Sunteți pe pagina 1din 2

Etika memiliki beragam makna, alah satu maknanya adalah prinsip tingkah laku yang mengatur

individu atau kelompok. Etika tidak sama persis dengan moralitas, etika adalah semacam penelaahan
maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas merupakan subjek. Moralitas itu sendiri
merupakan pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik
dan jahat. Biasanya standar moral pertama kali terserap ketika kanak-kanak dari keluarga, teman,
dan beragam pengaruh kemasyarakatan seperti lembaga keagamaan, sekolah, televisi, majalah,
musik, dan perkumpulan-perkumpulan. Kemudian ketika dewasa, pengalaman, pembelajaran,
perkembangan intelektual, akan mengarahkan orang dewasa untuk meninjau ulang standar-standar
tersebut. Sebagian dibuang, dan yang baru diadopsi untuk menggantikannya.

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral
masyarakat. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah,
studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis. Permasalahand alam etika bisnis dibagi menjdi tiga yaitu masalah sistemik (sistem
ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi), korporasi ( moralitas
aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan , dan individu (moralitas
keputusan, tindakan dan karakter individual). Terdapat banyak dilema etis yang dihadapi oleh
perusahaan multinasional, relativisme etis memberikan jawaban atas masalah tersebut.
Relativisme etis adalah pandangan bahwa tidak ada standar etik yang absolut benar dan yang
diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat.

Berdasarkan hasil riset, terdapat enam tingkatan yang teridentifikasi dalam


perkembangan kemampuan moral seseorang untuk berhadapan dengan isu-isu moral sebagai
berikut:
Level Satu: Tahap Prakonvensional : Orientasi hukuman dan ketaatan
Orientasi instrumen dan relativitas
Level Dua: Tahap Konvensional : Orientasi kesesuaian interpersonal
Orientasi hukum dan keteraturan
Level Tiga : Tahap Postkonvensional,Otonom atau Berprinsip : Orientasi Kontrak Sosial
Orientasi prinsip etis universal.

Penalaran moral mengacu pada proses penalaran dimana perilaku, institusi, atau
kebijakan dinilai sesuai atau melanggar standar moral. Penalaran moral selalu melibatkan dua
komponen mendasar, yang pertama pemahaman tentanbg yang dituntut, dilarang, dinilai atau
disalahkan oleh standar moral yang masuk akal. Kedua yaitu bukti atau informasi yang
menunjukan bahwa orang, kebijakan, institusi, atau perilaku tertentu mempunyai ciri-ciri standar
moral yang menuntut, melarang, menilai atau menyalahkan. Dalam mengevaluasi kelayakan
penalaran moral, penalaran moral harus logis, akurat, relevan dan lengkap, serta konsisten.
Terdapat tiga keberatan atas penetapan etika ke dalam bisnis. Pertama, di pasar bebas kompetitif
yang sempurna, pencarian keuntungan dengan sendirinya menekankan bahwa anggota masyarakat
berfungsi dengan cara-cara yang paling menguntungkan secara sosial. Kedua, argumen diajukan
untuk menunjukkan bahwa manajer bisnis hendaknya berfokus mengejar keuntungan perusahaan
mereka dan mengabaikan petimbangan etis yang oleh Alex C. Michales disebut “argumen dari
agen yang loyal”. Ketiga, ada keberatan bahwa untuk menjadi etis cukuplah bagi orang-orang
bisnis sekedar menaati hukum.

Seseorang secara moral bertanggung jawab atas (a) tindakannya dan efek-efek merugikan
yang telah diketahui yang dilakukan atau dilaksanakan seseorang dengan sengaja dan secara bebas,
atau (b) yang gagal dilakukan atau dicegah dan yang secara moral keliru karena orang itu dengan
sengaja atau secara bebas gagal melaksanakan atau mencegahnya. Ada kesepakatan umum kondisi
yangs epenuhnya menghilangkan tanggung jawab moral seseorang karena menyebabkan kerugian,
yaitu ketidaktahuan dan ketidakmampuan.

Tindakan korporasi biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda
yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan indakan
korporasi. Pandangan tradisional berpendapat mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa
yang diperlukan untuk menghasilkan tindakan korporasi, masing-masing secara moral
bertanggung jawab. Semakin serius kesalahan tindakan korporasi, semakin sedikit tangggung
jawab karyawan diringankan oleh ketidakpastian, tekanan, dan keterlibatan minimal.

S-ar putea să vă placă și