Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Children maltreatment atau penganiayaan anak adalah artian luas dari
kekerasan pengabaian fisik yang disengaja, kekerasan dan pengabaian secara
emosi dan kekerasan dan pengabaian secara seksual yang dilakukan oleh
orang dewasa. Hal ini merupakan suatu masalah yang sangat signifikan yang
memengaruhi anak-anak. Kekerasan orang tua kepada anak menjadi salah
satu jenis penganiayaan di keluarga. Kekerasan antara suami dan istri juga
bisa terjadi. Kekerasan dalam keluarga meningkatkan resiko dari physical
dan sexual abuse di kalangan anak muda yang meninggalkan rumah mereka
untuk menghindari penganiayaan. Ironisnya, mereka yang dalam masa
pelarian seringkali mengalami abuse saat mereka mencoba untuk bebas dari
hal itu.
Neglect biasanya lebih mengarah kepada penghilangan daripada
perusakan, yang berasal dari tindakan langsung atau kebiasaan yang
memiliki efek merusak atau mengganggu perkembangan dan psikologi anak.
Hal ini bisa dianggap sebagai kegagalan dari orang tua atau orang lain yang
bertanggung jawab secara legal atas kesejahteraan untuk menyediakan
kebutuhan dasar dan level perawatan yang adekuat. (Council On Scientific
Affair, 1985).
Tidak seperti penelitian physical abuse, menurut penelitian kecil tentang
etiologi neglect, walaupun banyak faktor resiko yang terindetifikasi dengan
physical abuse yang ada pada tindangan neglect. Contohnya, orang tua yang
melakukan pengabaian memiliki sedikit pengetahuan tentang keahlian
sebagai orang tua. Orang tua mungkin tidak sadar jika bayi harus diberi
makan setiap 3 sampai 4 jam, ibu tidak bisa memasak makanan, atau tidak
tahu tentang kandungan nutrisi sebuah makanan. Masalah serius karena
kurangnya pengetahuan adalah gagalnya menyadari pemeliharaan emosional
adalah kebutuhan dasar anak-anak.
Abuse, Abuse fisik adalah hal yang sangat diperhatikan daripada kasus
maltreatment pada anak yang lain. Child abuse adalah suatu kelalaian
tindakan atau perbuatan orangtua atau orang yang merawat anak yang
mengakibatkan anak menjadi terganggu mental maupun fisik, perkembangan
emosional, dan perkembangan anak secara umum.
Sementara menurut U.S Departement of Health, Education and Wolfare
memberikan definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik atau mental,
kekerasan seksual dan penelantaran terhadap anak dibawah usia 18 tahun
yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan anak, sehingga keselamatan dan kesejahteraan anak terancam.
2. Stress keluarga
a. Kemiskinan dan pengangguran, kedua faktor ini merupakan faktor
terkuat yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak, sebab kedua
faktor ini berhubungan kuat dengan kelangsungan hidup. Sehingga apapun
akan dilakukan oleh orangtua terutama demi mencukupi kebutuhan hidupnya
termasuk harus mengorbankan keluarga.
b. Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak memadai, ketiga faktor ini
juga berpengaruh besar terhadap terjadinya kekerasan pada anak, sebab
lingkungan sekitarlah yang menjadi faktor terbesar dalam membentuk
kepribadian dan tingkah laku anak.
c. Perceraian, perceraian mengakibatkan stress pada anak, sebab anak
akan kehilangan kasih sayang dari kedua orangtua.
d. Anak yang tidak diharapkan, hal ini juga akan mengakibatkan
munculnya perilaku kekerasan pada anak, sebab anak tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh orangtua, misalnya kekurangan fisik, lemah
mental, dsb.
Stress berasal dari anak Stress dari keluarga stress dari orang tua
Situasi Pencetus:
Disiplin
Konflik keluarga atau
pertengkaran
Masalah keluarga
Penganiayaan
Ketidakmampuan
merawat
Peracunan
Terror mental
4. MANIFESTASI KLINIS
Physical neglect
a. Efek pada fisik anak
- Gagal tumbuh
- Tanda malnutrisi, seperti ekstremitas yang kurus, (distensi abdomen)
perut membesar karena adanya gas atau cairan yang menumpuk,
kekurangan lemak di daerah subkutan.
- Kurangnya kesadaran akan kebersihan, terutama kebersihan gigi
- Tidak bersihnya dan/atau tidak tepatnya pakaian yang digunakan
- Adanya fakta dari rendahnya perawatan kesehatan, seperti tidak
diberi imunisasi, infeksi yang tidak dirawat, sering demam.
- Seringnya cedera dari rendahnya pengawasan.
b. Efek pada tingkah laku
- Bodoh dan lamban ; terlalu passive atau sering mengantuk
- Tingkahlaku yang buruk, seperti menghisap jari
- Meminta minta atau mencuri makanan
- Sering membolos sekolah
- Pecandu obat-obatan atau alcohol
- Suka merusak atau mencuri dari toko.
A. BIODATA
I. Biodata Pasien
Nama Pasien : An. P
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Pleburan, Semarang
Tanggal Masuk : 14 Juli 2018
Jam : 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Child Abuse
Penanggung Jawab
Nama : Ny. J
Hubungan Dengan Pasien : Tetangga klien
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Pleburan, Semarang
Genogram
Keterangan:
1. :laki-laki
2. :perempuan
3. :pasien
Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, tapi dengan kecukupan gizi yang
kurang. Hanya nasi dan gorengan, atau mi instan. An. P sering jajan
sembarangan
BB sebelum sakit : 25 Kg
Saat sakit/dirawat di rumah sakit : pasien hanya menghabiskan rata-rata ¼
porsi pemberian rumah sakit. Menurut pasien BB turun dari biasanya.
BB saat dirawat: 20 Kg
Intake cairan : sebelum sakit pasien meminum 6-7 +- 1600cc gelas sehari. Saat
di rumah sakit ini pasien mendapat cairan infus +-1000 ml sehari dan minum
air putih 3-4 gelas sehari +- 1000cc. (normalnya dir s, Cuma buat
maintenance)
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAB 1-3 kali dalam sehari, dengan konsistensi
lembek,warna kuning kecoklatan, berbau khas, saat BAB pengasuh pasien
mengatakan tidak ada darah saat bersamaan. Untuk BAK pasien BAK 5-7 kali
dalam hari, konsentrasi encer, warna kuning jernih dan berbau khas urine.
Selama sakit : pasien BAB 1-3 kali dalam sehari, lembek, warna kuning
kecoklatan, berbau khas, saat BAB pengasuh pasien mengatakan tidak ada
darah saat bersamaan dan BAK 3-5x dalam sehari, warna kuning gelap,
konsentrasi encer, serta berbau khas urine.
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 14 Juli 2018
1. Antropometri : berat badan 20 Kg, kurang dari 80% berat tubuh normal.
LLA 10cm, ukuran LLA normal 14cm
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tindakan preventif untuk tindakan abuse, mengunjungi rumah ibu hamil dan
ibu yang baru melahirkan.
2. Memberitahukan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak normal
3. Perawatan kesehatan rutin.
4. Memberitahu keluarga klien jika memiliki gangguan kesehatan langsung
datang ke dokter.
3. Daftar masalah
4. Intervensi
NO Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. Ketidakmampuan Mekanisme koping 1. Identifikasi faktor-faktor
koping keluarga ; keluarga menjadi yang menyebabkan
kompromi berhubungan efektif rusaknya mekanisme
dengan faktor-faktor koping keluarga, usia
yang menyebabkan orang tua, anak keberapa,
child abuse status sosial ekonomi dan
lainnya.
2. Konsulkan pada pekerja
sosial dan pelayanan
kesehatan pribadi yang
tepat mengenai problem
keluarga, tawarkan terapi
untuk individu atau
keluarga
3. Dorong anak dan keluarga
untuk mengungkapakn
perasaan tentang apa saja
yang mungkin
menyebabkan perilaku
kekerasan.
4. Ajarkan orang tua tentang
perkembangan dan
pertumbuhan anak sesuai
tingkat umur, ajarkan
spesifik dan terapkan
tehnik disiplin.
2. Perubahan pertumbuhan Perkembangan 1. Diskusikan hasil test
dan perkembangan anak kognitif anak, kepada orang tua dan anak.
berhubungan dengan psikomotor dan 2. Melakukan aktifitas antara
tidak adekuatnya psikosial dapat orang tua dan anak seperti
perawatan disesuaikan dengan membaca, bermain, dll
tingkatan umurnya. untuk meningkatkan
perkembangan dari
penurunan kemampuan
kognitif psikomotor dan
psikososial.
3. Tentunkan tahap
perkembangan anak.
4. Libatkan keterlambatan
perkembangan dan
pertumbuhan yang normal.
3. Resiko perilaku Perilaku kekerasan 1. Identifikasi perilaku
kekerasan oleh anggota pada keluarga dapat kekerasan, saat
keluarga yang lain berkurang. menggunakan atau
berhubungan dengan mengkonsumsi alcohol
kelakuan yang atau obat atau saat
maladaptive. menganggur.
2. Selidiki faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku
kekerasan seperti minum
alcohol atau obat-obatan.
3. Laukakn konsuling
kerjasama multidisiplin,
termasuk organisasi
komunitas dan psikologis.
4. Menyarankan keluarga
kepada seorang terapi
keluarga yang tepat.
5. Melaporkan seluruh
kejadian yang actual yang
mungkin terjadi kepada
pejabat berwenang.
4. Ketidak mampuan Perilaku orang tua 1. Diskusikan ikatan yang
menjadi orang tua yang kasar dapat wajar dan perikatan
berhubungan dengan menjadi lebih dengan orang ta yang keras
ikatan keluarga yang efektif 2. Berikan model peranan
terganggu. untuk orang tua
3. Dukung pasien untuk
mendaftarkan dalam kelas
yang mengajarkan keahlian
orang tua tepat
4. Arahkan orang tua ke
pelayanan kesehatan yang
tepat untuk konsultasi dan
intervensi seperlunya.