Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas klien : Meliputi nama anak, alamat anak, umur anak, jenis kelamin, nama orang tua, alamat
orang tua, profesi orang tua.
b. Keluhan utama
Klien mengalami penurunan atau kelemahan otot-otot dengan manifestasi diplopia (penglihatan ganda),
ptosis (jatuhnya kelopak mata, dapat gambar 8-4) merupakan keluhan utama dari 90% klien miestenia
gravis, disfonia (gangguan suara), masalah menelan, dan menguyah makanan. Pada kondisi berat
keluhan utama biasanya adalah ketidak mampuan menutup rahang, ketidakmampuan batuk efektif, dan
dispenia.
Karena miastenia gravis juga menyerang otot-otot wajah, laring, dan faring. Klien dapat mengalami
regurgitasi melalui hidung jika klien mencoba menelan (otot-otot palatum) menimbulkan suara yang
abnormal atau suara nasal dan klien tidak mampu menutup mulut yang dinamakan sebagi tanda rahang
menggantung.
Terserangnya otot-otot pernapasan terlihat dari adanya batuk yang lemah dan akhirnya dapat berupa
serangan dispenea dan klien tak lagi mampu membersihkan lendir dari trakea dan cabang-cabangnya.
Pada kasus lanjut, gelang bahu dan panggul dapat terserang dan terjadi kelemahan semua otot-otot
rangka.
3. Riwayat Kehamilan
Ibu yang mengalami miastenia gravis, penyakitnya tidak diturunkan pada bayi yang dikandung oleh ibu
dengan myasthenia gravis. Pasien myasthenia gravis hanya akan menurunkan myasthenia gravis pada
bayi yang di kandung jika si bayi memiliki kelainan congenital (bawaan sejak lahir). Kelainan tersebut
akan nampak saat masih bayi atau masih kanak-kanak.
4. Riwayat Tumbuh
Observasi faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit yang memperberat kondisi miastenia gravis.
Observasi adanya kemungkinan dari generasi terdahulu yang mempunyai persamaan dengan keluhan
klien saat ini.
Klien miastenia gravis sering mengalami gangguan emosi dan kelemahan otot apabila mereka berada
dalam keadan tegang. Adanya kelemahan pada kelopak mata (ptosis), dilopia, dan kerusakan dalam
komunikasi verbal menyebabkan klien sering mengalami gangguan citra diri. Klien juga biasanya
mengalami cemas yang berlebihan karena kondisi rumah sakit yang berbeda dengan lingkungannya di
rumah, di sekolah, dan di tempat bermain.
9. Pemeriksaan Fisik
Seperti telah disebutkan sebelumnya, miastenia gravis diduga merupakan gangguan autoimun yang
merusak fungsi reseptor asetilkolin dan mengurangi efisiensi hubungan neuromuskular. Keadaan ini
sering bermanifestasi sebagai penyakit yang berkembang progresif lambat. Tetapi penyakit ini dapat
tetap terlokalisasi pada sekelompok otot tertentu saja. Karena perjalanan penyakitnya sangat berbeda
pada masing-masisng klien, maka prognosisnya sulit ditentukan.
a. B1 (breathing)
Inspeksi apakah klien mengalami kemampuan atau penurunan batuk efektif, produksi sputum, sesak
napas, penggunaan otot bantu napas, dipsnea, resiko terjadi aspirasi dan gagal pernafasan akut dan
peningkatan frekuensi pernafasan sering didapatkan pada klien yang disertai adanya kelemahan otot-
otot pernapasan. Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi dan stridor pada klien menandakan
adanya akumulasi sekret pada jalan napas dan penurunan kemampuan otot-otot pernapasan.
b. B2 (blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler terutama dilakukan untuk memantau perkembangan status
kardiovaskuler, terutama denyut nadi dan tekanan darah yang secara progresif akan berubah sesuai
dengan kondisi tidak membaikya status pernapasan, hipotensi / hipertensi, takikardi / bradikardi.
c. B3 (brain)
Pengkajian B3 (brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada
sistem lainnya. Kelemahan otot ektraokular yang menyebabkan palsi ocular, jatuhnya kelopak mata atau
dislopia intermien, bicara klien mungkin disatrik.
d. B4 (bladder)
Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume output urine,ini
berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal. Pemeriksaan lainnya
berhubungan dengan menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine, hilangnya sensasi saat berkemih.
e. B5 (bowel)
Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung. Pemenuhan nutrisi
pada klien miastenia gravis menurun karena ketidak mampuan menelan makanan sekunder dari
kelemahan otot-otot menelan. Pemeriksaan lainnya berhubungan dengan kelemahan otot diafragma dan
peristaltik usus turun.
f. B6 (bone)
Adanya kelemahan otot-otot volunter memberikan hambatan pada mobilitas dan mengganggu aktifitas
perawatan diri. Pemeriksaan lainnya berhubungan dengan gangguan aktifitas/ mobilitas fisik, kelemahan
otot yang berlebihan.
Tingkat kesadaran
Fungsi serebral
Status mental: observasi penampilan klien dan tingkah lakunya, nilai gaya bicara dan observasi ekspresi
wajah, aktifitas motorik yang mengalami perubhan seperti adanya gangguan perilaku, alam perasaan,
dan persepsi.
2. Analisa Data
DO:
- Klien mengalami
perubahan gerakan dada
- Klien mengalami
penurunan tekanan
ekspirasi / inspirasi
- Klien menggunakan
otot bantu nafas
DO:
- Klien mengalami
perubahan frekuensi
pernafasan
- Klien memproduksi
sputum berlebih
Data Etiologi Problem
DO:
- Klien muntah pada saat
makanan masuk
3. Diagnosa Keperawatan
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan reflek batuk yang lemah dan
ketidakmampuan membersihkan mukus dari cabang trakeobronkial.
4. Intervensi Keperawatan
klien mengatakan
5. Kolaborasi dalam 5. Untuk membantu
bahwa sesak
pemberian oksigen memaksimalkan
nafas klien
oksigen yang
berkurang dibutuhkan pasien
didalam tubuh.
- Klien tidak
mengalami
perubahan
gerakan dada
yang berlebihan
- Klien tidak
mengalami
penurunan
tekanan
ekspirasi /
inspirasi
- Klien tidak
nafas dalam dan
pendek
- Klien tidak
menggunakan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
otot bantu
pernafasan
berlebihan
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Posisikan klien 1. Posisi semi fowler
pola nafas tindakan posisi semi fowler. akan mempermudah
berhubungan
keperawatan selama klien untuk bernafas.
dengan reflek batuk
yang lemah dan 2 x 24 jam
2. Membantu
ketidakmampuan diharapkan 2. Ajarkan klien dan
membersihkan mengeluarkan sputum
ketidakefektifan keluarga klien batuk
mukus dari cabang yang tidak bisa
trakeobronkial. bersihan jalan nafas efektif.
dikeluarkan atau sulit
dapat teratasi
dikeluarkan.
dengan kliteria hasil:
3. Kolaborasi dengan
3. Untuk memudahkan
- Klien dan keluarga dokter untuk
sputum untuk keluar
klien kooperatif pemberian terapi
sehingga tidak
nebulizer.
- Ibu / keluarga menghambat
klien pernafasan.
mengatakan
bahwa klien tidak 4. Observasi
4. Batuk dapat
sesak nafas karakteristik batuk,
menetap, tetapi tidak
- Klien dapat bantu tindakan untuk
efektif. Batuk paling
batuk secara memperbaiki
efektif pada posisi
efektif keefektifan upaya
duduk tinggi atau
batuk.
- Klien tidak kepala di bawah
mengalami setelah perkusi dada.
perubahan
frekuensi
pernafasan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
- Klien tidak
terlihat gelisah
- Klien tidak
memproduksi
sputum berlebih