Sunteți pe pagina 1din 12

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

ANALISIS KANDUNGAN BAHAN KIMIA PROPINEB PADA PRODUK


ANTRACOL WP 70

Disusun Oleh :
Kartika Elisabet Krisnanti (101511133181)
Semester 6 Peminatan Kesehatan Lingkungan

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fungisida ......................................................................................... 4
2.2 Cara Kerja Fungisida ..................................................................................... 4
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Produk Antracol 70 WP................................................................................. 5
3.2 Karakteristik Propineb ................................................................................... 6
3.3 Toksisitas Propineb ....................................................................................... 7
3.4 Dampak Propineb terhadap Kesehatan Lingkungan ..................................... 8
3.5 Dampak Propineb terhadap Kesehatan Masyarakat ...................................... 9
3.6 Upaya Pencegahan Dampak Negatif Propineb .............................................. 9
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 11
4.2 Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan pestisida masih dianggap sebagai solusi mudah untuk membasmi
organisme pengganggu. Namun dibalik semua manfaatnya, terdapat risiko
berbahaya yang ditimbulkan oleh kandungan bahan kimia didalamnya. WHO
memperkirakan terdapat sekitar 25 juta kasus keracunan pestisida atau sekitar
68.493 kasus setiap hari. Pada umumnya korban keracunan pestisida merupakan
petani atau pekerja pertanian, 81% di antaranya berusia 14-30 th.
Salah satu jenis pestisida yang digunakan secara luas di bidang pertanian
adalah fungisida. Meskipun fungisida secara spesifik didesain untuk mengatasi
serangan jamur, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa fungisida
memiliki efek neurotoksik terhadap hewan uji. Tata cara penggunaan fungisida
seringkali kurang diperhatikan karena dianggap “tidak berbahaya” dalam artian
toksisitasnya yang relatif rendah. Padahal fungisida juga mengandung bahan kimia
yang berbahaya apabila tidak digunakan secara tepat. Oleh karena itu diperlukan
studi secara mendalam terkait dampak fungisida bagi lingkungan dan kesehatan
serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif fungisida.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa bahan kimia yang terkandung dalam produk Antracol 70 WP?
2. Bagaimana cara kerja Antracol 70 WP sebagai produk fungisida?
3. Bagaimana karakteristik dan toksisitas propineb?
4. Apa dampak propineb terhadap kesehatan lingkungan?
5. Apa dampak propineb terhadap kesehatan masyarakat?
6. Bagaimana upaya pencegahan terhadap dampak negatif propineb?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi bahan kimia yang terkandung pada produk Antracol 70 WP
2. Mengetahui cara kerja produk fungisida
3. Memahami karakteristik dan toksisitas propineb
4. Menganalisis dampak propineb terhadap kesehatan lingkungan
5. Menganalisis dampak propineb terhadap kesehatan masyarakat
6. Mengetahui upaya pencegahan terhadap dampak negatif propineb

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fungisida
Menurut US Federal Environmental Pesticides Control Act, fungisida adalah
semua zat atau campuran zat yang digunakan secara khusus untuk mengendalikan,
mencegah atau menolak gangguan dari golongan fungi atau jamur. Zat tersebut juga
digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman. Berdasarkan kandungan bahan
kimianya, fungisida dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Tiokarbamat 5) Triazole
2) Ditiokarbamat 6) Dikarboksimida
3) Garam Kupri 7) Dinitrofenol
4) Tiabendazole 8) Senyawa organotin

2.2 Cara Kerja Fungisida


FRAC membagi risiko resistensi fungisida menjadi beberapa tingkatan, yaitu
(FRAC 2011c) :
1) Resistensi tinggi, apabila terjadi penurunan keefektifan yang parah di areal
yang luas akibat terjadinya perkembangan resistensi pada satu atau lebih
patogen target, di suatu wilayah tertentu dalam waktu beberapa tahun .
2) Resistensi menengah, apabila terjadi penurunan keefektifan yang terdeteksi
pada beberapa kondisi, atau pada lingkup terbatas, dan isolat yang resisten
diperoleh dari sampel patogen target.
3) Resistensi rendah, apabila terjadi penurunan keefektifan atau terjadinya
resistensi isolat tidak terdeteksi atau sangat jarang setelah bertahun-tahun
penggunaan.
Fungisida dapat masuk dan terabsorpsi kedalam tubuh melalui beberapa jalur,
diantaranya :
1) Inhalasi
2) Kulit
3) Mata
4) Ingesti (tertelan)

4
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Produk Antracol 70 WP
Antracol 70 WP merupakan produk fungisida yang sering digunakan dalam
bidang pertanian. Bahan aktif yang terkandung dalam produk ini adalah propineb
70%. Kegunaannya antara lain untuk mengatasi penyakit pada sayur dan buah
misalnya pada padi, cabai, anggur, kentang, sayur, dan buah. Bahan aktif propineb
dapat menekan pertumbuhan jamur Colletotrichum spp. yang menyebabkan
penyakit antraknosa pada cabai merah.

Gambar 1. Antracol 70 WP
Keunggulan produk Antracol 70 WP antara lain :
1) Antracol memiliki spektrum aktivitas yang luas
2) Bekerja dengan kontak langsung maupun sebagai pencegahan
3) Ukuran partikel yang halus dan mudah tersuspensi dalam air
4) Efektifitas berdasarkan curah hujan
5) Mengandung zinc yang bagus untuk pertumbuhan dan imunitas tanaman
6) Toksisitas yang relatif rendah sehingga aman digunakan

3.2 Karakteristik Propineb


Propineb (C5H8N2S4Zn) adalah bahan kimia aktif yang biasanya terkandung
dalam fungisida sintetik. polymeric zinc-containing dithiocarbamate. Cara kerja
propineb yakni dengan melepaskan Zn yang menghasilkan efek penghijauan dan
peningkatan kualitas pada tanaman.

5
Gambar 2. Struktur Kimia Propineb
Propineb merupakan jenis fungisida yang berkerja secara kontak (racun
kontak). Berbeda halnya dengan fungisida sistemik yang memiliki target spesifik,
fungisida kontak tidak memiliki target spesifik. Oleh karena itu fungisida jenis
kontak memiliki peluang yang lebih kecil dalam menimbulkan resistensi pada
targetnya dibandingkan dengan fungisida jenis sistemik.
Tabel 1. Karakteristik Propineb
Sifat fisik dan kimia Karakteristik
Wujud Serbuk putih halus
Bau Tidak terlalu menyengat
Titik lebur 1500C
Kelarutan dalam air Sifat kelarutan tinggi : <0,01 g/l pada suhu 200C
Kelarutan dalam solvent Sifat kelarutan tinggi : <0,01 g/l pada suhu 200C
Sumber : FAO, Propineb Explanation
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa propineb dapat meningkatkan
konsentrasi Acetylcholine (Ach) pada sel syaraf melalui tiga mekanisme :
1) Propineb berinteraksi dengan reseptor nikotinik sehingga menstimulus
pelepasan Ach. (Marinovich et al. 2002)
2) Propineb merubah permeabilitas membran sehingga memberikan stimulus
palsu pada sel untuk melepaskan Ach (Viviani et al. 2008).
3) Propineb menginhibisi enzim AChE, sebagai mekanisme dasar dari turunan
carbamate sehingga mengakibatkan akumulasi ACh pada ruang antar sinaps
(Krieger 2001).

6
Pelepasan ACh secara kontinyu dapat mengurangi cadangan neurotransmiter,
sementara itu akumulasi ACh pada ruang antar sinaps dapat mengganggu transmisi
sinyal pada neuromuscular junction sehingga dapat menyebabkan gangguan
motorik.
3.3 Toksisitas Propineb
Sebagai bahan kimia, tentunya propineb mempunyai bahaya dan risiko
tersendiri. Berdasarkan klasifikasi GHS (Globally Harmonized System), propineb
termasuk bahan kimia berbahaya (warning) bagi kesehatan (health hazard) dan
ekosistem perairan (environment, aquatic toxicity.

Gambar 3. Klasifikasi GHS propineb


1) Health Hazard
a. Toksisitas akut pada saluran pernapasan termasuk kategori 4 (low)
b. Toksisitas pada organ spesifik dalam paparan berulang termasuk kategori 2
(moderate)
c. Sensitifitas pada kulit termasuk kategori 1 (extreme)
Data pada hewan coba :
a. Toksisitas oral akut LD50 (rat) 3.708 mg/kg
b. Toksisitas inhalasi akut LC50 (rat) ac. 5,040 mg/l
c. Toksisitas dermal akut LD50 (rat) > 5.000 mg/kg

Tabel 2. Propineb Database


ADI (Acceptable Daily Intake) 0,007 mg/kg bw/day
ArfD (Acute reference dose) 0,1 mg/kg bw
AOEL (Acceptable operator exposure level) 0,003 mg/kg bw/day
Sumber : EU Pesticides database : Propineb (2016)

7
Keterangan :
- LD (Lethal Dosis) adalah dosis yang dinyatakan dalam mg bahan uji per kg
berat badan hewan uji yang menimbulkan kematian pada 50% populasi
hewan uji.
- LC (Lethal Concretation) adalah konsentrasi yang dinyatakan dalam mg
bahan uji yang ditambahkan pada per liter larutan yang menimbulkan
kematian pada 50% populasi hewan uji.
2) Aquatic toxicity
Propineb diklasifikasikan sebagai very toxic to aquatic life, artinya sangat
berbahaya bagi ekosistem perairan.

3.4 Dampak Propineb terhadap Kesehatan Lingkungan


Penggunaan fungisida yang mengandung bahan aktif propineb memiliki
beberapa efek samping khususnya bagi lingkungan. Berikut ini merupakan dampak
propineb dalam bidang kesehatan lingkungan :
1) Tanaman menjadi resisten terhadap jamur
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan bahwa 80% petani cabai
menggunakan fungisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Salah satu
dampak dari penggunaan fungisida adalah terjadinya resistensi terhadap jamur.
Pemberian dosis propineb yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya
penurunan sensitivitas tanaman terhadap jamur.
2) Merusak ekosistem perairan
Propineb diklasifikasikan sebagai very toxic to aquatic life, artinya sangat
berbahaya bagi ekosistem perairan. Residu propineb yang masuk ke perairan
dapat menimbulkan keracunan akut pada organisme akuatik (aquatic acute)
karena sifatnya yang mudah larut dalam air.
3) Dapat membunuh organisme non-target
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa propineb dapat bersifat neurotoksik
terhadap hewan coba. Artinya propineb dengan dosis tinggi dapat membunuh
organisme non-target khususnya pada serangga pemakan nektar.

8
3.5 Dampak Propineb terhadap Kesehatan Masyarakat
Selain berdampak pada ekosistem, propineb juga berisiko menimbulkan masalah
kesehatan pada manusia. Penggunaan propineb sebagai fungisida khususnya pada
kalangan petani memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan :
1) Efek akut
a. Mata
Kontak langsung dengan mata dapat menyebabkan mata merah dan berair.
b. Kulit
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan reaksi alergi dan infeksi kulit
dengan gejala ruam atau kemerahan pada kulit. Propineb mudah masuk
melalui kulit dengan luka terbuka kemudian menuju aliran darah. Pakaian
yang terkontaminasi juga dapat menjadi medium paparan pada kulit.
c. Inhalasi
Apabila terhirup dapat menimbulkan ketidaknyamanan saat bernafas atau
sulit bernafas (distress) namun tidak menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan.
d. Ingesti (tertelan)
Apabila tertelan dapat menyebabkan rasa mual atau muntah
2) Efek kronis
Akumulasi substansi propineb dalam tubuh dapat menyebabkan efek
genotoksik yakni pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal. Paparan
melalui inhalasi dan ingesti secara berulang dan dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan kerusakan organ. Meskipun demikian, propineb tidak
dikategorikan sebagai mutagen maupun karsinogen (kategori D atau kategori
4) oleh IARC, ACGIH, NTP, dan OSHA.

3.6 Upaya Pencegahan Dampak Negatif Propineb


Penggunaan fungisida yang tidak tepat dapat memberikan akibat samping
keracunan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan penggunaan
pestisida antara lain tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pengguna fungisida.
Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan sebagai berikut :

9
1) Petugas kesehatan memberikan informasi kepada petani terkait efek samping
fungisida dan kadar aman yang diperbolehkan
2) Petugas pertanian memberikan informasi kepada petani terkait penggunaan
atau tata laksana fungisida secara tepat
3) Pengawasan penggunaan fungisida secara berkala dari Dinas Kesehatan dan
Dinas Pertanian
4) Menggunakan APD saat mengaplikasikan fungisida misalnya sarung tangan,
masker, dan sepatu khusus
5) Segera mencuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan fungisida
6) Rajin mengganti atau mencuci baju yang terkontaminasi fungisida

Gambar 4. Contoh Penggunaan APD

10
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fungisida merupakan salah satu jenis pestisida yang secara khusus mengatasi
penyakit jamur pada tanaman. Jenis fungisida dengan toksisitas relatif rendah yakni
propineb. Meskipun demikian, propineb digolongkan sebagai bahan kimia
berbahaya. Kandungan bahan kimia propineb pada fungisida memiliki efek
samping baik bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Lingkungan yang
berisiko terkontaminasi propineb yakni pada ekosistem perairan. Kelompok
masyarakat yang berisiko terpapar propineb adalah petani.
4.2 Saran
Penggunaan fungisida harus diawasi baik dari segi kandungan bahan kimia,
dosis, dan tata cara penggunaanya. Hal tersebut membutuhkan peranan aktif
petugas kesehatan, petugas pertanian dan partisipasi kelompok petani. Sebaiknya
dilakukan diskusi terarah secara rutin antara petugas ahli dengan petani untuk
saling bertukar informasi maupun pengalaman terkait penggunaan fungisida.

11
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Yunita, Tri Maryono, Joko Prasetyo, dan Suskandini Ratih. 2014. Pengaruh
Fungisida Propineb Terhadap Colletotrichum spp. Penyebab Penyakit Antraknosa
pada Cabai Merah. Jurnal Agrotek Tropika. Vol 2(1):144-148. Retrieved from :
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JA/article/view/1946/1705 [Acessed 2018,
June 2]
Andriani, Desta, Suryo Wiyono, Widodo. 2017. Sensitivitas Colletotrichum spp. pada
Cabai terhadap Benomil, Klorotalonil, Mankozeb, dan Propineb. Jurnal
Fitopatologi Indonesia. Vol 13(4):119-126. Retrieved from :
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/viewFile/18659/13169 [Acessed
2018, June 6]
Crop Science Bayer. Fungicide Product : Antracol Propineb 70% WP. Retrieved from :
https://www.cropscience.bayer.in/Products-H/Brands/Crop-Protection/Fungicide-
Antracol.aspx [Acessed 2018, June 5]
EU Pesticides Databese : Propineb. Retrieved from :
http://ec.europa.eu/food/plant/pesticides/eupesticidesdatabase/public/?event=activ
esubstance.detail&language=EN&selectedID=1771 [Acessed 2018, June 6]
FAO. Propineb Explanation : First draft prepared by Dugald MacLachlan, Australian
Government Department of Agriculture,Fisheries and Forestry. Retrieved from :
http://www.fao.org/fileadmin/templates/agphome/documents/Pests_Pesticides/JM
PR/Evaluation04/PROPINEB.pdf [Acessed 2018, June 5]
Kinasih, Ida, Rudy Syachrul, Ramadhani Eka, Agus Dana, Mia Rosmiati. 2017.
Toksisitas beberapa jenis fungisida komersial pada serangga penyerbuk, Trigona
(Tetragonula) laeviceps Smith. Jurnal Entomologi Indonesia. Vol 14(1):29-36.
Retrieved from : http://sith.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/56/2018/01/Kinasih-
Trigona.pdf [Acessed 2018, June 4]
National Institute of Health. Open Chemistry Database : Propineb. Retrieved from :
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Propineb [Acessed 2018, June 5]
Huddaya, Abdi dan Hadis Jayanti. 2012. Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara
Kerjanya (Mode of Action). Lembang : Yayasan Bina Tani Sejahtera. Retrieved
from : http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-
66%20Pengelompokan%20Pestisida.pdf [Acessed 2018, June 6]

12

S-ar putea să vă placă și