Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
oleh
Kelompok 8
Farida Nur Qomariyah (142310101071)
Rini Sulistyowati (142310101092)
Leony Ayu Lestari (142310101017)
Iqbal Luthfi Nauri (142310101083)
Laily Fajariatul Hasanah (142310101022)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. …. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………. 2
1.4 Manfaat………………………………………………………………………… …. 2
1.5 Epidemiologi…………………………………………………………………. …. 2
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Algoritma……………………………………………………………………… …. 31
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….. 39
5.2 Saran………………………………………………………………………………… 39
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. Pendahuluan
Latar Belakang
Telah diketahui bahwa aktivitas irama jantung terletak pada permukaan jantung dekat muara vena
cava superior, yaitu pada punyak atrium kanan.Kumpulan sel-sel ini disebut NA node yang bertindak
sebagai pace maker.Melalui pace maker ini aktivitas otot jantung secara sinkron memompa darah ke
sirkulasi paru-paru dan ke sirkulasi darah sistemik (ke seluruh tubuh).Suatu keadaan di mana terjadi
kehilangan sinkronisasi yang disebut sebagai fibrilasi.Fibrilasi dapat terjadi pada atrium
maupun ventrikel.Pada atrium dikenal sebagai fibrilasi atrium sedangkan pada ventrikeldikenal
sebgai fibrilasi ventrikel.
Disritmia atau aritmia dapat diartikan sebagai abnormalitas irama jantung.Disritmia bisa diakibatkan
oleh gangguan otomatisasi, gangguan hantaran, atau kombinasi keduanya.Ada beberapa macam jenis
aritmia, salah satunya adalah fibrilasi ventrikel.Fibrilasi ventrikel (Ventricular Fibrillation) adalah
kontraksi sangat cepat yang tidak beraturan pada ruang bawah jantung (ventrikel).Fibrilasi ventrikel
merupakan jenis terburuk dari gangguan irama jantung dan merupakan bentuk
serangan jantung.Pada kondisi fibrilasi ventrikel jantung memompa darah ke seluruh tubuh pada
jantung berkontraksi pada saat yang bersamaan yang menyebabkan kontraksi jantung menjadi
disorganisasi.Kekacauan denyut jantung yang parah ini biasanya berakhir dengan kematian dalam
hitungan menit, kecuali segera dirawat misalnya implantable cardiac defiblator (ICD) dan Resusitasi
Kardiopulmoner (CPR).
Fibrilasi ventrikel ini merupakan penyebab kematian tersering mengikuti infark miokard
akut.Umumnya merupakan keadaan yang reversibel dengan pengobatan yang memadai, dan
pengenalannya menjadi dasar pemantauan kardiak dalam CCU.Faktor resiko termasuk hipokalemia,
ketidakseimbangan asam-basa dan katekolamin seperti adrenalin IV.Harus dikenali dari kolaps
kardiovaskuler dan suatu EKG yang menunjukkan bentuk kompleks QRS yang kacau.Pengobatan
adalah dengan kardioversi arus searah segera, diikuti lignokain (100 mg dalam 2 menit) dan natrium
bikarbonat untuk memperbaiki asidosis metabolik yang timbul setelah suatu periode henti jantung.
Pengobatan oral untuk mencegah resiko kekambuhan adalah sama seperti pada takikardia ventrikel.
Bentuk dan ukuran gelombang pada fibrilasi ventrikel sangat bervariasi, dan tidak terlihat gelombang
P, QRS maupun T. Tidak ada depolarisasi ventrikel yang terorganisasi sehingga ventrikel tidak
mampu berkontraksi sebagai suatu kesatuan.Kenyataannya, ventrikel kelihatan seperti bergetar
dengan sangat cepat dan tidak teratur tanpa menghasilkan curah jantung.Sehingga tidak ada atau
hanya sedikit darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Bentuk fibrilasi ventrikel ada yang
kasar ( coarse ) dan halus ( fine ) tergantung pada besarnya amplitudo gelombang fibrilasi.
Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Ventrikel Fibrilasi?
1.2.3 Bagaiman algoritma sesuai AHA terbaru dan pembahasan jurnal mengenai
Ventrikel Fibrilasi?.
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tentang Ventrikel Fibrilasi;
1.3.3 Untuk mengetahui algoritma sesuai AHA dan pembahasan jurnal mengenai Ventrikel Fibrilasi.
Manfaat
1.4.1 Kita dapat menambah wawasan kita tentang Ventrikel Fibrilasi;
1.4.2 Kita sebagai perawat dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan untuk pasien dengan
Ventrikel Fibrilasi.
Epidemiologi
Kejadian VF di dunia tidak msuk akal, sehingga sulit untuk menilai kejadian
yang sebenarnya.Dari 300.000 kasus gangguan imun yang terjadi setiap tahun di Amerika Serikat,
hanya sepertiga yang dikaitkan dengan VF. Kejadian VF 0,08-0,16% pertahun pada orang dewasa.
Persentase ini lebih banyak daripada kematian yang diakibatkan oleh kanker paru, kanker payudara
dan AIDS. Pada usia anak dan remaja, kejadian bertahun mencapai 1,3-8,5 per 100.000 orang.
Penyakit jantung koroner adalah penyebab terjadinya VF paling tinggi yakni sekitar 50% kematian
manusia.
Insidensi VF paling tinggi dialami pada pria dibandingkan wanita dengan perbandingan 3:1. Hal ini
disebabkan karena insidensi penyakit jantung koroner banyak terjadi pada pria. Insidensi VF sama
dengan prevalensi penyakit jantung koroner, dengan tingkat puncak VF terjadi pada usia45-75 tahun.
Proporsi kematian mendadak dari penyakit jantung koroner dapat menurunkan tingkat usia. Pada
penelitian Framing Heart Study didapatkan bahwa kematian mendadak dikarenakan penyakit jantung
koroner pada pria yaitu 62% pada usia 45-54 tahun, 58% pada pria berusia 55-64 tahun dan 42%
pada pria berusia 65-74 tahun. Menurut Kuller, 31% kematian mendadak terjadi pada pasien berusia
20-29 tahun.
BAB 2. Tinjauan Teori
2.1 Definisi Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel fibrilasi merupakan aritmia ventrikel yang sangat ekstrim,paling sering mendahului
kematian mendadak pada orang dewasa. VF terjadibila ventrikel mengalami depolarisasi secara
kacau dan cepat , sehingga ventrikel tidak berkontraksi sebagai satu unit tetapi bergetar secara
inefektif. Mekanisme yang terjadi pada VF adalah jantung tidak dapat menghasilkan curah jantung ,
tekanan darah tidak terukur dan cardiac arrest.Memiliki irama tidak teratur dengan frekuensi yang
tidak dapat dihitung, gelombang P tidak ada dan kompleks QRS lebar seta tidak teratur. Tidak ada
jarak kompleks yang terlihat, hanya ada oksilasi tidak teratur dari garis dasar.Terdapat jenis VF kasar
( coarse VF ) dan VF halus ( fine VF ).
Ventrikel Fibrilasi Kadang-kadang dipicu oleh serangan jantung, fibrilasi ventrikel menyebabkan
tekanan darah menurun, memotong pasukan darah ke organ vital.Merupakan gangguan darurat yang
membutuhkan penanganan medis segera, bisa menyebabkan penderitanya jatuh dalam beberapa
detik.Kondisi ini paling sering menjadi penyebab kematian jantung mendadak.Perawatan gawat
darurat, termasuk CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dan guncangan jantung dengan alat yang
disebut defibrillator.Pengobatan untuk fibrilasi ventrikel meliputi obat-obatan, dan perangkat implant
yang dapat mengembalikan irama jantung ke kondisi normal.
2.2 Etiologi
Penyebab yang paling umum dari fibrilasi ventrikel adalah heart attack, akan tetapi fibrilasi ventrikel
dapat terjadi ketika jantung tidak memperoleh oksigen yang cukup, atau orang tersebut memiliki
penyakit jantung yang lain.
2.3 Patofisiologi
Aktivitas listrik pada fibrilasi ventrikel ditandai oleh depolarisasi sel yang tidak beraturan melalui
otot jantung ventrikel.Berkurangnya depolarisasi yang terkoordinasi mencegah terjadinya kontraksi
yang efektif dari otot jantung dan pengeluaran darah dari jantung.Pada pemeriksaan EKG tidak
ditemukan kompleks QRS walaupun jarak amplitudo yang melebar pada aktivitas listrik ditemukan,
dari gelombang sinus di ventrikel menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel yang mungkin sulit
dibedakan dengan asistol.Aritmia ini dipertahankan oleh adanya jalur masuk yang berulang-ulang
karena bagian dari otot jantung mengalami depolarisasi secara konstan.Fibrilasi ventrikel dimulai
ketika daerah pada miokard memiliki bagian refraksi dan bagian konduksi pada jalur masuk.Adanya
kombinasi ini menghasilkan irama sendiri.
Fibrilasi ventrikel terjadi pada situasi klinis yang bervariasi, namun lebih sering dihubungkan dengan
penyakit jantung koroner (PJK) dan sebagai kondisi terminal.Fibrilasi ventrikel dapat disebabkan
oleh iskemia atau infark miokard akut (merefleksikan instabilitas elektrik yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan biokimiawi pada miokard), dan atau dapat pula disebabkan oleh skar infark yang
kronik.Takikardia Ventrikel monomorfik dan polimorfik dapat memburuk menjadi fibrilasi ventrikel
yang menyebabkan kematian.Namun di luar konteks iskemia miokard akut, fibrilasi ventrikel lebih
jarang terjadi dibandingkan dengan Takikardi ventrikel sebagai kejadian primer.Fibrilasi ventrikel
kemungkinan merupakan aritmia dasar pada mayoritas pasien dengan kematian jantung
mendadak.Akumulasi kalsium intraseluler, aktivitas radikal bebas, gangguan metabolik, dan
modulasi autonom memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan fibrilasi ventrikel pada
iskemik.Terdapat 3 jenis sel dalam jantung yang berperan dalam proses impuls normal di dalam
jantung, yaitu:
1. Sel perintis (pacemaker cells) Sumber daya listrik jantung.
Nodus sino- atrial (SA) adalah pacemaker jantung.Ia terletak di atas krista terminalis, dibawah
pembukaan vena cava superior di dalam atrium kanan
2. Sel konduksi listrik Kabel jantung.
Impuls yang dihasilkan oleh nodus SA diantar melalui otot-otot atrial untuk menyebabkan
sinkronisasi kontraksi atrial.Impuls tiba ke nodus atrioventrikular (AV) yang terletak di septum
interatrial dibawah pembukaan sinus koronaria. Dari sini impuls diantar ke ventrikel melalui serabut
atrioventrikular (His) yang turun ke dalam septum interventrikular. Serabut His terbagi menjadi 2
cabang kanan dan kiri yang menghantar serabut Purkinje untuk tetap didalam subendokardium dari
ventrikel.Posisi serabut Purkinje menentukan kontraksi ventrikel yang hampir sinkron.
Kondisi di mana ruang bawah jantung berdetak terlalu cepat dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel.
Tanda-tanda dan gejala awalnya, meliputi:
Nyeri dada
Denyut jantung cepat (takikardia)
Pusing
Mual
Sesak napas
Hilangnya kesadaran
1. Monitor Jantung yaitu sebuah monitor jantung yang akan membaca impuls listrik sehingga kita
akan mengetahui detak jantung pasien berdetak secara normal, atau berdetak secara abnormal
dan atau tudak berdetak sama sekali.
2. Cek Nadi : pada fibrilasi ventrikel tidak ditemukan denyut nadi.Pemeriksaan untuk Diagnosa
Penyebab Fibrilasi Ventrikel.
Tenaga kesehatan perlu melakukkan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab terjadinya fibrilasi
ventrikel pada pasien, yaitu diantaranya :
1. Elekftrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan ini mencatat aktivitas kelistrikan di jantung pasien dengan cara menempelkan lempeng
elektroda pada kulit pasien. Impuls yang dicatat sebagai gelombang akan ditampilkan pada monitor
atau dicetak diatas kertas khusus. Karena jantung mengalami cedera otot, jantung tidak dapat
melakukan impuls listrik secara normal, dalam EKG menunjukkan pasien sedang mengalami
serangan jantung atau telah terjadi serangan jantung.
1. Tes Darah
Pengambilan sampel darah bertujuan untuk menguji keberadaan enzim hati tertentu yang bocor
kedalam aliran darah pasien jika hati pasien mengalami kerusakan akibat serangan jantung.
1. X-Ray Dada
Gambaran X-Ray dada pasien bertujuan untuk memeriksa ukuran dan bentuk jantung serta pembuluh
darah
1. Ekokardiogram
Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung pasien. Selama
ekokardiogram, gelombang suara diarahkan pada jantung pada pasien dari traduser dan perangkat
lainnya. Nantinya akan diproses secara elektronik, gelombang suara memberikan gambar video dari
jantung anda.
1. Kateterisasi Koroner (Angiogram)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah arteri koroner pasien menyempit atau
tersumbat. Pewarna cair disuntikkan melalui tabung panjang tipis (kateter) yang dimasukkan melalui
arteri pasien, biasanya arteri yang terdapat di kaki pasien. Pewarna cair akan membuat arteri pasien
menjadi terlihat pada X-Ray yang akan memperlihatkan daerah penyumbatan arteri.
1. Lidokain
Pada cardiac arrest dosis 1,0 – 1,5 mg/kg BB iv bolus dan dapatdiulang dengan dosis 0,5 – 0, 75
mg/kg BB. Dapat diberikanperdrip dengandosis 1-4 mg / menit.
1. Magnesium sulfat
Pada ventrikel fibrilasi diberikan dengan dosis 1-2 gr diencerkan dalam 10 cc iv bolus dan diberikan
cepat dengan memperhatikanefek hipotensi dan asistol.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita klien, seperti penyakit jantung rematik, penyakit
jantung koroner, hipertensi, dan trauma.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan dengan penyakit jantung atau jenis penyakit
kardiovaskuler lainnya.
3. Pola Eleminasi
4. Pola Aktivitas atau Latihan
Gejala : lemah, lelah, penurunan kesadaran
Tanda : kejang, penurunan tingkat kesadaran, sesak, disorientasi, bingung, kehilangan memori,
perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.gelisah,
pergerakan dada
asimetris dada
Pernapasan :- frekuensi, irama, jenis
suara napas
Suara tambahan (ronchi, wheezing, krepitasi)
Jantung :- tekanan darah
3.1.5 Pathway
NOC:
NOC:
1. Circulation status
2. Tissue perfusion: cerebral
Kriteria hasil:
NOC:
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level
Kriteria hasil:
1. Pasien mampu mengontrol nyeri (mengetahui penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Ansietas berhubungan dengan takut terhadap ancaman kematian, lingkungan perawatan
dan pengobatan kritis.
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam pasien tidak menunjukkan tanda-tanda
ansietas
NOC:
1. Anxiety self-control
2. Anxiety level
3. Coping
Kriteria hasil:
NOC:
1. Energy conservation
2. Activity tolerance
3. Self care: ADLs
Kriteria hasil:
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
3. Tanda-tanda vital normal
4. Energy psikomotor
5. Level kelemahan
6. Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat
7. Status kardiopulmonari adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat
10. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatanberhubungan dengan kurang
informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi, tidak mengenal sumber
informasi.
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam pasien tidak menunjukkan kurangnya
pengetahuan
NOC:
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
4. Gangguan pola nafas berhubungan dengan edema paru
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam pola nafas normal
NOC:
1. Pasien mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspnea (mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama napas, frekuensi
pernapasan dalamrentang normal, tidak ada suara napas abnormal
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernapasan)
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kram otot
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam pasien merasa nyaman
NOC:
1. Ansiety
2. Fear level
3. Sleep deprivation
4. Comfort, readiness for enchanced
Kriteria hasil:
NOC:
1. Nutrition status
2. Nutrition status: food and fluid intake
3. Nutritional status: nutrient intake
4. Weight control
Kriteria hasil:
Cardiac care:
Pain management:
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelumdan sesudah pemberian analgesic pertama kali
9. Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan gejala
11. Ansietas berhubungan dengan takut terhadap ancaman kematian, lingkungan perawatan
dan pengobatan kritis.
Intervensi:
Activity therapy:
1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program terapi yang
tepat
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
social
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
6. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
11. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual
6. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatanberhubungan dengan kurang
informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi, tidak mengenal sumber
informasi.
Intervensi:
1. Berikan pnilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari jaminan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas local, dengan cara yang tepat
13. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat.
14. Gangguan pola nafas berhubungan dengan edema paru
Intervensi:
Airway Management:
Pain Management
Nutrition management:
P: Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
parah”
P: Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
O: – TD
RR
Retraksi dinding dada
Sianosis
Pasien tampak sesak
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
BAB 4. Pembahasan
Algoritma
Empat jenis ritme jantung yang menyebabkan henti jantung yaitu ventrikular fibrilasi (VF),
ventrikular takikardia yang sangat cepat (VT), pulseless electrical activity (PEA), dan asistol. Untuk
bertahan dari empat ritme ini memerlukan bantuan hidup dasar/ Basic Life Support dan bantuan
hidup lanjutan/ Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) (American Heart
Association (AHA), 2005). Berdasarkan American Heart Association (AHA) pada Advanced Cardio-
vascular Life Support (ACLS) 2010 tentang Adult Cardiac Arrest, dikemukakan bahwa kunci
bertahan hidup pada cardiac arrest adalah Basic Live Support (BLS) dan sistem ACLS yang
terintegrasi dengan baik. Dasar berhasilnya ACLS adalah Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang
berkualitas, dan untuk VF/ pulseless VT diperlukan defibrilasi yang cepat dan tepat.
Fibrilasi ventrikel , takikardia ventrikel tanpa denyut adalah penyebab tersering henti jantung yang
dapat disembuhkan. Tingkat keberhasilan menurun sebanyak 7-10% untuk tiap menit penundaan
defibrilasi. Beri muatan pada defibrilator dan beri tiga kejutan dengan energi 200 J, 200 J dan 360 J.
Setelah berhasil melakukan kardioversi, mungkin terjadi asistol dan / atau denyut lemah (kekagetan
miokardial) transien (≥ 10 detik); maka lakukan RJP selama 1 menit setelah tiga kejutan sebelum
mengevaluasi ulang irama jantung. Jika VF/VT menetap, amankan jalan nafas (endotracheal tube),
masker laring (laryngeal mask airway [LMA] ) atau Combi-Tube. Pasang ventilator dengan
kecepatan 12 nafas/menit menggunakan oksigen 100%.Pasang jalur intravena perifer (jalur sentral
tidak aman selama melakukan RJP).Berikan adrenalin (epinefrin) untuk memperbaiki efikasi RJP
(efek α-adrenaergik menyebabkan vasokontriksi.Meningkatkan tekanan perfusi miokard
dan otak.VF/VT yang refrakter mungkin merespon terhadap kejutan lanjutan atau pemberian
amiodaron.Lidokain (lignokain), atau prokainamid intavena (jangan pernah berikan obat-obat ini
dalam kombinasi ini).Lanjutkan sampai sirkulasi kembali, atau diambil keputusan untuk
berhenti.Berikan bikarbonat jika pH ≥7.1 pada overdosis trisiklik, atau jika ada hiperkalemia.
Ventrikel fibrilasi merupakan sebab paling sering yang menyebabkan kematian mendadak akibat
SCA.The American Heart Association (AHA) menggunakan 4 mata rantai penting untuk
mempertahankan hidup korban untuk mengilustrasikan 4 tindakan penting dalam menolong korban
SCA akibat ventrikel fibrilasi. Empat mata rantai tersebut adalah:
1. Sesegera mungkin memanggil bantuan Emergency Medical Service (EMS) tenaga medis
terdekat
2. Sesegera mungkin melakukan RJP
3. Sesegera mungkin melakukan defibrilasi
4. Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life Support diikuti oleh perawatan postresusitasi.
Sebagaimana kondisi VF, kondisi aritmia lain yang dapat menyebabkan SCA juga memerlukan
tindakan resusitasi jantung dan paru (RJP) yang sebaiknya segera dilakukan. Adapun algoritma dari
RJP yaitu:
darurat medis regional (EMS) di Amsterdam. EMS mengirimkan dua ambulan dan 1 paramedis.
Semua paramedis memenuhi persyaratan dan dilengkapi dengan defiblator manual sedangkan dan
juga ada responden yang dilengkapi defiblator eksterna otomatis (AED) yaitu pemadam kebakaran
dan polisi terlatih dalam bantuan kegawat daruratan dan pemakaian AED. Penelitian ini
mengumpulkan prospektif data pada semua pasien resusitasi yang dilakukan oleh tenaga EMS seperti
ketika pasien mengalami trauma, tenggelam, overdosis obat, asfiksia, atau kondisi non kardiak.
Analisis melalui rekaman defibrilator dari EKG. EKG diklasifikasikan bahwa RJP selama 1 menit
kompresi rasio ventilasi 15:2 lalu ritme setelah kejutan dianalasis. Sedangkan EKG diklasifikasikan
sesuai dengan G2005 bahwa RJP selama 2 menit,kompresi rasio ventilasi 30:2 tanpa analisis ritme
setelah kejutan.
Semua kejutan ditampilkan dalam EKG dan dianalisis untuk keberhasilan kejutan. Kejutan dapat
dikatakan berhasil jika terminasi VF setidaknya 5 detik dengan pelepasan defibrilasi. Awal VF
adalah waktu interval anggota EMS memberikan RJP pertama.
4.2.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah, apabila tim medis menggunakan pedoman G2005,
maka median yang diambil 1,2 menit lebih lama setelah defibrilator pasien berhasil (p<0,001). Pasien
dengan G2005 rata-rata menghabiskan 1,3 menit VF berulang. Sebanyak 282 pasien di rumah
sakit cardiac arrest yang memakai pedoman G2000 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
neurologis yang signifikan dibandingkan dengan 240 pasien di rumah sakit cardia
arrest menggunakan pedoman G2005.
Perubahan pedoman utama adalah melakukan inisiasi RJP selama 2 menit sebelum melakukan
kejutan pertama. Tenaga medis baru saja memakai pedoman G2005 sedangkan pedoman G2000 tim
medis sudah diberi pelatihhan selama kurang lebih satu tahun. Pelatihan untuk G2005 tim medis
bertujuan untuk meningkatkan teknik penyelamatan pasien.dan meningkatkan kinerja tim medis.
Sehingga, dengan pedoman G2005 diharapkan dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien.
Namun, dari penelitian ini, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pedoman G2000 dan G2005
dalam melakukan RJP.
Percobaan klinis yang dilakukan secara acak oleh peneliti menunjukkan bawa kekambuhan VF lebih
besar penanganannya dengan G2005 daripada dengan pedoman G2000. Cara untuk mengakhiri VF
sesegera mungkin agar tidak terjadi kekambuhan adalah dengan RJP terus-menerus. Keberulangan
VF dapat menurunkan keberlangsugan hidup pasien dan RJP merupakan cara untuk meningkatkan
hidup pasien.
BAB 5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Fibrilasi ventrikel merupakan keadaan denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif, denyut
jantung tidak terdengar dan tidak teraba serta tidak ada respirasi, biasanya berakhir dengan kematian
dalam waktu beberapa menit, kecuali jika tindakan penanganan tepat segera dilakukan. Penyebab
yang paling umum dari fibrilasi ventrikel adalah heart attack, akan tetapi fibrilasi ventrikel dapat
terjadi ketika jantung tidak memperoleh oksigen yang cukup, atau orang tersebut memiliki penyakit
jantung yang lain. Tanda dan gejala yang muncul ketika seseorang terkena fibrilasi ventrikel adalah
Nyeri dada, denyut jantung cepat (takikardia), pusing, mual, sesak napas, hilangnya kesadaran.
Proses diagnostic yang dapat dilakukan dapat berupa, pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan
EKG, foto rontgen toraks, ekokardiografi, kateterisasi Koroner (Angiogram), tomografi jantung
terkomputerisasi (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).
The American Heart Association (AHA) menggunakan 4 mata rantai penting untuk mempertahankan
hidup korban untuk mengilustrasikan 4 tindakan penting dalam menolong korban SCA akibat
ventrikel fibrilasi. Empat mata rantai tersebut adalah:
1. Sesegera mungkin memanggil bantuan Emergency Medical Service (EMS) tenaga medis
terdekat
2. Sesegera mungkin melakukan RJP
3. Sesegera mungkin melakukan defibrilasi
4. Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life Support diikuti oleh perawatan postresusitasi.
Selain itu, kami menyimpulkan berdasarkan jurnal yang telah kami analisis bahwa pengaruh
peningkatan waktu VF berulang pada kelangsungan hidup neurolgis secara signifikan tidak berbeda
antara penggunaan G2000 dan penggunaan G2005
5.2 Saran
Kita sebagai perawat harus meningkatkan pengetahuan mengenai fibrilasi ventrikel yang merupakan
salah satu gangguan yang terjadi pada pasien penderita disritmia. Serta sebagai seorang perawat
harus memahami mengenai asuhan keperawatan untuk pasien fibrilasi ventrikel sehingga kita dapat
memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang optimal di bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Davey, patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta:Erlangga
Jakarta :EGC
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ventricular-fibrillation/basics/tests-diagnosis/con-
20034473 (diakses pada tanggal 21 Oktober 2015 7.31 WIB)
http://www.sehatfresh.com/fibrilasi-ventrikel/ (diakses pada tanggal 20 Oktober 2015,
19.30 WIB)