yang bermanfaat dan dengan itu yang siap melayani dan mengabdi di
menyentuh kebutuhan masyarakat luas. Jadi tengah-tengah masyarakat Hindu.
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dapat
diupayakan sesuai dengan rencana dan 1) Kualitas Sumber Daya Manusia Hindu
prioritasnya secara maksimal, sehingga Salah satu komponen yang sangat meentukan
perguruan tinggi agama Hindu menjadi sumber terhadap kualitas pendidikan tinggi agama
pengalaman belajar terbaik bagi masyarakat Hindu adalah dimilikinya sumber daya
dalam upaya peningkatan kualitas sraddha dan manusia Hindu yang berkualitas yakni
bhakti umat Hindu. adanya tenaga dosen dengan kompetensi
professional. Sumber daya manusia yang
e. Mutu Tamatan yang siap pakai berkualitas tersebut merupakan tenaga
Dalam hal untuk menciptakan dan handal dan terampil yang mampu
melahirkan tamatan perguruan tinggi agama menggerakkan serta mengelola pendidikan
Hindu yang memiliki mutu yakni tamatan yang tinggi secara dinamis dan stabil. Dalam
siap pakai, maka diperlukan upaya yang tepat pengelolaan pendidikan tinggi diperlukan
dan strategis yaitu penyiapan materi tenaga pengelola yang cekatan, tanggap,
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 43
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
tujuan tersebut. Penguasaan ilmu anatha, tumulung, kadang kalaran
pengetahuan dan teknologi termasuk juga doning saktinya, danakena donya
seni adalah sebagai target utama bagi antuknya angarjana, panganening
tamatannya Hal ini dipertegas dalam UU dadidra donyan pasuruhan, ikang
Sisdiknas 20/2003 yakni tentang mangkana, yatikanak ngaranya.
perkembangan ilmu pengetahuan, Yang dianggap anak, adalah orang yang
teknologi dan seni. Itu berarti bahwa materi menjadi pelindung orang yang memerlukan
tersebut sebagai tujuan bagi tamatan pada pertolongan serta untuk kaum kerabat yang
lembaga pendidikan di Indonesia. tertimpa kesengsaraan; untuk
disedekahkan tujuannya, akan segala hasil
4) Berpengalaman Dalam Bidangnya usahanya; gunanya ia memasak,
Dalam studi lebih banyak beakit-rakit menyediakan makanan untuk orang-orang
untuk menimba pengalaman belajar dan miskin; orang yang demikian itu putra sejati
prestasi yang terbaik. Apapun disiplin ilmu namanya (Kajeng, dkk, 2000: 115)
yang ditekuni hal itu tidaklah tanpa makna. Dari renungan suci di atas bahwa bagi anak
Banyaklah mencari pengalaman dan yang sejati yang dilakukan adalah hanya
melakoni bidang ilmu yang berguna di masa mengabdi, menolong, dan taat terhadap
depan. Bila hal itu bisa diwujudkna, maka nilai-nilai kemanusiaan. Anak yang
dapat diyakini bahwa orang yang demikian merupakan anak yang telah
berpengalamanlah yang pasti unggul dan memiliki loyalitas kepada sesama manusia.
tampil dalam kemajuan masyarakat di Apa yang dimiliki itu dapat diabdikan
masa depan. Peribahasa menegaskan kepada kepentingan kemanusiaan. Anak
‘pengalaman adalah guru yang terbaik’. yang demikian sebagai cita-cita dalam
Begitu pula jika pengalaman telah ditimba pendidikan tinggi agama Hindu.
sebanyak-banyaknya di masa belajar
sesuai bidang ilmu yang telah ditekuni, suatu 2.3 Berdisiplin dan Bersemangat Dalam
ketika pasti dapat menghasilkan yang Kerja
terbaik pula. Perguruan tinggi agama Hindu Disiplin dalam bertindak, berbicara, dan
memberikan peluang emas bagi generasi mencetuskan ide maupun buah pikiran dalam
muda Hindu untuk bisa belajar agama era serba global dna modern ini merupakan ciri
Hindu guna menambah pengalaman yang utama bagi kader masa depan atau kader
terbaik (pendidikan agama Hindu, hukum harapan suatu lembaga pendidikan. Tidak saja
Hindu, manggala upacara, pemandu itu, bahwa semangat tinggi dalam menciptakan
wisata, serta pendidikan bahasa Bali) guna kerja serta membuka peluang kerja merupakan
bisa diabdikan di tengah-tengah cita-cita bagi tamatan pada suatu pendidikan.
masyarakat pada umumnya di Indonesia. Siapa yang berdisiplin, maka dialah yang
kebagian kesempatan mujur dalam peluang
5) Loyalitas Tingi dan Berdedikasi kerja. Siapapun yang bisa memacu semangat
Dalam sloka 228 dalam Sarasamuscaya kerja secara terarah dan positif, maka dari itu
berikut ini. tamatan perguruan tinggi agama Hindu juga
Durbalartham balam yasy tyagartham dituntut untuk dapat memprioritaskan agenda
ca parigrahah. Pakascaivapaci- kedisiplinan dan semangat dalam menggapai
tarthyam pitarastena putrinah. Nihan pekerjaan yang layak, agar hidup yang
sinanggah anak, ikang sasananing sejahtera bisa terwujud.
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 45
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu
Daryanto, 1998. Administrasi Pendidikan. Nawawi, 1995. Organisasi Sekolah dan
Jakarta : Rineka Cipta. Pengelolaan Kelas. Jakarta : PT. Gunung
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Agung.
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Partowisastro, H. dan Hadisuparto, A. 1984.
Jakarta : Rineka Cipta. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan
Effendi, E. Usman dan Juhaya S.Praja. 1984. Belajar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa. Purwanto, M. Ngalim, 1986. Psikologi
Gordon, Thomas, 1986. Guru Yang Efektif Pendidikan. Bandung : CV. Remadja
Cara Untuk Mengatasi Kesulitan Karya.
Dalam Kelas. Jakarta : CV. Radjawali. Rochman, Natawijaya, 1976. Diagnostik
Hariono, 2006. “Memahami Manusia : Aspek Kesulitan Belajar. Jakarta : BP3K.
Jasmani Untuk Rohani”. Artikel dimuat Roestiyah, 1986. Metodik Didaktik. Jakarta :
dalam WHD No. 479, Desember 2006. PT. Bina Aksara.
Idris, Zahara, 1981. Dasar-Dasar Russell, Bertrand, 1993. Pendidikan dan
Kependidikan. Padang : Angkasa Raya. Tatanan Sosial. Jakarta : Yayasan Obor
Kadjeng, I Nyoman, dkk. 1999. Indonesia.
Sarasamuscaya. Surabaya : Paramita. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan
Penegrtian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : CV. Rajawali.
Marland, 1990. Seni Mengelola Kleas, Tugas
dan Penampilan Seorang Pendidik. Subroto, 1984. Dimensi-Dimensi
Semarang : Dahara Prize. Administrasi Pendidikan di Sekolah.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Maswinara, I Wayan. 1997. Bhagawadgita.
Surabaya : Paramita. Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional
Mencapai dan Mempertahankan
Maswinara, I Wayan. 1998. Ilmu Kemerdekaan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pengetahuan dan Spiritual Berdasarkan
Veda. Surabaya : Paramita. Sudiyo, 2003. Arus Perjuangan Pemuda
Dari Masa ke Masa. Jakarta : Rineka
MD Dahlan, S. Hamid Hasan, dan A. Moein Cipta dan Bina Adiaksara.
Moesa, 1989. Model-Model Mengajar.
IKIP Bandung-Pusdiklat Perumtel. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Moelyono. Djokosantoso, 2004. Beyond Algensindo.
Leadership 12 Konsep Kepemimpinan.
Jakarta : Gramedia. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, 2002. Media
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Mudjijo, 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta : Algensindo.
Bumi Aksara.
Suhartin, RI. 1982. Mengatasi Kesulitan-
Mudyahardjo, Redja dan Waini Rasyidin, Kesulitan Belajar Dalam Pendidikan
Dasar-Dasar Kependidikan. Ditjen Anak. Jakarta : BPK Gunung Agung.
Bimas Hindu dan Buddha dan UT 1992.
Peningkatan Kompetensi Profesional Dosen Menuju Kualitas Pendidikan Tinggi Agama Hindu 47
dan Sumber Daya Manusia Hindu | I Ketut Tanu