Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah penulisan ilmiah yang membahas tentang “Tingkat Kesuburan”.
Makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
Kebidanan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah kami, baik dalam segi bahasa dan
pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang
sifatnya membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fertilitas dan Infertilitas ................................................................... 5
2.2 Penyebab Infertilitas ........................................................................................... 5
2.3 Tingkat Kesuburan ............................................................................................. 8
2.4 Perkembangan Masalah Infertilitas Hingga Saat Ini .......................................... 9
2.5 Upaya-upaya bidan dalam menangani masalah infertil ...................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama
satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer, kalau istri belum pernah hamil
selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,
kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersenggama.
Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan suami istri
mempunyai problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar 2 juta pasangan
infertil baru. Tidak tertutup kemungkinan jumlah itu akan terus meningkat.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan
menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan, 72,1%
dalam 6 bulan, 85,4% dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang
diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama
pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena
itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang
ingin punya anak, dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan
Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup
oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu
pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan
sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertil atau tidak. Riwayat
fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada
pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui perkembangan masalah infertilitas serta upaya-upaya apa sajakah yang
harus direncanakan untuk mengatasi masalah infertilitas.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui definisi ferilitas dan infertilitas
2. Mengetahui penyebab infertilitas
3. Mengetahui tingkat kesuburan
4. Mengetahui perkembangan masalah infertilitas sampai saat ini
5. Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya masalah infertilitas
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian fertilitas dan infertilitas
Masalah kesuburan merupakan suatu hal yang sangat mengganggu bahkan bisa
mengancam keutuhan suatu rumah tangga. Masalah kesuburan terjadi akibat terganggunya
sistem reproduksi pada wanita dan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sperma
pada pria. Sebuah penelitian menyatakan bahwa masalah kesuburan terjadi pada 40%
akibat perempuan, 40% akibat laki-laki dan 30% akibat keduanya.
Masalah Kesuburan atau infertilitas dapat ditegakan jika sebuah pasangan suami isteri
dalam jangka waktu 2 tahun belum juga dikaruniai kehamilan sedangkan mereka tidak
menggunakan alat kontrasepsi. Jika hal ini terjadi, jelas terjadi masalah kesuburan yang
cukup serius yang harus segera dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui siapa yang
memiliki masalah kesuburan dan dilakukan treatment atau terapi untuk penyembuhan.
Berikut beberapa penyebab masalah-masalah kesuburan yang terjadi baik pada laki-laki
ataupun perempuan.
5
d. Sumbatan saluran sperma
Biasanya disebabkan bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran
sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya sumbatan saluran
sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat disebabkan oleh bakteri melalui
penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan karena infeksi bakteri
mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari saluran reproduksi pria.
e. Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit
pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi
juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh
darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan
saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
f. Kebiasaan merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria.
Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar,
termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual
seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna, bahkan impotensi.
g. Kebiasaan minum beralkohol
Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga
mengganggu produksi sperma.
h. Pengaruh radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma.
Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang
yang kurang baik yang akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.
i. Pengaruh obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti
antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat
menurunkan tingkat kesuburan pria.
6
b. Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya,
yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran
telur atau pada organ reproduksi lainnya.
c. Kelainan lendir leher rahim
1) Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma.
2) Terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.
d. Berat badan tidak seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan,
karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan
22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang
dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak
dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap
ketidaksuburan.
e. Faktor Usia
Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selam masih haid teratur
kemungkinan ia masih bisa hamil. Penelitian menunjukkan potensi wanita untuk
hamil menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastis pada usia di atas 38
tahun (Kasdu,2002). Hal ini juga berlaku pada pria meskipun pria tetap dapat
menghasilkan sel sperma sampai usia 50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
hanya sepertiga pria berumur di atas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya
dalam waktu 6 bulan di banding pria yang berumur di bawah 25 tahun. Pada
wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin
menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di
atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita
mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse.
Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma”
akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
f. Gaya hidup yang penuh stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian
infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif
dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang
penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis,
spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri.
7
g. Kelainan mulut rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan
langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan
spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara
vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi
(posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
h. Kelainan rahim
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip;
peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu
transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan
tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
8
1) Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah hamil
meskipun senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun untuk waktu
sekurang-kurangnya 1 tahun.
2) Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang pernah hamil tetapi
kemudian tidak mampu hamil lagi dalam waktu 12 bulan meskipun
senggama tanpa perlindungan apapun.
3) Subvertilitas atau subvekunditas adalah kesukaran untuk menjadi hamil
yang mungkin disebabkan oleh vekunditas yang menurun pasangan suami
istri.
4) Sterilitas adalah ketidakmampuan yang lengkap dan permanen untuk
menjadi hamil atau menghamili meskipun telah diberi terapi.
5) Tanpa anak atau chillessness adalah pasangan suami istri yang tidak pernah
menghasilkan anak yang mungkin disebabkan oleh vekunditas,
kontrasepsi, dan abortus.
3. Penyebab infertilitas
1) Pada suami dikarenakan kelainan alat kelamin factor fungsional.
2) Pada istri dikarenakan kelainan anatomis alat kelamin, kelainan fungsi.
3) Kurang pengetahuan
4) Reaksi imunologi
2.3.3 Peran Bidan dikomunitas terhadap tingkat kesuburan.
1. Fertilitas yaitu dengan KB
2. Infertilitas :
a) Melakukan rujukan sehingga pasangan infertile dapat penanganan yang tepat.
b) Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa
subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau istri.
c) Mencari ketenangan psikologis.
9
Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat menusiawi dan normal apabila pasangan
infertilitas mempunyai perasaan yang berpengaruh tehadap kepercayaan diri dan citra
diri. Lebih parah lagi menurut the national infertility asosiation menyebutkan beberapa
gejala yang dapat terjadi antara lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa lebih
dari 2 minggu. Ada perubahan segnifikan dalam selera makan, sulit tidur atau lebih
banyak dari biasanya dan ketika bangun badan tetap merasa lelah. Merasa khawatir dan
curiga sepanjang waktu, kehilangan ketertarikan dalam hoby. Mengalami masalah den
gan konsentrasi, merasa mudah marah atau sulit mengambil keputusan. Merasa tidak
berguna, frustasi dan berfikir lebih baik mati, kehilangan nafsu seksual dan lebih senang
menyendiri daripada bersama dengan temen-temen dan keluarga.
Masalah ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang cukup sensitif bagi
pasangan suami istri. Bahkan beberapa kasus berujung pada perceraian. Sepertinya sudah
terbiasa , bila suatu pasangan infertil maka perempuanlah yang paling di curigai, bahkan
di vonis sebagai penyebabnya. Namun hal ini merupakan anggapan yang keliru, karena
kemungkinan ketidaksuburan bisa datang suami, istri atau kedua belah pihak secara
bersamaan. Infertilitas yang disebabkan oleh istri sebesar 35%, faktor suami 35%. Faktor
keduanya 20% dan penyebab lainnya 10% (Mustar,2006).
Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat 30%
pada usia 35-39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun. Hasil survei gagalnya kehamilan
pada pasangan yang sudah menikah selama 12 tahun, 40% disebabkan infertilitas pada
pria, 40 % karena infertilitas pada wanita, dan 10 % dari pria dan wanita, 10 % tidak
diketahui penyebabnya. Pasangan usia subur (PUS) yang menderita infertilitas 524
(5,1%) PUS dari 10205 PUS.
Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di tangani baik secara
program bayi tabung dan sebagainya( Sarwono, 1999).
10
c. Menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual saat masa subur.
d. Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan, misal : terong
dan kecambah.
e. Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya 3 kali dalam
seminggu.
f. Menganjurkan untuk periksa ke dr.SpOG guna mengetahui lebih lanjut penyebab
pasti infertilnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau infertilnya.
Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh
pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu
pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan
sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertile atau tidak. Riwayat
fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada
pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama
satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer, kalau istri belum pernah hamil
selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,
kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersenggama.
3.2 Saran
Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan makalah ini, penulis merasa makalah ini
masih jauh dari sempurna, jadi penulis menyarankan penulis selanjutnya agar dapat
melakukan perbaikan. Walaupun infertilitas tidak mengancam jiwa, namun kondisi
infertilitas merupakan suatu krisis, individu yang mengalami kondisi ini merasakan
dampak yang besar terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Untuk itu, dalam praktik
pelayanan kebidanan bidan dapat lebih bijaksana dalam berkomunikasi atau dalam
memberikan informasi serta memberikan dukungan pada pasangan infertilitas ini.
Untuk itu, kami menyarankan agar para wanita sejak remaja menjaga kesehatan
reproduksinya dengan cara makan-makanan dengan menu gizi seimbang, dan merawat
hygien dari alat genetalianya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa
Siaga. Depkes. Jakarta.
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Afi Darti Nur. 2006. Stress dan Coping Ibu yang Belum Mempunyai Keturunan. Medan : FK
USU
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
http:/modulkesehatan.blogspot.com/2013/05/makalah-tingkat-kesuburan_3946.html
13