Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
SISTEM IMUN 1
ANTIBODI 3
LIMFOSIT 8
GANGGUAN SISTEM IMUN 9
PENYAKIT IMUNOLOGIK 10
1. PENYAKIT ALERGI 14
Reaksi Alergi dan Alergen 14
Alergen Udara 15
Gejala Alergi 17
Diagnosis Alergi 18
Pengobatan dan Pencegahan Alergi 19
2. PENYAKIT AUTOIMUN 20
Faktor-faktor Autoimun 20
Pembagian Penyakit Autoimun 22
Gejala Klinis dan Diagnosis Penyakit Autoimun 23
Pengobatan Penyakit Autoimun 23
Pencegahan Penyakit Autoimun 24
3. PENYAKIT ADDISON 25
4. A.I.D.S 30
5. ALOPECIA AERATA 33
7. ANEMIA PERNISIOSA 39
8. ANKYLOSING SPONDYLITIS 45
10. ASTHMA 49
11. AUTOIMMUNE HEPATITIS 54
14.CELIAC DISEASE 63
16.CONTACT DERMATITIS 71
17.CROHN’S DISEASE 74
18.DERMATITIS ATOPIK 78
19.DERMATITIS HERPETIFORMIS 83
20.DERMATOMIOSITIS 86
21.DIABETES TIPE 1 89
22.ERYTHEMA MULTIFORME 91
23.FIBROMIALGIA 96
35.MASTOCYTOSIS 139
38.PEMPHIGUS 149
39.PHOTODERMATITIS 154
41.POLYMYOSITIS 159
44.PSORIASIS 167
46.ROSACEA 176
47.SARCOIDOSIS 179
48.SCLERODERMA 183
53.VASCULITIS 200
54.VITILIGO 204
55.WARTS 209
DAFTAR GAMBAR
3. Struktur Antibodi 4
6. Kelenjar adrenal 26
8. Alopecia aerata 34
21. Dermatomiositis 87
DAFTAR TABEL
1
PENDAHULUAN
ANTIBODI
Struktur
Andibodi adalah protein yang merupakan bagian dari sistem
imun yang disebut imunoglobulin. Setiap antibodi terdiri atas empat
polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) dan dua rantai
14
IgG
Di dalam serum manusia normal, 70% imunoglobulin adalah
IgG, yang merupakan bentuk antibodi yang dapat diwariskan secara
transplasental dari ibu ke janin yang dikandungnya. IgG juga dapat
dijumpai di dalam air susu ibu (colostrum) sehingga dapat
memberikan perlindungan pada bayi yang baru dilahirkan. Berdasar
atas perbedaan sifat antigeniknya, IgG dibagi menjadi 4 subkelas,
yaitu IgG1, IgG2, IgG3 dan IgG4. Semua subkelas IgG yang
terdapat sebagai unit monomerik ini terdapat pada serum normal
setiap individu manusia.
IgM
IgM merupakan makroglobulin (macroglobulin), mempunyai
ukuran sedikitnya 5 kali ukuran IgG karena setiap molekulnya
mempunyai 5 unit monomer. IgM merupakan antibodi yang
pertama kali terbentuk jika terjadi induksi oleh antigen. Antibodi ini
tidak dapat melintasi plasenta sehingga tidak dapat diwariskan dari
ibu ke janin yang dikandungnya.
Karena mempunyai 5 monomer, IgM dapat mengikat antigen
pada lebih dari satu situs pengikatan antigen dan dapat bereaksi
secara efektif dengan virus atau bakteri.
IgA
Imunoglobulin ini terdapat baik di dalam serum maupun
secara eksternal di dalam cairan ekskresi tubuh, misalnya saliva,
sperma, air seni dan kolostrum. IgA juga dapat dijumpai di dalam
selaput lendir paru-paru dan saluran pencernaan (usus). Di dalam
serum, IgA terdapat sebagai monomer dan polimer
16
IgD
Anti bodi edar (circulating antibody) ini di dalam serum
manusia normal hanya merupakan 1% dari imunoglobulin total
tetapi pada penderita multiple myeloma, IgD dapat dijumpai dalam
jumlah sangat tinggi.
IgE
Meskipun kadar IgE di dalam serum sangat rendah,
imunoglobulin ini penting secara klinis karena jika berikatan dengan
antigen akan menimbulkan reaksi alergi akibat dibebaskannya
mediator kimiawi seperti histamin dan serotonin.
17
-meningkatkan
fagositosis
terhadap
mikroorganisme.
IgM 900.000 Darah Tidak -sarana sitolitik
dan aglutinasi
-pertahanan diri
pertama
terhadap
bakteremia
IgA 160.000 Serum, Tidak -melindungi
(serum) sekresi tubuh permukaan
370.000 eksternal mukosa.
(sekresi)
IgD 180.000 Serum, Tidak -mengatur
Permukaan sintesis
limfosit bayi imunoglobulin
baru lahir lain.
IgE 185.000 Serum Tidak -Memerangi
infeksi parasit
-menyebabkan
alergi
LIMFOSIT
Pembentukan limfosit
Semua jenis sel darah, termasuk sel-sel imun misalnya
limfosit, dibentuk di dalam sumsum tulang. Sebagian sel akan
menjadi bagian dari kelompok limfosit, sedang sebagian yang lain
akan menjadi tipe lain sel imun yang disebut fagosit.
Sesudah limfosit terbentuk, sebagian akan menjadi sel B di dalam
sumsum tulang, sedang sebagian limfosit akan berkembang
menjadi sel T di dalam timus. Sel B dan sel T merupakan
kelompok besar limfosit yang berperan mengenali dan menyerang
19
PENYAKIT IMMUNOLOGIK
Penyakit Alergi
Penyakit alergi umumnya terjadi jika sistem imun salah dalam
merespon paparan suatu bahan yang dalam keadaan normal
sebenarnya tidak berbahaya, misalnya tepungsari (pollen) rumput
atau debu rumah, dengan mengadakan reaksi berlebihan untuk
menyingkirkan bahan yang diduga merupakan benda asing.
Autoimmune Diseases
Jika mekanisme pengenal sistem imun terganggu fungsinya,
maka tubuh akan membentuk sel T (T cells) dan antibodi-antibodi
yang bereaksi terhadap sel dan jaringan organ tubuhnya sendiri
(autoantibodies). Kesalahan sel T dalam mendeteksi dan
menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri serta adanya
22
Immunodeficiency Disorders
Jika sistem imun kehilangan salah satu atau lebih
komponennya, akan menyebabkan terjadinya gangguan sistem
imun, yaitu imunodefisiensi. Gangguan imunodefisiensi dapat terjadi
karena faktor keturunan, akibat infeksi, maupun karena
penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya untuk mengobati
kanker atau pada transplantasi jaringan.
Defisiensi imun yang bersifat sementara dapat terjadi pada
infeksi virus, misalnya influenza, infectious mononucleosus, dan
campak (measles). Sistem imun juga dapat menurun pada
penderita yang mendapatkan transfusi darah, orang-orang yang
menjalani pembedahan, penderita malnutrition, perokok berat , dan
akibat tekanan jiwa (stress).
Anak-anak juga dapat dilahirkan dalam keadaan terganggu
fungsi sistem imun tubuhnya. Sebagian diantaranya mengalami
gangguan pada sistem sel B sehingga tidak dapat membentuk
antibodi. Pada anak yang timusnya tidak terbentuk atau tumbuh
tidak normal, akan mengalami gangguan pada pembentukan sel T.
Meskipun jarang terjadi, sebagian anak dilahirkan dalam keadaan
terganggu semua sistem imun pertahanan tubuhnya. Keadaan ini
dikenal sebagai Severe Combined Immunodeficiency Disease atau
SCID.
AIDS adalah gangguan imunodefisiensi yang disebabkan oleh
virus HIV yang dapat hidup lama di dalam sel-sel imun dan
menginfeksinya, yang kemudian merusak dan melumpuhkan sel-
sel T. Akibat terganggunya sistem pertahanan tubuhnya, penderita
AIDS mudah terserang berbagai macam infeksi yang mematikan
maupun menderita berbagai jenis kanker yang jarang dijumpai.
24
2
PENYAKIT ALERGI
Gejala Alergi
Akibat paparan alergen udara, gejala-gejala yang seringkali
terjadi berupa:
Bersin-bersin, sering disertai pilek yang cair
Batuk pilek
Mata, hidung dan tenggorok terasa gatal
Mata berair
Konjungtivitis, mata merah
Lingkaran gelap terdapat di bawah mata akibat meningkatnya
aliran darah di dekat sinus ( disebut allergic shiners)
28
Diagnosis Alergi
Untuk memastikan terjadinya alergi, berbagai uji alergi
dapat dilakukan yaitu melalui uji kulit atau pemeriksaan darah.
3
PENYAKIT AUTOIMUN
Faktor-faktor Autoimunitas
Selain tidak adanya self-tolerance, terjadinya penyakit
autoimun dipengaruhi oleh berbagai faktor,yaitu:
Penyakit Target
Psoriasis Kulit
34
PENYAKIT ADDISON
yang sama. Penyakit ini ditandai oleh berat badan yang menurun,
kelemahan otot, lelah, hipotensi, dan kadang-kadang terjadi
perubahan kulit yang menjadi lebih gelap, baik pada satu bagian
atau semua bagian tubuh.
Penyakit Addison terjadi apabila kelenjar Adrenal tidak cukup
memproduksi hormon kortisol, dan pada beberapa orang penderita
akibat rendahnya kadar hormon aldosteron. Penyakit Addison
disebut juga sebagai adrenal insuffiency atau hypocortisolism
Genetik
Tuberkulosis
Infeksi jamur
Kanker
Amiloidosis
Operasi kelenjar adrenal
Krisis Addison
Krisis Addison (Addisonian Crisis) disebabkan oleh insufisiensi
adrenal yang berlangsung akut akibat terjadinya rudapaksa
(accident) atau stres, dengan gejala-gejala:
Nyeri tusuk di punggung bagian bawah, perut, atau kaki
Muntah dan diare hebat
Dehidrasi
Tekanan darah menurun
Kadar gula darah menurun
Kadar kalium meningkat
Hilangnya kesadaran
Tanpa pengobatan, penderita akan meninggal dunia.
5
A I D S
(URL.http://www.who.int)
Gejala klinis infeksi HIV
Pada awal infeksi sebagian penderita tidak menunjukkan
gejala awal sampai beberapa tahun sesudah masuknya virus ke
dalam tubuhnya. Penderita yang lain mungkin hanya menunjukkan
gejala-gejala mirip influenza selama satu atau dua bulan berupa
demam, sakit kepala, lelah dan pembesaran kelenjar limfe. Selama
waktu tersebut virus HIV dalam jumlah besar sudah terdapat di
dalam cairan genitalnya, sehingga penderita sangat menular.
Dengan menurunnya sistem imun, berbagai komplikasi mulai
terlihat yaitu :
Pembesaran kelenjar limfe yang berlangsung lebih dari 3
bulan
Badan terasa tidak berenergi
Berat badan terus menurun
Demam dan berkeringat yang timbul berulang-ulang
Menderita infeksi jamur (di mulut maupun vagina) yang
berulang-ulang atau terus menerus
Bercak kulit (rash) yang berulang atau terus menerus
42
ALOPECIA AREATA
7
AMYOTROPIC LATERAL
SCLEROSIS
Penyebab ALS
Penyebab pasti terjadinya kerusakan sel saraf pada ALS
belum diketahui. Salah satu penyebabnya diduga terjadinya respon
autoimun yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan antara lain akibat paparan bahan-bahan beracun atau
penyakit infeksi.
Pengobatan ALS
Terapi spesifik untuk ALS belum ada, namun dapat dicoba
memberikan riluzole , yang dipercaya dapat mengurangi kerusakan
motor neuron dan menghambat kecepatan kerusakannya selama
beberapa bulan. Pemberian obat-obatan ditujukan untuk
mengurangi gejala klinis dan meningkatkan kualitas hidup
penderita, mengurangi rasa sakit, mengatasi depresi, gangguan
tidur dan konstipasi. Jika terjadi komplikasi gangguan pernapasan,
dapat diberikan bantuan pernapasan buatan dengan ventilator.
49
Prognosis ALS
Perjalanan ALS tergantung pada bagian tubuh yang pertama
kali terserang, terjadinya kelemahan otot dan atrofi otot yang
berlangsung progresif, serta penyebarannya ke otot-otot lainnya.
Penderita bisa mengalami gangguan dalam berbicara, menelan
makanan atau minuman, dan mengunyah. Selain itu penderita
mengalami kesukaran waktu berdiri atau berjalan, sulit bangun dari
tidurnya, gangguan dalam menggunakan tangan dan lengannya,
atau gangguan dalam bernapas.
Kematian penderita terutama disebabkan gagalnya
pernapasan (respiratory failure) yang terjadi dalam waktu 3-5
tahun sesudah timbulnya gejala pertama. Sepuluh persen penderita
dapat bertahan hidup 10 tahun atau lebih.
8
50
ANEMIA PERNISIOSA
Penghitungan retikulosit
Pencegahan
Tidak ada tindakan pencegahan terhadap terjadinya anemia
pernisiosa. Diagnosis dini yang segera ditegakkan diikuti
pengobatan dengan pemberian vitamin B12 dapat mencegah
terjadinya komplikasi.
9
56
ANKYLOSING SPONDYLITIS
Diagnosis
Untuk membantu menegakkan diagnosis Ankylosing
spondylitis dapat dilakukan pemeriksaan:
Pemeriksaan Darah Lengkap
Laju Endap Darah
Pemeriksaan antigen HLA-B27
Foto tulang belakang dan pelvis
MRI tulang belakang.
10
ASTHMA
Penyebab asma
Penyebab awal terjadinya inflamasi saluran pernapasan pada
penderita asma belum diketahui mekanismenya. Terdapat berbagai
keadaan yang memicu terjadinya serangan asma, antara lain
61
Diagnosis asma
Berdasar gejala klinis dan keluhan penderita, diagnosis asma
dapat ditegakkan. Riwayat adanya asma dalam keluarga dan
adanya benda-benda yang dapat memicu terjadinya reaksi asma
penderita memperkuat dugaan penyakit asma.
Pemeriksaan menggunakan spirometer untuk mengetahui
fungsi paru penderita (spirometry) membantu menegakkan
diagnosis asma. Pemeriksaan spirometri hanya dapat dilakukan
pada penderita berumur di atas 5 tahun.
Jika pemeriksaan spirometri baik hasilnya, perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan untuk menetapkan penyebab asma, yaitu :
Uji alergi untuk menentukan bahan alergen pemicu asma.
Pemeriksaan pernapasan dengan peak flow meter setiap hari
selama 1-2 minggu.
Uji fungsi pernapasan waktu melakukan kegiatan fisik.
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya gastroesophageal
reflux disease.
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya penyakit sinus.
Pemeriksaan sinar X thorax dan elektrokardiogram untuk
menemukan penyakit paru, jantung, atau adanya benda asing
pada jalan napas penderita.
2. Mild persistent asthma: asma terjadi lebih dari dua kali per
minggu yang berlangsung satu kali dalam satu hari. Serangan
asma malam hari lebih dari dua kali sebulan.
3. Moderate persistent asthma: gejala klinis asma terjadi setiap
hari, dan serangan malam hari lebih dari satu kali seminggu.
4. Severe persistent asthma: serangan asma terjadi setiap hari,
terutama lebih sering terjadi pada malam hari.
Pengobatan asma
Tergantung pada beratnya gejala klinis asma, obat-obatan yang
dapat diberikan untuk meredakan gejala asma adalah:
1. Bronchodilator (simpatomimetik, antikolinergik, teofilin).
2. Kortikosteroid
3. Antimediator misalnya cromolyn sodium.
Jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika.
Hyposensitization. Terapi desensitisasi dilakukan jika penderita
tidak memberi respon terhadap obat-obatan maupun terhadap
perbaikan lingkungan, atau selalu terpapar alergen tertentu.
Pencegahan asma
Kekambuhan asma dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan alergen penyebab asma yang umumnya spesifik bagi
masing-masing individu penderita.
Obat-obat golongan Beta-blocking agent (termasuk ophthalmic beta
blocker) tidak boleh diberikan pada penderita asma karena dapat
memperberat bronkospasme penderita.
65
11
AUTOIMMUNE HEPATITIS
12
AUTOIMMUNE
LYMPHOPROLIFERATIVE
SYNDROME (A.L.P.S)
Pengobatan ALPS
70
Pencegahan ALPS
Pemberian vaksinasi lengkap pada anak-anak terhadap penyakit-
penyakit infeksi dan vaksinasi flu dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder pada penderita ALPS.
71
13
BEHCET DISEASE
14
CELIAC DISEASE
15
79
CHRONIC FATIGUE
SYNDROME
Penyebab CFS
Penyebab CFS belum diketahui dengan jelas, namun faktor
imunitas, endokrin, inflamasi sistem saraf dan faktor lingkungan
(misalnya infeksi virus) serta faktor genetik diduga mempengaruhi
timbulnya penyakit dan atau panjangnya perjalanan penyakit. CFS
dapat diderita oleh semua umur, baik perempuan maupun laki-laki,
berasal dari semua etnis dan dari berbagai tingkatan dan kelompok
sosial ekonomi. Perempuan penderita CFS empat kali lebih banyak
80
Fibromyalgia syndrome
Myalgic encephalomyelitis
Neurasthenia
Multiple sclerosis
Chronic mononucleosis
Lyme disease
Penyakit endokrin (misalnya diabetes, hypothyroidism)
Infeksi
Kanker
Penyakit psikis atau psikologis
Ketergantungan obat
Pengobatan CFS
Pengobatan baik dengan obat-obatan maupun tindakan tanpa
obat ditujukan untuk mengurangi keluhan penderita. Belum
ditemukan obat yang spesifik untuk mengatasi berbagai gejala dan
keluhan CFS.
Antihistamin diberikan untuk mengatasi gejala alergi misalnya
pilek (running nose), sedangkan NSAIDs, misalnya ibuprofen
diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan demam.
Perubahan cara hidup dan menghindari kegiatan fisik yang
berlebihan, menghindari stres, membatasi diet, melakukan olahraga
ringan dan pemberian suplemen nutrisi yang tidak berlebihan ,
82
16
CONTACT DERMATITIS
17
CROHN’S DISEASE
1. Obat-obatan :
Antiradang. Mesalamine (sulfasalazine) kadang-kadang
menimbulkan efek samping berupa mual, muntah, diare
dan sakit kepala.
Kortison/steroid. Pemakaian jangka panjang steroid
dapat meningkatkan kepekaan terhadap infeksi
mikroorganisme.
Supresor sistem imun misalnya 6-mercaptopurine.
Antibiotika. Ampisilin, sulfonamid, cephalosporin,
tetrasiklin dan metronidazole diberikan jika terjadi
pertumbuhan berlebihan (overgrowth) bakteri usus,
89
2. Suplemen nutrisi
18
DERMATITIS ATOPIK
Pengobatan Eksema
Tujuan pengobatan dermatitis atopik adalah mengurangi rasa
gatal, memperbaiki kulit yang rusak, dan menghambat reaksi
inflamasi.
Pencegahan
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan air susu
ibu sampai umur 4 bulan jarang menderita dermatitis atopik.
Demikian juga halnya bayi yang mendapatkan protein susu sapi
yang sudah diproses ( partially hydrolyzed formula) juga lebih
jarang menderita dermatitis atopik.
95
19
DERMATITIS
HERPETIFORMIS
20
DERMATOMIOSITIS
Pengobatan dermatomiositis
Pengobatan ditujukan terhadap keluhan yang diderita oleh
penderita. Selain itu dilakukan fisioterapi, olahraga, terapi panas
(termasuk penggunaan microwave dan ultrasound), latihan dan
istirahat. Pemberian kortikosteroid, baik berbentuk tablet maupun
secara intravenus merupakan pengobatan dasar terhadap
dermatomiositis. Obat-obat imunosupresan, misalnya azathioprine
dan metotrexat, cyclosporine A dan cyclophosphamide baru
digunakan untuk mengurangi inflamasi jika prednison tidak mampu
mengatasinya.
Terapi fisik (fisioterapi) dilakukan untuk mencegah terjadinya
atrofi otot dan untuk meningkatkan kekuatan otot dan kemampuan
100
Pencegahan dermatomiositis
21
DIABETES TIPE 1
22
ERYTHEMA MULTIFORME
Demam
Sakit seluruh badan
Nyeri sendi-sendi
Gangguan penglihatan
Mata kering
Mata merah (bloodshot eyes)
Mata terasa panas, gatal dan berair
Gangguan pada mulut
23
FIBROMIALGIA
Penyebab fibromialgia
Berbagai faktor berpengaruh atas timbulnya fibromialgia,
yaitu :
Genetik. Fibromialgia umumnya terjadi pada suatu keluarga.
Infeksi.
Trauma fisik atau emosional.
Adanya gangguan tidur dan penyakit rematik, misalnya
arthritis rematoid atau lupus.
Komplikasi fibromialgia
Rasa nyeri, depresi dan gangguan tidur yang dialami
penderita dapat menimbulkan gangguan hubungan penderita
dengan lingkungan sekitarnya, baik di rumah maupun di tempat
kerjanya. Sering terjadinya kesalah-pahaman dapat menyebabkan
frustasi pada penderita.
111
24
GIANT CELL ARTERITIS
gigi, nyeri kulit kepala, nekrosis kulit kepala dan klaudikasio rahang
jika makan.
Gejala umum lainnya antara lain depresi, gangguan mental,
kelainan ginekologis, gejala flu yang persisten, faringitis kronis,
vertigo, sakit otot, aritmia jantung, payah jantung dan infark
miokard.
Kelainan pada mata berupa anterior ischemic optic
neuropathy (AION), posterior ischemic optic neuropathy (PION),
central retinal artery occlusion (CRAO), oklusi arteri cilioretinal,
amaurosis fugax, diplopia dan oftalmoflegia yang terjadi sebelum
terjadi pembuntuan total pada posterior ciliary artery, arteri retina
atau arteri oftalmik. Selanjutnya akan terjadi sindrom Horner,
hipotoni okuler, uveitis kronis, episkleritis dan skleritis,
konjungtivitis, sindrom iskemik okuler, dan halusinasi visual. Jika
telah terjadi gejala-gejala pada mata, maka tidak lama kemudian
penderita akan mengalami kebutaan.
Diagnosis GCA
Gejala klinis yang terjadi pada penderita berusia lanjut
mengarahkan diagnosis GCA. Untuk membantu menegakkan
diagnosis dilakukan pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) yang
biasanya meningkat. Jika LED meningkat dilakukan biopsi arteri
temporal untuk memastikan diagnosis.
Pengobatan GCA
Steroid sistemik dalam dosis besar diberikan untuk mencegah
hilangnya penglihatan penderita dan menurunkan morbiditas. Pada
GCA bentuk ringan prednison diberikan dengan dosis 10-20 mg per
hari.
GCA dapat menimbulkan kerusakan progresif pada mata
yang dapat menimbulkan kebutaan dalam waktu beberapa jam. Jika
terjadi gangguan penglihatan segera diberikan metilprednisolon 1-2
mg intravenus selama beberapa hari, diikuti prednison per oral 80-
120 mg per hari selama beberapa minggu. Sesudah itu penderita
mendapatkan pengobatan prednison dosis rendah selama 2-4 tahun
lamanya.
Untuk mencegah terjadinya efek samping pemberian
kortikosteroid, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang
(bone density) dan memberikan suplemen kalsium dan vitamin D
dan pengobatan lainnya untuk menghindari keropos tulang.
115
25
GOODPASTURE SYNDROME
26
GOUT (PIRAI)
Penyebab pirai
Gout terjadi jika terdapat penimbunan kristal urat disekeliling
sendi sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi dan rasa nyeri.
Asam urat terbentuk dari pemecahan purine yang masuk secara
berlebihan ke dalam tubuh penderita melalui makanan, misalnya
organ dalam (jeroan), ikan herring, asparagus, dan jamur
(mushrooms).
Diagnosis gout
121
Pengobatan gout
Gout dapat diobati dengan NSAID, colchicine dan steroid.
Pencegahan pirai
Untuk mengurangi frekwensi kekambuhan gout, dapat diberikan
obat-obatan, dengan tujuan untuk :
1. Menghambat pembentukan asam urat: Allopurinol. Efek
samping obat ini adalah timbulnya ruam kulit (rash) dan
turunnya jumlah eritrosit.
2. Meningkatkan pembuangan asam urat melalui urine
menggunakan Probenecid. Efek samping pemberian obat
122
27
GRAVE’S DISEASE
28
GUILLAIN-BARRE
SYNDROME
Penyebab GBS
Penyebab sindrom Guillain-Barre yang merupakan penyakit
autoimun tidak diketahui. Pada penyakit autoimun ini sel-sel sistem
imun menyerang dan merusak selubung myelin yang membungkus
axon sel-sel saraf perifer, dan juga axon saraf (axon adalah
127
tonjolan kecil dan panjang dari sel saraf, yang berfungsi membawa
sinyal rangsangan saraf). Akibat rusaknya selubung myelin maka
kecepatan transmisi rangsangan saraf akan menurun. Hal ini
menyebabkan terhambatnya respon otot terhadap perintah otak
yang disampaikan melalui jaringan saraf. Otak juga hanya
menerima lebih sedikit rangsangan dari bagian tubuh lainnya,
sehingga tidak mampu untuk merasakan rangsangan panas, sakit,
peraba, dan rangsangan lainnya. Sebaliknya otak menerima
rangsangan yang tidak sesuai, misalnya kulit terasa seperti ditusuk-
tusuk (tingling sensation) dan rasa nyeri yang berlebihan. Karena
rangsangan ke dan dari lengan dan kaki harus melewati jarak yang
panjang, maka gejala klinik berupa lemah otot dan tingling
sensation yang terjadi di daerah tangan dan kaki biasanya
merupakan gejala awal sindrom ini, yang kemudian akan menjalar
ke atas.
Jika sindrom ini terjadi karena infeksi infeksi virus atau
bakteri, kemungkinan virus mengubah sifat alami sel saraf sehingga
sistem imun mengenal sel saraf ini sebagai sel asing dan kemudian
merusaknya. Fungsi sistem imun juga terganggu sehingga sel
limfosit dan makrofag akan membentuk antibodi yang kemudian
menyerang dan merusak mielin saraf.
Diagnosis GBS
Pengobatan GBS
29
HASHIMOTO’S DISEASE
(Chronic thyroiditis)
30
HODGKIN’S DISEASE
31
INFLAMMATORY
MYOPATHIES
Gejala penyakit
sendi-sendi jari, tumit, dan sendi jari kaki. Ruam kulit berwarna
merah juga dapat terjadi di bagian wajah, leher, bahu, dada bagian
atas, punggung, atau tempat lainnya. Kadang-kadang pada tempat
tersebut terjadi pembengkakan. Ruam kulit dapat terjadi tanpa
disertai gangguan pada otot.
Pada penderita dermatomyositis dewasa, gejala klinis antara
lain adalah terjadinya penurunan berat badan, demam ringan,
radang paru, dan peka terhadap sinar. Dermatomyositis pada orang
dewasa, tidak seperti pada polymyositis, dapat terkait dengan
tumor pada buah dada, paru, genitalia perempuan, atau tumor
usus. Anak- anak maupun orang dewasa penderita dermatomyositis
dapat menunjukkan adanya calcinosis, yaitu timbunan kalsium di
bawah kulit atau di dalam otot, yang teraba sebagai benjolan keras.
Calcinosis umumnya terjadi 1-3 tahun sesudah terjadinya penyakit,
tetapi dapat juga baru tampak beberapa tahun kemudian.
Timbunan kalsium ini lebih banyak dijumpai pada anak-anak
penderita dermatomyositis dibandingkan dengan penderita dewasa.
Diagnosis
Pengobatan
32
JUVENILE RHEUMATOID
ARTHRITIS
Penyebab JRA
Gejala klinis
Diagnosis JRA
Kurang dari 4
Pauciarticular S0% JRA sendi
Pengobatan JRA
33
146
KAWASAKI DISEASE
34
149
LICHEN PLANUS
Gejala klinis
Gejala klinis tampak berupa lesi pada mulut dan lesi pada
kulit, yaitu :
Lesi mulut. Lesi mulut terdapat pada tepi lidah atau mukosa
yang terletak dibagian dalam pipi, kadang-kadang juga
terdapat di gusi. Lesi terasa nyeri terutama jika telah
berbentuk ulkus.
Lesi kulit. Berbentuk papul terasa gatal, terletak di bagian
dalam pergelangan tangan, kaki, dada, perut, atau genital.
Lesi kulit biasanya simetris dengan tepi yang berbatas jelas,
150
35
152
MASTOCYTOSIS
Penyebab mastositosis
Pada penderita mastositosis mast cell dalam jumlah besar
didapatkan di dalam tubuh penderita. Mast cell ditemukan di dalam
kulit, di jaringan pembatas permukaan lambung dan usus, dan di
dalam jaringan ikat misalnya tulang rawan dan tendon. Mast cell
berperan penting pada sistem imun untuk melindungi jaringan
dalam menghadapi serangan penyakit. Mast cell merangsang
pelepasan histamin dan sitokin sehingga sel-sel yang berperan
dalam sistem pertahanan tubuh menuju ke jaringan tubuh yang
memerlukannya. Mast cell juga berperan dalam proses
penyembuhan luka dan pada proses pertumbuhan pembuluh darah.
Terdapat 2 bentuk mastositosis, yaitu mastositosis kulit
(cutaneous mastocytosis) dan mastositosis sistemik (systemic
mastocytosis). Pada mastositosis kulit (urticaria pigmentosa) mast
cell menginfiltrasi kulit, sedang pada mastositosis sistemik mast cell
terkumpul di dalam jaringan dan organ misalnya hati, limpa,
sumsum tulang dan usus halus.
153
Pengobatan mastositosis
Untuk mengobati mastositosis diberikan antihistamin dan
steroid.
154
36
MULTIPLE SCLEROSIS
Penyebab MS
Multiple sclerosis diduga disebabkan oleh adanya gangguan
pada sistem imun (autoimmun disease) yang menimbulkan
kerusakan pada mielin pembungkus saraf akibat pengaruh
lingkungan, misalnya infeksi virus.
Gejala klinis MS
Penderita Multiple sclerosis dapat mengalami keluhan yang
bermacam-macam, berupa gangguan penglihatan, kelemahan otot,
gangguan rasa raba dan keluhan lainnya.
Pengobatan MS
157
37
MYASTHENIA GRAVIS
Pengobatan MG
Pada beberapa individu MG dapat sembuh dengan sendirinya.
Pengobatan terhadap penderita MG meliputi:
1. Cholinesterase inhibitor: neostigmin, pyridostigmin.
2. Obat imunosupresif : prednison, siklosporin, azatioprin untuk
menghambat pembentukan antibodi yang tidak normal.
3. Timektomi , mengangkat kelenjar timus.
4. Plasmapheresis atau plasma exchange, untuk membuang
antibodi yang abnormal dari dalam darah.
5. Pemberian imunoglobulin dosis tinggi secara intravenus.
162
38
PEMPHIGUS
Penyebab Pemphigus
Pemphigus disebabkan karena sistem imun memproduksi
antibodi yang menyerang protein (desmogleins) yang terdapat pada
sel-sel epidermis kulit, dan selaput mukosa penderita sendiri.
Akibatnya sel-sel epidermis terpisah satu dengan lainnya disebut
akantolisis (acantholysis). Faktor kepekaan genetik diduga menjadi
penyebabnya yang dipicu oleh faktor-faktor lingkungan atau obat-
obat tertentu, misalnya penisilamin dan kaptopril. Lebih dari 95%
penderita pemphigus mempunyai antigen HLA spesifik.
163
Diagnosis pemphigus
Diagnosis pemphigus dilakukan melalui pemeriksaan langsung
atas kulit penderita, mempelajari riwayat penyakit penderita dan
pemeriksaan fisik lainnya. Lesi kulit berupa bulla yang sering
kambuh. Ulkus di mulut dan kulit tampak berair, menetes seperti
lumpur, lalu berkerak. Kelainan kulit dapat menyebar ke mukosa
dan daerah berkulit lainnya. Permukaan kulit yang tidak terserang
pemphigus mudah terkelupas dan terlepas jika digosok dibagian
tepinya dengan kapas atau jari (Nikolsky’s sign).
Biopsi atas kulit yang melepuh dan usapan dari dasar bulla
yang diperiksa di bawah mikroskop akan menunjukkan adanya
akantolisis sehingga dapat menentukan bentuk pemphigus.
Pemeriksaan direct immunofluorescence atas biopsi kulit
menunjukkan adanya antibodi terhadap desmoglein. Tipe antibodi
yang spesifik menentukan jenis pemphigus. Dengan pemeriksaan
indirect immunofluorescence dapat diukur titer antibodi pemphigus
di dalam darah sehingga dapat ditentukan beratnya penyakit
maupun berhasilnya pengobatan terhadap pemphigus.
Pengobatan Pemphigus
Penyakit pemphigus yang berat ditangani seperti menangani
penderita yang mengalami kebakaran berat. Penderita harus
dirawat di rumah sakit pada unit kebakaran atau unit perawatan
intensif untuk mencegah komplikasi.
Pemberian cairan intravenus, elektrolit, dan protein mungkin
diperlukan, juga misalnya jika terjadi ulkus mulut yang memerlukan
pemberian makanan melalui intravenus. Antibiotika dan antijamur
diperlukan untuk mencegah infeksi sekunder. Anestesi lokal dengan
mouth lozenges diberikan untuk meredakan rasa sakit akibat ulkus
di mulut.
166
39
PHOTODERMATITIS
Penyebab photodermatitis
Photodermatitis terjadi karena sistem imun bereaksi terhadap
paparan sinar ultraviolet. Berbagai faktor lain yang juga dapat
menjadi pemicu terjadinya photodermatitis antara lain adalah :
Pengobatan photodermatitis
169
40
POLYMYALGIA
RHEUMATICA
Pada PMR
Nyeri dan kekakuan terjadi dengan cepat
terutama pada bahu dan lengan atas.
41
POLYMYOSITIS
Penyebab polimiositis
Penyebab pasti polimiositis belum jelas. Beberapa penyebab
yang diduga menjadi pemicu polimiositis antara lain adalah :
Penyakit autoimun
Faktor genetik
Obat-obatan dan bahan-bahan kimia (misalnya alkohol,
kortikosteroid, klorokuin, triptofan, lovastatin, colchicine).
Diagnosis polimiositis
Adanya proximal muscle weakness di lengan dan tungkai kaki
serta adanya heliotrope rash mengarahkan diagnosis polimiositis.
Untuk membantu menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksaan
darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan
otot.
1. Pemeriksaan darah menunjukkan :
a. Kreatinin kinase meningkat,
b. SGOT, LDH, Aldolase dan Laju Endap Darah (LED) juga
meningkat.
c. Antibodi-antibodi RF (rheumatoid antibody), ANA (lupus
antibody), myositis antibod.
d. Anemia dan leukositosis.
2. Pemeriksaan urine menunjukkan adanya mioglobin yang
menunjukkan adanya kerusakan jaringan otot
3. Pemeriksaan radiologi paru menunjukkan adanya fibrosis
interstitial.
4. Pemeriksaan aktivitas listrik otot abnormal
Pengobatan polimiositis
Penderita polimiositis yang umumnya mendapatkan rawat jalan
diterapi dengan memberikan:
42
PRIMARY BILIARY
CIRRHOSIS
Penyebab PBC
Penyebab penyakit ini belum diketahui, namun faktor yang
dapat menjadi penyebabnya adalah:
Pengobatan PBC
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala-gejala klinis
dan keluhan penderita. Pemberian vitamin, kalsium, dan obat untuk
menghilangkan rasa gatal. US FDA(Food and Drug Administration)
177
43
PRIMARY SCLEROSING
CHOLANGITIS
Penyebab PSC
Penyebab pasti PSC belum jelas, namun diduga merupakan
penyakit autoimun yang dipengaruhi oleh adanya penyakit infeksi,
toksin, atau kekambuhan berulang-ulang penyakit infeksi yang
sebelumnya menyerang saluran empedu. Sekitar 75% penderita
PSC juga menderita keradangan usus, terutama kolitis ulseratif.
Gejala klinis
Berbagai keluhan penderita antara lain adalah :
Diagnosis PSC
179
Pengobatan PSC
Pengobatan PSC tidak dapat menghambat perjalanan yang
progresif penyakit ini tetapi berguna untuk mengatasi komplikasi
yang terjadi.
Pruritus diobati dengan bile acids-binding resins
(cholestyramine) dan opioid antagonist.
Defisiensi vitamin yang larut dalam lemak diobati dengan
suplemen yang sesuai.
Terapi antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi cholangitis
bakterial.
Pada PSC dengan penyakit hati lanjut, transplantasi hati
sangat efektif untuk mengatasinya terutama jika terdapat
komplikasi sirosis, misalnya perdarahan varises usofagus dan
ensefalopati.
180
44
PSORIASIS
Penyebab psoriasis
181
Diagnosis
Untuk membedakan psoriasis dari penyakit kulit lainnya, yaitu
seborrheic dermatitis, lichen planus, neurodermatitis dan ptyriasis
rosea, sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis atas biopsi lesi
kulit. Biakan kuman pada usap tenggorok dapat menemukan kuman
Streptococcus.
Pengobatan
Psoriasis dapat diatasi dengan penyinaran, pengobatan topikal
dan pengobatan oral.
(a) Penyinaran (phototherapy)
Sinar matahari (UV light).
UVB (ultraviolet B) phototherapy
Photochemotherapy. Penggunaan psoralen (light-
sensitizing medication) diikuti penyinaran dengan sinar
UVA (ultraviolet A).
Excimer laser. Tindakan ini menggunakan UVB yang
terkendali dosisnya.
Kombinasi UVB light therapy dengan obat topikal.
45
RHEUMATOID ARTHRITIS
186
Penyebab RA
Pemeriksaan laboratorium
Pengobatan
3. Pengaturan diet
4. Aspirasi sendi
5. Rehabilitasi fisik
Arthroscopic synovectomy
46
ROSACEA
Penyebab
Penyebab rosacea belum jelas, namun kondisi kulit yang tidak
berbahaya ini terutama dijumpai pada perempuan yang berkulit
terang, wajah mudah merah, berumur antara 30 dan 50 tahun.
Meskipun laki-laki jarang mengalaminya, rosacea yang terjadi pada
laki-laki umumnya menunjukkan gejala yang lebih berat.
Adanya pelebaran pembuluh darah di bawah kulit pada rosacea,
mungkin ada hubungannya dengan kelainan kulit lainnya misalnya
acne vulgaris dan seborrhea atau kelainan mata, misalnya
blepharitis dan keratitis.
Pengobatan
Belum ada obat yang tepat untuk rosacea. Menghindari
pemicu timbulnya rosacea merupakan tindakan yang dapat
192
47
SARCOIDOSIS
(Sarkoidosis)
Penyebab sarkoidosis
Penyebab sarkoidosis belum jelas, mungkin disebabkan oleh
reaksi sistem imun terhadap lingkungan misalnya debu, virus,
bakteri atau bahan kimia, atau akibat terjadinya reaksi sistem imun
terhadap jaringan tubuhnya sendiri (autoimmunity).
Gejala klinis
Gejala umum pada penderita sarkoidosis antara lain berupa
malaise, rasa lelah dan lemah badan, hilangnya nafsu makan, berat
badan menurun, demam, keringat malam dan sukar tidur.
Selain itu keluhan dan gejala klinis lainnya yang terjadi
tergantung pada organ dan jaringan yang mengalami gangguan.
Pada gangguan paru-paru, penderita sarkoidosis menunjukkan
gejala klinis berupa napas pendek dan berbunyi (wheezing), batuk
kering, disertai rasa nyeri di tengah dada terutama pada waktu
194
Pengobatan
Sarkoidosis kulit sering mengalami kekambuhan. Untuk
mengobati sarkoidosis kulit diberikan steroid topikal atau intralesi
yang diberikan melalui suntikan.
196
Pencegahan
Pemeriksaan fisik, anamnesa atau wawancara dan
pemeriksaan laboratorium pada darah, tes fungsi hepar dan ginjal,
tes fungsi paru, pemeriksaan radiografi dada, elektrokardiografi,
dan oftalmologi sebaiknya dilakukan untuk menentukan
kemungkinan adanya sarkoidosis sistemik sejak dini sehingga tidak
menjadi sarkoidosis sistemik yang berat. Adanya eritema nodosum
menunjukkan sarkoidosis berkembang ke arah penyakit yang akut
yang jinak, sedangkan lesi lupus pernio ada hubungannya dengan
sarkoidosis sistemik yang berat
197
48
SCLERODERMA
Penyebab
Gejala klinis
Diagnosis
Pengobatan
49
SJOGREN’S SYNDROME
Penyebab
Penyakit ini tidak dapat dipastikan penyebabnya, namun
diduga merupakan penyakit autoimun yang dipicu oleh faktor
genetik atau infeksi virus dan faktor hormonal.
Gejala klinis
Menurut Sjogren Syndrome Foundation, gejala klinis penyakit
ini dapat berupa:
Mata terasa kering, panas atau terasa berpasir
Kesukaran mengunyah, menelan dan berbicara
Lidah pecah-pecah dan terasa sakit
Tenggorok kering, dan terasa terbakar
202
Diagnosis
Selain gejala-gejala klinis, pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan fisik diperlukan untuk menetapkan diagnosis penyakit
ini. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut adalah:
1. Antinuclear antibody test (ANA test). Sekitar 70% penderita
Sjogren positif terhadap tes ANA, namun penderita yang tidak
sakitpun ada yang positif terhadap tes ini.
2. SSA (anti-Ro) dan SSB (anti-La). Antibodi ini hanya
ditemukan pada penderita Sjogren, namun tidak semua
penderita Sjogren menunjukkan adanya antibodi-antibodi ini.
3. Rheumatoid Factor. Terdapat 60-70% penderita Sjogren
positif terhadap faktor ini.
4. Immunoglobulin. Protein darah meningkat
5. Pemeriksaan mata dan gigi diperlukan untuk membantu
menegakkan diagnosis Sjogren’s syndrom.
203
Pengobatan
Pengobatan sindrom Sjogren terutama ditujukan untuk
mengatasi keluhan penderita. Mata yang kering diobati dengan air
mata buatan atau diberi obat perangsang pembentukan air mata,
misalnya Restasis Mulut yang kering dapat diberi air minum yang
cukup atau diberi obat perangsang saliva, misalnya Salagen dan
Evoxac. Kulit yang kering diberi pelembab kulit, sedangkan vagina
yang kering diberi pelicin (lubricant jelly).
Selain itu kepada penderita dapat diberikan obat anti radang
(NSAID, atau steroid) dan imunosupresan untuk menekan sistem
imun.
204
50
SYSTEMIC LUPUS
ERYTHEMATOSUS
Penyebab Lupus
Lupus disebabkan oleh gangguan sistem imun penderita yang
memproduksi antibodi yang bekerja terhadap jaringan dan sel sehat
tubuhnya sendiri (autoantibodi) sehingga menyebabkan terjadinya
keradangan dan kerusakan berbagai organ dan jaringan tubuhnya
sendiri. Tipe autoantibodi yang terbentuk pada penderita SLE
adalah antinuclear antibody (ANA) yang bereaksi terhadap bagian-
bagian dari inti sel. Faktor-faktor genetik, lingkungan, dan faktor
205
Diagnosis Lupus
Lupus timbul mendadak (akut) mirip proses penyakit infeksi
sehingga awalnya sukar dikenali. Untuk menentukan diagnosis
selain memperhatikan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik,
dilakukan pemeriksaan laboratorium, antara lain :
Pemeriksaan darah : hitung jenis dan laju endap darah (LED)
dan pemeriksaan kimiawi darah.
206
Pengobatan lupus
Pengobatan penderita lupus disesuaikan dengan kebutuhan
penderita, umur, jenis kelamin, keadaan kesehatan umumnya,
207
51
ULCERATIVE COLITIS
Penyebab
Gejala Klinis
Nyeri perut
Lelah
210
Berak darah
Perdarahan rektum
Diagnosis
Pengobatan
Antibiotika
52
URTICARIA PIGMENTOSA
Penyebab
Pengobatan
53
VASCULITIS
Penyebab vaskulitis
Diagnosis vaskulitis
Elektrokardiogram
Echokardiogram
Pemeriksaan sinar-X
Ultrasound abdominal
Pengobatan vaskulitis
54
VITILIGO
Penyebab vitiligo
Gejala klinis
Pengobatan vitiligo
Pencegahan vitiligo
55
WARTS
Penyebab kutil
Gejala klinis
Pengobatan warts
56
WEGENER’S GRANULOMATOSIS
Penyebab
Penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui, diduga
merupakan penyakit autoimun. Separuh dari penderita umumnya
juga menderita arthritis.
Wegener’s granulomatosis banyak diderita oleh orang dewasa
di usia pertengahan; jarang dijumpai pada anak, tetapi pernah
diderita oleh bayi berumur 3 bulan.
Gejala klinis
Gejala klinis yang paling banyak dijumpai adalah sinusitis
yang berulang-ulang. Gejala lainnya adalah demam yang
228
Diagnosis
Pemeriksaan antineutrophil cytoplasmic antibodies (ANCA),
sering positif pada penderita yang penyakitnya sedang aktif.
Urinalisis yang menunjukkan adanya protein dan darah di dalam
urine memperkuat dugaan Wegener’s granulomatosis.
Biopsi penting untuk menentukan diagnosis pasti penyakit ini.
Biopsi yang dapat dilakukan adalah open lung biopsy, upper airway
biopsy, nasal mucosal biopsy, atau bronchoscopy with transtracheal
biopsy. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendukung
diagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan x-ray dada, CT scan dan
aspirasi sumsum tulang.
Pengobatan
229
DAFTAR PUSTAKA
Pongratz,D.E.
(2001).Dermatomyositis,Polymyositis,Einschluβkorpermyositosis,
Management of neuromuscular Diseases-Letter Nr.1 DGM.
Pruksachatkunakorn,C.,Schachner,L.A.(2007). Erythema
multiforme, eMedicine, March 7,2007.
http://www.emedicine.com/derm/topic137.htm
URL:Glossary of Immunology -
http://www.micro.msb.le.ac.uk/MBChB/ ImmGloss.html
URL:Glossary of Microbiology -
http://www.hardlink.com/~tsute/glossary/
URL:Glossary of Virology –
http://www. micro.msb.le.ac.uk/MBChB/VirGloss.html
URL:Immunology Glossary
http://www.rheumatology.org.nz/nz16000.htm
URL: Kawasaki Disease. http://www.aafp.org/afp/-/1141.html
URL:Worman,H.J.(1998).Primarysclerosingcholangitis.Columbia
University Medical Center.
http://www.curric.columbia.edu/dept/gi/PSC.html
GLOSARIUM
.
α-fetoprotein. Plasma protein utama pada fraksi globulin yang
terdapat pada janin (fetus). α-fetoprotein juga meningkat tinggi
pada serum penderita kanker hati.
B
B cell, Sel B. suatu tipe limfosit yang memproduksi antibodi yang
kemudian mengikat antigen, misalnya mikroba yang beredar di
darah sehingga mereka tidak dapat menginfeksi sel-sel lain.
Electroimmunodiffusion ( counterimmunolectrophoresis).
Suatu teknik imunodifusi pada gelas sediaan (slide) dimana antigen
dan antibodi dijalankan ke arah berlawanan melewati medan listrik,
sehingga menghasilkan garis-garis presipitasi.
F
Farmer's lung . Penyakit hipersensitif yang disebabkan oleh
interaksi antara antibodi IgG dengan sejumlah besar antigen yang
terhirup (inhaled antigen) di dalam dinding alveoli paru, sehingga
menimbulkan inflamasi dinding alveoli yang mempengaruhi
pergantian gas.
Hypogammaglobulinemia,Hipogamaglobulinemia.Imunodefisiensi
dimana semua kelas imunoglobulin di dalam darah rendah
kadarnya.
I
263
L
Lactase, Laktase. Enzim usus yang diperlukan untuk mencerna
laktose.
.
270
Lymph Node, Nodus limfa. Struktur kecil bulat, mirip kacang yang
terletak sepanjang pembuluh limfa, yang merupakan organ limfoid
sekunder yang mempunyai fungsi sebagai sel fagositik. Di dalam
nodus limfa ini terjadi pematangan limfosit B dan limfosit T.
271
Mast cell, Sel mast. Sel leukosit berukuran besar yang terdapat di
jaringan ikat, yang menjadi perantara terjadinya reaksi alergi dan
272
Peptide, Peptida. Suatu molekul yang terbentuk dari dua atau lebih
rantai asam amino. Contoh: ECF-A
Sinus, Sinus. Arti sinus adalah rongga, yang dimaksud adalah sinus
paranasal.
Stem cell, Sel punca. Sel yang dapat menurunkan berbagai macam
cell line yang berbeda, misalnya sel punca darah.
W
Western blotting. Teknik untuk menentukan identitas suatu
protein tertentu yang terdapat di dalam suatu campuran
menggunakan antibodi yang spesifik. Protein-protein yang
dipisahkan dengan menggunakan elektroforesis gel dilewatkan pada
suatu membran nitroselulose, dan identifikasi protein dilakukan
dengan menambahkan antibodi spesifik yang dilabel dengan bahan
radioaktif.
Wheal and flare. Reaksi gatal pada kulit di tempat dimana antigen
disuntikkan pada individu yang alergik, yang ditandai oleh eritema
yang khas bentuknya berupa warna kemerahan kulit akibat
terjadinya dilatasi pembuluh darah dan edema, yaitu terjadinya
pembengkakan akibat masuknya serum ke dalam jaringan.
White blood cells, Sel darah putih. Komponen utama dari sistem
imun yang berperan dalam menghancurkan benda asing misalnya
bakteri dan virus. Jika terjadi infeksi, jumlah sel darah putih akan
meningkat. Pada penderita leukopenia yang jumlah sel darah
putihnya rendah, infeksi lebih mudah terjadi.
White Blood Cell Count , Hitung Sel darah putih. Jumlah sel darah
putih yang terdapat pada satu mikroliter darah. Nilai normal sel
darah putih berkisar antara 4100/ml sampai 10900/ml, yang
292
X
Xenogeneic, Xenogeneik. Berasal dari spesies asing.