Sunteți pe pagina 1din 14

PROPOSAL SENTRALISASI OBAT

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG WIJAYA KUSUMA C RSUD DR. SOEDONO
MADIUN

Oleh :

Riandy Yahya , S.Kep Hastuti Putri R, S.Kep


Kurniawati Agustin, S.Kep Muh Mamudi, S.Kep
Riza Ayu Arista, S.Kep Edi Kurniawan, S.Kep
Herlina Yuliani, S.Kep Fitria Nurul H, S.Kep
Uswatun Hasanah, S.Kep Fibriani Roisatun N, S.Kep
Ruchul Kurnia A, S.kep Putri Indah I, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
2016 / 2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman
penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol
dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ
tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu
penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara
ekonomi. Pelaksanaan sentralisasi obat di ruang Flamboyan RSUD Jombang
untuk obat oral dan injeksi sudah berjalan sedemikian rupa sehingga pasien dan
keluarga percaya dengan sentralisasi obat di ruangan.
Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu
peran Perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur yang sistematis
sehingga risiko kerugian baik secara material maupun secara nonmaterial dapat
dieliminasi atau di atasi.
Teknik pengelolaan secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan
oleh perawat.
Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan
sentralisasi obat, persiapan sarana dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat. Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu
ditingkatkan lagi sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir.
Dalam praktek manajemen ini kami melaksanakan sentralisasi obat injeksi dan
obat oral (Nursalam, 2013).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 7B.
b. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di konsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2013).

2.2 Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi :
a Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
c Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
d Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan.
e Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

2.3 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat
injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut
a. Penerimaan obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien
diserahkan kepada perawat disertai dengan lembar serah terima obat
yang mana sebelumnya mengisi dan menandatangani surat
persetujuan sentralisasi obat (Informed Consent).
2. Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis obat, jumlah
dan sediaan obat (bila perlu) dalam format serah terima obat dan
diketahui atau ditandatangani oleh klien / keluarga, format serah
terima obat selanjutnya dibawa oleh klien/ keluarga. Keluarga akan
diberikan penjelasan kapan obat tersebut akan habis.
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien / keluarga selanjutnya
disimpan perawat di dalam kotak obat.
b. Pembagian obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format
pemberian obat oral/ injeksi.
2. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam format
pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam medik).
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunanaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan
tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien
dan observasi adanya efek samping setelah minum obat
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas
yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat
yang hampir habis akan diinformasikan kepada pasien / keluarga dan
kemudian dimintakan kepada dokter penanggung jawab klien.
c. Penambahan Obat Baru
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam
format pemberian obat oral/ injeksi.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.
d. Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang
cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki
efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu atau sewaktu saja.
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi
dari keluarga pada saat pemberian obat
e. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka
obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
2.4 Digram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER

KELUARGA/ PASIEN

FARMASI/ APOTIK

 Surat Persetujuan
sentralisasi obat dari
PP / PERAWAT YANG
perawat
MENERIMA
 Lembar serah terima
obat

PENGATURAN / PENGELOLAAN  Buku serah terima/


OLEH PERAWAT masuk obat
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Sentralisasi Obat


a. Pra Pelaksanaan
1. Membuat Informed Consent
2. Membuat format daftar sentralisasi obat.
3. Membuat petunjuk teknis penulisan sentralisasi obat.
4. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan persepsi
antara petugas.
5. Mensosialisasikan jadwal pemberian obat dan tehnik penulisan.
Waktu yang ditentukan sifatnya fleksibel dan bisa dirubah sesuai
ketentuan.
b. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai tanggal 18 April 2017, oleh
perawat shift pagi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan Informed Consent pada klien atau keluarganya
2. Melakukan pencatatan pada format sentralisasi obat meliputi :
a) Identitas pasien
b) Hari dan tanggal penerimaan obat sesuai yang diresepkan
c) Nama dan jumlah obat yang diresepkan.
d) Tanda tangan yang menerima obat dan yang menyerahkan
obat.
e) Menuliskan dosis dan cara pemberian obat.
f) Menuliskan jam pemberian
3. Melaksanakan pemberian obat sesuai jadwal yang telah ditentukan
dan perawat pelaksana tanda tangan.
4. Melakukan timbang terima obat setiap pergantian shift sesuai
dengan sisa obat yang telah diberikan kepada pasien.
5. Memintakan resep bila obat klien habis yang dilakukan oleh
perawat primer.
6. Setelah klien diperbolehkan pulang, obat sisa dikembalikan kepada
klien atau keluarga dengan menandatangani pada bagian bawah
lembar sentralisasi obat
c. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua tindakan dalam pemberian obat, yang
meliputi dosis, waktu, rute serta cara pemberian.

3.2 Peran
a. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
b. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilakukannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat dilakukannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
c. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kolaborasi terhadap pemakaian obat
selama klien dirawat.

3.3 Metode
a. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerimaan dan
pemberian obat sesuai denga identitas pasien dan di catat dalam buku
serah terima obat.
b. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal, dan
jam pemberian obat, dan jenis pemberiaan obat atau injeksi sesuai
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.

3.4 Media
a. Lembar/ format pasien masuk RS
b. Status pasien
c. Nursing kit
d. Kotak penyimpanan obat
e. Lembar persetujuan sentralisasi obat
f. Lembar serah terima obat
g. Format pemberian obat

1.4 Instrument
a. Informed Consent pengelolaan sentralisasi obat.
b. Format kontrol dan pemakaian obat.
c. Lemari dan kotak sentralisasi obat.

1.5 Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal : Kamis, 20 April 2017
b. Tempat : Ruang Wijaya Kusuma C RSUD Dr. Soedono Madiun

1.6 Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a. Kepala ruang Wijaya Kusuma C RSUD Dr. Soedono Madiun
b. Perawat ruang Wijaya Kusuma C RSUD Dr. Soedono Madiun
c. Dosen pembimbing STIKES PEMKAB Jombang
d. Mahasiswa S1 Keperawatan praktek manajemen STIKES PEMKAB
Jombang
e. Pasien ruang Wijaya Kusuma C RSUD Dr. Soedono Madiun

1.7 Pengorganisasian
a. Kepala Ruangan : M.Mahmudi S.Kep
b. Perawat Primer :Uswatun Hasanah S.Kep
c. Perawat Associate : Herlina Yuliani S.Kep
3.5 Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan a. PP mengucapkan 5 menit Nurse KARU
salam dan Station PP
melaporkan kegiatan
sentralisasi obat pada
karu.
b. Karu menanyakan
persiapan sentralisasi
obat
c. PP menyebutkan hal-
hal yang perlu
disampaikan
d. Karu memeriksa
kelengkapan
administrasi
pelaksanaan a. Karu membuka acara 20 Tempat KARU
untuk sentralisasi menit penyimpanan PP
obat obat
b. PP menyampaikan
tentang sentralisasi
obat kepada pasien
dan keluarga
1. Tujuan dan
manfaat
dilaksanakan
sentralisasi obat.
2. Cara
pengelolaan
obat: cara
penyimpanan
dan pemberian
obat
3. Cara mengelola
jika ada obat
habis dan obat
baru.
c. Memberi
kesempatan keluarga
untuk bertanya
d. PP meminta
pasien/keluarga
untuk mengisi surat
persetujuan
sentralisasi obat
e. Pasien/ keluarga
memberikan obat ke
perawat dan
menerima tanda
bukti serah terima
obat dari perawat
f. Perawat menerima
obat dari pasien/
keluarga, mengisi
format pemberian
obat pada kolom
terima dan menulis
nama pasien/
keluarga dan
perawat. Kemudian
perwat menyimpan
obat yang telah
diterima dikotak
obat.
g. Perawat meletakkan
obat di tempat obat
saat mau
memberikan obat
sesuai jadwal.
h. Perawat
mendokumentasikan
di LK4
Penutup Evaluasi pada PP dan PA 5 menit Nurse PP
Station PA

1.8 Kriteria Evaluasi


a. Struktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : catatan sentralisasi obat, status klien, buku laporan
dan format inform consent. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan
sentralisasi obat. Sentralisasi obat yang dilaksanakan pada pasien yang
telah mendapatkan obat dari apotik baik yang diambil oleh keluarga
pasien maupun dari pelayanan obat terpadu (podu).
b. Proses
Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh perawat primer dan perawat associate yang bertugas.
Perawat primer beserta dengan perawat associate melaksanakan
sentralisasi obat yang difasilitasi oleh Karu,ditempat penyimpanan obat.
Dan selanjutnya perawat primer melaporkan kegiatan sentralisasi obat
pada Kepala ruangan yang bertempat di ruang nurse station. Isi
sentralisasi obat mencakup jumlah obat, jenis obat dan dosis obat yang
akan diberikan pada pasien.
c. Hasil
Setiap perawat dapat mengetahui seluruh obat klien. Komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik. Karu dan PP menandatangani
laporan sentralisasi obat. Klien dapat mempercayakan pengaturan dan
pemberian obat kepada petugas, mampu mengelola obat klien dengan
tepat dan benar, meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi,
klien dan keluarga merasa puas dengan pengelolaan sentralisasi obat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam, 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika

2. Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana Dkk. Jakarta

3. Perry, Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

S-ar putea să vă placă și