Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung
(inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di gunakan terhadap organisme hidup
dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan serius fungsi satu
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan mengejutkan yang dapat
terjadi setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi. (KMB Brunner & Suddarth
Vol.3)
B. ETIOLOGI
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan sampai
1. Mikroba
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
C. PATOFISIOLOGI
Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan kimia,
mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler sistemik shingga
terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat da bahan kimia ). Terjadi mual, muntah
di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat . Makanan yang
mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat ( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase
tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH)
dengan jalan mengikat Akh – KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi
dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat
– tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan
menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi
SSP )
D. MANIFESTASI
a. Kelainan Visus
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
f. Pupil miosis
3. Keracunan sedang
a. Nausea
b. Muntah – muntah
d. Hipersalifa
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot
g. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negatif
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
g. Kovulsi
h. Koma
E. KOMPLIKASI
1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
5. Syok
F. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Emergensi
reathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau pernafasan tidak adekuat
irculasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki perfusi jaringan.
2. Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose 5%
kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat – obatan
depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan
buatan dari mulut ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong.
Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face masuk atau menggunakan alat bag –
valve – mask.
3. Identifikasi penyebab
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari penyebab
keracunan tidak sampai menunda usaha – usaha penyelamatan penderita yang harus segera di
lakukan.
4. Mengurangi absorbsi
Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan merangsang muntah,
menguras lambung, mengabsorbsi racun dengan karbon aktif dan membersihkan usus
5. Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau asam, dosis multipel
A. PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran menurun
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Persarafan
e. Gastrointestinal
Muntah, diare
f. Integumen
Berkeringat
g. Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan
h. Integritas Ego
Gelisah, pucat
i. Eliminasi
Diare
j. Selaput lendir
Hipersaliva
k. Sensori
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan : menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal
Intervensi :
Rasional : untuk memberikan kenyamanan dan memberikan posisi yang baik untuk melancarkan
respirasi
Intervensi :
b. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit
Rasional : untuk mengetahui apakah klien kekurangan cairan dengan mengamati sistem
integuman.
Intervensi :
Rasional : untuk mengetahui frekuensi cairan yang keluar pada saat klien muntah
Rasional : untuk membantu klien agar dapat mencerna makanan dengan lancar serta tidak lagi
Intervensi :
Rasional : untuk mengetahui apakah klien mengalami takikardi/bradikardi dan kekuatan pada
ekstremitas
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Usia : 26 tahun
Klien mengalami penurunan kesadaran yaitu somnolen, muntah setelah makan tempe, pusing.
3. PENGKAJIAN PRIMER
a. AIRWAY
Terdapat sumbatan pada jalan nafas oleh sputum/lendir. RR : 28 x/ menit, cepat dan dangkal
b. BREATHING
Pasien tidak mengalami gangguan pernafasan, Irama pernafasan : cepat, Kedalaman : dangkal.
RR : 28 x/ menit.
c. CIRCULATION
Tekanan Darah pasien : 100/60 mmHg (kuat dan regular), Nadi : 67 x/menit, capillary refill : <2
d. DISABILITY
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2. Tingkat kesadaran
somnolen.
4. PENGKAJIAN SEKUNDER
Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah 4 jam yang lalu setelah makan tempe bongkrek.
Dalam keluarga klien tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama dengan klien.
d. Anamnesa singkat
1) Kepala : mesosephal, klien berambut lurus dan panjang, dan tidak rontok.
2) Mata : besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+) terhadap cahaya kunjungtiva tidak
3) Telinga : bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan pendengaran
6) Mulut : tampak hipersekrasi kelenjar ludah, mukosa mulut basah, bibir basah.
8) Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 28 x/menit, cepat dan dangkal, HR 55x/menit,
9) Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada luka memar, peristaltik
11) Genetalia : Bersih tidak ada kelainan, Tidak terdapat luka/ulkus, tidak terpasang kateter.
Nadi : 67 x/ menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 360C
B. ANALISA DATA
sputum/lendir.
Kesadaran : Somnolent
merasa mual.
DO :
TD 100/60
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO TGL / JAM DIAGNOSA PRIORITAS
D. RENCANA KEPERAWATAN
mengalami nafas dangkal 8. Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
laboratorium: AGD
14 Juni Setelah dilakukan tindakan NIC 2 : Pengelolaan nutrisi
Status Gizi Asupan Makanan dan NIC 3 : Bantuan menaikkan berat badan
dibuktikan dengan BB meningkat, dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adek
BB tidak turun.
indikasi 2.
Mengidentifikasi Kesadaran : compos
buatan 3. Memonitor
pemberian RR : 24 x/mnt,
untuk menghindari
8. Mengajarkan tehnik nafas
9. Pertahankan status
10. Mengkolaborasikan
laboratorium: AGD
1. Ketahui kesukaan
1. Mengetahui kesukaan
2. Tentukan kemampuan
2. Menentukan kemampuan
menentukan kebutuhan
di komunitas yang
menyiapkan makanan
yang adekuat