Sunteți pe pagina 1din 7

1.

1 Pemeriksaan Patologi Anatomi


Pemeriksaan patologi anatomi adalah pemeriksaan lab yang dilakukan
terhadap jaringan tubuh atau cairan yang berasal dari tubuh manusia, serta
menggunakan metode tertentu untuk mendapatkan diagnosis penyakit. Jenis-jenis
pemeriksaan PA, yaitu: histopatologi, sitopatologi, histokimia, immunopatologi,
dan autopsi klinik.
Karena kista bersifat asymptomatic, maka pemeriksaan yang dilakukan
adalah histopatologi, berikut adalah gambaran histopatologi kista odontogenik.
1.1.1 Histopatologi Kista Odontogenik
Kista odontogenik terbentuk dari tiga struktur epithelial, yaitu: sisa-sisa
epitel Malassez (sisa epitel Hedwig’s dari pelapis akar yang persisten pada ligamen
periodontal setelah pembentukan akar lengkap), hilangnya epithelium email, dan
sisa-sisa lamina dentalis (berupa pulau dan untaian yang berasal dari epitel sisa
jaringan setelah perkembangan gigi). Inflamasi dan proliferasi epithelial sisa sel
Malassez yang disebabkan oleh infeksi kamar pulpa yang daat disertai dengan
reaksi peradangan dapat menyebabkan kista. Nmaun kista dapat hilang tanpa
pembedahan jika infeksi dihilangkan (Soames, J.V., Southam, 2005).
1.1.1.1 Histopatology Kista Radikular

Gambar 1 Histopatologi Kista Radikular ((Warnakulasuriya, 2014)

Kista periapikal dikelilingi oleh epitel gepeng berlapis tidak berkeratin


dengan ketebalan yang bervariasi. Transmigrasi sel-sel inflamasi melalui epitel
adalah hal yang umum, dengan jumlah yang besar untuk polymorphonuclear
leukocytes (PMN) dan lebih sedikit jumlah limfosit yang terlibat. Jaringan ikat yang
mendasari mungkin difiksasi secara fokal atau difus dengan populasi sel inflamasi
campuran.

Gambar 2 Hyalin or Rushton bodies (Soames, J.V., Southam, 2005)

Pada perbatasan epitel radikularis dapat ditemukan badan hyalin (rushton


bodies) yang berwarna pink translucent.

1.1.1.2 Kista Residual

Gambar 3 Kista Residual (Soames, J.V., Southam, 2005)

Kista residual memiliki epitel gepeng berlapis tidak berkeratin yang


sederhana dengan infiltrasi inflamatori yang sedikit dikarenakan gigi penyebab
telah diekstraksi (Warnakulasuriya, 2014).

1.1.1.3 Kista Paradental


Secara histologis, kista paradental tidak dapat dibedakan dengan kista
radikular. Epitel yang membatasi kista paradental adalah epitel gepeng berlapis
tidak berkeratin yang hiperplastik karena infiltrasi sel inflamatory yang intens
(Rajendran and Sivapathasundharam, 2014).
1.1.1.4 Kista Dentigerous (Folikuler)

Gambar 4 Kista Dentigerous (Regezi, Sciubba and Richard C.K, 2003)

Kista dentigerous terbentuk dari epitel sisa enamel hasil pembentukan


enamel. Pertumbuhan progresif dari kista memicu dilatasi dari dental folikel. Epitel
pembatas kista dentigerous adalah epitel gepeng berlapis tidak berkeratin yang tipis
jika tanpa inflamasi dimana di dalamnya terdapat jaringan ikat fibrous (Soames,
J.V., Southam, 2005). Epitel pembatas biasanya memiliki ketebalan 4-6 lapis sel.
Pada epitel pembatas ditemui juga hyalin/Rushton bodies. (Regezi, Sciubba and
Richard C.K, 2003).

Gambar 5 Kista dentigerous dengan epitel gepeng berlapis bersilia

Pada beberapa kista dentigerous juga dapat ditemui beberapa sel mukus, sel
bersilia, bahkan sel sebasea (jarang).
1.1.1.5 Kista Erupsi

Gambar 6 Kista Erupsi (Warnakulasuriya, 2014)

Epitel pembatas kista erupsi adalah epitel gepeng berlapis tidak berkeratin
dengan ketebalan 2 sampai 3 sel. Kista erupsi terbentuk dari epitel sisa enamel.
Epitel pembatas dipisahkan dengan mukosa alveolar oleh lapisan tipis jaringan
fibrosa (Soames, J.V., Southam, 2005).

1.1.1.6 Keratokista Odontogenik (Primordial)

Gambar 7 Keratokista Odontogenik: Parakeratinisasi (kiri) dan Orthokeranisasi (kanan)

Secara histopatologis, kista keratosis dapat dibagi menjadi 2, yaitu kista


parakeratinisasi dan kista orthokeratinisasi. Kista parakeratinisasi memiliki
gambaran yang khas, yaitu memiliki banyak lipatan dan cenderung untuk terpisah
dari dinding yang berserat (fibrous). Sedangkan kista orthokeranisasi memiliki isi
kista yang semisolid yang dibentuk dengan keratin. Kista parakeratinisasi memiliki
kecenderungan rekurensi dibandingkan dengan kista orthokeratinisasi (Soames,
J.V., Southam, 2005).
1.1.1.7 Kista Gingival
Kista gingival untuk bayi baru lahir memiliki epitel gepeng berlapis
parakeratinisasi. Lumennya terisi oleh keratin. Pada kista ini tidak terdapat basal
palisading sehingga dapat membantu untuk membedakannya dari keratokista
odontogenik. Sedangkan kista gingival untuk orang dewasa tidak mengalami
inflamasi pada sebagian besar dindingnya kecuali pada epitel junctional. Epitel
pembatasnya adalah epitel gepeng berlapis tidak berkeratin tipis dengan ketebalan
2-4 lapisan sel. Sel-sel epitel seringkali berbentuk datar atau kubus yang
mengsimulasikan kemunculan epitel enamel yang tereduksi (Warnakulasuriya,
2014).

1.1.1.8 Kista Periodontal Lateralis

Gambar 8 Kista Periodontal Lateralis

Kista periodontal lateralis menunjukkan dinding kista yang tidak


terinflamasi dengan epitel pembatas gepeng berlapis tidak berkeranisasi yang
memiliki area fokal untuk proliferasi epitelium sehingga meningkatkan epitel
formasi plak (Warnakulasuriya, 2014).
1.1.1.9 Kista Odontogenik Berkalsifikasi

Gambar 9 1.1.1.9 Kista Odontogenik Berkalsifikasi

Kista odontogenik berkalsifikasi terdiri dari pembatas epitel yang terpisah.


Tiap-tiap epitel pembatas mempunyai lapisan basal yang khas yaitu sel-sel
kolumnar atau kubus. Bagian dari lumen dari lapisan basal dari sel menyerupai
reticulum stellate dan massa yang disebut ghost cell. Bentuk ghost cell oval, sel-
sel eosinofilik yang mencolok (Soames, J.V., Southam, 2005).
Rajendran, A. and Sivapathasundharam, B. (2014) Shafer’s Textbook of Oral
Pathology. Elsevier Health Sciences. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=WnhtAwAAQBAJ.
Regezi, J., Sciubba, J. J. and Richard C.K, J. (2003) ‘Cyst of The Jaw and Neck’,
Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlation, p. 256.
Soames, J.V., Southam, J. C. (2005) ‘Oral Pathology’, pp. 138–140. doi:
10.1053/j.tcam.2008.02.002.
Warnakulasuriya, S. (2014) Oral Medicine and Pathology.

S-ar putea să vă placă și