0 evaluări0% au considerat acest document util (0 voturi)
30 vizualizări4 pagini
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik menjelaskan konsep yang mendasari siklus akuntansi sektor publik mulai dari perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pelaporan, audit hingga pertanggungjawaban. Kerangka ini menjadi acuan pengembangan standar akuntansi sektor publik di Indonesia yang saat ini sudah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik menjelaskan konsep yang mendasari siklus akuntansi sektor publik mulai dari perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pelaporan, audit hingga pertanggungjawaban. Kerangka ini menjadi acuan pengembangan standar akuntansi sektor publik di Indonesia yang saat ini sudah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik menjelaskan konsep yang mendasari siklus akuntansi sektor publik mulai dari perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pelaporan, audit hingga pertanggungjawaban. Kerangka ini menjadi acuan pengembangan standar akuntansi sektor publik di Indonesia yang saat ini sudah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.
1. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sektor publik seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan. Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan. Revisi kerangka konseptual bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka konseptual tersebut.
Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari proses perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini akanmeliputi: a. Perencanaan publik Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan dilaksanakan.Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. b. Penganggaran publik Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program. c. Realisasi anggaran publik Pelaksanaan realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa publik, sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. d. Pengadaan barang dan jasa publik Proses pengadaan barang dan jasa yang baik akanberdampak terhadap pencapaian efektifitas dan efisiensi program. e. Pelaporan sektor publik Terdiri dari pelaporan keuangan sektor publik, termasuk pelaporan keuangan konsolidasi dan pelaporan kinerja.Laporan keuangan dan laporan kinerja organisasi sektor publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai. f. Audit sektor publik Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya proses dan pelaksanaan audit sektor publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berlaku. g. Pertanggungjawaban publik Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas program secara keseluruhan. B. KARAKTERISTIK KUALITATIF AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik. 1. Relevan Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian. Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini dan masa depan (nilai prediktif) atau untuk menginformasikan atau mengoreksi harapan utama (nilai umpan balik/feedback). 2. Keandalan/Reliabilitas Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para peggunanya. Keandalan akanmembedakan pengguna satu dengan pengguna yang lainnya tergantung pada keluasaan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. 3. Komparabilitas dan Konsistensi Komparabilitas mendeskripsikan kegunaan metode yang sama dari waktu ke waktu dengan penyajian yang tetap. Prinsip konsistensi menjelaskan bahwa metode akuntansi tidak dapat diubah lagi setelah diadopsi. 4. Pertimbangan Biaya dan Manfaat Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan parvasif. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. 5. Materialitas Materialitas dipandang sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnya materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.
C. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan oleh pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Sampai dengan tahun 2003, SAP menggunakan cash basis, sedangkan dari tahun 2004 sampai 2014, SAP menggunakan cash toward accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP berbasis kas menuju akrual ini adalah SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak tahun 2015, Indonesia sudah mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual basis) dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Transaksi dicatat menggunakan accrual basis 2. Asset diukur menggunakan historical cost 3. Depresiasi untuk asset tetap 4. Accrual basis pada pendapatan dan beban 5. Cash basis pada Laporan Realisasi Anggaran 6. Full disclosure Referensi utama untuk SAP berbasis akrual ini adalah International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Terdapat kerangka konseptual dan 13 PSAP untuk SAP berbasis akrual ini, yaitu: 1. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas 3. PSAP 03 Laporan Arus Kas 4. PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan 5. PSAP 05 Akuntansi Persediaan 6. PSAP 06 Akuntansi Investasi 7. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap 8. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan 9. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban 10. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan 11. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian 12. PSAP 12 Laporan Operasional 13. PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) KSAP juga telah menerbitkan IPSAP (Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) yang merupakan klarifikasi, penjelasan dan uraian lebih lanjut atas PSAP. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari salah tafsir penggunaan PSAP, yaitu terdiri dari: 1. Interpretasi SAP 01 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing 2. Interpretasi SAP 02 tentang Pengakuan Pendapatan yang Diterima Pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah 3. Interpretasi SAP 03 tentang Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang Diterima Pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan yang Dikeluarkan Dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah 4. Interpretasi SAP 04 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan Selain itu, KSAP juga telah menerbitkan beberapa Buletin Teknis yang merupakan informasi yang berisi penjelasan teknis akuntansi sebagai pedoman bagi pengguna.Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP dan/atau IPSAP. Buletin Teknis SAP terdiri dari: 1. Buletin Teknis 01 tentang Neraca Awal Pemerintah Pusat 2. Buletin Teknis 02 tentang Neraca Awal Pemerintah Daerah 3. Buletin Teknis 03 tentang Penyajian Laporan keuangan Pemerintah Daerah Sesuai Dengan SAP dengan Konversi 4. Buletin Teknis 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah 5. Buletin Teknis 05 tentang Akuntansi Penyusutan (telah diganti dengan bultek 18) 6. Buletin Teknis 06 tentang Akuntansi Piutang (telah diganti dengan bultek 16) 7. Buletin Teknis 07 tentang Akuntansi Dana Bergulir 8. Buletin Teknis 08 tentang Akuntansi Utang (telah diganti dengan bultek 22) 9. Buletin Teknis 09 tentang Akuntansi Aset Tetap (telah diganti dengan bultek 15) 10. Buletin Teknis 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial 11. Buletin Teknis 11 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud (telah diganti dengan bultek 17) 12. Buletin Teknis 12 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing 13. Buletin Teknis 13 tentang Akuntansi Hibah 14. Buletin Teknis 14 tentang Akuntansi Kas 15. Buletin Teknis 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual 16. Buletin Teknis 16 tentang Akuntansi Piutang Berbasis Akrual 17. Buletin Teknis 17 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual 18. Buletin Teknis 18 tentang Akuntansi Penyusutan Berbasis Akrual 19. Buletin Teknis 19 tentang Akuntansi Bantuan Sosial Berbasis Akrual 20. Buletin Teknis 20 tentang Akuntansi Kerugian Negara/Daerah 21. Buletin Teknis 21 tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual 22. Buletin Teknis 22 tentang Akuntansi Utang berbasis Akrual 23. Buletin Teknis 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan Dengan SAP berbasis kas menuju akrual, laporan keuangan yang dibuat oleh entitas pelaporan hanya empat laporan, yaitu: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Namun pada SAP berbasis akrual, laporan keuangan yang harus dibuat ada tujuh, yaitu: 1. Neraca 2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Operasional 4. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 5. Laporan Perubahan Ekuitas 6. Laporan Arus Kas 7. Catatan atas Laporan Keuangan