Sunteți pe pagina 1din 12

Laporan Pendahuluan

A. Proses menua (aging process)

Menjadi tua (Menua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994 dalam Darmojo, 1999).
Menurut Dorland (2002) aging (penuaan) adalah perubahan berangsur-angsur dari
struktur setiap organisme yang terjadi dengan berlalunya waktu, yang bukan disebabkan oleh
penyakit atau kecelakaan lain dan akhirnya sampai pada peningkatan kemungkinan kematian
karena individu itu bertambah tua.
Menurut FKUI (2006) menua adalah proses yang mengubah seseorang yang frail dengan
berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan
terhadap berbagai penyakit dan kematian.

B. Teori-teori proses menua

Didalam Nugroho (2000) disebutkan bahwa teori proses menua ada tiga macam
diantaranya adalah

a) Teori biologi genetika (teori jam biologi)

Menurut teori ini proses menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesien
tertentu. Setiap spesies mempunyai jam genetik di dalam nukleus yang telah diputar menurut
suatu replikasi tertentu. Jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti, kita akan meninggal
dunia meskipun tanpa disertai kecelakaan atau penyakit akhir.

b) Teori biologik nongenetik

1) Teori radikal bebas

Meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat pencemaran lingkungan (asap


kendaraan bermotor, radiasi) akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan
kolagen. Walaupun ada sistem penangkal namun sbagian radikal bebas terbentuk sehingga
proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel semakin lama akan mati.

2) Teori kekebalan

Perubahan jaringan lifoid menyebabkan ketidakseimbangan sel T sehingga produksi


antibodi dan kekebalan tubuh menurun.
c) Teori psikososial

1) Teori Aktivitas (Activity Theory)

a) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini
menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial.
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjurkan pada cara hidup dari lanjut usia.
c) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia
pertengahan ke lanjut usia.

2) Teori Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan
gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.

3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos), yakni:
kehilangan peran (Loss of Role), hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Rela-
tion Ships) dan berkurangnya komitmen (Reduced Commitment to Social Mores and Values).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah herediter, nutrisi, status kesehatan,


pengalaman hidup, lingkungan dan stress (Wahyudi Nugroho, 2000).

D. Perubahan yang terjadi pada Lansia

a) Perubahan fisik

1) Sel: lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya, berkurangnya cairan tubuh dam
berkurangnya cairan intraselular, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah,
hati dan jumlah sel otak menurun.
2) Sistem pencernaan: kehilangan gigi, kemampuan indera pengecap menurun, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan asam lambung menurun, peristaltik
menurun. Lansia sering mangalami gangguan gigi karena kerusakan gusi, karies pada akar
gigi serta tanggalnya beberapa gigi. Hal ini mengakibatkan lansia mengalami hambatan
dalam proses pengunyahan. Produksi asam lambung dan ezim pencernaan akan menghambat
proses penyerapan makanan. Hal ini menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan
dengan lambung dan usus misalnya tukak lambung, sembelit.
3) Sistem kekebalan: sel-sel yang menghasilkan sistem antibodi menurun. Terjadi penurunan
sistem kekebalan kemampuan tubuh untuk merespon serangan mikroskopis menurun
sehingga lansia rentang terjadi penyakit.
4) Sistem kardiovaskuler: elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan
menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan darah perifer untuk oksigenasi yang
mengakibatkan pusing mendadak. Penurunan kemampuan pembuluh darah untuk berelaksasi
dalam mengakomodasi perubahan volume darah, sehingga lansia sering mangalami tekanan
darah tinggi.
5) Sistem respirasi: otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktifitas silia. Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat
sehingga menarik nafas lebih berat, kemampuan batuk menjadi berkurang.
6) Sistem sistem otak dan persyarafan: berat otak menurun 10-20% setiap orang
berkurangnya sel syaraf otaknya dalam setiap harinya, lambat dalam respon dan waktu untuk
bereaksi dengan stress. Mengecilnya syaraf panca indera sehingga berkurangnya saraf
penglihatan, pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa. Lansia sering
mangalami lupa, dimensia dan terjadi penurunan kemampuan belajar, gangguan depresi, dan
penurunan konsentrasi.
7) Sistem endokrin: produksi dari hampir semua hormon menurun. Lansia mengalami
perubahan keseimbangan hormon yang ditandai dengan gejala psikologis dan keluhan fisik.
Keluhan psikologis yang sering dijumpai adalah mudah tersinggung, apatis, tidak
memperhatikan penampilan. Gangguan pada fisik biasanya lansia sulit tidur, beberapa
penyakit misalnya diabetus melitus, menopouse dan sebagainya.
8) Sistem genitrourinaria: penyaringan ginjal menurun, kemampuan otot kandung kemih
menurun mengakibatkan BAK menjadi sering, pembesaran prostate pada laki-laki dan
selaput lendir vagina menurun karena sekresi berkurang.
9) Sistem musculoskeletal: persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan
mengalami sklerosis, atropi serabut otot sehingga hal tersebut mengakibatkan penurunan
ROM (Range of Motion), penurunan otot terutama ekstremitas.
10) Sistem indera: pendengaran, membran timpani menjadi atropi menyebabkan gangguan
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam. Sistem penglihatan : sfingter pupil
timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, lensa lebih suram (kekeruhan lensa)
menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan, meningkatnya ambang
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan sinar melihat dalam
cahaya gelap.
11) Sistem intergumen: kulit mengerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
menurunnya respon terhadap trauma sehingga bila jatuh mudah terjadi kerusakan integritas
kulit.

b) Perubahan mental

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik, kesehatan umum,
tingkat pendidikan, herediter dan lingkungan.

c) Perubahan–perubahan psikososial

Kehilangan finansial, kehilangan status, kehilangan teman, dan kenalan atau relasi
kehilangan kegiatan, merasakan sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup, penyakit
kronis dan ketidakmampuan.

d) Perkembangan spiritual

Menurut Maslow (1970) dalam Wirakusumah (2000) mengemukakan bahwa agama atau
kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya, lansia makin matur dalam kehidupan
keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.

E. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia

Menurut “The National Old People’s Welfare Council” dalam Nugroho (2000)
mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam
penyakit, yaitu: depresi mental, gangguan pendengaran, bronkritis kronis, gangguan pada
tungkai atau sikap berjalan, gangguan pada koksa atau sendi panggul, anemia, dimensia,
gangguan penglihatan, ansietas atau kecemasan, dekompensasi kordis, diabetes melitus,
osteomalasia, dan hipotiroidisme, serta gangguan pada defekasi.
Pengkajian Fokus
Tanggal /Nama Data Fokus Masalah
Perawat
8 November 2010, Pola riwayat kesehatan Gangguan rasa nyaman
Saiful S: (nyeri) berhubungan
Klien mengatakan nyeri pada daerah tangan dengan cidera yang
dan kaki dialami
Klien mengatakan seriang terjatuh di kamar
mandi
O:
Klien tampak sering memegangi tangan dan
kakinya yang sakit
Pada daerah kaki dan tangan ada memar dan
lesi
8 November 2010, Pola riwayat kesehatan Hipertensi
Saiful S: berhubungan dengan
Klien mengatakan akhirakhir ini sering kurangnya
pusing pengetahuan tentang
Klien mempunyai riwayat hipertensi penyakit
O:
Klien tidak mampu menyebutkan penyebab
dan cara perawatan penyakitnya
TD : 150/80
N : 95x/menit
S : 36,5
8 November 2010, Pola riwayat kesehatan Gangguan pemenuhan
Saiful S: spiritual berhubungan
Klien mengatakan tidak mengikuti pengajian dengan nyeri
rutin
Klien mengatakan kakinya sakit untuk
duduk bersila
O:
Klien tampak berdiam di tempat tidur saat
waktu pengajian
Analisa data
Pandangan mata kabur

Terjadi injury

Cidera

Gangguan rasa nyaman (nyeri) Gangguan pemenuhan spiritual

Kurang pengetahuan tentang penyakit

Hipertensi

Pusing
Daftar Diagnosa Keperawatan
Nama :
Ruang :
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Kemajuan
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan cidera yang dialami
Hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit
Gangguan pemenuhan spiritual berhubungan
dengan nyeri
Rencana Asuhan Keperawatan
Nama :
Umur :
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Tgl/Inisial Intervensi
Perawat
Gangguan rasa nyaman Tujuan : setelah dilakukan 11 November 1. Kaji intensitas nyeri klien
(nyeri) berhubungan tindakan keperawatan selama 3x 2010 2. Berikan penyuluhan dan pelatihan mengenai nyeri
dengan cidera yang pertemuan, diharapkan nyeri SB dan penanganannya
dialami pada kaki dan tangan berkurang 3. Anjurkan klien untuk melakukannya secara
dengan mandiri
Kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pengobatan
a. Klien mengatakan nyeri pada
kaki dan tangan berkurang
b. Klien tahu tentang cara
pencegahan masalahnya
Hipertensi berhubungan Tujuan : setelah dilakukan 11 November 1. Kaji TTV
dengan kurangnya tindakan keperawatan selama 2x 2010 2. Beri penyuluhan dan pelatihan mengenai
pengetahuan tentang pertemuan, diharapkan tekanan SB hipertensi dan relaksasi progresif
penyakit darah klien kembali normal 3. Anjurkan klien untuk melakukannya secara
Kriteria hasil : mandiri
Klien tidak mengeluh pusing 4. Kolaborasi dengan tim medis dala pengobatan
TD : 130/80
N : 80x/menit
Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan lansia tentang
spiritual berhubungan keperawatan daharapkan spiritualnya
dengan nyeri gangguan pemenuhan spiritual : 2. Berikan penjelasan pentingnya
kebutuhan spiritual bagi kehidupan
a. Lansia mengetahui
3. Dorong lansia untuk melakukan
pentingnya spiritual bagi
ibadah sesuai agamanya
kehidupan
4. Berikan cara ibadah yang baik dan
benar (ex. Cara sholat)
Lansia mampu melakukan ibadah
sesuai agama yamg dianut
Implementasi Keperawatan

Nama :
Umur :
Tanggal Jam Implementasi TT
Evaluasi

Nama :
Umur :
Diagnosa Keperawatan Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :

S-ar putea să vă placă și