Sunteți pe pagina 1din 11

PANDUAN

PEMBERIAN TERAPI CAIRAN MELALUI INTRAVENA PERIFER SECARA AMAN


DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RSUD KOTA MATARAM

I. DEFINISI
1. Pengertian
Terapi Intravena adalah pemberian cairan, elektrolit, nutrisi, darah atau produk darah atau
obat-obatan melalui jalur vena.
2. Tujuan
- Memahami tipe dan komposisi cairan kristaloid dan efek pemberian cairan kristaloid
- Memahami manajemen pemberian terapi cairan melalui intravena perifer secara aman
dengan berbasis bukti
- Memahami penilaian klinis pencegahan dan pengendalian infeksi secara aman dalam
pemberian terapi cairan melalui intravena perifer
- Mampu mencegah dan mengendalikan angka infeksi phlebitis atau aliran darah
perifer.
II. RUANG LINGKUP
Panduan ini sebagai acuan bagi tenaga keperawatan di RSUD Kota Mataram dalam
melakukan prosedur terapi cairan melalui intravena perifer.
III. TATA LAKSANA
Sebelum melakukan prosedur terap cairan melalui intravena perifer, maka tenaga keperawatan
harus mengetahui dan memahami tentang terapi cairan, diantaranya :
1. Tipe dan Komposisi Terapi cairan
- Pengertian terapi cairan intravena
- Tipe terapi cairan intravena
- Tonisitas cairan dan pengaruhnya ada sel
- Komposisi cairan kristaloid dan efek penambahan terapi cairan kristaloid
Tipe caitan intravena
- Cairan Kristaloid : zat terlarut dalam suatu larutan & tidak dibedakan dari larutan.
Dapat berdifusi melalui sel membran.
 Cairan isotonik
 Cairan hipotonik
 Cairan hipertonik
- Cairan koloid : Zat terlarut tidak dapat membentuk cairan (true solution) karen
amolekul koloid tidak akan larut bila disebarkan, melainkan tetap tersuspensi secara
merata & terdistribusi menyeluruh dalam cairan produk darah dan nutrisi parenteral

-
2. Pengertian cairan IV : tonisitas

a. Cairan isotonik memiliki osmolaritas kurang lebih sama dengan serum. Karena
tinggal dalam ruang intravaskular, cairan mengekspansi kompartemen intravaskuler
dan merupakan pilihan terbaik untuk hidrasi.
b. Cairan hipotonik memiliki osmolaritas lebih rendah dari serum. Cairan akan
berpindah dari kompartemen intravaskular, menghidrasi sel dan kompartemen
inersitial.
c. Cairan hipertonik memiliki osmolaritas ;ebih tinggi dari serum. Cairan terdorong ke
kompartemen intravaskular, dari sel dan kompartemen intersitial.
3. Jenis cairan intravena
- Kristaloid (isotonik, hiotonik, hipertonik)
 Suatu kelompok cairan, tanpa penambahan slut ionik / non ionik seperti Nacl, ke
dalam air
 Tidak mengandung partikel onkotik dan karena itu tidak terbatas dalam ruang
intravaskular
 Karena ukuran ruang intesitial 3 kali lipat ruang intracaskular, ¾ kristaloid akan
didistribusikan ke ruang intersitial dan ¼ keruang intravaskular
- Koloid (darah, albumin, gelatin, dektran, HES)
 Cairan yang mengandung partikel onkotik, sehingga mengasilkan tekanan
onkotik
 Bila diinfuskan, koloid akan tinggal terutama dalam ruang intravaskular
 Darah dan produk darah menghasilkan tekanan onkotik karena mengandung
molekul protein besar

Isotonik Ringer laktat (275 mOsm/L)


Ringer (275 mOsm/L)
Normal salin (308 mOsm/L)
DSW (260 mOsm/L)
5%,25% albumin (310 mOsm/L)
Hetastarch (310 mOsm/L)
Hipotonik Half-normal saline (154 mOsm/L)
0,33% sodium chlorida (103 mOsm /L
Dextrose 2,5% in water(126 mOsm/L)
Hipertonik Dextrose 5% m in half normal salin (406 mOsm /L)
Dextrose 5% in normal saline (154 mOsm/L)

-
Dextrose 5% in lactated ringer’s (575 mOsm/L)
3% sodium chloride (1.025 mOsm /L)
7,5% sodium chloride (2400 mOsm/L)
KOMPOSISI CAIRAN IV
Cairan Glukosa Na+ Cl- Laktat Osmolaritas
D5W 50 0 0 0 252
LRS 0 130 109 28 273
D5W/LRS 50 130 109 28 525
0,9% saline (NS) 0 154 154 0 305
6% HES 0 154 154 0 310
5% albumin/NS 0 154 154 0 310
25% albumin 0 154 154 0 310
rata2 rata2
Sifat cairan koloid
koloid Kadar BM % Tekanan Masa
(%) intrav osmotik paruh
askul koloid intravaskul
er (mmHg) er (jam)
Albumin 5 69 000 80 20 2-4
Dekstran 10 40 000 100 40 3-4
40
Dekstran 6 70 000 100 40 6-8
60
kanjiheta 6 450 000 100 30 8-12

4. MANAJEMEN TERAPI CAIRAN MELALUI INTRAVENA PERIFER


- Persiapan pasien dan lat
- Pemilihan vena perifer
- Kanulasi vena perifer
- Dokumentasi
- Pemeliharaan terapi cairan intravena

a. Persiapan pasien
Sebelum pendekatan ke pasien
 Periksa catatan medik untuk : alergi, riwayat penyakit, rencana pengobatan
 Periksa ulang program terapi (dokter)
 Perhatika hasil laboratorium yang terkait

Pemahaman mengenai terapi IV untuk pasien

 Pengertian terapi intravena


 Tujuan pemberian terapi cairan intravena
 Berapa lama infus atau iv catheter aka nterpasang
 Jumlah dan tipe cairan infus yang diperlukan
 Jelaskan bahwa pasien mungkin merasakan rasa sakit insersi, dan rasa sakir ini
akan berkurang setelah kateter / jarum masuk ke dalam pembuluh darah vena

-
 Dukung pasien / keluarga untuk bertanya. Berikan umpan baik

Selalu periksa : Pastikan program terapi dari dokter sudah diperiksa !!

 Tepat pasien?
 Tepat indikasi?
 Tepat cairan?
 Tepat obat?
 Tepat jalur?
 Tepat waktu?
 Tepat dokumentasi?

b. Pemilihan peralatan
- Wadah cairan : plastik atau gelas
- Infus set : set standar, add-a-line set, volume-cntrol set
- Kateter untuk akses vena
Persiapan peralatan
- Inspeksi wadah dan cairan
 Periksa ukuran wadah, tipe cairan IV, waktu kadaluarsa
 Pastikan keutuhan wadah cairan
 Untuk wadah gelas, periksa bila ada retak, pecah
 Untuk wadah lastik, periksa bila ada robek, kebocoran
- Persipan cairan
Pastikan label pada wadah tercantum :
 ID pasien (nama & no. rekam medis) : stiker ID pasien
 Tanggal dan waktu ciran infus di pasang
 Nama perawat

c. Memasang infus set


1) Pilih infus set yang tepat : makro atau mikro
2) Pastikan infus set, tipe wadah IV dan tipe cairan tepat untuk pasien
3) Pastikan tidak ada retak, lubang, atau tudak adanya klem
4) Pegang wadah cairan lebih tinggi dari drip chamber
5) Tekan drip chamber sehingga terisi 1/3
6) Buka clamp and buang udara dari selang infus set
7) Tutup klem dan siap disambung sesudah kanulasi vena berhasil

-
Gauge Uses Cosideration
14  Large adolescent &  Very painful
adult  Insertion
 Trauma  Require very
 Rapid Infusion of large vein
blood& blood products

16  Adolescent & adult  Painful


 Trauma insertion
 Infusion of large  Require large
volume of fluid vein
 Infusion of blood &
blood product
18  Older children,  Mildly painful
adolescent & adult insertion
 Fuid resucitation  Requires
 Infution of blood,blood decent sized
compenent & viscous vein
solution
 Obstetric patients
20  Children,adolescent &  Commonly
adult used
 Suitable for most  Slower to
infusions, KVO lines infuse large
 Infusion of blood or amounts of
blood compenents fluid
22  Infant, toddlers,  Easier to insert
children, adolescent & to small then,
adult fragile veins
 Suitable for most  Use with
infusions slower flow
rate
 Difficult to
insert into
tough skin
24  Neonates infant  Vlow rate
toddlers would be very
slow

Gauge Thin wall (instye Nonthin wall (angiocath)


polyurethane) teflon
Length Flow (ml/min) Length Flow (ml/min)
24’ 1/2” 24.4 ¾“ 16.4
22’ 1” 36.4 1” 27.6
18’ 1¼“ 107.9 1¼“ 85.2
16’ 2” 204.7 5” 108.0

d. Pemilihan tempat insersi


- Pilih bagian vena yang paling lurus
- Pilih vena yang kokoh, bulat dalam penampakan atau perabaan
- Hindari area persendian
- Jika bukan keadaan gawat darurat, hindari akses IV pada area yang lebih distal

-
Pemilihan Vena
Dorsal difitan vein
- Tidak terlalu stabil, perlu pendukung
- 22 gauge lebih disukai
Metacarval veins
- Posisi ideal untuk IV : pilihan pertama lakukan kanulasi pada ujung terdistal dari
vena
- Pada orang tua, vena tipis, disertai jaringan dan otot yang tidak adekuat
Median antebrachial vein
- Tidak mudah dicari sehingga sering terlupakan
Median cephalic dan median basilic veins
- Tempat terakhir untuk pengambilan darah atau untuk terapi yang lama

e. Melakukan kanulasi vena


1) Perkenalkan diri dan jelaskan prosedur kepada pasien
2) Pasang torniquet pada lengan atas dengan ketegangan yang cukup,jangan diputar
3) Palpasi area yang akan dipasang infus yang teraba seperti pipa elastis yang terisi
penuh
f. Mempersiapkan tempat insersi
1) Pakai sarung tangan
2) Bersihkan tempat yang dipilih dengan alkohol dalam gerakan melingkar,
dimulai dari tempat insersi keluar sejauh 2 inchi

-
g. Antiseptik kulit
1) Bersihkan kulit dengan antiseptik yang sesuai seperti alkohol 70 %, sebelum
insersi
2) Jangan melakukan palpasi di tempat insersi setelah kulit dibersihkan dengan
antiseptik
h. Insersi
1) Untuk melakukan kanulasi vena
 Pegang kateter dengan tangan dominan
 Tarik kulit dengan tangan non dominan, dibawah tempat insersi
 Dengan ujung jarum (bevel) mengarah ke atas, masukkan ke kulit dengan
sudut 30◦-45◦ dari vena
 Gunakan gerakan cepat, pendek dan menusuk
 Begitu memasuki kulit, kurangi sudut kateter sampai mendekati paralel
dengan kulit
2) Memasukkan kateter lebih jauh kedalam vena sampai darah (aliran balik)
terlihat di chamber
 Jika gagal, jangan memindahkan kateter
- Perlahan tarik undur sambil memperhatikan aliran balik (flashback)
- Jika tidak masuk kedalam vena, lakukan sekali lagi, manipulasi dapat
dilakukan beberapa kali
- Jika gagal lepaskan torniquet, tempatkan kassa diatas tempat insersi,
pindahkan kateter, plester gauze, coba di lengan lain
 Sesudah memasuki vena, masukkan kateter plastik (over the needle) lebih
jauh keddalam jarum dan kedalam vena
 Pangkal kateter (hub of catheter) harus ada di tempat insersi dan harus
didorong kedalam secara ringan, jangan dipaksa

-
 Lepaskan torniquet ketika memberikan tekanan diatas vena yang terletak
proksimal dari tempat insersi
i. Labeling kanulasi
1) Waktu insersi kateter vena perifer
2) Jenis kateter intravena yang digunakan
3) Nama inisial perawat
j. Pendokumentasian
1) Dokumentasi inisial I.V
- Ukuran dan tipe alat
- Nama petugas yang melakukan insersi
- Tanggal dan waktu
- Tempat I.V
- Tipe cairan
- Tambahan (obat) lain
- Kecepatan tetesan
- Komplikasi, respon pasien
- Edukasi/pendidikan pasien
2) Dokumentasi penghentian I.V
- Waktu dan tanggal
- Alasan penghentian terapi
- Penilaian tempat kanulasi vena sebelum dan sesudah peralatan akses ke
vena dilepaskan
- Reaksi pasien, komplikasi
- Tindakan lanjutan
k. Pemilihan terapi intravena
1) Memantau tempat insersi dan infus cairan
- Inspeksi cairan infus dan label
- Konfirmasi cairan yang diberikan
- Kaji kecepatan aliran cairan
- Lihat apakah tubing terclamp
- Inspeksi tempat insersi
- Auskultasi suara paru
- Kaji pengeluaran urine, bandingan dengna pemasukan cairan
- Kaji pengetahuan pasien tentang komplikasi terapi intravena

2) Mengganti baluta nintravena


- Kaji tempat insersi
- Periksa apakah ada aliran/drainage, kemerahan, rembesan

-
- Apakah ada indikasi bahwa balutan perlu diganti
- Apakah pasien masih membutuhkan terapi IV
- Jika sudah tidak dibutuhkan, kemungkinan dihentikan
- Tanyakan pasien apakah ada alergi : iodine

Strategi pencegahan infeksi akibat catheher pada pasien anak dan


dewasa (CDC,2011)
Rekomendasi
Kategori Rekomendasi
IA Pendidikan tenaga kesehatan tentang indikasi penggunaan
catheter intravaskuler, prosedur persiapan pemasangan dan
pemeliharaan catheher intravaskuler, dan pengendalian
infeksi dan pencegahan infeksi akibat pemasangan catheter
intravaskuler.
IA Secara berkala lakukan penilaian pemahaman dan kepatuhan
terhadap pedoman pemasangan dan pemeliharaan catheter
intravaskuler.
IA Tetapkan hanya tenaga terlatih dan kompeten untuk
melakukan pemasangan dan pemeliharaan pada pasien yang
terpasang periper dan sentral katheter intravaskuler.
IB Tempatkan tenaga perawat yang memiliki keterampilan
pada tempat bekerja yang tepat.

Kemungkinan tempat kontaminasi pada infuse intravena

-
Skala Plebitis Deskripsi
0 Tidak ada gejala klinis
1+ Eritema dengan atau tanpa nyeri. Edema bisa ada atau tidak ada. Tidak ada streak
formation. Tidak ada vena yang teraba keras
2+ Eritema dengan atau tanpa nyeri. Edema bisa ada atau tidak ada.Ada streak
formation. Tidak ada vena yang teraba keras
3+ Eritema dengan atau tanpa nyeri. Edema bisa ada atau tidak ada. Ada streak
formation. Vena teraba keras

5. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


1) Cuci tangan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah palpasi, insersi, pergantian alat dan setiap
mengganti balutan intravskuer (Katagori I A)
- Cuci tangan dengan sempurna (Kategori I A)
2) Antisepsis Kulit
- Bersihkan kulit dengan antiseptik yang sesuai seperti alkohol 70% atau
providon-iodine 10 %, atau tinture of iodine sebelum insersi (Kategori I A)
- Jika yang di pakai adalah tinture of iodine, maka harus dibersihkan dengan
alkohol terlebih dahulu sebelum insersi dilakukan (Kategori II)
- Jangan melakukan palpasi ditempat insersi setelah kulit dibersihkan antiseptik
(Kategori IA)
3) “Barrier precautions”
- Gunakan sarung tangan latex atau non latex pada saat melakukan insersi
kateter intravena
- Gunakan sarung tangan latex atau non latex pada saat mengganti balutan
intravakuler
- Tidak ada rekomendasi untuk penggunaan sarung tangan steril atau bersih saat
mengganti balutan (Kategori IB)
4) Aturan tentang balutan pada tempat kateter
- Pakai kasa atau balutan transparan untuk melindungi tempat kateter (Kategori I
A)
- Ganti balutan jika alat dicabut / diganti, atau jika balutan lembab, longgar, atau
kotor. Ganti lebih sering pada pasien berkeringat (kategori IB)
- Hindari kontaminasi karena menyentuh tempat insersi kateter ketika balutan
diganti (Kategori IA)
5) Penggantian infus set dan cairan intravena
- Tidak ada rekomendasi mengenai lamanya pemakaian intravena termasuk
nutrisi parenteral non lipid
- Selesaikan pemberian cairan parenteral nutrisi lipid dalam waktu 24 jam
- Jika emulisi lipid diberikan tersendiri selesaikan pemberian infus dalam waktu
12 jam (Kategori IB)
- Ganti sambungan selang pada saat mengganti peralatan intravaskuler lainnya.
- Ganti selang infus termasuk selang piggy back dan stop cock tidak lebih dari 72
jam kecuali ada indikasi klinis
6) Perawatan kanula
- Secara rutin lakukan bilas pda peripheral venous lock dengan cairan normal
saline, kecuali kanula tersebut dipakai untuk mengambil specimen darah,
dimana bilas harus dilakukan dengan heparin yang diencerkan (10 unit per ml)
- Jangan menggunakan salep antimikroba topikal secara rutin pada tempat insersi
dari kateter vena perifer

-
- Tidak ada rekomendasi tentang frekuensi pergantian infus set untuk infus yang
intermiten
- Ganti infus set yang dipakai untuk memberikan darah dan produk darah, atau
emulisi lemak dalam waktu 24 jam sejak inisiasi infuse
- Pada pasien pediatrik, tidk direkomendasikan pergantian kateter intravena
sesering mungkin demikian pula pemasangan yang dilakukan dalam keadaan
emergensi
- Cabut kateter intravena bila terdapat tanda-tanda phlebitis (hangat, Kemerahan,
nyeri, bengkak, vena teraba mengeras)
- Bersihkan injection ports dengan alkohol sebelum mengaskes sistem
7) Persiapan dan pengawasan kualitas dari pencampuran IV
- Campur semua cairan parenteral di apotik, menggunakan laminar-flow dengan
teknik aseptik
- Sebelum dipakai, periksa semua wadah cairan parenteral terhadap kekeruhan,
kebocoran, keretakan, partikel, dan tanggal kadaluarsa
- Jika memungkinkan , vial untuk zat tambahan atau obat-obatan hanya untuk
sekali pakai.

IV. DOKUMENTASI
Tenaga kesehatan yang melakukan prosedur dalam pemberian terapi intravena
bertanggungjawab mendokumentasikan dalam status rekam medis yang sudah diberlakukan
di RSUD Kota Mataram

Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 5 Januari 2015

DIREKTUR,
RUMAH SAKIT UMUM KOTA MATARAM

Dr. H. L. HERMAN MAHAPUTRA, M.Kes.


NIP. 196811102001121003

S-ar putea să vă placă și