Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DATA PASIEN
FORMULIR1
FORMATLAPORANINSIDEN KETKPRS
RumahSakit X
I. DATAPASIEN
Nama :Ny. N
NoMR : XXXX
Ruangan: Perawatan Ibu
Jeniskelamin : Perempuan
Penanggungbiayapasien:BPJS Kesehatan
II. RINCIANKEJADIAN
1.TanggaldanWaktuInsiden
Tanggal:11 April 2016 – 12 April2 0 1 6
3.KronologisInsiden:
1 April 2016 jam 20.00
An. A/3th 1 bulan/ 25kg masuk ke IGD dengan keluhan demam hari ke 3, batuk,
pilek, tidak mau makan, minum sedikit, BAB belum 2 hari, BAK terakhir jam 13.00.
PF: N: 100x/m kuat, Sh:39, RR 24, akral hangat, turgor baik
Therapi oleh dokter jaga igd: dumin 250mg supp, cek lab HR1 dan dengue blot, observasi
suhu di igd
Jam 20.45:
Hasil lab: Hb 16,5, Ht: 49,5 Leu: 2700 Tr: 108.000, IgM Dengue (+)
Pasien disarankan MRS: OT setuju
Pukul 21.00:
Dokter jaga menghubungi dr.C, SpA untuk tatalaksana selanjutnya,
advis:
Infus RingAs 125cc/jam (6 cc/kg/jam)
Inj Sanmol 4x250 mg
Cek HR1/24 jam
Pukul 21.30:
Pasien dipindahkan ke ruangan perawatan ibu dikarenakan ruangan
perawatan anak penuh.
Pukul 21.45:
Serah terima pasien dari perawat IGD (Zr. D) ke perawat ruangan
perawatan ibu (Bd. E)
Pukul 01.30:
OT memanggil Bd.E mengatakan anaknya batuk-batuk dan seperti
sesak, ujung tangan dingin, dan belum BAK sejak siang
Bd.E melakukan pemeriksaan:
Kesadaran CM, N 130x/m, RR: 34, Sh: 36.5
Bd.E melakukan KIE ke pasien bahwa anak sesak karena batuk, ujung
tangan dingin karena AC dingin maka suhu AC dinaikkan dulu, BAK
belum karena minum sedikit.
Pukul 03.30
Pasien di PICU
Dr.L menghubungi dr.C, SpA bahwa kesadaran pasien semakin turun,
nadi tidak teraba, sesak bertambah
advis: pasang infuse 2 line, cairan setelah loading 2x, lanjutkan
dengan Gelafusal (Koloid) 20cc/kg/jam, pasang kateter, pasang O2
nasal 2 lpm
Pukul 03.45
Kesadaran: sopor-coma, nadi tidak teraba, HR 130x/m, RR: 40x/m,
Sh: 35,2, produksi kateter: 0
Reflex cahaya mata (-)
Pukul 04.15:
Hasil lab:
Hb 18.5
Ht 52,3
Leu 1300
Tr 15.000
SGOT: 92
SGPT: 82
Kesadaran: coma
TD: 50/30, HR: 60x/m, RR: 12x/m, Sh: 35,2
Dr.L menghubungi dr.C, SpA:
Terapi tetap rencana visite jam 05.00
Pukul 04.45:
Pasien Apnoe
HR 20x/m
Dr. L melakukan RJP, injeksi epinefrin 1mg iv
Menghubungi dr.C, SpA tidak diangkat
RJP dilanjutkan sampai 3 siklus
HR 0, monitor flat, pupil midriasis maksimal
Pasien dinyatakan meninggal pukul 05.00
Pukul 05.05:
Dr.C, SpA datang KIE OT
Terapi tetap
1. JenisInsiden: Sentinel
5.OrangPertamaYang MelaporkanInsiden:
Bidan yang merawat pasien di ruang perawatan ibu
6.Insidenterjadipada:
Pasien
1. Insidenmenyangkutpasien:
Pasienrawatinap
2. TempatInsidendanLokasikejadian:
Ruang perawatan ibu
PICU
3. Insidenterjadipadapasien:(sesuaikasuspenyakit/spesialisasi)
Anak dan Sub Spesalisnya
4. Unit/DepartementerkaityangmenyebabkaninsidenUnitkerjapenyeb
ab :
Ruang perawatan Ibu
5. AkibatInsidenTerhadapPasien:
kematian
6. Tindakanyangdilakukansegerasetelahkejadian,danhasilnya:
Mentransfer pasien ke PICU untuk observasi lebih ketat
13.TindakandilakukanolehTim terdiridari:
Dokter: Dokter jaga ruangan, dokter Spesialis Anak
Perawat : Perawat PICU
14.ApakahkejadianyangsamapernahterjadidiUnitKerjalain?
Tidak
GradingRisikoKejadian*(Diisiolehatasanpelapor): Merah
BIRU HIJAU KUNING MERAH
Grading Merah maka dilaporkan oleh Kaper ke Tim Keselamatan Pasien RS. X
Dilakukan RCA dengan Metode Fish Bone
III.TIPE INSIDEN
Insiden : Pasien anak perburukan di ruang perawatan dan meninggal
Tipe Insiden: Administrasi Klinik
Subtipe Insiden: Respon terhadap kegawatdaruratan
IV. ANALISA PENYEBAB INSIDEN DAN REKOMENDASI
(INI NANTI MASUKIN GAMBAR FISH BONE)
A. Faktor Organisasi dan Manajemen
Pasien anak dirawat di perawatan ibu
Pasien anak dirawat oleh bidan
B. Faktor Tim
Bidan tidak melakukan kolaborasi dengan dokter jaga
Bidan tidak melakukan kolaborasi dengan PJ ruangan
C. Faktor Tugas
Pasien anak bukan kualifikasi perawatan bidan
D. Faktor Petugas
Bidan tidak mengetahui kegawatdaruratan anak
Bidan tidak mengetahui observasi yang harus dilakukan pada pasien DHF