Sunteți pe pagina 1din 4

A.

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


1. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini
meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa,
pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sektor publik seperti
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya
masyarakat, dan lembaga peribadatan.
Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Jika
terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan
standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam
jangka panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan
pengembangan standar akuntansi di masa depan.
Revisi kerangka konseptual bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan
pengalaman komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam
penggunaan kerangka konseptual tersebut.

2. Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari proses perencanaan,
penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta
pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang kerangka konseptual
akuntansi sektor publik ini akanmeliputi:
a. Perencanaan publik
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan
dilaksanakan.Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan
keberhasilan proses selanjutnya.
b. Penganggaran publik
Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri dari
tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling
berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat
menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.
c. Realisasi anggaran publik
Pelaksanaan realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan
jasa publik, sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka
konseptual.
d. Pengadaan barang dan jasa publik
Proses pengadaan barang dan jasa yang baik akanberdampak terhadap
pencapaian efektifitas dan efisiensi program.
e. Pelaporan sektor publik
Terdiri dari pelaporan keuangan sektor publik, termasuk pelaporan keuangan
konsolidasi dan pelaporan kinerja.Laporan keuangan dan laporan kinerja
organisasi sektor publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun
sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
f. Audit sektor publik
Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya proses dan pelaksanaan audit
sektor publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan
audit yang sesuai dengan standar yang berlaku.
g. Pertanggungjawaban publik
Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor
publik dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidak
tercapaian kualitas program secara keseluruhan.
B. KARAKTERISTIK KUALITATIF AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika
diimplementasikan pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi
sektor publik adalah ciri khas informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang
berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik.
1. Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan
pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka
tentang hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian. Dalam konsep kerangka
konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu investor, kreditor,
dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini dan masa
depan (nilai prediktif) atau untuk menginformasikan atau mengoreksi harapan
utama (nilai umpan balik/feedback).
2. Keandalan/Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
peggunanya. Keandalan akanmembedakan pengguna satu dengan pengguna
yang lainnya tergantung pada keluasaan pengetahuan tentang aturan yang
digunakan untuk mempersiapkan informasi.
3. Komparabilitas dan Konsistensi
Komparabilitas mendeskripsikan kegunaan metode yang sama dari waktu ke
waktu dengan penyajian yang tetap. Prinsip konsistensi menjelaskan bahwa
metode akuntansi tidak dapat diubah lagi setelah diadopsi.
4. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan
parvasif. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh
dari informasi tersebut melebihi biayanya.
5. Materialitas
Materialitas dipandang sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnya materialitas
adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang
signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.

C. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan oleh
pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Sampai dengan tahun 2003, SAP menggunakan
cash basis, sedangkan dari tahun 2004 sampai 2014, SAP menggunakan cash toward
accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP berbasis kas menuju akrual ini adalah
SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta
mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak tahun 2015, Indonesia
sudah mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual basis) dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Transaksi dicatat menggunakan accrual basis
2. Asset diukur menggunakan historical cost
3. Depresiasi untuk asset tetap
4. Accrual basis pada pendapatan dan beban
5. Cash basis pada Laporan Realisasi Anggaran
6. Full disclosure
Referensi utama untuk SAP berbasis akrual ini adalah International Public Sector
Accounting Standards (IPSAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Terdapat
kerangka konseptual dan 13 PSAP untuk SAP berbasis akrual ini, yaitu:
1. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
3. PSAP 03 Laporan Arus Kas
4. PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
5. PSAP 05 Akuntansi Persediaan
6. PSAP 06 Akuntansi Investasi
7. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
8. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
9. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
10. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
11. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
12. PSAP 12 Laporan Operasional
13. PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
KSAP juga telah menerbitkan IPSAP (Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan) yang merupakan klarifikasi, penjelasan dan uraian lebih lanjut atas
PSAP. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan
menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari salah tafsir penggunaan
PSAP, yaitu terdiri dari:
1. Interpretasi SAP 01 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing
2. Interpretasi SAP 02 tentang Pengakuan Pendapatan yang Diterima Pada Rekening
Kas Umum Negara/Daerah
3. Interpretasi SAP 03 tentang Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang Diterima
Pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan yang
Dikeluarkan Dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
4. Interpretasi SAP 04 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi
Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan
Selain itu, KSAP juga telah menerbitkan beberapa Buletin Teknis yang merupakan
informasi yang berisi penjelasan teknis akuntansi sebagai pedoman bagi
pengguna.Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis
akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP dan/atau IPSAP. Buletin
Teknis SAP terdiri dari:
1. Buletin Teknis 01 tentang Neraca Awal Pemerintah Pusat
2. Buletin Teknis 02 tentang Neraca Awal Pemerintah Daerah
3. Buletin Teknis 03 tentang Penyajian Laporan keuangan Pemerintah Daerah Sesuai
Dengan SAP dengan Konversi
4. Buletin Teknis 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah
5. Buletin Teknis 05 tentang Akuntansi Penyusutan (telah diganti dengan bultek 18)
6. Buletin Teknis 06 tentang Akuntansi Piutang (telah diganti dengan bultek 16)
7. Buletin Teknis 07 tentang Akuntansi Dana Bergulir
8. Buletin Teknis 08 tentang Akuntansi Utang (telah diganti dengan bultek 22)
9. Buletin Teknis 09 tentang Akuntansi Aset Tetap (telah diganti dengan bultek 15)
10. Buletin Teknis 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial
11. Buletin Teknis 11 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud (telah diganti dengan
bultek 17)
12. Buletin Teknis 12 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing
13. Buletin Teknis 13 tentang Akuntansi Hibah
14. Buletin Teknis 14 tentang Akuntansi Kas
15. Buletin Teknis 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual
16. Buletin Teknis 16 tentang Akuntansi Piutang Berbasis Akrual
17. Buletin Teknis 17 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual
18. Buletin Teknis 18 tentang Akuntansi Penyusutan Berbasis Akrual
19. Buletin Teknis 19 tentang Akuntansi Bantuan Sosial Berbasis Akrual
20. Buletin Teknis 20 tentang Akuntansi Kerugian Negara/Daerah
21. Buletin Teknis 21 tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual
22. Buletin Teknis 22 tentang Akuntansi Utang berbasis Akrual
23. Buletin Teknis 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan
Dengan SAP berbasis kas menuju akrual, laporan keuangan yang dibuat oleh entitas
pelaporan hanya empat laporan, yaitu: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Namun pada SAP berbasis akrual,
laporan keuangan yang harus dibuat ada tujuh, yaitu:
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Operasional
4. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

S-ar putea să vă placă și