Sunteți pe pagina 1din 9

Asekep Dermatitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah pencipta langit dan bumi yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga Makalah Asuahan
Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan.
Makalah Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas
mata kuliah Keperawatan Dewasa 3 program studi S1 Keperawatan STIKES Mitra Bunda
Persada Batam. Dalam dua minggu penulis mengumpulkan bahan sampai pada analisa hingga
Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan.
Penyusun Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan. ini tidak
mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu
perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang tulus teman-teman dan semua pihak yang
telah membantu sehingga Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan.
Sangat disadari Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan. ini baik isi
maupun tehnik penulisannya masih banyak kekurangan, oleh sebab itu sangat diharapkan saran
dan perbaikan dari pembaca demi penyempurnaan Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini
dapat diselesaikan.

Batam, 25 Maret 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ
dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan
terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit
seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga
merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf
yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis,
dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama
yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan
terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi
dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan
memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan
leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis
terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk
pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis
dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang
kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada
kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat
mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka
penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada
klien dengan Dermatitis”.

2. TUJUAN MAKALAH
a. Tujuan Umum
 Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami Asuhan
Keperawatan Penyakit Dermatitis
b. Tujan Khusus
 Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis
 Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis
 Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEF DASAR

A. Defenisi
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
(Adhi Juanda,2005)
Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sengatan sinar
matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan bahan-bahan kimia.
(812 Resep U/ Mengobati 236 Penyakit Oleh H. Arief Hariana:Hml 136)
Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan.

B. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar merupakan respon
kulit terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri dan fungus. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang di dapat dan
spesifik untuk bereaksi.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. (Adhi Djuanda,2005)
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi
penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Sering
kali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit
tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang
terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-
bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan selulit muncul pada seseorang
yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
berbeda:

1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang
terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan
gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan
kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam,
perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2.Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan
yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005)
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita
kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang
terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian
belakang dari leher.

3.Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan,
muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.

4.Stasis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)
tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika
adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga
menjadi penyebab.

5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).(Adhi Djuanda,2005)
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali
muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali
muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak
bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan
dewasa. (ros/Detikhealth).
C. PATOFISIOLOGI
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe lambat.
Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.
Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan
memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang
dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan berikatan
dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses
lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang
belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit
yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk
berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan
sel memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan
sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan sensetivitas yang sama di
seluruh kulit tubuh.
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang
telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang sehingga
terjadi gejala klinis.
2. Dermatitis Atopik
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi
reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan produksi sel
T. Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan
melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa. Kemungkinan zat
tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan akibat gatal menimbulkan
lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan diturunkan
secara genetik
3. Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi
5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta.
bagian tubuh
4. Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat
berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-
tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah
berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung
lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam
5. Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;
krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala, alis, daerah
nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat
paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila
basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut

D. MANIFESTASI KLINIK
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan
dan gangguan fungsi kulit (function laisa).
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara
serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit
yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna. Infiltrasi
biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis basah berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis,
artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi. Dermatitis sika (kering)
berarti tdiak madidans bila gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau
ekskoriasi dengan krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila
proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi.

E. KOMPLIKASI
1. Kerusakan integritas kulit
2. Gangguan Konsep diri
3. Infeksi sekunder
4. Gangguan rasa nyaman

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
 Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
2. Penunjang
 pemeriksaan histopatologi

G. PENATALAKSANAAN
1. Mengatasi kerusakan integritas kulit
2. Mengatasi hipotermia
3. Meningkatkan konsep diri klien
4. Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku

2. ASUHAN KEPERAWATAN

a. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien.
 Nama Pasien
 Alamat
 Pekerjaan Pasien
 Umur
 Agama/Suku

2. Keluhan Utama.
 Nyeri
 Gelisah
 Gatal
 Kerusakan intergitas kulit

3. Pemeriksaan Fisik.
 Tekanan Darah
 Nadi
 Pernafasan
 Suhu
 Skala Nyeri

4. Riwayat Kesehatan.

a. Riwayat Penyakit Sekarang :


Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
 Klien merasa nyeri
 Terdapat Vesikel/ bula pada Kulit Klien
 Gatal dan Lesi

b. Riwayat Penyakit Dahulu :


Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Penyakit yang sama
 Klien Pernah Mengalami Penyakit yang sama sebelumnya
 Apakah klien pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya

c. Riwayat Penyakit Keluarga :


Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
 Apakah terdapat keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama
 Apakah ada keluarga klien mengalami penyakit Kulit

d. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang
berkepanjangan.
 Cara klien menyelesaikan stresor
 Perasaan klien saat ini
 Respon klien terhdap penyakitnya
 Tingkat kecemasaan klien

e. Riwayat Pemakaian Obat :


Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien
tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
 Pemakaian obat sebelumnya
 Klien pernah alergi terhadap obat

No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan


1 Ganguan integritas kulit, b.d Tujuan :
Vesikel/bula yang pecah.) :  Lakukan inspeksi lesi setiap
Integritas kulit pasien kembali
DS : - utuh hari
DO : Pada seluruh tubuh Kriteria hasil :  Pantau adanya tanda-tanda
terdapat kondisi bula/vesikel Kulit utuh, eritema dan skuama infeksi
yang pecah akibat garukan hilang
 Ubah posisi pasien tiap 2-4
Krusta menghilang
Daerah axilla dari inguinal tidak jam
mengalami maserasi  Bantu mobilitas pasien sesuai
kebutuhan
 Pergunakan sarung tangan
jika merawat lesi
 Jaga agar alat tenun selau
dalam keadaan bersih dan
kering

2 Resiko infeksi,b.d Tujuan :  Lakukan teknik aseptic dan


vesikel/bula yang pecah Tidak terjadi infeksi antiseptic dalam melakukan
(garukan terus menerus) Kriteria hasil : tindakanpada pasien
ditandai dengan : Hasil pengukuran tanda vital  Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
DS : - dalam batas normal.
 Observasi adanya tanda-
DO : Seluruh tubuh berwarna - RR :16-20 x/menit
tanda infeksi
kemerahan dengan skuama - N : 70-82 x/menit
berwarna putih diatasnya dan - T : 37,5 C  Batasi jumlah pengunjung
mengelupas - TD : 120/85 mmHg  Kolaborasi dengan ahli gizi
Tidak ditemukan tanda-tanda untuk pemberian diet TKTP
infeksi (kalor,dolor, rubor,  Libatkan peran serta keluarga
tumor, infusiolesa)
dalam memberikan bantuan
Hasil pemeriksaan laborat
pada klien
dalam batas normal Leuksosit
darah : 5000-10.000/mm3
3 Gangguan konsep diri,b.d Tujuan :  Berikan support pada pasien
perubahan body image Pasien tidak mengalami untuk menerima keadaannya
Ditandai dengan : gangguan konsep diri body  Kaji persepsi pasien tentang
DS : Pasien menyatakan image gambaran dirinya
“mengapa saya kelihatan Kriteria hasil :
 Jaga komunikasi yang baik
aneh seperti ini?” Pasien tidak menarik diri dari
dengan pasien dan bantu
DO : Pasien sering menutupi kontak social
pasien untuk berkomunikasi
tubuhnya dengan selimut dan Pasien mau berpartisipasi dalam
perawatan dirinya dengan orang lain
menyendiri
Ekspresi wajah pasien tidak  Catat adanya tingkah laku
menunjukkan tanda berduka non-verbal atau tingkah laku
negative
 Libatkan keluarga untuk
meningkatkan konsep diri
pasien

S-ar putea să vă placă și