Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstrak
Statin adalah golongan obat penurun kadar lemak yang dikenal juga sebagai penghambat HMG-CoA
reductase yang memiliki efek penurunan Low Density Lipoprotein (LDL), anti inflamasi, anti
trombotik, anti proliferatif, dan anti oksidan. Keuntungan pemakaian statin dalam menurunkan
insiden terjadinya Cardio Vascular Disease (CVD) telah banyak diketahui dari berbagai penelitian.
The National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) 2004 dan
American Heart Association (AHA) 2013 merekomendasikan statin sebagai terapi pada CVD, dimana
didapatkan jumlah pasien yang layak untuk diberikan terapi statin meningkat pada rekomendasi AHA
2013 dibandingkan NCEP ATP III 2004. Penelitian lain juga memperlihatkan efek positif dari
penggunaan statin terhadap insiden CVD pada pasien Peripheral Arterial Disease (PAD), Diabetes
Melitus (DM), Chronic Kidney Disease (CKD), dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD). Statin terbukti bermanfaat dalam menurunkan insiden CVD pada berbagai kasus.
bentuk LDL, dimana LDL sendiri merupakan pasien yang layak untuk mendapatkan terapi
faktor utama terbentuknya Atherosclerotic farmakologis, meningkat.3 Beberapa guidelines
plaque, sedangkan sisanya terdapat dalam merekomendasikan statin sebagai pengobatan
bentuk kolesterol High Density Lipoprotein farmakologis lini pertama untuk menurunkan
(HDL) yang berguna untuk mengikat kadar LDL pada pasien. Statin (HMG-CoA
kolesterol di perifer untuk kembali ke hepar reductase) merupakan penghambat kompetitif
untuk di metabolisme dan Trigliserida yang untuk menurunkan biosintesis lipid. Beberapa
tersimpan dalam bentuk jaringan adiposa.1,2 Randomized Clinical Trial menunjukkan
The National Cholesterol Education bahwa statin dapat menurunkan kejadian
Program Adult Treatment Panel III (NCEP penyakit kardiovaskular, dimana efek statin
ATP III) pada tahun 2004, merekomendasikan sendiri adalah menurunkan progresifitas dari
penurunan kadar lipid secara intensif bagi pembentukan Atherosclerotic plaque.4,5
pasien yang telah memiliki penyakit
kardiovaskular, atau bagi pasien yang Perbandingan Rekomendasi NCEP ATP III
memiliki beberapa faktor risiko yang akan 2004 vs AHA 2013
menyebabkan meningkatnya risiko penyakit
kardiovaskular sebesar 20% dalam waktu 10 Pada tahun 2004, NCEP ATP III
tahun. American Heart Association (AHA), mengeluarkan rekomendasi inisiasi awal terapi
pada tahun 2013, memberikan rekomendasi statin. Pada rekomendasi ini, didapatkan
untuk menggantikan rekomendasi dari NCEP beberapa keadaan yang membutuhkan
ATP III, dimana pada perubahan ini, jumlah intervensi statin, yaitu:3
Sedangkan pada rekomendasi AHA tahun 2013, didapatkan kriteria sebagai berikut:
No Kriteria
1 Usia > 21 tahun dengan kadar LDL > 190 mg/dL
2 Usia 40 – 75 tahun dengan Diabetes Melitus, kadar LDL 70 – 189 mg/dL
3 Usia 40 – 75 tahun tanpa DM dan gejala ASCVD*, namun dengan resiko ASCVD > 7.5%**,
LDL 70 – 189 mg/dL
*ASCVD : Atherosclerotic Cardiovascular Disease
**Risiko ASCVD > 7.5% dalam 10 tahun, dihitung dengan menggunakan parameter Pooled Cohort Equations,
yang meliputi jenis kelamin, umur, ras, total kolesterol, kolesterol HDL, tekanan darah sistolik, riwayat
Diabetes Melitus, merokok, dan penggunaan obat anti-hipertensi.
dan penurunan terjadinya aterosklerotik, efek pada grup rosuvastatin, namun regresi dari
ini dikenal dengan nama pleiotropic effect.1,2 aterosklerosis pada kedua grup didapatkan
Statin juga dilaporkan memiliki efek hasil yang sama.4,6
anti inflamasi, anti oksidan, anti platelet, dan
anti proliferatif. Statin menyebabkan Efek Statin terhadap Penurunan Insiden
peningkatan stabilitas dari plak, melalui MACE (Major Adverse Cardiovascular and
penurunan kadar lipid, makrofag, dan matrix Cerebrovascular Events) pada Pasien
metalloproteinase, dan mencegah disfungsi dengan ABI < 0.95
endotel.1,5
Banyak studi telah menunjukkan efek
Efek Statin dalam Menurunkan statin dalam menurunkan risiko terjadinya
Aterogenesis penyakit kardiovaskular. Dibawah ini adalah
salah satu studi yang menunjukkan penurunan
Salah satu efek dari terapi statin risiko penyakit kardiovaskular pada subjek
adalah menurunkan aterogenesis pada dengan PAD (Peripheral Arterial Disease)
pembuluh darah. Suatu studi yang dilakukan yang asimtomatik. Studi ini dilakukan oleh
oleh Song et al, menunjukkan penggunaan Ramos, et al, Studi ini ingin menunjukkan
statin pada binatang percobaan mencit, dapat apakah ada hubungan antara terapi statin
mengurangi aterosklerosis. Hasil studi dengan penurunan risiko kejadian penyakit
menujukkan terjadinya pengurangan kardiovaskular. Pada penelitian ini, terdapat
pembentukan lesi aterosklerosis sebesar 47% 5.480 sampel, dimana sampel berada pada usia
pada mencit yang diterapi dengan simvastatin. diantara 35–85 tahun, dengan nilai ABI <
Studi lain, yang dilakukan oleh Nicoles et al, 0.95, tanpa ada gejala CVD (Cardiovascular
menunjukkan pada penggunaan atorvastatin Disease). Hasil dari studi ini didapatkan pada
dan rosuvastatin selama 104 minggu, subjek yang menggunakan statin, angka
menunjukkan regresi yang signifikan dari insidensi dari MACE adalah sebesar 19.7,
aterosklerosis koronaria. Walaupun penurunan sedangkan pada subjek yang tidak
LDL dan peningkatan HDL dicapai lebih baik menggunakan statin, adalah sebesar 24.7.1,7
Gambar 1. Perbandingan Kejadian MACE pada Pengguna Statin dan Bukan Pengguna Statin.7
Efek Statin dalam Menurunkan CVD pada pasien dengan COPD, penggunaan terapi
Pasien Chronic Obstructive Pulmonary statin menurunkan angka kejadian dan angka
Disease (COPD) kematian akibat penyakit kardiovaskular pada
pencegahan sekunder (sudah pernah
COPD adalah penyempitan parsial mengalami CVD), namun tidak pada
kronik dari saluran pernafasan yang pencegahan primer (belum pernah mengalami
disebabkan oleh inflamasi yang abnormal pada CVD). Penggunaan statin pada studi ini juga
saluran pernafasan dan bersifat progesif. dikaitkan dengan meningkatnya angka
Pasien dengan COPD, mempunyai risiko kelangsungan hidup, tanpa memandang
terjadinya kardiovaskular dan angka kematian adanya riwayat penyakit kardiovaskular
lebih tinggi dari populasi normal. Studi yang sebelumnya.12,13
dilakukan oleh Sheng et al menunjukkan pada