Sunteți pe pagina 1din 24

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

A. Definisi
Gastroenteritis atau diare (GEA) merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja
yang tidak normal atau tidak seperti biasanya (dimulai dengan peningkatan volume)
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006).
Gastroenteritis Akut (GEA) adalah keracunan makanan disertai inflamasi mukosa
lambung dan usus halus, biasanya disebabkan oleh organisme, tetapi bisa juga
disebabkan oleh zat kimia, jamur beracun, (Broker, 2009.Hal 571).
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu
tubuh.Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang
melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir
(Suratun, 2010.Hal 136).

B. Etiologi
Ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini
dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh:
1) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:
a) Infeksi bakteri misalnya Escherichia coli, Shigella dysentriae.
b) Infeksi virus misalnya Rotavirus, Norwalk.
c) Infeksi Parasit misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.
2) Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,
makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi.

b. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh :


1) Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral).
2) KKP (Kekurangan Kalori Protein).
3) BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir. (Suharyono
dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011)

1
C. Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a) Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan
Enterotolitis nektrotikans.
b) Diare non spesifik : diare dietetis.
2) Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
A. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan
oleh bakteri, virus dan parasit.
B. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya:
diare karena bronkhitis.
3) Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a) Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,
berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai
30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang
berakhir dalam 14 hari.
b) Diare kronik, dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi Gastroenterologi
Anak Indonesia (PIB – BK GAI) ke 1× di Palembang, disetujui bahwa definisi
diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).

D. Patofisiologi
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi
karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi
pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat
menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan
penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris,


Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli,
Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
2
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita
ke yang lainnya.Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.

E. PATHWAY

3
F. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum, tanda dan gejala Gastroenteritis adalah :
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
c. Demam
d. Nafsu makan berkurang
e. Mual dan muntah
f. Anoreksia
g. Lemah
h. Pucat
i. Nyeri abdomen
j. Perih di ulu hati
k. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat
l. Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
a. Pemeriksaan Feses
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

b. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
- Kadar ureum dan kreatimin untuk mengetahui faal ginjal.

c. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

4
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan, Menurut John (2004:234)
a. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10-
20ml
b. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
c. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
d. Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
e. Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
f. Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi

Terapi/tindakan penanganan
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan
akurat, yaitu:
Jenis cairan yang hendak digunakan
a. Cairan ringer laktat merupakan cairan pilihan dengan jumlah kalium yang
rendah bila dibandingkan dengan kalium tinja. Bila tidak ada RL dapat
diberikan NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul
nabik 7,5% 50 ml pada setiap 1 It NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal
yang ringan dapat diberikan cairan oralit yang dapat mencegah dehidrasi
dengan segala akibatnya.
b. memberikan cairan dan elektrolit
c. pemberian obat antidiare untuk menormalkan sekresi sehingga
dapat mengembalikan keseimbangan cairan
d. memberikan obat-obatan, sebagai berikut :
2. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
3. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
4. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

5
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

A. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji
adalah
1. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala : Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum,insomnia, tidak tidur
semalaman karena diare,gelisah dan ansietas
2. Sirkulasi
Tanda dan gejala : Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi
dan nyeri),hipotensi,kulit/membran mukosa : turgor jelek,
kering,lidah pecah-pecah
3. Integritas ego
Tanda dan gejala : Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya,respon
menolak, perhatian menyempit, depresi
4. Eliminasi
Tanda dan gejala : Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau
anyir/busuk,tenesmus, nyeri/kram abdomen,bising usus menurun
atau meningkat,oliguria/anuria
5. Makanan dan cairan
Tanda dan Gejala :Haus,anoreksia,Mual/muntah,Penurunan berat badan,intoleransi
diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan
berlemak,penurunan lemak sub kutan/massa otot,kelemahan
tonus otot, turgor kulit buruk,membran mukosa pucat, luka,
inflamasi rongga mulut
6. Hygiene
Tanda dan gejala : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,badan berbau
7. Nyeri dan Kenyamanan
Tanda dan Gejala: Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang dengan
defekasi,nyeri tekan abdomen, distensi.

6
8. Keamanan
Tanda dan gejala : Peningkatan suhu pada infeksi akut,penurunan tingkat kesadaran,
gelisah,lesi kulit sekitar anus
9. Seksualitas
Tanda dan Gejala : Kemampuan menurun, libido menurun
10. Interaksi sosial
Tanda dan Gejala: Penurunan aktivitas sosial
11. Penyuluhan/pembelajaran
Tanda dan Gejala : Riwayat anggota keluarga dengan diare,proses penularan infeksi
fekal-oral
12. Personal higyene : Rehidrasi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
4. Kecemasan b/d perubahan status kesehatan, perubahan status sosio-ekonomis,
perubahan fungsi peran dan pola interaksi.

C. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
intake terbatas (mual).
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x30 menit
diharapkan pasien mampu mempertahankan volume cairan adekuat dengan
Kriteria Hasil :
a. Tanda-tanda vital stabil (TD : 100-120/70-90mmHg, N : 60-100x/menit, S :
36,5-37,50C, RR : 12-24x/menit).
b. Membran mukosa lembab.
c. Turgor kulit membaik.
d. Keseimbangan masukan dan haluaran dengan urin normal dalam
konsentrasi/jumlah (0,5-1cc/kg BB/jam).
e. CRT < 2 detik.
7
f. Mata tidak cowong.

Intervensi :
1. Kaji tanda vital (TD, nadi, suhu).
R/ : hipotensi (termasuk postural), takikardial, demam dapat menunjukan respon
terhadap dan/ atau efek kehilangan cairan.
2. Awasi masukan haluaran, karakter, dan jumlah feses ; perkirakan kehilangan
yang tak terlihat misalnya berkeringat. Ukur berat jenis urine ; observasi
oliguria.
R/ : memberikan informasi tentang keseimbangan cairan. Fungsi ginjal dan
control penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.
3. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,
pengisian kapiler lambat.
R/ : menunjukan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi.
4. Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
R/ : mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk
memperbaiki kehilangan. Catatan : cairan mengandung natrium dapat dibatasi
pada adanya enteritis regional.
5. Berikan obat sesuai indikasi anti diare.
R/ : menurunkan kehilangan cairan dari usus.
6. Berikan obat antiemetic misalnya trimetobenzamida (tigan) ; hidroksin (pistaril)
; proklorperasin (kompazine).
R/ : digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada heksaserbasi akut.
7. Berikan cairan Elektrolit misalnya tambahan kalium (LCI-IP : K-lyte, slow-K).
R/ : elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya pada usus yang gundul,
area ulkus, dan diare dapat juga menimbulkan asedosis metabolit karena
kehilangan bikarbonat (HCO3).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x30 menit kebutuhan nutrisi
terpenuhi dengan
Kriteria Hasil :
a. Terjadi peningkatan berat badan
8
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
R/ Menurunkan kebutuhan metabolic
2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera
mulai pemberian makanan per oral
R/ setelah kondisi klien mengizinkan Pembatasan diet per oral mungkin
ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi
kekurangan nutrisi.
Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien
memungkinkan.
3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
R/ Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan
nutrisi lebih lanjut.

3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x4 jam nyeri berkurang
Kriteria
a. Tidak terdapat lecet pada perirektal
Intervensi :
1. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
R/ Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri
2. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase
punggung dan kompres hangat abdomen
R/ Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian klien dan
meningkatkan kemampuan koping
3. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan
berikan perawatan kulit
R/ Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi
4. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi
R/ Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan
spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis
9
5. Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan
karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
R/ Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi
selanjutnya

4. Kecemasan b/d perubahan status kesehatan, perubahan status sosio-ekonomis,


perubahan fungsi peran dan pola interaksi.
Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
Intervensi :
1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan
balik tentang mekanisme koping yang tepat.
R/ Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan
masalah
2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang
tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama
R/ Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-
satunya orang yang mengalami masalah yang demikian
3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus
dalam membantu klien.
R/ Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

10
ASUHAN KEPERAWATAN

No. register : 1804161 Tgl/jam MRS :6 juli 2018/11.36 WIB


Ruang : Mawar Putih Timur Tgl/jam pengkajian :11 juli 2018/10.30 WIB
Diagnose Medis : GEA + Dispepsia

A. IDENTITAS
1. Biodata pasien
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Dsn. Jaya 010/004 Tenggulunan

2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Dsn. Jaya 010/004 Tenggulunan
Hub dengan pasien : Anak

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan BAB cair ≥ 5 kali sehari

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada tanggal 6 juli 2018 pasien datang ke IGD RSUD Sidoarjo dengan keluhan
pasien diare atau BAB cair ≥ 5 kali sehari, mual, pusing dan lemas. Pasien dirawat

11
inapkan diruang mawar putih timur, saat dikaji pada tanggal 11 juli 2018 keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien masih BAB cair ± 5 kali sehari dan mual, muntah,
keluarga pasien mengatakan nafsu makan menurun dan kadang tidak mau makan.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga pasien mengatakan pasien pernah MRS 3 bulan yang lalu dengan masalah
pada pencernaan.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang
menurun.

C. PENAMPILAN UMUM
1. Keadaan pasien lemah.
2. Kesadaran composmentis. GCS E4 V5 M6
3. TTV :
TD :120/70 mmHg S :37,5ᵒC
N :88 x/menit RR :21 x/menit

D. POLA AKTIVITAS
1. Nutrisi
SMRS : keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari.
MRS : keluarga pasien mengatakan pasien makan 1 porsi tidak pernah habis
dan terkadang tidak mau makan.
2. Eliminasi
SMRS : BAB 1-3 kali sehari, BAK ± 8 kali sehari
MRS : BAB ≥ 5 kali sehari (BAB cair), BAK ± 5 kali sehari
3. Istirahat dan tidur
SMRS : pasien mampu tidur ± 8 jam
MRS : pasien sering terbangun
4. Aktivitas fisik
SMRS : melakukan aktivitas tanpa bantuan
MRS : pasien tidak melakukan aktivitas apapun, hanya diatas kasur.

12
5. Personal hygiene
SMRS : pasien mengatakan mandi 2 kali sehari
MRS : pasien mandi dengan diseka 1 kali sehari dibantu keluarga

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
a. Rambut : warna hitam kemerahan, tidak ada lesi, tidak ada kutu, tidak ada
benjolan
b. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva pink, tidak ada kelainan mata
c. Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak menggunakan alat bantu nafas
d. Telinga : simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat bantu pendengaran
e. Mulut : simetris, mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis
2. Leher : simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
3. Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi, retraksi dinding dada normal
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada lesi
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
4. Kardiologi
Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak ada edema, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, CRT 3 detik
Perkusi : suara jantung pekak
Auskultasi : irama jantung regular
5. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran abdomen (acites)
Auskultasi : bising usus 13 x/menit
Perkusi : suara lambung tympani
Palpasi : tidak ada benjolan, ada nyeri tekan di perut sebelah kiri bagian bawah
6. Ekstermitas
Ekstermitas atas : terpasang infus di tangan kanan
Ekstermitas bawah : tidak ada odema, tidak ada luka
7. Genetalia
Tidak terpasang kateter

13
F. DATA PSIKOLOGIS
a. Status emosional : stabil
b. Kecemasan : pasien cemas akan penyakitnya
c. Pola koping : pasien bersemangat untuk sembuh
d. Gaya komunikasi : pasien tidak kooperatif
e. Konsep diri
Identitas diri : pasien seorang perempuan berusia 63 tahun
Harga diri : pasien semangat untuk sembuh
Peran : pasien seorang pedagang di pasar
Ideal diri : pasien ingin segera sembuh dan dapat beraktivitas kembali

G. DATA SOSIAL
Pasien mengatakan dilingkungan berinteraksi sosial dengan baik

H. DATA SPIRITUAL
Pasien percaya kepada allah akan kesembuhan dan penyakitnya

I. DATA PENUNJANG
No. RM : 1804161 no. Lab : 6096986
Nama : Ny. S tgl/jam order : 7 juli 2018
Tgl lahir :1 januari 1955

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Darah lengkap
WBC 4,30 4,50-11,50 10^3/uL
RBC 2,7 4,2-6,1 10^6/Ul
HGB 8,5 12,3-15,3 g/dL
HCT 25,5 37,0-52,0 %
PLT 178 152-396 10^3/uL
MCV 95,1 79,0-99,0 fl
MCH 31,7 27,0-31,0 pg
MCHC 33,3 33,0-37,0 g/dL

14
RDW-SD 59,3 35,0-47,0 fl
RDW-CV 17,3 11,5-14,5 %
PDW 11,8 9,0-17,0 fl
MPV 10,8 9,0-13,0 fl
P-LCR 30,3 13,0-43,0 %
PLT 0,2 0,2-0,4 %
EO% 0,00 0,00-3,00 %
BASO% 0,00-1,00 %
NEUT% 74,5 50,0-70,0 %
LYMPH% 19,5 25,0-40,0 %
MONO% 6,0 2,0-8,0 %
EO 0,00 10^3/uL
BASO 0,00 10^3/uL
MONO 0,26 10^3/uL
NEUT 3,2 2,0-7,7 10^3/uL
LYMPH 0,8 0,8-4,0 10^3/uL
KIMIA
Kimia klinis
Gula darah sewaktu 82 <140 mg/dL
BUN 61,3 6-23 mg/dL
Creatinin 5,8 0,5-0,9 mg/dL
Elektrolit
Natrium 138 136-145 mmol/L

J. TERAPI & PENATALAKSANAAN


1. Infus Pz 500 ml 20 tpm
2. Injeksi ranitidine 50 mg 2x1
3. Injeksi ondancentron 4 mg 3x4
4. Injeksi santagesik 3x1
5. Puralex 630mg 3x2

15
ANALISA DATA

Data Interpresentasi Masalah

DS : Diare Kekurangan volume cairan


Pasien mengatakan
bahwa BAB > 5 x/hari,
pasien mual dan muntah, Frekuensi BAB meningkat
nafsu makan menurun.

DO : Hilang cairan dan elektrolit


- Keadaan umum: lemah
- Kesadaran:
Composmentis Dehidrasi
GCS: 4 5 6
- TTV:
TD :120/70 mmHg Kekurangan volume cairan
N :88 x/menit
S :37,5ᵒC
- RR :21 x/menit
- Frekuensi feses cair,
warna kekuningan
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tidak
elastis
- Mata terlihat cowong

16
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ditemukan Masalah Dipecahkan


NO. Diagnosa Keperawatan
Tgl Paraf Tgl Paraf

1. Kekurangan volume 11-07


cairan berhubungan 2018
dengan output berlebih
ditandai dengan

DS :
Pasien mengatakan
bahwa BAB > 5 x/hari,
pasien mual dan
muntah, nafsu makan
menurun.

DO :
- Keadaan umum:
lemah
- Kesadaran:
Composmentis
GCS: 4 5 6
- TTV:
TD :120/70 mmHg
N :88 x/menit
S :37,5ᵒC
- RR :21 x/menit
- Frekuensi feses
cair, warna
kekuningan
- Mukosa bibir
kering

17
- Turgor kulit tidak
elastis
- Mata terlihat
cowong

18
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Intervensi
No Diagnosa keperawatan
Tujuan Tindakan Rasional

1. Kekurangan volume Setelah 1. Bina Hubungan 1. Agar klien mengerti


cairan b.d output berlebih dilakukan Saling Percaya dan percaya dengan
ditandai dengan tindakan (BHSP) tindakan yang akan
keperawatan dilakukan.
DS : selama 1x6 2. Monitoring tanda- 2. Perubahan TTV
Pasien mengatakan jam tanda vital dapat
bahwa BAB > 5 x/hari, diharapkan menggambarkan
pasien mual dan muntah, keseimbangan keadaan umum
nafsu makan menurun. cairan klien klien
terpenuhi 3. Monitor intake dan 3. Memberikan
DO : dengan output pedoman untuk
- Keadaan umum: Kriteria hasil : menggantikan
lemah 1. TTV dalam cairan
- Kesadaran: batas 4. Motivasi klien 4. Kebutuhan nutrisi
Composmentis normal untuk makan klien sedikit
GCS: 4 5 6 2. Tidak ada sedikit tapi sering terpenuhi
- TTV: tanda-tanda
TD :120/70 mmHg dehidrasi, 5. Kolaborasi dengan 5. Untuk mememnuhi
N :88 x/menit elastisitas tim medis dalam cairan klien dan
S :37,5ᵒC kulit baik, pemberian cairan menunjang
- RR :21 x/menit membrane IV dan obat sesuai keberhasilan terapi
- Frekuensi feses cair, mukosa indikasi
warna kekuningan lembab
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tidak
elastis
- Mata terlihat
cowong

19
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl No DX Tindakan Keperawatan Paraf

11-07 1 1. Membina hubungan saling percaya dengan


2018 memperkenalkan diri, menjelaskan tindakan yang
akan dilakukan dan konrak waktu dengan pasien

2. Mengobservasi TTV :
Hasil :
TD : 120/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 37,5◦C
RR : 21 x/menit

3. Memonitoring intake dan output


Hasil :
Intake =
- Cairan infus / 24 jam = 1500 cc
- Cairan (makanan dan minuman ) = 500cc

Output =
- Urine = 500cc
15 𝑥 𝐵𝐵
- IWL (insensible water loss) = 24 𝑗𝑎𝑚

15 𝑥 6𝑜 𝑘𝑔
= 24 𝑗𝑎𝑚

20
=
37,5 𝑐𝑐/𝑗𝑎𝑚

IWL dalam 24 jam = 37,5 x 24 = 900cc/24


jam

- Feses = 1000cc
- Muntah = 100cc

Balance cairan = Intake – Output


= 2000 – 2500
= -500 cc

4. Memotivasi pasien untuk makan sedikit tapi sering


dan menghindari makanan yang asam,
mengandung gas atau makanan yang memicu diare
beratambah berat dan mendorong keluarga pasien
untuk membantu pasien makan

5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian


cairan IV dan obat sesuai indikasi
- Infus PZ 500 ml 20 tpm
- Injeksi Ranitidine 50 mg 2x1
- Injeksi Ondancentron 4 mg 3x4
- Injeksi Santagesik 3x1
- Puralex 630 Mg 3x2

21
EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnose Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf


TGL

12-07 Kekurangan volume cairan b.d S =


2018 output berlebih ditandai dengan Pasien mengatakan bahwa BAB
±4x/hari dengan konsistensi BAB
DS : terdapat sedikit ampas dan warna
Pasien mengatakan bahwa kekuningan
BAB > 5 x/hari, pasien mual dan
muntah, nafsu makan menurun. O=
- Keadaan umum lemah
DO : - Kesadaran composmentis
- Keadaan umum: lemah GCS E4 V5 M6
- Kesadaran: Composmentis - Tanda tanda vital =
GCS: 4 5 6 TD : 120/80 mmHg
- TTV: N : 88 x/menit
TD :120/70 mmHg S : 37.5 ◦c
N :88 x/menit RR : 20 x/menit
S :37,5ᵒC - Mukosa bibir masih kering
- RR :21 x/menit - Turgor kulit kurang elastis
- Frekuensi feses cair, warna - Konsistensi bab terdapat
kekuningan sedikit ampas
- Mukosa bibir kering - Warna bab kekuningan
- Turgor kulit tidak elastis - Balance cairan -500cc
- Mata terlihat cowong -
A=
Masalah kekurangan volume
cairan belum teratasi

P=
Intervensi dilanjutkan

22
- Monitoring tanda tanda vital
- Monitoring intake dan output
- Motivasi pasien untuk makan
sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat sesuai
indikasi

23
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes (2000). Diagnosa keperawatan.Ed.8.Jakarta : EGC

NIC (Nursing Intervention Classification)

NOC (Nursing Outcomes Classification)

24

S-ar putea să vă placă și