Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
NI MADE DWI PARWATI
22020117220062
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk RS : 16 April 2018
Tanggal Masuk Bangsal : 16 April 2018
Tanggal Pengkajian : 24 April 2018
A. Data Demografi
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn. H
b. Usia : 38
c. Jenis Kelamin : Laki - laki
d. Agama : Islam
e. No Rekam Medik : C688858
f. Diagnosa Medis : Ca Colon
g. Pendidikan : Tamat SMTA
h. Pekerjaan : Pegawai Swasta
i. Alamat Rumah : Jalan sumurtawang Rt 2 Rw 2 Kragan, Rembang
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny.S
b. Hubungan dg Klien : Istri
c. Usia : 26
d. Agama : Islam
j. Alamat : Jalan sumurtawang Rt 2 Rw 2 Kragan, Rembang
B. Keluhan Utama
Tn. H mengeluhkan nyeri skala 3 pada bagian abdomen kuadran IV
P: Tn.H mengatakan nyeri hilang timbul pada saat beraktivitas
Q: Tn.H mengatakan nyeri seperti mencengkram
R: Tn.H mengatakan nyeri di bagian abdomen kuadran IV
S: Tn.H mengatakan skala nyeri 3 (Dari skala 10)
T: Tn.H mengatakan nyeri hilang timbul
2
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.H mengeluh nyeri pada perut kanan bawah (kuadran IV). Pada tanggal 16 April
2017 klien merasa nyeri perutnya sudah tak tertahankan, dan merasa sangat lemah.
Pukul 08.00 WIB keluarga kemudian membawa klien ke IGD RSUP Dr.Kariadi
Semarang. Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan klien didiagnosa ca colon.
Kemudian Tn.H dianjurkan untuk dilakukan perawatan pada hari tersebut. Tn.H
masuk ke ruangan rajawali IB tanggal 16/04/2018 jam 19.30. Kemudian di ruangan
1B dilakukan pemeriksaan dengan tanda-tanda vital BP= 110/70 mmHg, HR
78x/menit, RR 18x/menit, Suhu 36.5 0 C dan SpO2 98%. Tn.H terpasang infus RL
pada tangan kanan.
II
3
III
Ny.S 26 thn
Tn. H
(38 thn)
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: klien
: garis pernikahan
: garis keturunan
: tinggal serumah
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Parameter Sebelum sakit Saat sakit
4
kemampuan pribadi memenuhi kebutuhan dan
yang dimiliki tugas sebagai seorang
suami dengan baik
E. RIWAYAT SPIRITUAL
Sebelum Sakit :
Keluarga mengatakan bahwa Tn.H seorang muslim yang taat menjalankan shalat lima
waktu, dan Tn.H dapat melakukan Ibadah dengan baik dan lancar.
Saat Sakit :
Keluarga mengatakan ibadah Tn.H terganggu saat sakit. Tn.H mengatakan saat ini
masih dapat menjalankan ibadah dengan baik dan insyallah masih tepat waktu walaupun
dibantuoleh istri dan selalu berdzikir atau membaca istighfar saat nyeri bagian abdomen
muncul.
5
F. PERAN – HUBUNGAN
Sebelum sakit:
Tn.H mengatakan bahwa ia perananya sebagai suami dapat berjalan dengan baik dan
hubungan baik dengan keluarga. Selain itu, ia juga bersosialisasi dengan baik dengan
masyarakat dan aktif dalam perkumpulan yang ada disekitar rumah.
Selama sakit
Tn.H mengatakan bahwa peranannya sebagai seorang suami terganggu, karena belum
dapat melakukan tugasnya sebagaimana mestinya, selama dirumah sakit interaksinya
terbatas dengan keluarga, dokter, perawat, dan pasien maupun penunggu pasien lain,
hubungan Tn.H dengan lingkungan sekitar baik.
G. SEKSUALITAS – REPRODUKSI
Sebelum sakit
Tn.H mengatakan mendapatkan kasih sayang dari istri dan keluarganya. Tn.H juga
menyadari bahwa ia sudah menikah. Tn.H selalu menjaga hubungan harmonis
dengan istri dan membina keluarga yang rukun dengannya.
Selama sakit
Tn.H mengatakan mendapatkan kasih sayang dari istri dan keluarga.
H. KOPING-STRES KOPING
Sebelum sakit:
Tn.H ketika merasa bosan dapat bercengkraman dengan keluarga dan tetangga sekitar,
Tn.H mengatakan sering berpergian istrinya ketika sedang libur untuk mengurangi
kebosanan. Tn.H selalu terbuka dengan suami apabila ada masalah. Ketika ada
masalah ia juga tidak berlarut-larut dalam masalah dan lebih suka untuk berbagi
dengan orang terdekat.
Selama sakit :
Tn.H mengatakan ketika merasa jenuh yang dilakukan yaitu dengan tidur,
mendengarkan musik, berdzikir, melihat tayangan video yang ada di media social dan
mengobrol dengan teman kamarnya dan istri. Selama sakit Tn.H lebih terbuka dengan
istrinya, mengatakan lebih suka bercerita sehingga beban pikiran setidaknya
berkurang.
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Lemah
2. Kesadaran
Composmentis GCS 15 (E4M6V5)
3. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
6
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 Xmenit
0
Suhu : 36.7 C
SpO2 : 100 %
4. Head to toe
a. Kepala (Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut)
Inspeksi :
Kepala : Bentuk kepala mesochepal, tidak terlihat ada lesi/luka maupun
perdarahan, kulit kepala terlihat kotor, rambut berwarna hitam
Telinga : Tidak terlihat cairan keluar dari lubang telinga, tidak terlihat adanya
lesi/luka maupun perdarahan.
Mata : Konjungtiva anemis, pergerakan kedua bola mata searah, pupil
isokor, tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Hidung : Tidak terlihat adanya cairan yang keluar dari lubang hidung, tidak
terpasang oksigen.
Mulut : Mulut terlihat bersih, gigi berwarna putih kekuningan, tidak terlihat
adanya sariawan, bibir tidak terlihat sianosis/pucat.
Palpasi :
Kepala : Tidak ada massa/pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan.
Telinga : Tidak ada massa/pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan.
Mata : Tidak terdapat massa di area mata kanan dan kiri dan tidak ada nyeri
tekan
Hidung : Tidak ada massa/pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan.
Mulut : Tidak ada massa/pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inspeksi :
Bentuk simetris, pergerakan epiglottis normal, tidak ada pembesaran tiroid,tidak
ada lesi, tidak ada kaku kuduk
Palpasi :
Tidak ada massa / benjolan, tidak ada nyeri tekan
7
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi dinding dada simetris
Perkusi: Sonor kedua lapang paru
Auskultasi: Suara paru terdengar vesikuler, suara napas bronkial bersih, suara
napas bronkovesikular bersih, dan tidak terdapat suara napas tambahan.
d. Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis, bentuk dada simetris, tidak nampak adanya
lesi.
Palpasi : Akral teraba hangat, CRT <3 detik
Perkusi : Terdengar bunyi pekak. Batas kiri jantung ICS 2 sternal kiri, ICS 4
sternal kiri dan batas kanan ICS 2 sterna kanan dan ICS 4 mid axilla kanan.
Auskultasi : Bunyi jantung S1 & S2 reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan
e. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit abdomen merata, tidak terdapat lesi, tidak terdapat acites.
Auskultasi : Bising usus 10 kali per menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen kuadran IV skala 3, hepar, lien dan
ginjal tidak teraba, tidak terdapat lesi
Perkusi : Terdapat bunyi timpani.
f. Punggung
Inspeksi : Tidak terdapat lessi dan bentuk simetris
Palpasi :Terdapat nyeri tekan
h. Ekstremitas Atas
Indikator Kanan Kiri
Movement Mandiri Mandiri
Akral Teraba hangat Teraba hangat
ATAS
8
B. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Saat pengkajian:
Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan, Minum V 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi V 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Perawatan diri (grooming) V 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Berpakaian (dressing) v 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder) V 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (bowel) V 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer V 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas V 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet V 0 : Tergantung bantuan orang lain
1 : Membutuhkan bantuan tapi beberapa
hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga V 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Score 16 (Ketergantungan ringan)
Sumber: Dewi, Sofia Rosma 2014 Buku Ajar Keperawatan Geriatrik Yogyakarta: Deepublish
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5–8 : Ketergantungan berat
0–4 : Ketergantungan total
Keterangan:
Tn. H mengalami ketergantungan ringan dengan total skor 17
9
Hygiene Sebelum sakit Saat sakit
Saat Pengkajian
A (Antropometri) BB = 46 kg
TB= 164 cm
IMT = 17.1 (IMT < Normal )
10
C (Clinic) Klien tampak menahan nyeri
BP= 110/70 mmhg
RR= 20x/menit
HR = 80x/menit
SpO2= 100%
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir kering
Klien mual dan muntah
Klien tampak lemah
D (Diet) Tidak ada diet khusus
Cairan/ 8 jam
Input Output
Minum : 500 cc BAK : 500 cc
Makan : 150 cc BAB : - cc
Minum : 300 cc IWL : 300 cc
Jumlah : 950 cc Muntah : 100 cc
Jumlah: 900 cc
*BC/24 jam : Input – Output
: 950-900
: +50 cc
Keterangan:
Edema= Tidak ada edema
5. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum sakit : Tn. H tidak mengalami sesak nafas dan bernafas tanpa
menggunakan alat bantu
Setelah sakit : Tn. N tidak mengalami sesak dan bernafas spontan tanpa
menggunakan alat bantu pernafasan
6. Kebutuhan Eliminasi
a. BAB
11
b. BAK
Kognitif
Sebelum sakit
Tn.H dapat berkomunikasi baik dengan keluarga, orang lain dan masyarakat
sekitar tempat tinggal. Informasi kesehatan yang dimiliki klien terbatas hanya
seputar masalah kesehatan yang umum dan bagaimana penanganan masalah
secara sederhana. Sumber informasi kesehatan klien adalah keluarga dan tetangga.
Selama sakit:
12
Orientasi dengan lingkungan sekitar baik. Daya ingat klien masih berfungsi
dengan baik dan kemampuan berbahasa Tn.H baik. Klien dapat menyebutkan
nama, pekerjaan dan anggota keluarganya. Kemampuan ingatan Tn.H masih baik,
Klien dapat menjelaskan kronologi kejadian penyakitnya, kemudian klien juga
menjelaskan keadaannya selama di rawat di beberapa rumah sakit, Tn. H
mengetahuhi terkait alasan nyeri yang dialami. Tn. H mengetahuhi dengan kondisi
penyakitnya sehingga harus dilakukan operasi. Namun Tn.H mengatakan belum
mengetahuhi terkait tindakan operasi yang akan dilakukan.
8. Kebutuhan Termoregulasi
Suhu Tn. H adalah 36.5 0C
Selama sakit :
Tn. H saat jenuh biasanya mendengarkan musik religi yang ada di handphone
nya, atau bercengkrama bersama istrinya.
No Pernyataan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas:
V
cemas, firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, mudah tersinggung
2 Ketegangan: V
3 Ketakutan: V
4 Gangguan Tidur: V
13
sukar masuk tidur, terbangun malam
hari, tidak nyenyak, bangun dengan
lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi
buruk, mimpi menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan: V
6 Perasaan Depresi: V
9 Gejala Kardiovaskuler: V
10 Gejala Respiratori: V
11 Gejala Gastrointestinal: V
14
(konstipasi)
12 Gejala Urogenital: V
13 Gejala Otonom: V
15
dengan keluarga, dokter, perawat, tenaga kesehatan lain, serta lingkungan sekitar
tempat tidur Tn.H. komunikasi klien dengan orang sekitarnya baik, klien dapat
cepat berbaur dengan orang baru, sehingga klien tidak mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi maupun beinteraksi dengan orang sekitar. Tn.H mengatakan
selama sakit klien memanfaatkan fasilitas pelayanan terdekat (Puskesmas) untuk
melakukan kontrol terkait kondisi yang dialami.
Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit:
Tn.H mengatakan bahwa sudah tahu jika ia mengalami sakit ca colon. Tn.H juga
sudah diberi tahu untuk tidak terlalu sering melakukan aktivitas secara berlebihan,
Tn.H mengatakan sering mencari informasi menganai kondisi penyakitnya.
Perilaku untuk mengatasi kesehatan
Tn.H mengatakan ketika nyeri datang Tn.H biasanya melakukan dzikir dan nafas
dalam. Kemudian klien dibantu keluarga (istri) selalu untuk membantu dalam
keperluan yang dilakukan Tn.H.
Faktor-faktor risiko sehubungan dengan kesehatan
Tn.H mengetahui bahwa ia memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk proses
penyembuhan dan setelah operasi selanjutnya. Dan ada kemungkinan untuk terjadi
infeksi, oleh karena itu keluarga selalu menjaga kebersihan daerah sekitar luka
nantinya setelah dioperasi dan perawatan dirumah.
16
13. Kebutuhan Aman Nyaman
Pasien merasa nyeri: ( v ) Ya ( ) Tidak
Tanggal/Jam
24/04/2018 25/04/2018 26/04/2018 27/04/2018
Saat tidak beraktivitas Saat tidak beraktivitas dan Saat tidak beraktivitas dan Saat tidak beraktivitas dan
P (Provoke)
dan berdiam diri berdiam diri berdiam diri berdiam diri
Q (Quality) Seperti mencengkram Seperti mencengkram Seperti mencengkram Seperti mencengkram
Area abdomen kuadran
R (Region) Area abdomen kuadran IV Area abdomen kuadran IV Area abdomen kuadran IV
IV
S (Scale) Skala 3 Skala 3 Skala 2 Skala 1
T (Time) Hilang timbul Hilang timbul Hilang timbul Hilang timbul
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
D. Laboratorium (19/04/2018)
HEMATOLOGI
10.6 13.00-16.00 Rendah
- Hemoglobin 31.3 40-54 Rendah
4.38 4.4-5.9 Rendah
- Hematokrit
24.2 27.00-32.00 Rendah
- Eritosit 71.5
- MCH 76-96 Rendah
33.9
- MCV 29.00-36.00 High
6.1
- MCHC 279 3.6-11
- Leukosit 17
- Trombosit 9.4
- RDW 80-160 Normal
- MPV 15-39 Normal
95 9.60-1.30 Normal
20
KIMIA KLINIK mmol/L
0.7
mmol/L
17/04/2018 138 mmol/L
3.5
95 Negatif : <=0 Normal
- Gulkosa sewaktu
- Ureum equivocal :
<0.10
- Kreatinin
1-50
Positif : >50
Elektrolit
- Natrium
- Kalium
- Chlorida
IMMUNOSEROLOGI
- HBsAg
Thromboplastin
Time (PPTK)
- Waktu
Thromboplastin
- APTT Kontrol
Tampak penebalan asimetris (tebal ±5.26; panjang±10,31 cm) dan tampak esofitik pada
proximal colon asceendens dan caecum yang tampak manempel pada dengan dinding anterior
abdomen, musculus psoas kanan dan small bowell disekitarnya. Tampak pula penyempitan
caliber lumen pada level tersebut disertai lat stranding disekitarnya. Pasca injeksi kontras
tampak enhancement inhomogen
Tampak multiple limfadenopati pada paracava, mesenterica dan paracolic kanan (ukuran
terbesar ±2.76x1.84 cm pada paracolic kanan ) hepar ukuran membesar dan bentuk normal,
permukaan regular, sudut tajam, tak tampak nodul, vena porta dan vena hepatica tak melebar.
Tak tampak thrombus.
19
Vesica fellea tak membesar, dinding tak menebal, tak tampak batu
Lien ukuran membesar (cc ±12.0 cm), parenkim homogen, vena lienalis tak melebar tampak
lesi, isodens (CT number 34-45HU) bentuk bulat batas tegas, tepi regular pada perilienalis
(ukuran ±AP 1.84 x LL 1.49 XCC 1.49 cm)
Ginjal kanan-kiri ukuran dan bentuk normal, PCS tak melebar, tak tampak batu, tak tampak
masa. Tampak lesi hiperdens (CC number 1.38 HU) bentuk relative oval (ukuran ±27 cm)
pada medulla pole atas ginjal kin
Fesica urinaria dinding tak melebar, regular. Tak tampak batu ataupun masa
Tak tampak lesi litic, sclerotic maupun destruksi tulang, tampak multiple osteofit aspek
anterolateral corpus
Pada potongan thorax tak tampak infiltrate, massa, nodul, atrlektasis maupun efusa plura
KESAN:
Penebalan asismetris (±5.26cm; panjang ±10.31 cm) yang tampak eksofitik pada
proximal colon asendens dan caucum yang tampak menempel pada dinging arterior
abdomen, muskulus psoas kanan dan small bowel disekitarnya serta penyempitan
caliber lumen pada level tersebut dan fat strangding disekitarnya
Multiple limfadenopati pada paracafa, mesenterika dan para colic kanan (ukuran
terbesar ±2.76x1.84cm) pada paracolic kanan – masa colon assendens- caecum
( T4aN1bMx)
20
Lesi soliter bentuk bulat pada perilienalis (ukuran±AP 1.84 x LL 1.49 X CC 1.49 cm)
OO/Limfadenopati
SPLEEN ACCESORY
21
E. TERAPI
Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi dan Cara Kerja Kontraindikasi Efek Samping
NaCl 0.9% 20 IV Sebagai pengganti cairan plasma isotonik Hipernatremia, asidosis, Demam, iritasi atau
tpm yang hilang. Pengganti cairan pada kondisi hipokalemi. infeksi pada tempat
hipokloremia. injeksi, trombosis atau
flebitis yang meluas
dari tempat injeksi,
ekstravasi
RL 20 IV Ringer laktat bekerja sebagai sumber air dan Alergi sodium laktat Nyeri dada
Tpm elektrolit tubuh serta meningkatkan diuresis. Detak jantung tidak
Obat ini memiliki efek alkalis, ion laktat Tidak diberikan normal
dimetabolisasi menjadi karbon dioksida dan bersamaan dengan Tekanan darah
air yang menggunakan hydrogen kation ceftriaxone bada menurun
sehingga kadar keasaman tubuh menurun. BBLR Kesulitan bernafas
Ringer laktat digunakan untuk meringankan Batuk
beban beberapa kondisi diantaranya : Ruam kulit
Tetani hipokalsemik Gatal
Ketidakseimbangan elektrolit tubuh Sakit kepala
Diare
Luka bakar
Gagal ginjal akut
Kadar natrium rendah
Kalium rendah
Kalsium rendah
Kehilangan banyak darah dan cairan
Hipertensi
Aritmia
23
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISIS DATA
Nama Klien : Tn. H
No Rekam Medik : C688868
Ruang Rawat : Rajawali 1B
No Data Masalah Etiologi
DO:
24
- Tn.H terlihat menunjukkan bagian nyeri
abdomen
DO:
25
- Skala HARS 11 ( Kecemasan Ringan )
- Terlihat Tn.H tampak gelisah
- Terlihat kekhawatiran pada Tn.H
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. H
No Rekam Medik : C688868
Ruang Rawat : Rajawali 1B
No Dx Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
(Kode Nanda)
1 Nyeri kronis berhubungan dengan Infiltrasi Tumor (Ca Colon ) 24/04/2018 27/04/2018
( 00133 : NANDA 2015 – 2017 )
26
III. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. H
No Rekam Medik : C688868
Ruang Rawat : Rajawali IB
Tgl No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan TTD
Dx
24/04/2018 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam Pain Management Mad
masalah nyeri kronis pada Tn. H dapat teratasi dengan - Lakukan pengkajian nyeri secara e
kriteria hasil: komprehensif
(PQRST)
NOC: - Observasi reaksi nonverbal klien
- Pain control terhadap nyeri
- Ajarkan teknik non farmakolgi napas
Kriteria hasil Tidak Jarang Kadang– Sering Secara
pernah menun- kadang menun- konsis- dalam dan guide imagery
menunju- jukan menunju- jukan ten - Kolaborasi pemberian analgesik
kan kan menun- - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
jukan
Klien mampu 1 2 3 4 5 - Tingkatkan istirahat dengan
mendeskripsikan memberikan sandaran punggung
27
faktor penyebab dengan bantal
nyeri Analgesic Administration
- Berikan analgesik dengan prinsip 7
Melaporkan 1 2 3 4 5 benar
penurunan skala - Periksa kembali instruksi dokter
nyeri mengenai jenis obat
Menggunakan 1 2 3 4 5 - Evaluasi efektifitas penggunaan
teknik analgesic
farmakologis
Menggunakan 1 2 3 4 5
teknik non
farmakologis
24/04/2018 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, NIC Mad
masalah Ketidakseimbangan nutrisi pada Tn.H dapat teratasi Nutrition Management e
dengan kriteria hasil : 1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
NOC : Nutriional Status : Food and Fluid intake(1008) menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
Kriteria hasil Tidak Jarang Kadang– Sering Secara 3. Anjurkan klien untuk
pernah menun- kadang menun- konsis-
menunju- jukan menunju- jukan ten meningkatkan asupan protein dan
kan kan menun- vitamin c
jukan 4. Monitor adanya mual dan muntah
Klien mampu 1 2 3 4 5
menghabiskan Nutrition Monitoring
porsi makan 5. Monitor adanya penurunan berat
dari rumah badan
sakit 6. Monitor membrane mukosa
Klien tidak 1 2 3 4 5 7. Monitor turgor kulit
mual dan 8. Monitor adanya pucat pada
muntah konjungtiva
28
9. Kaji adanya factor yang
Kriteria Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak menyebabkan kelelahan
menyim- menyim- menyim- menyim- menyim-
hasil pang dari pang dari pang dari pang dari pang dari
10. Monitor nutrisi dan sumber
rentang rentang rentang rentang rentang energy yang adekuat
normal normal normal normal normal
Klien 1 2 3 4 5
tidak
lemas
Tidak ada 1 2 3 4 5
tanda
tanda mal
nutrisi
24/04/2018 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, Anxiety reduction Mad
diharapkan kecemasan Tn.H dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1. Gunakan pendekatan yang e
menenangkan
Kriteria hasil Tidak Jarang Kadang– Sering Secara
pernah menun- kadang menun- konsis- 2. Nyatakan dengan jelas harapan
menunju- jukan menunju- jukan ten terhadap pelaku pasien
kan kan menun-
jukan
3. Jelaskan semua prosedur dan apa
Monitor 1 2 3 4 5 yang dirasakan selama prosedur
intensitas 4. Temani pasien untuk memberikan
kecemasan keamanan dan mengurangi rasa takut
5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Identifikasi tingkat kecemasan
Gangguan tidur 1 2 3 4 5 7. Bantu pasien mengenal situasi yang
Berbicara 1 2 3 4 5 menimbulkan kecemasan
secara verbal 8. Dorong pasien untuk
terkait
mengungkapkan perasaan, ketakutan,
kecemasan
persepsi
9. Jelaskan terkait informasi mengenai
edukasi prosedur tindakan kepada
pasien
29
NOC :
Mencari 1 2 3 4 5
informasi
tentang
kesehatan
30
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
CATATAN TINDAKAN
Nama Klien : Tn. H
No Rekam Medik : C688868
Ruang Rawat : Rajawali 1B
Tanggal Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan Hasil (Evaluasi Formatif) TTD
Keperawatan
Selasa 1 16.30 Melakukan pengkajian nyeri PQRST S: Tn. H mengatakan tidak nyaman Mad
24/04/ dan terkadang mengalami nyeri pada e
2018 area abdomen
O:
31
- Tampak Tn.H melokalisir area
nyeri yang dirasakan
2 16.35 Mengkaji intake nutrisi dan cairan klien S : keluarga Tn.H mengatakan klien Mad
masih mual dan muntah
e
O:
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir kering
- Konjungtiva anemis
- Terlihat Tn.H lemas
2 16.40 Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi S : Tn.H mengatakan bersedia Mad
sering
O: e
32
3 16.45 Melakukan pengkajian terkait ansietas S: Tn.H mengatakan cemas akan Mad
klien dengan menggunakan skala HARS
dilakukan operasi e
O:
O:
33
- terlihat Tn.H selalu
menanyakan terkait jadwal
operasinya
Rabu, 25/04/2018
O:
34
1 18.05 Mengajarkan teknik non farmakologi S: Tn. H mengatakan bersedia Mad
(relaksasi nafas dalam ) menerapkan relaksasi nafas dalam saat e
nyeri muncul
O:
35
2 18.20 Monitor intake dan output klien S: Tn.H mengatakan menghabiskan 5 Mad
sendok makan dan hanya makan nasi
e
dan lauk saja
O:
- Terlihat makanan masih tersisa
seperti sayur dan nasi
- Tampak Tn.H masih mual
- Intake ± 950cc
3 18.25 Mengkaji ansietas dengan menggunakan S: Tn.H mengatakan masih cemas Mad
skala HARS
tindakan operasi yang akan dilakukan, e
dan mengatakan terkadang sulit tidur
lelap karena memikirkan tindakan
operasi yang dilakukan
O:
36
secara puas dari hari yang
sebelumnya
Kamis, 26/04/2018
O:
37
nafas dalam selama kurang
lebih 5 menit
O:
38
2 19.50 Monitor intake dan output klien S: Tn.H mengatakan menghabiskan 5 Mad
sendok makan dan hanya makan nasi
dan lauk saja
O:
- Turgor kulit elastis
- Konjungtiva anemis
- Intake ± 1100cc
2 19.53 Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi S : Tn.H mengatakan bersedia Mad
sering
O:
- Keadaan umum Tn.H baik
- Terlihat Tn.H menghabiskan
susu (150cc) dan memakan
snack yang diberikan oleh gizi
RS
39
O:
Jum’at, 27/04/2018
40
1 06.50 Mengajarkan teknik non farmakologi S: Tn. H mengatakan bersedia Mad
(relaksasi nafas dalam ) melakukan dan menerapkan relaksasi
dalam
O:
O:
- Tn.H nyaman
41
- Terlihat Tn.H dapat
melakukanya sendiri sesuai
yang diajarkan
2 07.05 Monitor intake dan output klien S: Tn.H mengatakan menghabiskan Mad
porsi makanan 6-7 sendok, dan
memakan sayur yang diberikan dari
rumah sakit
O:
- Tn.H tampak lebih ber energy
dari sebelumnya
- Tn.H terlihat sudah tidak mual
ataupun muntah
- Kondisi umum Tn.H baik
- Mukosa bibir lembab
- Konjungtiva anemis
- Terlihat porsi makanan yang
diberikan rumah sakit porsi
habis
- Intake ± 1300cc
42
2 07.10 Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi S : Tn.H mengatakan bersedia Mad
sering
O:
- Kondisi umum Tn.H terlihat
Baik
- Terlihat Tn.H berenergi
- Terlihat Tn.H menghabiskan
snack dan susu yang diberikan
dari Gizi RS
43
V. EVALUASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. H
No Rekam Medik : C688868
Ruang Rawat : Rajawali 1B
44
Selasa, Nyeri kronis 17.00 S: Mad
24/04/2018
berhubungan - P: Klien mengatakan nyeri abdomen kuadran IV saat merubah posisi dan diam.
dengan Infiltrasi Klien mengatakan mengusap perut, dan berdzikir untuk mengurangi nyeri.
Tumor (Ca Colon ) - Q : Klien mengatakan nyeri seperti mencengkaram
- R : Klien mengatakan nyeri di daerah abdomen kanan kuadran IV
- S : Klien mengatakan nyeri pada skala 3 (NRS)
- T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul
O:
- TD: 110/70 mmHg
- Klien tampak menahan nyeri pada area abdomen
- Kondisi umum klien tampak lemah
- Klien tampak sering memanggil istrinya
A: Masalah belum teratasi
Kriteria hasil Tidak pernah Jarang Kadang– Sering Secara
menunjukan menunjuka kadang menunjukan konsisten
n menunjukan menunjukan
Klien mampu 1 2 3 4 5
mengenali nyeri
Klien mampu 1 2 3 4 5
mendeskripsikan
faktor penyebab
nyeri
Melaporkan 1 2 3 4 5
penurunan skala
nyeri
Menggunakan 1 2 3 4 5
teknik
45
Ketidakseimbangan 17.05 S: Mad
nutrisi : kurang dari - Tn.H mengatakan mual dan muntah siang ini e
kebutuhan tubuh - Tn.H mengatakan selera makan berkurang
berhubungan
- Tn.H ahanya menghabiskan 3-4 sendok makan dan hanya makan nasi
dengan kurang dan lauk saja
asupan makanan O:
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir kering
- Konjungtiva anemis
- Tampak lemas
- Tn.H mual dan muntah ±100cc
A: Masalah belum teratasi
Kriteria hasil Tidak Jarang Kadang– Sering Secara konsisten
pernah menunjuka kadang menunjuk menunjukan
menunjujka n menunjukan an
n
Klien mampu 1 2 3 4 5
menghabiskan porsi
makan dari rumah
sakit
Klien tidak mual dan 1 2 3 4 5
muntah
46
Ansietas 17.10 S: klien mengatakan masih khawatir dan cemas tindakan operasi yang akan Mad
berhubungan dilakukan e
dengan krisis O:
situasi - terlihat klien menanyakan dengan pertanyaan berulang-ulang
- klien tampak gelisah menunggu jadwal operasi
- klien terlihat khawatir
- hasil pengkuran ansietas HARS (skor 11)
- Terlihat Tn.H sulit tidur secara puas
A: Masalah belum tertasi
Gangguan tidur 1 2 3 4 5
Berbicara 1 2 3 4 5
secara verbal
terkait
kecemasan
Penerimaan status kesehatan
48
Rabu, Nyeri kronis 18.35 S: Mad
25/04/2018
berhubungan - Klien mengatakan masih nyeri pada area abdomen kuadran ke Iv
dengan Infiltrasi - P : Klien mengatakan nyeri abdomen kuadran IV saat merubah posisi dan diam.
Tumor (Ca Colon ) Klien mengatakan mengusap perut, dan berdzikir untuk mengurangi nyeri.
- Q : Klien mengatakan nyeri seperti mencengkaram
- R : Klien mengatakan nyeri di daerah abdomen kanan kuadran IV
- S : Klien mengatakan nyeri pada skala 3 (NRS)
- T : Klien mengatakan nyeri hilamng timbul
O:
- Klien tampak menahan nyeri pada area perut
- Kondisi umum klien tampak lemah
A: Masalah keperawatan nyeri kronik belum teratasi
Kriteria hasil Tidak pernah Jarang Kadang– Sering Secara
menunjukan menunjuka kadang menunjukan konsisten
n menunjukan menunjukan
Klien mampu 1 2 3 4 5
mengenali nyeri
Klien mampu 1 2 3 4 5
mendeskripsikan
faktor penyebab
nyeri
Melaporkan 1 2 3 4 5
penurunan skala
nyeri
Menggunakan 1 2 3 4 5
teknik
farmakologis
Menggunakan 1 2 3 4 5
teknik non
49
Ketidakseimbangan 18.40 S : Mad
Nutrisi: kurang dari - Klien mengatakan tidak mual atau muntah siang ini e
kebutuhan tubuh
berhubungan
O:
dengan kurang
- Turgor kulit elastis
asupan makanan
- Mukosa bibir kering
- Konjungtiva anemis
- Tampak lemas
- Terlihat klien hanya menghabiskan 5 sendok makan
A: Masalah belum teratasi
Gangguan tidur 1 2 3 4 5
Berbicara 1 2 3 4 5
secara verbal
terkait
kecemasan
52
Kamis, Nyeri kronis 20.10 S: Mad
26/04/2018
berhubungan
- Tn.H mengatakan nyeri area abdomen kuadran IV
dengan Infiltrasi
Tumor (Ca Colon ) - P : Klien mengatakan nyeri saat beraktivitas dan saat tidur di tempat tidur
O:
- Tn.H tampak masih menahan nyeri
- Terlihat tangan Tn.H masih memegangi area nyeri yang dirasakan
Melaporkan 1 2 3 4 5
53
Ketidakseimbangan 20.15 S : Klien mengatakan sudah tidak mual atau muntah Mad
nutrisi : kurang dari O: e
kebutuhan tubuh
- Turgor kulit elastis
berhubungan
- Mukosa bibir kering
dengan kurang
- Konjungtiva anemis
asupan makanan
- Keadaan umum klien baik
- Klien tampak menghabiskan 5-6 sendok makan
A: Masalah belum teratasi
54
Ansietas 20.20 S: klien mengatakan kekawatiran dan gelisah sudah mulai dapat diatasi, klien Mad
berhubungan mengatakan sudah diberikan edukasi baik dokter dan perawat terkait tindakan operasi e
dengan krisis
yang akan dilkukan
situasi
O:
- hasil pengukuran HARS Skor 6( skala kecemasan ringan )
- Terlihat Tn.H sudah dapat tidur secara berkulaiatas dan puas dari sebelumnya
- Tn.H terlihat lebih tenang dan sudah tidak terlihat gelisah
A: Masalah tertasi
Gangguan tidur 1 2 3 4 5
Berbicara 1 2 3 4 5
secara verbal
terkait
kecemasan
56
Jum’at, Nyeri kronis 07.15 S: Mad
27/04/2018
berhubungan
- klien mengatakan nyeri area abdomen kuadran IV
dengan Infiltrasi
Tumor (Ca Colon ) - P : Klien mengatakan nyeri saat beraktivitas dan saat tidur di tempat tidur
- Klien terlihat tampak lebih rileks dan tenang setelah diberikan terapi non
farmakologi ( Guide imagery ) dan relaksasi nafas dalam
57
Ketidakseimbangan 07.20 S: Mad
nutrisi : kurang dari - Keluarga klien mengatakan klien minum susu e
kebutuhan tubuh
- Keluarga klien mengatakan klien tidak muntah pagi ini
berhubungan
O:
dengan kurang
- Turgor kulit elastis
asupan makanan
- Mukosa bibir lembab
- Konjungtiva anemis
- Terlihat kondisi umum klien baik
- Terlihat klien mengahabiska porsi makanan, snack dan susu yang diberikan
rumah sakit
A: Masalah teratasi
1. Hasil Pengkajian
Tn. H pertama kali mengalami keluhan nyeri pada bagian abdomen dan BAB
keras disertai darah pada pertengahan tahun 2016. Kemudian Tn. H melakukan
pemeriksaan di rumah sakit daerah rembang kemudian Tn.H di opname. Setelah
dilakukan perawatan ± 5 hari Tn.H memutuskan untuk pulang karena merasa tidak
ada perkembangan terkait penyakitnya. Setelah itu Tn.H dan keluarga memutuskan
untuk memeriksakan terkait kondisi yang dialami di Semarang. Kemudian Tn.H
melakukan pemeriksaan di rumah sakit sultan agung Semarang dan mendapat
perawatan selama ± 2 minggu, setelah itu Tn.H di rujuk ke RSUP dr.Kariadi
Semarang.
Tn.H mengeluh nyeri pada perut kanan bawah dan beberapa minggu terakhir
mengeluh BAB keras. Pada tanggal 16 April 2017 klien merasa nyeri perutnya
sudah tak tertahankan, dan merasa sangat lemah. Pukul 08.00 WIB keluarga
kemudian membawa klien ke IGD RSUP Dr.Kariadi Semarang. Setelah dilakukan
beberapa pemeriksaan klien didiagnosa ca colon. Kemudian Tn.H dianjurkan
untuk dilakukan perawatan pada hari tersebut. Tn.H masuk ke ruangan rajawali IB
tanggal 16/04/2018 jam 19.30. Kemudian di ruangan 1B dilakukan pemeriksaan
dengan tanda-tanda vital BP= 110/70 mmHg, HR 78x/menit, RR 18x/menit, Suhu
0
36.5 C dan SpO2 98%. Tn.H terpasang infus RL pada tangan kanan. Tn. H
mengeluhkan nyeri pada saat aktivitas dan berdiam diri, nyeri yang dirasakan
seperti mencengkram, nyeri pada area abdomen kuadran IV, nyeri skala 3, dan
nyeri datang hilang timbul. Tn. H mengatakan terkadang mengalami nyeri dan
merasa tidak nyaman.
Dari data pengkajian diatas Tn.H mengatakan lemas, mengatakan sudah sekitar
± 5 hari selalu mual terkadang saat makan, tidak nafsu makan,IMT : 17.1 (<
normal), Hemoglobin : 9.34 g/dl ( LOW), Konjungtiva anemis, Tn.H mual dan
muntah, muntah sebanyak ±100 cc, Tn.H tampak lemah,terlihat Tn.H hanya
menghabiskan 3-4 sendok saja.
Tn. H mengalami kecemasan dikarenakan menunggu jadwal operasi dan
terdapat kekhawatiran serta takut dalam diri pasien terkait tindakan yang akan
dilakukan padanya. Tn. H menjadi sedikit cemas menunggu operasi ± 7 hari dan
60
takut operasinya akan gagal. Kecemasan Tn. N diukur dengan menggunakan skala
HARS yang bernilai 11. Skala HARS Tn. H termasuk kedalam kecemasan ringan.
Dari data diatas muncul setidaknya tiga masalah keperawatan yaitu nyeri
kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor (Ca colon), ketidakseimbangan nutrisi
:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang asupan makanan, dan
ansietas berhubungan dengan krisi situasi. Masalah nyeri kronis merupakan
masalah yang membuat perhatian khusus karena masalah nyeri yang dirasakan
Tn.H sudah ± 2 tahun terakhir dari pertengahan 2016.
Tn. H mengeluhkan nyeri pada saat aktivitas dan berdiam diri, nyeri yang
dirasakan seperti mencengkram, nyeri pada area abdomen kuadran IV, nyeri skala
3, dan nyeri datang hilang timbul. Penatalaksanaan yang sudah dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan pemberian terapi non farmakologi yaitu
terapi guide imagery dan nafas dalam. Penanganan nyeri dengan melakukan
teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri. Penanganan nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup teknik
relaksasi nafas dalam dan guided imagery. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi
(Sehono, 2010).
Teknik relaksasi nafas dalam akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
beberapa teknik lainnya, seperti guided imagery. Guided imagery merupakan
teknik yang menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif
tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010). Teknik ini dimulai dengan
proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada klien untuk perlahan-lahan
menutup matanya dan fokus pada nafas mereka, klien didorong untuk relaksasi
mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran dengan bayangan untuk membuat
damai dan tenang (Rahmayati, 2010). Pada sat dilakukan terapi relaksasi nafas
dalam dan guide imagery Tn.H terlihat lebih tenang dan rileks setelah dilakukan
terapi tersebut, sehingga membuat Tn.H teampak lebih nyaman.
Masalah keperawatan yang kedua Saat dilakukan pengkajian
ketidakseimbangan nutrisi merupakan masalah yang membutuhkan perhatian
lebih. Pada Tn.H saat dilakukan pengkajian status nutrisi pada tanggal 24 April
61
ditemukan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai dengan klien terlihat
lemas, klien terlihat muntah ±100cc, Hemoglobin 9.43 g/dl, Hematokrit 28.8%,
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering serta nilai IMT 17.1 (kurus).
Penatalaksanaan yang sudah diakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah
pemantauan status nutrisi,mengajarkan klien untuk tetap makan sedikit namun
sering, melakukan penambahan darah PRC 1 kolf karena Hb pasien 9.43
g/dl(Low).. Secara normal cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan
kebanyakan direabsorbsi, bila usus tersumbat, cairan ini sebagian tertahan dalam
usus dan sebagian dieliminasi melalui muntah. Penurunan peristaltic usus juga
dapat menyebabkan anoreksia (Smeltzer and Suzane,2001). Pada pasien Tn.H
mual dan muntah masih terus terjadi hingga ±5 sampai 6 hari meskipun ferekuensi
mulai berkurang. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi maalah mual dan
muntah pada pasien yaitu terapi farmakologi dan non farmakologis. Intervensi non
farmakologi yang dilakukan perawat yaitu menganjurkan keluarga klien untuk
memasukkan susu dengan kuantitas sedikit demi sedikit dengan durasi pemberian
sering (Bullecheck). Selain itu perawat juga menganjurkan keluarga klien untuk
memberikan susu dalam keadaan dingin bukan hangat. Menurut (Bahatori
D,2013) minuman dingin secara umum bermanfaat untuk merespon tubuh dengan
menimbulkan mekanisme vasoconstriction atau penyempitan pembuluh darah.
Tujuan dilakukan perawatan melalui terapi non farmakolagi dengan pemberian
minuman dingin merupakan salah satu cara pengelolaan diri yang didasarkan pada
cara kerja sistem syaraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf pusat berfungsi
mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki, misalnya reaksi tubuh
terhadap suhu dingin (minuman dingin), seperti saraf-saraf disekitar mulut,
tenggorokan sampai perut bagian atas akan terangsang secara mendadak. Sistem
saraf simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi. Misalnya
pada saat terkejut, takut, cemas, atau berada dalam keadaan tegang, dimana
kondisi ini dapat terjadi pada saat mual/muntah. Sebaliknya, system saraf
parasimpatetis mengontrol aktivitas yang berlangsung selama penenangan tubuh,
misalnya penurunan denyut jantung setelah fase ketegangan dan menaikkan aliran
darah ke system gastrointestinal (Carlson, 1994, dalam Ramdhani & Putra, 2008).
Pemberian minuman dingin seperti jus buah,es susu atau minuman dingin
sejenisnya dapat menimbulkan mekanisme vasokontriksi, sehingga merangsang
syaraf simpatis dari stimulasi reseptor gastrointestinal yang menimbulkan reflex
62
nyaman sehingga rangsangan kedalam cortex menurun dan hypothalamus
menyampaikan rangsangan kepusat muntah menjadi menurun. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangesti (2016) yang menyatakan bahwa
makanan/minuman dingin seperti buah, jus buah,susu, teh manis atau
makanan/minuman dingin sejenisnya dapat diberikan pada suhu mencapai 10–15
ºC lebih baik dari pada air hangat karena lebih cepat diserap oleh usus, sehingga
waktu pengosongan lambung lebih cepat.
Masalah keperawatan yang ketiga yaitu ansietas berhubungan dengan krisis
situasi. Kecemasan yang dialami Tn. H akibat dari menunggunya jadwal operasi,
informasi terkait tindakan operasi yang akan dilakukan dan takutnya
ketidakberhasilan operasi. Terdapat berbagai alasan yang dapat menyebabkan
ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain
adalah takut nyeri setelah pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, dan takut
operasi akan gagal (Potter & Perry, 2005). Salah satu tindakan untuk mengurangi
tingkat kecemasan adalah dengan cara mempersiapkan mental dari pasien.
Persiapan mental tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui pemberian
pendidikan kesehatan (Health education). Pendidikan kesehatan pra operasi dapat
membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekhawatiran yang dirasakan.
Perawat kemudian dapat merencanakan intervensi keperawatan dan perawatan
suportif untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dan membantu pasien untuk
berhasil menghadapi stress yang dihadapi selama periode perioperatif.
Memberikan informasi sangat penting dan yang perlu dijelaskan kepada pasien
adalah prosedur pre operasi, operasi dan apa yang diharapkan dari operasi yang
dilakukan. (Baradero, dkk, 2008).
Berdasarkan Terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasannya
dengan menggunakan terapi pemberian edukatif pada pasien pre operatif. Tn. H
sudah mendapatkan edukasi terkait operasi yang akan di jalani dan itu sudah
dapat mengurangi kecemasan Tn H.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
- Jurnal
- Dll
65