Sunteți pe pagina 1din 4

C.

Intervensi Keperawatan
Diagnosa : Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologi dari
kemampuan kognitif; kerusakan memori; disorientasi; konflik psikologi akibat dementia.
Tindakan Rasional
 Kaji fungsi kognitif, perubahan ingatan,  Proses mental dipegaruhi oleh perubahan
pla piker, disorientasi, tidur dan metabolic dan isiologik terkait dengan
kesulitan komunikasi. penuaan.
 Kaji keadaan confusion, kemampuan  Tingkat comfusion mungkin berkisar dari
mengambil keputusan, adanya delusi, disorientasi ringan ke tindak kooperatif
ilusi, halusinasi, tidak bisa sampai agitasi dan berkembang dalam
istirahat,cemas, depresi, peningkatan jangka waktu yang pendek atau menurun
introvensi, bertengkar. dalam jangka bulan.
 Kaji kemampuan koping terhadap  Orang tua mengalami penurunan ingatan
kejadian, memakai kata-kata negative, pada kejadian yang baru dan ingatan yang
interest, motivasi, kesombongan atau aktif pada masa lalu dan kenangan tentang
agresif, peerubahan pola ingatan. kejadian yang menyenangkan,mungkin
 Kaji penyimpangan sensori, menjadi aksertiv untuk mengkompensasi
penggunaan obat penyaktif CNS, perasaan ketidak amanan, berkembang
adanya nutrisi yang buruk, dehidrasi, lebih sempit ketertarikannya dn
kerusakan metabolik/saraf/ mengalami kesulitan menerima perubahan
jantung/paru atau infeksi. dalam gaya hidup.
 Pertahankan orentasi selama berinteraksi  Mungkin menyebabkan comfusion dan
dengan cara yang pelan dan lembut. perubahan mental.
 Mempertahankan kenyataan dan
mencegah frustasi karena kehilangan
ingatan dan keterbatasan kemampuan.

Ciri-ciri dan gejala amnesia adalah:

 Tidak dapat mengingat informasi baru (anterograde amnesia)


 Gangguan dalam mengingat kejadian lampau dan informasi familiar (retrograde
amnesia)
 Mengingat dengan salah, baik seluruhnya merupakan karangan atau memori yang
benar di waktu yang salah
 Kebingungan atau disorientasi.

 Pemeriksaan fisik dan neurologis;


 Tes darah untuk menemukan ketidakseimbangan bahan kimia atau infeksi;
 Untuk mencari kerusakan pada struktur otak, eksekusi gambarnya dapat ditugaskan.
Untuk tujuan ini berlaku:
o MRI;
o Computed tomography;
o Angiografi serebral;
 Elektroensefalogram adalah pengukuran aktivitas listrik otak.
1. Test Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada klien dengan cedera
kepala meliputi :
1. CT Scan ( dengan/tanpa kontras)
Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan, ventrikuler, dan
perubahan jaringan otak
1. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Digunakan sama dengan CT Scan dengan/tanpa kontras radio aktif
1. Cerebral angiografi
Menunjukan anomaly sirkulasi serebral seperti perubahan jaringan otak
sekunder menjadi edema, perdarahan, dan trauma.
1. Serial EEG (Electroencephalography)
Dapat melihat perkembangan gelombang patologis
1. Sinar X
Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur
garis (perdarahan/edema) fragmen tulang
1. BAER (Brainstem Auditory Evoked Response)
Mengoreksi batas fungsi korteks dan otak kecil
1. PET (Positron Emission Tomography)
Mendeteksi perubahan aktifititas metabolisme otak
1. CSS (Cairan Serebrospinal)
Lumbal fungsi dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan
subarachnoid
1. Kadar elektrolit
Untuk mengoreksi keseimbangan elektrolit sebagai peningkatan
intracranial
1. Screen toxicology
Untuk mendeteksi pengaruh obat yang dapat menyebabkan penurunan
kesadaran
1. Rontgen thorak 2 arah (PA/AP dan lateral)
Rontgen thorak menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleural.
1. Toraksentesis menyatakan darah/cairan
2. Analisa gas darah (AGD/astrup)
Analisa gas darah (AGD/astrup) adalah salah satu tes diagnostik untuk
menentukan status status respirasi. Status respirasi dapat digambarkan
melalui pemeriksaan AGD ini adalah status oksigenisasi dan status
asam basa
1. Pemeriksaan laboratorium ; hematokrit, trombosit, darah
lengkap, masa protombin.

S-ar putea să vă placă și