Sunteți pe pagina 1din 15

LTB / Croup

Embryology larynx, trachea, & broncus Terpisahlah foregut menjadi dua bagian, bagian dorsal menjadi
Pada usia 4 minggu, terbentuklah suatu tonjolan keluar dari dinding esofagus dan bagian ventral menjadi trachea serta lungs bud
ventral usus depan (foregut) yang disebut sebagai respiratory Primordium pernafasan ini tetap terhubung melalui laryngeal orifice
diverticulum (lung bud). (groove/inlet).
Lapisan epitel lapisan dalam laring, trachea dan bronchus serta lapisan
epitel paru, seluruhnya berasal dari endoderm. Larynx
Unsur tulang rawan dan otot pada trachea dan paru berasal dari Lapisan dalam larynx berasal dari endoderm, tetapi tulang rawan dan
splanchnic mesoderm yang mengelilingi foregut. otot berasal dari mesenkim Pharyngeal arches (lengkung faring) ke-4
dan ke-6.
Pada awalnya, lung bud memiliki hubungan terbuka dengan foregut. Karena proliferasi mesenkim berlangsung cepat, laryngeal inlet
berubah bentuk bentuknya dari sebuah celah sagital menjadi lubang
berbentuk T. Selanjutnya, mesenkim kedua lengkung tersebut
berubah menjadi thyroid, cricoid, dan arytenoid cartilages.

Ketika tulang rawan terbentuk, epitel larynx juga berproliferasi dengan


cepat, sehingga menghasilkan oklusi lumen sementara. Sehingga
terjadilah vacuolization dan recanalization yang menghasilkan lateral
recesses yaitu laryngeal ventricles. Recesses dikitari oleh lipatan
jaringan yang berdiferensiasi menjadi false dan true vocal cords.
Ketika diverticulum ini meluas kearah kaudal, organ ini terpisah dari Karena susunan otot laring berasal dari mesenkim pharyngeal arches
foregut akibat munculnya dua rigi yang memanjang (longitudinal), (lengkung faring) ke-4 dan ke-6, semua otot larynx dipersarafi oleh
yang disebut tracheoesophageal ridges. cabang-cabang saraf otak ke-10, yaitu vagus nerve. superior laryngeal
Kemudian, ketika kedua rigi ini bersatu, terbentuklah suatu sekat yang nerve mempersarafi derivat pharyngeal arch ke-4 dan reccurent
disebut tracheoesophageal septum. laryngeal nerve mempersarafi derivat pharyngeal arch ke-6.
LTB / Croup
Trachea Pada awal minggu ke-5, masing-masing tunas ini membesar
 Endoderm pada laringotracheal tube distal akan menjadi epitel dan membentuk bronkus utama kanan dan kiri.
kelenjar trachea dan pulmonary Cabang kanan kemudian membentuk tiga cabang sekunder dan yang
 Splanchnic mesoderm di sekitar laringotracheal tube akan menjadi sebelah kiri membentuk dua cabang sekunder, sehingga membentuk
cartilage, connective tissue dan muscle. tiga lobus di sisi kanan dan dua lobus sisi kiri.
 Pembentukan berawal dari minggu ke 4 (lihat pada gambar)

Lungs bud selanjutnya tumbuh ke arah kaudal dan lateral, yang


kemudian menembus ke body cavity. Rongga paru yang disebut
pericardioperitoneal canal ini menyempit. Rongga ini terletak di sisi
kanan dan kiri foregut. Perlahan, rongga ini dipenuhi oleh lungs bud
Bronchi dan Paru-Paru yang terus berkembang.
Ketika terjadi pemisahan dengan foregut, lungs bud (tunas paru) Akhirnya, pleuroperitoneal dan lipatan pleuropericardial memisahkan
membentuk trachea dan kantung keluar disebelah lateral, yaitu pericardioperitoneal canal dari peritoneal dan pericardial cavity dan
bronchial buds (tunas bronkialis). membentuk space sisa yang disebut primitive pleural cavities.
Mesoderm yang melapisi bagian luar paru, berkembang menjadi
visceral pleura.
Lapisan somatic mesoderm yang melapisi tubuh bagian dalam
berkembang menjadi parietal pleura
Ruang diantara visceral pleura dan parietal pleura disebut pleural
cavity.

Pada perkembangan selanjutnya, bronkhus sekunder terus-menerus


bercabang secara dikotomi, sehingga membentuk10 bronkhus tersier
(segmental) di paru kanan dan 8 di paru kiri, sehingga membentuk
bronchopulmonary segments paru dewasa.
LTB / Croup
Pada akhir bulan ke-6, telah terbentuk kurang lebih 17 generasi anak - Hidung
cabang. - Pharynx
Sebelum percabangan bronkhus mencapai bentuk akhirnya, 2. Lower respiratory tract
terbentuklah 6 anak cabang tambahan selama kehidupan postnatal. - Larynx
Ketika Anak cabang baru terus terbentuk dan cabang-cabang - Tracheal
bronkhus berkembang, terjadilah pergeseran kedudukan paru-paru - Bronchial tree (bronchii, bronchiole, terminal bronchiole,
lebih ke kaudal, sehingga pada saat lahir, bifukarsio trakea terletak respiratory bronchiole, alveolar duct, alveolar sac, alveoli)
berhadapan dengan thoracic vertebra ke-4.
Anatomi Laring
Disebut juga the voice box yang merupakan organ yg berperan dalam
penghasilan suara. Lokasinya di leher bagian anterior pada tingkat c3-c6
vertebrae.
Topografi :
 Anterior : kulit
 Posterior : esophagus
 Superior : Laryngopharynx
 Inferior : trachea
 Lateral : common carotid
ANATOMI SECARA UMUM Fungsinya :
Respiratory tract
 Mekanisme fonasi dalam pembentukkan suara
Respiratory tract terdiri dari conducting portion dan respiratory portion.
 Menjaga saluran nafas (sebagai katup khususnya saat proses
1. Conducting portion : berfungsi sebagai jalur dari luar menuju paru,
menelan)
berfungsi pula untuk mengkondisikan udara agar mudah
Susunan laring :
melakukan gas exchange.
1. Tulang
- Nasal
a. Sejati (1) : hyoid bone
- Pharynx
b. Rawan (kartilago) : ada 9 (3 pasang + 3 tunggal)
- Larynx
i. Tunggal
- Trachea
1. epiglottis
- Bronchi
2. Thyroid
- Bonchiole
3. Cricoid
- Terminal bronchiole
ii. Berpasangan
2. Respiratory portion : berfungsi sebagai tempat bertukarnya gas.
1. Arytenoid
- Respiratory bronciole
2. Corniculate
- Aveolar duct & sac
3. Cuneiform
- Alveoli
Kemudian respiratory tract pun dibagi menjadi :
1. Upper respiratory tract
LTB / Croup
2. Bagian interior 3. Otot
Dimulai dari laryngeal inlet sampai batas inferior cricoid cartilage, a. Extrinsic laryngeal muscles
(diurutin dari atas-bawah) Menggerakkan laring secara keseluruhan
a. Laryngeal vestibule i. Infrahyoid m. : depresi hyoid dan laring
Antara laryngeal inlet dan vestibular folds ii. Suprahyoid m. : elevasi hyoid dan laring
b. Middle part of laryngeal cavity b. Intrinsic laryngeal muscles
Rongga tengah (central cavity airway) antara vestibular Menggerakkan komponen laring
folds dan vocal folds 1. Cricothyroid
c. Laryngeal ventricle 2. Thyro-arytenoid
Pemanjagan kearah lateral dari “Middle part of laryngeal 3. Posterior crico-arytenoid
cavity”. Terdapat “laryngeal saccule” (ujung dari ventricle) 4. Transverse dan oblique arytenoid
dari setiap ventricle yang tersusun atas kelenjar mukosa 5. Vocalis muscle
d. Infraglottic cavity Vaskularisasi
Bagian inferior laring antara vocal folds dan batas inferior  Arteri :
laring (bagian inferior cricoid cartilage), berbatasan o Superior laryngeal arteri (percabangan dari superior
langsung dengan trachea. thyroid artery)
Kemudian pada bagian Middle part of laryngeal cavity, terdapat o Inferior laryngeal arteri (percabangan dari inerior thyroid
struktur yang berperan dalam fonasi suara, yaitu artery)
a. Glottis  Vena :
Tersusun dari vocal folds (plica vocalis), yang tersusun dari o Superior laryngeal vein ( kemudian bergabung dengan
a. Vocal ligament : tersusun dari jaringan elastic superior thyroid vein dan didrainase ke Internal Jugular
yang tebal yang berada di ujung medial daric onus Vein)
elasticus. o Inferior laryngeal vein (kemudian bergabung dengan
b. Vocalis muscle inferior thyroid vein atau veous plexus pada bagian
b. Rima glottis anterior dari trachea, lalu didrainase ke Left
- Merupakan celah diantara glottis, bentuk dari rima glottis Brachiocephalic vein)
yg bervariasi akan menentukan jenis suara yang keluar.  Limfatik
- Bagian yang berada diatas glottis disebut supraglottis, o Superior deep cervical lymph nodes
sedangkan yang berada dibawah glottis disebut subglottis. o Inferior deep cervical lymph nodes
Supraglottis meliputi:  Inervasi (dari CNX/ Vagus)
a. Vestibular folds : tersusun atas 2 lipatan membrane  Superior laryngeal nerve (CNX/ Vagus)
mukosa yang membungkus vestibular ligament. (fungsi  Inferior laryngeal nerve (CNX/ Vagus)
protektif)
b. Rima vestibular : rongga diantara vestibular folds
Bagian yang memanjang kearah lateral antara vestibular folds dan
vocal folds adalah laryngeal ventricles
LTB / Croup
HISTOLOGI SECARA UMUM Histologi Laring
A. Mucosa
- Epitel di bagian vocal fold adalah non-keratinized stratified
columnar kemudian semakin ke bawah mengalami transisi menjadi
ciliated pseudostratified columnar
- Lamina proprianya banyak mengandung seromcous gland, blood
vessel, adipose cell, lymphatic node.
B. Submucosa
- Terdapat skeletasl conn tissue
- Terdapat large cartilage dan small elastic cartilage
C. Muscularis
Otot-otot yang meliputi bagian larynx adalah Striated vocal muscle.

Epiglotis
- Lingual surface : Stratified squamous epithelium
- Pharyngeal surface : Ciliated pseudostratified columnar
Vocal Apparatus Cord
- False Vocal cord / vestibular fold : epitel respiratorik
- True vocal cord / vocal fold : stratified squamous epithelium

Anatomi Trachea
Diesbut juga sebagai fibrocartilagenous tube. Memiliki diameter pada
orang dewasa sebesar 2,5 cm serta panjang sejajar dengan C6 sampai
intervertebral disk T4-T5.

Topografi :
 Atas : Laring
 Bawah : bronkus primer
 Lateral : common carotid
 Anterior : kelenjar tiroid, brachiocephalic trunk, left
brachiocephalic vein
 Posterior : esophagus

Inervasi : recurrent laryngeal nerve


LTB / Croup
Vaskularisasi o Posterior : smooth muscle yang disebut trachealis
 Arteri : Inferior thryroid artery muscle
 Vena : Thyroidal plexus of veins  Adventitia : jaringan ikat
 Limfatik: Pre tracheal menuju ke para tracheal diteruskan ke
inferior deep cervical L.N BRONKUS
Fungsi dan fisiologi ANATOMI & HISTOLOGI
 Media konduksi udara dari laring ke bronkus A. Main Stem (primary) Bronchi
 Berperan dalam pembentukkan suara 1. Right main stem (primary) bronchi
 Sili yang terdapat pada sel di mukosa berperan untuk menyapu - Lebih lebar , pendek , dan vertikal
kotoran yang masuk kearah luar - Akan bercabang menjadi 3 lobar (secondary) bronchi
2. Left main stem (primary) bronchi
Histologi Trachea - Lebih sempit , panjang , dan horizontal
B. Lobar (Secondary) Bronchi
1. Bronkus kanan bercabang menjadi 3
2. Bronkus kiri bercabang menjadi 2
C. Segmental (Tertiary) Bronchi
- Akan mensupply bronchopulmonar segment
- Dalam bronchopulmonary segment akan bercabang 6-18
kali menghasilkan 50-70 bronchioles respiratory
- Dari bronchiole respiratory terus membentuk alveolar
duct, alveolar sac, kemudian berakhir di alveoli.
Vaskularisasi
a. Right bronchial artery <<< aorta + thoracic aorta
b. Left bronchial artery <<< thoracic aorta
Kedua arteri ini memperdarahi bronchial hingga alveoli yang
nantinya beranastomosis dengan segemental pulmonary
artery.
Kedua pembuluh darah ini berasal dari aorta dan thoracic
Trachea tersusun atas beberapa lapisan (dalam-luar) aorta.
 Epitel respiratory : cilliated peseudostratified columnar c. Segmental vein >>> bronchial vein >>> pulmonary vein
Merupakan vena yang membawa darah yang kaya akan
 Lamina propria : jaringan ikat longgar, kelenjar (serous dan mucus)
oksigen ke atrium kiri. Bersamaan dengan darah mengalir ke
 Submukosa :
jantung, secara langsung bagian paru hingga bronchial tree
o Anterior : C-Shaped cartilage yang dikelilingi oleh
ikut diperdarahi.
perichondrium, kartilago berisi kondrosit pada bagian
sentral dan kondroblast pada bagian tepi.
LTB / Croup
Limfoid Mekamisme inspirasi dan ekspirasi:
Di drainase ke bronkopulmonari lymph node. Ventilasi paru terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara paru dan atmosfir.

Histologi Bronkus Rangsangan pusat pernapasan


- epitel respirasi
Pergerakan otot-otot inspirasi Diafragma kontraksi (turun)
- kartilago,serat elastic,mucus dan seros gland
- limph nodul dan terdapat otot polos Sternocleidomastoid m. Intercostal Externa m,
- Bronkus primer : kartilago mengelilingi lumen
Serratus Ant. m, Scalenus m.
- Bronkus sekunder : kartilago tidak menyusun cincin ,tetapi
membentuk pulau pulau Mengangkat sternum Mengangkat ribs
- Bronkus tersier:identik dengan bronki sekunder
Rongga dada membesar ke anteroposterior, lateral, dan vertikal
Perubahan histologi pada bronkus
1. Berubah dari pseudostratified columnar (primary , volume rongga dada ↑
secondary , tertiary bronchi) menjadi sel kolumner selapis
dengan goblet di bronkiolus besar dan menjadi sel kuboid Pe↓an tekanan intrapleura (dari – 5 → – 7,5 )
selapis di bronkiolus kecil Pe↓an tekanan tekanan alveoli (kurang dari 0 cm/H2O)
2. Kartilago hyaline makin menghilang
3. Konten otot polos meningkat Udara mengalir dari luar (atmosfir) ke dalam (paru) sampai tekanan sama

Terjadi gerakan pasif (ekspirasi)


Fisiologi Pernapasan
Sistem pernapasan melaksanakan fungsinya sebagai organ pernapasan Elastic recoil Diafragma relaxasi (naik) Abdominal m. Intercostal Internal m
dengan melakukan tiga tahapan berikut, yaitu : Pe↓an volume rongga dada
a. Pulmonary Ventilation
- Inhale Pe↑an tekanan intrapleura dan tekanan alveoli (lebih tinggi dari atmosfir)
- Exhale
Udara keluar dari paru ke atmosfir sampai tekanan sama
b. External Respiration
Merupakan perpindahan gas antara alveoli dan kapiler pulmoner. Respiratory Defense Mechanism
c. Internal Respiration Merupakan proses perlindungan fisiologis di system respirasi untuk
Merupakan perpindahan gas antara kapiler jaringan dengan jaringan yang mencegah masuknya zat asing / pathogen sehingga fungsi respirasi dapat
dituju. dipertahankan.

Terdapat 4 mekanisme pertahanan dalam system respirasi :


1. Air Conditioning
Merupakan proses pengkondisian udara yang masuk ke system
respirasi agar efektif untuk pertukaran dan tidak merusak struktur
alveoli.
LTB / Croup
2. Olfaction Reflex  Fine Crackles: halus, High-pitched, sangat pendek (5-10
- Batuk msec)
Benda asing tertangkap di epitel trachea >>>Stimulasi saraf  Pertama kali terdengar pada bagian base paru-paru,
afferent melalui vagus nerve >>> medulla >>> 2,5 liter udara lalu menyebar ke bagian atas paru-paru.
terinspirasi .>>> epiglottis dan vical cord tertutup >>> udara  Penyakitnya meliputi : Interstitial lung disease, CHF.
terjebak di paru-paru >>> otot-otot diafragma berkontraksi >>> B. Early Inspiratory Crackles
tekanan di paru-paru meningkat sebanyak 100 mmHg >>>  Terdengar segera setelah dimulainya inspirasi dan
epiglottis dan vocal cord terbuka >>> udara dari paru-paru tidak berlanjut ke fase late inspiratory.
keluar dengan kecepatan 75-100 mil/jam >>> batuk  Pada fase ini biasanya crackles yg terdengar seringnya
“coarse”.
 Coarse crackles ; suaranya agak keras, pitch rendah
- Bersin dan pendek (20-30 msec)
Benda Asing >>> Sinyal di tangkap epitel hidung >>> melalui CN  Dan terdengar relative sebentar
V >>> ke medulla >>> uvula ditekan >>> bersin  Penyakitnya meliputi : Chronic Bronchitis dan Asthma
Memiliki kecepatan 75-100 MPH C. Midinspiratory & expiratory crackles
 Biasanya terdengar pada bronchiectasis.
3. Filtration
Merupakan proses pernyaringan zat asing yang berukuran lebih 2. Wheezes and Rhonchi
besar dimana udara disaring oleh vibrissae (rambut-rambut
 Terjadi ketika aliran udara cepat melewati bronchus
hidung) yang berada pada vestibule.
yang menyempit
4. Removal
 Sering terdengar pada mulut & chest wall
Merupakan proses penangkapan zat asing oleh mucus yang
 Penyebab : asthma, chronic bronchitis, COPD, dan CHF
dihasilkan mukosa respiratory tract. Kemudian zat asing yang
 Pada asma wheeze bisa terdengar hanya pada saat
terperangkap itu di keluarkan oleh pergerakan silia pada epitelnya
ekspirasi
bisa dengan mekanisme penelanan ke gastrik atau dengan
mekanisme reflex batuk / bersin.  Wheeze : relative high-pitched (≥400 Hz) dengan bunyi
suara melengking atau berdesis
ADVENTITIOUS (ADDED) LUNG SOUNDS  Rhonchi memberi kesan bahwa ada pengeluaran
1. Crackles/Rales secret yang terjadi pada larger airway
 Rhonchi :relative low-pitched (≤200 Hz) dengan bunyi
A. Late Inspiratory crackles suara snoring.
 Dimulai pada saat inspirasi, dan berlanjut sampai ke
late inspiration. 3. Stridor
 Biasanya suaranya halus (fine) dan pernafasannya  Wheeze yang terjadi pada saat inspirasi baik sebagian atau
dalam dan menetap. seluruhnya disebut stridor.
 Terdengar lebih keras pada bagian leher daripada chest
wall.
LTB / Croup
 Mengindikasikan adanya obstruksi partial pada laring atau o Ludwig’s Angina
trakea (upper respiratory tract). o Epiglottis
 Terdapat stridor inspiratory (obstruksi jalur atas / external o Laryngitis
thorax), stridor expiratoy (obstruksi jalur bawah / intra o Laryngo tracheobronchitis (Croup)
thorax, dan biphasic (inspiratory + expiratory) 3. Iatrogenic Causes
o Post – Tracheostomy tracheal stenosis
4. Pleural rub o Mucous ball from trantracheal cathether
 Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan o Hyperconsumtive Beta Blocker.
pada pleura sehingga permukaan pleura menjadi kasar. 4. Foreign Bodies
 Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. 5. Vocal Cord paralysis
 Terdengar selama : akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak 6. Tumor
dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengar sangat baik pada o Laryngeal Tumor
permukaan anterior lateral bawah toraks. o Ca Nasopharynx
 Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat 7. Angioedema and Allergy
telinga, jelas terdengar pada akhir inspirasi dan permulaan o Reaksi anaphylactic
ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri pleura.
Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Klasifikasi berdasar lokasi
 Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru, dan tuberculosis 1. Oropharyngeal obstruction
- Stridor inspiratory
UPPER AIRWAY OBSTRUCTIONS (UAO) - Retraksi sternal dan intercostal
- Merupakan kondisi blockade yang terjadi pada upper airway - Drolling
dimana dapat meliputi area faring, laring, maupun trakea. 2. Supraglottic laryngeal obstruction
- Merupakan kondisi yang serius yang harus cepat ditangani dengan - Stridor inspiratory
tepat jika tidak maka akan terjadi oxygenation impairment. - Suara serak
- Gejala UAO akan sangat bervariasi tergantung dari etiologinya. 3. Glottic obstruction
- Stridor inspiratory dan ekspiratory
Klasifikasi UAO berdasarkan etiologi - Suara serak kasar hingga hilang
1. Traumatic Causes - Retraksi fase ringan xyphoid dan intercostal, retraksi fase berat
o Laryngeal stenosis suprasternal dan supraclavicular
o Airway burn 4. Subglottic obstruction
o Acute laryngeal injury - Stridor inspiratory dan ekspiratory
o Facial trauma (mandibular & maxillar) - Suara dapat serak dapat normal
2. Infection - Retraksi fase ringan xyphoid dan intercostal, retraksi fase berat
o Suppurative parotitis suprasternal dan supraclavicular
o Retropharyngeal abscess
o Tonsillar hypertrophy
LTB / Croup
5. Tracheobronchial obstruction - Lebih sering pada pria daripada wanita
- Stridor expiratory, wheezing - Sering saat musim salju
- Normal tanpa serak
- Retraksi hanya pada fase berat, xyphoid dan suprasternal Sign & symptom
- Sebelum tanda upper airway obstruction muncul:
Croup  Rhinorrhea
Sinonim  Pharyngitis
- Laryngotracheitis  Mild cough
- Laryngotracheobronchitis (LTB)  Low grade fever (39 – 40 derajat celcius)
- 1 – 2 hari berikutnya menyebar sehingga menimbulkan tanda
Definisi obstruksi saluran pernapasan atas seperti:
- Merupakan infeksi virus yang melibatkan laring dan dapat meluas  Inspiratory stridor
ke dalam trakea dan bronkus. Dikarakterisitikan oleh edema  Barking cough
subglottic . - Hoarseness
- Dikarakteristikan dengan barking cough, stridor, demam - Makan terganggu
- Severe case: inspiratory & expiratory stridor (biphasic stridor) - Dapat dijumpai takikardi dan takipne

Etiologi
Virus
- Parainfluenza virus (tipe 1,2,3 paling sering tipe 1)
- Influenza virus
- Adenovirus
- Measles
- Respiratory syncytial virus (RSV)

Bakteri (tidak memegang peranan, terjadi jika ada infeksi sekunder)


- Streptococcus pyogenes
- Streptococcus pneumoniae
- Staphylococcus aureus
- Haemophilus influenzae
- Mycoplasma pneumonia

Epidemiologi
- Umumnya mengenai anak berusia 3 bulan sampai 3 tahun, dengan
puncak insidensi pada tahun kedua kehidupan
- Jarang pada anak usia > 6 tahun
LTB / Croup
-parainfluenza virus tipe 1,2,3
Pathogenesis dan patofisiologi hoarseness stridor Muscle accessory Work of breathing to RR
-influenza A, B
Infeksi virus primer -adenovirus of respiration maintain airflow
-RSV
-measles Awalnya Perbedaan tekanan
URTI/common cold inspiratory Retraksi suprasternal,
Intrathoracic antara pemb.darah
subcostal
-rhinorrhea negative pressure di thorax dan
Prodome of -sore throat abdomen
-low grade fever 1 – 3 hari Extrathoracic
-pharyngitis airway Dynamic collapse of
-mild cough extrathoracic cavity Afterload LV

Spread to the larynx (subglottic) The narrowest part of the upper airway Obstructive worsen
& trachea (terutama di dekat lumen (because of the complete at the glottis Worsening effect of
PR
cricoids cartilage) cartilaginous cricoid cartilage) any extrathoracic
obstructive
Biphasic stridor
Parainfluenza virus primarily infect ciliated respiratory
WBC leukopeni
epithelium at ventricular & subglottic region Severe obstructive
Severe obstruction
sampai ke bronchus
Menyebabkan: Dimediasi oleh viral F protein Respiratory failure
-cell fusion
-multinucleated syncytial Merusak epitel &
giant cell Masuk ke membran fungsi supresor sel wheezing
-cell death

Terjadi perubahan sel


Transmisi sel-sel Barking cough Differential diagnosis
Tipe I hipersensitivitas
Inflammatory response Peningkatan
respon
lymfoproliferatif
respon to virus antigen
Pelepasan edema Low grade
spasmogenik faktor fever
limfositosis

Hyperreactivity
airways

Recurrent Laryngeal
LTB muscle spasm

Upper airway obstruction


Steeple sign
subglotis & trachea

Melewati
vestibular cord & Turbulensi & velocity Resistensi aliran
vocal cord di upper airway udara
LTB / Croup
Inflamasi Lokasi Voice Stridor Rectrations Feeding Mouth Cough
(+) Tracheitis memiliki gejala khas seperti brassy cough, dengan suara
Epiglottitis Supralottic Seperti “hot Ngorok, menarik Tidak ada Sulit hingga Terbuka
normal
Tidak ada
seperti biasa, lalu ketika dilakukan endoscopy akan
laryngeal potato voice, nafas berbunyi tidak memperlihatkan ada tanda inflamasi pada bagian tracheanya. Etiologi lebih
bersuara seperti flute mungkin sering karena bakteri.
rendah

Laryngitis Glottic Suara kasar Ada saat menarik Awal xiphoid Normal, Bisa tertutup, TidakSatu
adalagi DD untuk Croup yang paling sering adalah Laryngomalacia
obstruction (parau)/hoarse nafas, bisa juga akhir kecuali napas (+) Laryngomalacia adalah kelainan congenital dan penyebab stridor paling
atau tidak ada ada saat interostal dengan menggunakan
suara mengeluarkan suprasternal obstruksi cuping hidung
sering pada bayi, oleh karena itu stridor pada saat inspirasi biasanya terjadi
nafas sejalan dan yang sangat saat usia 6 bulan. Gejala stridor biasanya hilang saat usia 2 tahun, tapi ada
dengan parahnya supraclavicular parah juga yang mengalami stridor sampai usia 5 tahun.
obstruksi

Croup Subglotic Suara berat, Ada saat menarik Awal xiphoid Normal, Bisa tertutup, KerasDiagnosis
seperti
obstruction atau normal nafas, bisa juga akhir kecuali napas menggonggong.
- Pemeriksaan fisik:
ada saat interostal dengan menggunakan “barking”
mengeluarkan suprasternal obstruksi cuping hidung
 Suara bisa normal ataupun ada perubahan (hoarseness)
nafas sejalan dan yang sangat  Auskultasi:
dengan parahnya supraclavicular parah  Inspiratory stridor atau expiratory stridor (mild
obstruksi
disease)
Tracheitis Tracheobronchial Normal Stridor ada saat Tidak ada Normal, Bisa tertutup, Keras tapi tidak  Ronchi serta wheezing (keadaan lebih berat)
obstruction ekspirasi dan ada kecuali dengan kecuali napas seperti
 Retraksi suprasternal dan subcostal
suara mengi juga obstruksi yang dengan menggunakan menggonggong.
parah akan obstruksi cuping hidung “brassy cough”  Radiography: Soft tissue neck radiograph (dari anterior
ada di xiphoid yang parah posterior) akan ditemukan penyempitan subglotis (steeple
dan sternal sign) akibat edema
Cara mudah dalam membedakan epiglottitis, laryngitis, croup dan  Gelisah
tracheitis  Tachycardia
(+) Epiglottitis memiliki gejala khas berupa Dysphagia (kesulitan dalam  Tachypnea
menelan karena terasa sakit), dan suara muffled seperti “hot potato voice”.
Dari pemeriksaan radiography akan terlihat “thumb sign”. Etiologi lebih - Westley Croup Score
sering karena bakteri.  <3 menunjukkan mild disease,
(+) Laryngitis memiliki gejala khas berupa gangguan suara serak sampai  skor 3-6 menunjukkan moderate disease,
tidak dapat mengeluarkan suara. Pemeriksaan endoscopy akan
 >6 menunjukkan severe disease,
memperlihatkan tanda inflamasi pada vocal cordnya (merah dan atau
dimana skor ini meliputi 5 dimensi, yaitu:
edema). Etiologi lebih sering karena virus.
(+) Croup memiliki gejala khas berupa batuk yang menggonggong “barking
cough” dan stridor saat inspirasi meskipun saat ekspirasi juga bisa. Dari
pemeriksaan radiography akan terlihat “steeple sign”. Etiologi lebih sering
karena virus.
LTB / Croup
 Severe disease dikarakteristikan oleh batuk, inspiratory (dan,
adakalanya expiratory) stridor, conspicuous retractions, penurunan
pemasukkan udara pada saat diauscultation, dan distress dan
agitation.
- Pemeriksaan Lab
Hidrasi baik , 80% pasien mengalami hipoksia , CBC menunjukkan
leukopenia pada awal dan leukositosis pada tahap berat .
- Pemeriksaan Penunjang
Radiografi leher menunjukkan steeple sign

1. Inspiratory stridor Manajemen


o None - 0 points  Farmakologi
o Upon agitation - 1 point - Antipiretik / Analgesik
o At rest - 2 points Mengurangi demam dan nyeri
2. Retractions a. Acetaminophen
o Mild - 1 point Kurang dari 12 kg = 4 g / 24 jam
o Moderate - 2 points Lebih dari 12 kg = 2,6 g / 24 jam
o Severe - 3 points b. Ibuprofen
3. Air entry 10 mg/kg oral tiap 6 jam
o Normal - 0 points - Kortikosteroid
o Mild decrease - 1 point a. Dexamethasone
o Marked decrease - 2 points Dosis : 0,15-0,6 mg/kg oral (disarankan) , IV , IM
4. Cyanosis Frekuensi : Single Dose
o None - 0 points MOA : Antiinflamasi
o Upon agitation - 4 points Max dose : 10 mg
o At rest - 5 points b. Budesonide Nebulisasi
5. Level of consciousness 2 mg via nebulisasi
o Normal - 0 points Pertimbangkan bagi pasien dengan distress respirasi berat .
o Depressed - 5 points - Epinephrine Nebulisasi
 Mild disease dikarakteristikan oleh barking cough, no stridor saat Untuk croup dengan skor lebih dari 3
istirahat, dan mild atau nonexistent suprasternal atau subcostal MOA : Stimulasi reseptor alfa adrenergic
retractions. Konstriksi kapiler sehingga menyebabkan resorpsi cairan dan
 Moderate disease dikarakteristikan oleh batuk, audible stridor saat menurunkan edema intersisial
istirahat, dan visible retractions, tetapi sedikit distress atau a. L Epinephrine
agitation. Dose : 0,05 ml/kg/dose 1:1000 L-epinephrine solution in 2.5
ml .
LTB / Croup
Normal saline via nebulizer lebih dari 15 menit Prognosis
Frekuensi : ulangi setiap 15-20 menit - Kebanyakan kematian croup disebabkan oleh laryngeal obstruction
 Non Farmakologi dan kompilikasi dari tracheotomy.
Manajemen Suportif - Prognosis baik
- Terapi oksigen bagi pasien dengan hipoksia
- Kriteria Masuk RS dan ICU Algoritma
a. Masuk RS
 Croup score 4-6
 Stridor saat istirahat walaupun sudah diterapi
 Hidrasi kurang baik
 Retraksi Moderate
 Butuh terapi oksigen
 Vital Sign tidak kembali ke baseline
 Kondisi umum tidak membaik
b. Masuk ICU
 Croup score lebih dari 6
 Stridor yang bertambah parah meski diterapi
 Ada tanda gagal nafas
- Kriteria Keluar Rumah sakit
 Vital sign kembali ke baseline
 Tidak ada hipoksia
 Hidrasi baik dan dapat dipertahankan
 Fungsi tubuh umum normal dan stabil
 Croup score < 4
- Follow up tejadwal memantau :
 Keparahan croup
 Vital sign dan saturasi oksigen
 Status respirasi
 Status hidrasi
Komplikasi
- Subglottic stenosis in intubated patients
- Bacterial tracheitis
- Cardiopulmonary arrest
- Pneumonia
LTB / Croup
PARAINFLUENZA
Merupakan virus patogen yang menyebabkan infeksi pernafasan atas dan Replikasi virus
bawah pada anak dan dewasa Virus menempel pada reseptor sel host yang dimediasi oleh viral
Klasifikasi : attachment protein kemudian F protein mengkatalisis fusi dari envelope
Family Paramyxoviridae dan sel membrane host,untuk terjadi transkripsi dan sintesis protein
pertama tama harus terbentuk mRNa dengan bantuan RNA dependent
Genus: RNA polymerase sehingga akan ada pembentukan nucleocapsid dan
Parainfluenza virus Mprotein yang nanti akaan membantu pembentukan virrus pada sel host.
Mumps virus
Sendai virus Diagnosis
Measles virus -deteksi antigen
-deteksi antibody
Struktur :
Virus parainfluenza ukurannnya cukup besar (150-300) nm,bentuknya RSV
spherical , RNA nya tidak bersegment “single stranded”,nucleocapsid core Klasifikasi : paramyxoviridae
nya fillamentous Genus : Pneumovirus
Memilik hellical RNA yang iktannnya kuat dipengaruhi oleh Bentuk spherical
nucleoprotein,phospoprotein,envelelope terdiri dari lipid bilayer dengan 2 Envelope : punya 2 protein yaitu fusion protein dan glycosylte
glikoproteinspesifik yaitu hemaglutinine neuramidase , fusion protein Ukuran : 100=350 nm
Struktural potein lokasi fungsi
Hemaglutinin envelope Menempel pada Replikasi
neuramidase resptor sel host , Virus menempel ke sel-sel pernaasan dengan bantuan 6 protein , nanti
aktivitas hemaglutinin akan terjadi infeksi sel lalu terbentuk synsytia melalui fusi , se ke sel
dan neuramidase mentransfer virus dan virus menyebar ke saluran pernafasan atas dan
Fusion protein Envelope Fusi ,penetrasi . bawah
hemolisis
Matrix protein Didalam envelope - Diagnosis
Nucleoprotein Nuclocapsid Kompleks dengan RNA Nasal aspirasi ,DFA ,IFA ,ELISA
genome Kultur
phospoprotein Nucleocpsid Bagian kompleks RNA Tes serologi
polimerase

Isolasi
Hemasorpsi dapat diobservasi pada suhu 4 derajat
Dpat dilihat setopatik ,sehingga dapat digunakan untuk diagnosis awal

S-ar putea să vă placă și