Sunteți pe pagina 1din 28

A.

Sejarah Keperawatan Jiwa

1. Masa Peradaban
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun1770 dan 1880 seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban
dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh. Para
leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguanemosional diakibatkan tidak
berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti :
ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.Selama
abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku atauwatak dan
gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon, yang dapat
menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban.Aristotle melengkapi dengan hati, dan
Seorang Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau kerusakan mental dihubungkan
dengan otak. OrangYunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit dan memberikan
lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih untuk menyembuhkan penyakit
jiwa/mental.Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara air terjun ini sebagai
contoh penyembuhan.
2. Masa Pertengahan
Era dari Alienation, social exclusion dan confinement.Dokter menjelaskan gejala :
a. Depression

b. Paranoia

c. Delusions

d. Hysteria

e. NighmaresRumah Sakit Jiwa pertama, Bethlehem Royal Hospital, tela

dibuka di England.

Selama 18 abad, era dari reason dan observation :


a. Pinel, seorang dokter Perancis membuka sebuah rumah sakit untuk seorang penderita jiwa /
mental di pilih kota La Bicetre, Paris. Dia memulai dengantindakan kemanusiaan dan
advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat perkembangan dan menggunakan komunikasi
dengan penderaita.
b. Weyer, seorang dokter Jerman psikiatrik pertama yang dapat menjelaskannya melalui
kategori diagnostik.

3. Abad 18 dan 19
Pada abad ke-18, seorang praktisi kesehatan bernama William Ellis
membantumengadakan perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa. Dia mengusulkan pendampingyang
terlatih bagi orang-orang dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836, William Ellismempublikasikan Treatise on
Insanity yang secara terbuka mengemukakan bahwa praktikkeperawatan yang didirikan tersebut berhasil
memberikan ketenangan bagi pasien dengangangguan jiwa dan juga memberikan harapan demi harapan yang
baik Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan kejadianpenanganan pada seorang
penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan
dan mengusirnya agar sembuh.Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional
diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti :
ketenangan,gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.keperawatan jiwa
mengalami perkembangan baik di Eropa maupun di USA. Walk (1961)mengungkapkan bahwa
sejarah kejiwaan tidak lengkap rasanya jika tidak ada sejarahkeperawatan jiwa di dalamnya.
Perawat psikiatrik kini makin banyak memberikan perawatan pada orang-orang dikomunitas, di UK
setelah muncul kebijakan pemerintah mengenai keperawatan komunitas.Keperawtan jiwa yang modern
berfokus pada upaya meningkatkan atau mempertahankankesehatan jiwa dan salah satu tujuannya adalah
untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa jikahal ini memungkinkan. Saat ini keperawatan jiwa di Inggris
merupakan cabnag pengetahuanyang diajarkan dalam sekolah keperawatan berijazah dan pendidikan
akademi keperawatan.Kini cabang pengetahuan tersebut semakin banyak dipelajari pula pada tingkat
pascasarjana.
Bejamin Rush, sering disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis bukutentang
Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk penderita penyakit mental/jiwa.
Tahun 1783, masa tindakan moral dan bekerjasama denganrumah sakit Pennsylvania. Tahun
1843, Thomas kirkbridge memberikan pelatihandi rumah sakit Pennsylvania untuk membantu
dokter merawat pasien penyakit jiwa.Tahun 1872, New England Hospital untuk perempuan
& anak, dan Women’sHospital di Philadelphia mendirikan sekolah perawat, tetapi tidak
untuk pelayan pskiatrik. Setelah itu Dorothea Lynde Dix, seorang pengajar yang
memberikancontoh penderita penyakit jiwa. Tahun 1882 Pendidikan keperawatan jiwa
pertama di McLean Hospital di Belmont, Massachusetts. Dan Tahun 1890 siswa perawat
menjadi staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Perawat mendapat tugas dan diharapkan
mengembangkan ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui asuhan keperawatan.
Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau perkembangan menjadi cohtoh pengobatan dari
perawat pskiatrik, seperti :
a. Membantu dokter
b. Mengelola obat penenang
c. Memberikan hidroterapi
4. Keperawatan Jiwa di Abad 20
Sekolah perawatan menawarkan bermacam-macam program dalam keperawatan
psikiatrik. Pada prakteknya sekolah keperawatan biasanya mengarahkan topik-topik
mengenai perilaku manusia atau kesehatan mentalatau gangguan mental, dan dapat
diintegrasikan kedalam beberapa mata kuliahseperti pediatric, obstretri dan gerontology.
Pengalaman klinik Keperawatan psikiatrik didapat dalam jangka lebih dari satu tahun,
meskipun evaluasidilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang mencakup konsep
dasar kesehatan mental.
Jika seorang perawat ingin mendapatkan Register Nurse(perawat terakreditasi) harus
melalui suatu latihan, dimana pengalaman klinik keperawatan psikiatrik dapat digunakan
untuk mencapai Register Nurse.Mata kuliah keperawatan psikiatrik dilaksanakan selama 5-10
minggu denganatau tanpa rotasi klinik dan dalam kerangka kesehatan mental atau
psikiatrik.Dibeberapa institusi konsep keperawatan psikiatrik diintegrasikan dalam 2semester,
setelah pokok bahasan perkembangan psikologi dan penyimpangan psikologi. Pengalaman
keperawatan psikiatrik diterapkan di unit kedokteran psikiatrik, rumah sakit jiwa swasta,
pelayanan psikiatrik, atau pelayanankesehatan mental masyarakat.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dibawah pengawasan perawat teregistrasi
(RN)Program diploma biasanya memberikan waktu lebih untuk keperawatan psikiatrik dan
pengalaman klinik, dan menekankan pada konsep dasar, proses pengkajian, statistik,
dinamika kelompok, pendidikan keluarga dan pasien,tentang peran perawat dalam
pencegahanSekolah tinggi/universitas menawarkan program pasca sarjana jurusan psikiatrik
atau keperawatan kesehatan mental selama 48 –50 jam kuliah, pengalaman klinik, penelitian,
tugas mandiri dan praktikum. Mata kuliahdifokuskan pada kepemimpinan, kehidupan sehari-
hari, dasar-dasar konsep,dasar phisiologi, pengkajian klien. Lulusan dapat menjadi perawat
spesialisatau perawat klinik, tergantung kepada mata kuliah yang tersedia.
Akhir-akhir ini, lahan keperawatan psikiatrik memberikan bermacam-
macamkesempatan untuk penjurusan (spesialisasi). Seperti dapat bekerja sebagai perawat di
rumah sakit umum, praktek swasta, konsultan, pengajar dansebagainya.Pengalaman
keperawatan jiwa siswa menjadi dasar yang kuat untuk mendapatkan kesempatan berkarier
setalah lulus. Beberap contoh tempatmelakukan pelayanan keperawatan jiwa seperti di :
keperawatan maternitas,keperawatan onkologi, keperawatan okupasi/industri, keperawatan
kesehatanmasyarakat, kantor keperawatan dan ruang keperawatan gawat darurat.
Awal abad 21, fokus perawatan pada preventif atau pengobatan berbasiskomunitas,
yang menggunakan berbagai pendekatan, antara lain melalui pusatkesehatan mental, praktek,
pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care,home visite dan hospice care. Pada saat ini
banyak terjadi perubahan yangsignifikan dalam perawatan kesehatan jiwa. Managed care
menghubungkanstruktur dan layanan baru. Seorang manajer kasus ditugaskan
untuk mengkoordinasikan pelayanan untuk klien individu dan bekerja sama dengantim
multidisipliner. Alat-alat manajemen klinis yang menunjukkan organisasi,urutan dan waktu
intervensi yang diberikan oleh tim perawatan untuk satugangguan yang teridentifikasi pada
klien. Pemberian dan pemfokusan layanan pencegahan primer (bukan hanya perawatan
berbasis penyakit); mencakupidentifikasi kelompok-kelompok berisiko tinggi dan
penyuluhan untuk mencegah gaya hidup guna mencegah penyakit.
Analisa Perkembangan Keperawatan Jiwa Dahulu dan SekarangPada awalnya
perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (Custodial
Care) (tidak oleh tenaga kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan.
Baru sekitar tahun 1945-an fokus perawatan terletak pada penyakit, yaitu model
kuratif (model Curative Care). Perawatan pasien jiwa difokuskan pada pemberian
pengobatan.Baru tahun 1950 fokus perawatannya mulai befokus pada klien, anggota
keluargatidak dianggap sebagai bagian dari tim perawatan.Awal abad 21, fokus perawatan
pada preventif atau pengobatan berbasiskomunitas, yang menggunakan berbagai pendekatan,
antara lain melalui pusatkesehatan mental, praktek, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day
care, homevisite dan hospice care. Seiring perkembangan keperawatan jiwa di dunia,
perkembangan di Indonesia pun turut berkembang.
Hal ini dimulai sejak zaman Kolonial. Sebelum ada RSJ di Indonesia, pasien gangguan
jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta,Semarang, dan Surabaya, yang
ditampung pada umumnya penderita gangguan jiwa berat. Kemudian, mulailah didirikan
beberapa rumah sakit jiwa. Pada saatini, keperawatan jiwa mulai menjadi bagian klinik
khusus. Sebelumnya para perawat berperan sebagai manajer dan koordinator kegiatan dengan
melaksanakan perawatan terapeutik sesuai dengan model dasar medis. Dengan studi lanjutan
dan pengalaman praktek klinik di bidang perawatan psikiatrik, para ahli spesialis dan praktisi
perawat mendapat pengetahuan yang banyak dalam perawatan dan pencegahan gangguan
psikiatrik.
B. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa
1. Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan
ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik
dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
2. Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung
berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat
positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan
kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.
3. Menurut UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal
dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu
perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi
modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas ).
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan
dan mempertahankanperilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.
a. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang
sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu
adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu
mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana
perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
b. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan
lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat
beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri
individu.
c. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah
satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
d. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik.
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan
interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien
bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan
dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus
yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan
modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan
proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh
Keliat,1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu
proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan
praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan
klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan
merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses
keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap
tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan
tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan
merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran
perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya
peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.
Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi
dan / atau masalah teratasi.

Falsafah keperawatan Jiwa


1. Pengertian Falsafah
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai sebab-sebab,
azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.)
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.
Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan
adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas,
serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis
daripada metoda empiris.
2. Paradigma Keperawatan
Menurut Masterman (1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan
fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan
yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki
pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia,
keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus
berkembang.

Klasifikasi
Di bawah ini adalah pandangan beberapa ahli tentang perkembangan paradigma
keperawatan diantaranya :

Orem
Memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpersonal dan
sosial dalam memenuhi kebutuhan perwatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.

Roy
Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan
yang baik.
Watson
Manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan atau meninggal
dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual untuk
kesembuhan diri sendiri.

Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi:
a. Sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik
fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b. Sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya
yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
c. Sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan
tumbuh kembang yang berbeda.

Teori keperawatan Jiwa


Orientasi perkembangan
Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan
kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya
secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self
care diantaranya:
a. Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self
care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan ; kedua,self care agency,merupakan suatu kemampuan inidividu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu
tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan prises
kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat
universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan
dasar manusianya.
b. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak atau
kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care:
· Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain.
· Memberikan petunjuk dan pengarahan.
· Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
· Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal.
· Pendidikan.
Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:
· Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan
individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.
· Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
· Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak
dan dibantu perawat.
· Menjelaskan, memberikan dan melindungi keluarga secara langsung dalam bentuk
keperawatan.
· Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari
keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan
edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan : nursing
agency dengan menggunakan nursing system.
c. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan
pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori system ini Orem
memberikan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya :
1) Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan
secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta
adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang yang
tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar
dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau
masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan
ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien
yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya
dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan
beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien
retardasi mental.
2) Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang
post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok
gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan perawatan luka.
3) System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar mandiri.Sistem ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi
dalam pengaturan kelahiran.
Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah:
· sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent
care agents
· pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi
perkembangan untuk memenuhi kebutuhan:
· menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan
· pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota
keluarga.
· Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga dan
ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.
· Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga
dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-masing individu
anggota keluarga.
· memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk
memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap
anggota keluarga.
· mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang
memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.
Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga
· Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan
Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan
harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan
system self care yang adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam
kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.
· Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan
elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien,
metode untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan
akankah keluarga merawat pasien?.
· Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang
berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon anggota keluarga
terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga sebagai factor yang merupakan
kondisi system dependent care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama
perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang
yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga.
· Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan
untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care pada anggota
keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang
menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah
regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber –
sumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk
masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependen care agency
untuk masing – masing anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi
therapeutic self care demand keluarga dalam konteks system keluarga.
· Terdapat empat dimensi yaitu :
— Individu subsistem : self care individu
— Pola interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi therapeutic self care demand
anggota keluarga dependen dapat dialkukan dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk
memenuhi therapeutic self care demand.
— Karakteristik unik secara keseluruhan : pola – pola interaksi sepanjang hidup keluarga
memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga.
— Lingkungan : pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care agency :
social cultural, status kesehatan, elemen-elemen system pelayanan kesehatan dan elemen
system keluarga.
Pengkajian / Riwayat keperawatan
— Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personel
keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan,
agama dan pekerjaan keluarga. Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga )
kategori perawatan diri keluarga yang meliputi :
— Universal self care
Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan integritas,
struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung yang meliputi:
tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan
pada anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan
interaksi social.
— Developmental self care
Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan akibat
adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian.
Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk
mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang
tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan
sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan
kepercayaan dan pola, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan
oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola perilaku
dalam keluarga.
— Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti: kondisi sakit
atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan self care-nya baik secara permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut
memerlukan bantuan orang lain.
Kebutuhan ini meliputi :
— Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga.
— Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga.
— Menyadari dampak dari patologi penyakit
— Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif
— Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya dan mengatasi hal
tersebut.
— Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis, efek pengobatan,
dan diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan.
Diagnosa keperawatan
— Diagnosa keperawatan berfokus pada empat fungsi keluarga yangtelah diidentifikasi dan
dampak dalam memenuhi therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan
pada struktur dan fungsi keluarga. Contoh : komunikasi antara suami istri, komunikasi pada
anak, perilaku interpersonal anggota keluarga.
Perencanaan
Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan :
— Membina dan menjaga hubungan perawat – keluarga (individu, keluarga dan kelompok)
sampai keluarga pulang.
— Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh perawat.
— Berrespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga akan kontrak dan asistennya.
— Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan langsung pada keluarga
— Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan sehari-hari kien, perawatan kesehatan
lain, pemberian pelayanan sosial dan pendidikan yang di butuhkan atau yang sedang diterima.
Implementasi
— Orem memandang implemenatasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan saling
melengkapi antara keluarga dan perawat, dengan kata lain perawat bertindak dalam berbagai
cara untuk meningkatkan kemampuan keluarga.
— Dalam implementasi rencana keperawatan, perawat dan keluarga bersama-sama melakukan
aktivitas dalam membantu mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga.
Evaluasi
— Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi ia mengemukakan bahwa
keluarga membutuhkan kemandirian dalam hal mengatai masalah kesehatannya. Oleh karena
itu evaluasi difokuskan pada tingkat :
— Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self care-nya
— Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care deficit-nya dan sampai sejauh mana
perkembangan kemandirian keluarga
— Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika keluarga tidak mampu.
— Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga dalam
perawatan dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi / keterlibatan keluarga dan keluarga
dalam pemberian asuhan keperawatan.

Adapun proses keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu:

1. 1. Tahap Pengkajian
a. Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan, orientasi
sosio-kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem keluarga), Pola hidup, Faktor
lingkungan.

b. Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan


berdasarkan self-care defisit,maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui
observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal
Care, Partial Care, Total Care.

c. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci pengembangan teori
Orem mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen.

2. Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.

3. Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.

4. Perawatan proses eliminasi dan ekskresi.

5. Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.

6. Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.

7. Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.

8. Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan sosial.


1. 2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien. Mengacu
pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih
lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain
sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan Maslow.

1. 3. Tahap Intervensi
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan meningkatkan
kemampuan self care. Membuat nursing system : Wholly compensatory,
Partly compensatory, atau supportive-educative.Membuat metode yang sesuai untuk
membantu klien.

1. 4. Tahap Implementasi
A. Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-
orang terdekat dalam bantuan keperawatan.
B. Membimbing dan mengarahkan.
C. Memberi dukungan fisik dan psikologis
D. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
individu
E. Pendidikan
F. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan
keperawatan.
G. Kalaborasi, pelimpahan wewenamg.
H. Melibatkan anggota masyarakat.
I. Lingkungan

1. 5. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah
dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau
belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam: meningkatkan kemampuan self care,
memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya.
BAB 3 DIALOG ROLEPLAY

Tujuan Tugas

Mengaplikasikan teori self care dalam proses keperawatan padapasien di klinik.

Kasus

Bapak Narno saat ini dirawat di rumah sakit karena habis operasi usus buntu hari kedua. Saat
ini mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, dengan skala nyeri 8. Dari hasil pengkajian
didapatkan data luka bekas operasi masih basah, sepanjang 10cm, tampak bersih, tidak
kemerahan, suhu tubuh 370C.
Prolog : Suatu pagi di rumah sakit ST.Elisabeth terdapat seorang pasien bernama Bp. Narno
berusia 35 tahun,dirawat dalam rangka pemulihan post operasi appendiciti.

Tahap Pengkajian

Perawat melakukan kunjungan pada pasien.

Perawat : Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya suster Lena dan ini rekan saya suster
Devi.

Benar dengan Bp. Narno usia 35th? Saya lihat gelangnya ya pak.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana pak perasaannya pagi ini? Kok kelihatannya masih pucat,
semalam tidurnya nyenyak atau tidak pak?

Pasien : Saya merasa bekas oprasinya itu nyeri sus, tidak nyaman rasanya, saya itu
merasagelisah sekali sus jadi ya tidurnya tidak nyenyak sus, sebentar-sebentar terbangun.

Perawat : Aduh pantas mukanya tampak lesu sekali.

Hari ini pak, saya dan rekan-rekan perawat shift pagi akan membantu merawat bapak sampai
jam 2 siang nanti.

Nah pak, seperti yang telah kita sepakati sebelumnya pagi ini saya akan meminta waktu
bapak sebentar, sekitar 10 menit saja untuk mengumpulkan data kondisi kesehatan bapak
dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan melakukan beberapa pemeriksaan ringan.
Bapak sudah siap? Posisinya sekarang sudah nyaman atau belum pak?

Pasien : Iya suster saya sudah siap, sudah nyaman juga kok sus.

Perawat : Agar lebih cepat saya mulai sekarang ya pak.

Bapak merasa sulit untuk bernafas atau tidak?

Pasien : Iya sus, saya itu merasa sesak nafas.

Perawat : Merasa sesak nafasnya terus menerus atau hanya sesekali pak?

Pasien : Sesekali sih sus kadang sesak sus kadang ya lega napasnya

(Sembari bertanya perawat memeriksa RR pasien untuk memvalidasi pernyataan pasien)

Perawat : Bapak sejak semalam sudah minum berapa banyak ?

Istri Pasien : Ini sus habis 4 gelas ini sus (menunjukkan sebuah gelas)

Perawat : Lalu Bapak tadi sarapannya dihabiskan atau tidak?

Istri Pasien : Ini sus cuma dimakan 3 sendok saja.

Perawat : Aduh kok makannya cuma sedikit, ditambah ya pak makannya supaya tidak
lemas. Sedikit-sedikit saja makannya tidak apa-apa tapi sering ya. Lalu tadi sayurnya
dimakan apa tidak?

Istri Pasien : Dimakan kok sus, dihabiskan malahan, cuma bapak ini makan nasinya itu lho
sus yang susah.

Perawat : Oh bagus sekali sayurnya dihabiskan nanti siang nasinya juga di habiskan ya
pak.

Pasien : (tersenyum dan mengangguk)

Perawat : Bapak muntah atau tidak? Ada rasa mual?

Istri Pasien : Muntah tidak sus, mual juga tidak.

Perawat : Sejak semalam bapak sudah BAB belum?


Pasien : Sudah sus.

Perawat : Berapa kali pak? BAB-nya lancar atau tidak? Banyak atau sedikit?

Istri Pasien : Satu kali, Lancar sus.

Pasien : Seperti biasa sus BAB-nya seperti sebelum sakit.

Perawat : Lalu untuk BAK-nya? Sejak semalam sudah BAK berapa kali?

Istri Pasien : Pipisnya sudah tiga kali sus.

Perawat : Pipisnya banyak atau tidak? Apa ibu memperhatikan warna urine bapak?

Istri Pasien : Pipisnya ya segini ini lho sus, warnanya kuning pekat sus (menunjukkan
pispot yang berisi urine pasien)

Perawat : Ini bapak kurang minum pak, minumnya ditambah ya pak sedikit-sedikit saja
kalau tidak bisa banyak yang penting sering.

Istri Pasien : Iya sus.

Tu pak dengar kata susternya, bapak minumnya harus dibanyakin.

Pasien : (tersenyum simpul)

Perawat : Lalu apakah ada keluhan lain pak soal BAB dan BAK-nya?

Pasien : Setelah operasi sus saya merasakan sakit tiap pipis

Perawat : Sakitnya seperti apa ya pak?

Pasien : Seperti terbakar gitu sus rasanya saat pipis

Perawat : Ada lagi yang lain pak?

Pasien : Itu sus saya masih belum bisa kentut semenjak operasi

Perawat : Untuk luka operasinya sendiri bagaimana pak? Ada keluhan?

Pasien : Rasanya itu sus sakit sekali perut saya yang bagian di operasi itu lho sus yang
sakit sekali.
Perawat : Sakitnya itu seperti apa ya pak?

Pasien : Nyeri gitu sus rasanya.

Perawat : Permisi ya pak, saya lihat ya pak luka operasinya.

(Perawat melihat luka operasi pasien dan mendapati luka masih basah namun tidak
kemerahan dan luka operasi tersebut bersih)

Perawat : Pak ini bekas operasinya bagus kok, lukanya bersih juga tidak kemerahan.
Hanya belum kering saja.

Pasien : Memang lukanya memang keringnya lama ya sus?

Perawat : Ya semuanya tergantung kondisi bapak juga, kalau kondisi bapak stabil luka
bekas operasinya juga aka cepat kering.

Nah bapak, apakah bapak merasakan gangguan istirahat dan aktivitas?

Pasien : Kalau istirahat ya terganggu sus, kan saya merasa nyeri jadi tidak bisa
nyenyak tidurnya.

Perawat : Lalu untuk aktifitasnya sendiri pak? Bapak sudah bisa duduk?

Pasien : Belum sus, tiduran saja sakit.

Perawat : Oh begitu ya, jadi bapak masih memerlukan bantuan untuk melakukan
aktivitas yang ringan?

Pasien : Iya sus, badan saya masih lemas, apa-apa perlu dibantu. Tapi kalau hanya
menggerakkan tangan dan kaki saya masih bisa kok sus.

Perawat : Kok hanya ibu yang nungguin pak?

Istri Pasien : Anak-anak kan sekolah sus, tapi nanti adiknya bapak akan gantikan saya jaga
bapak soalnya saya mau bereskan pekerjaan dirumah. Tidak enak juga sus nitip anak-anak ke
tetangga lama-lama.
Perawat : Oh begitu ya, tu bapak kasihan anak-anaknya ditinggal dirumah, bapak banyak
istirahat dan makan ya dan jangan banyak bergerak dulu supaya lekas pulih kondisinya. Jadi
dapat segera berkumpul dengan anak-anak.

Pasien : Iya sus saya juga tidak mau lama-lama di rumah sakit.

Perawat : Nah bapak saya sudah selesai, ada keluhan lain yang ingin bapak sampaikan
atau barangkali ada yang ingin ditanyakan?

Istri Pasien : Ini sus badan suami saya kok rasanya panas ya sus

Pasien : Iya sus saya merasa panas sus badan saya

Perawat : Saya ukur suhunya dan sekalian tensinya ya pak (perawat melakukan validasi
pernyataan pasien dengan mengukur suhu tubuh dan tensi pasien)

Istri Pasien : Bagaimana sus suhu badan suami saya berapa?Tensinya berapa?

Perawat : Suhunya normal kok 370 C dan tekanan darahnya juga normal 120/80mmhg.
Baik bapak, saya sudah mendapatkan data yang saya butuhkan. Jadi bapak merasa luka
operasinya nyeri dan lukanya juga masih basah, bapak juga terkadang merasa sesak nafas ya
pak, makannya hanya tiga sendok, minumnya sudah empat gelas, BAB-nya seperti biasa,
sejak selesai opersi sampai saat ini belum kentut ya, BAK-nya sudah tiga kali warna urinenya
kuning pekat dan bapak merasakan sakit saat kencing, lalu untuk melakukan aktivitas ringan
masih memerlukan bantuan dan tidurnya belum bisa nyaman ya pak.

Pasien : Iya sus benar

Perawat : Nah bapak sudah bagus sekali bapak mau makan pagi ini meskipun belum
dihabiskan dan bapak juga sudah banyak minum sejak semalam tapi nanti siang makannya
dihabiskan ya pak dan minumnya ditambah lagi.

Pasien : Iya sus baik

Perawat : Baik bapak, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat lagi yang
akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk menyampaikan diagnosa
keperawatan dari gangguan kesehatan yang bapak alami. Bapak silahkan dilanjutkan
istirahatnya, terima kasih atas waktunya, kalau perlu bantuan silahkan pencet belnya kami
siap membantu bapak, saya permisi dulu ya pak, bu (berpamitan).
Tahap Diagnosa

Perawat : Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya suster Rose.

Benar dengan Bp. Narno usia 35th? Saya lihat gelangnya ya pak.

Istri Pasien : Iya suster benar

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana pak perasaannya pagi ini? Kok kelihatannya masih pucat?

Pasien : Saya merasa bekas oprasinya itu nyeri sus, tidak nyaman rasanya, saya itu
merasa gelisah sekali sus jadi ya tidurnya tidak nyenyak sus, sebentar-sebentar terbangun.

Perawat : Aduh pantas saja wajahnya belum cerah.

Hari ini pak, saya dan rekan-rekan perawat shift pagi akan membantu merawat bapak sampai
jam 2 siang nanti.

Nah pak, seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan ada perawat lagi yang
akan kemari ya pak untuk menyampaikan diagnosa keperawatan mengenai gangguan
kesehatan yang bapak alami saat ini.

Bapak sudah siap menerima penjelasan dari saya? Posisinya sekarang sudah nyaman atau
belum pak?

Pasien : Iya suster silahkan saya sudah siap, posisi saya sudah enak kok sus.

Perawat : Bapak, berdasarkan data yang telah kami peroleh dan telah kami kaji kami
mendiagnosa bapak mengalami nyeri akut berhubungan dengan agens cedera atau nyeri yang
bapak rasakan disebabkan operasi usus buntu yang baru saja dijalani. Bapak juga beresiko
infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat atau bapak ada
resiko infeksi karena kekebalan tubuh bapak menurun. Tapi bapak tidak perlu khawatir
infeksi itu hanya resiko dan kami disini berupaya mencegah resiko tersebut dengan sebaik-
baiknya.
Perawat : Nah bapak saya sudah selesai menyampaikan diagnosa keperawatan, ada
keluhan yang ingin bapak sampaikan atau barangkali ada yang ingin ditanyakan?Atau ada
penjelasan saya yang kurang jelas?

Pasien : Tidak suster, saya sudah mengerti.

Perawat : Baik bapak, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat lagi yang
akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk menyampaikan rencana
tindakan keperawatan yang akan bapak terima selama dirawat disini. Bapak silahkan
dilanjutkan istirahatnya, terima kasih atas waktunya, kalau perlu bantuan silahkan pencet
belnya, saya permisi dulu ya pak, bu (berpamitan).

Tahap Intervensi

Perawat : Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya suster Zuna.

Benar dengan Bp. Narno usia 35th? Saya lihat gelangnya ya pak.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana pak perasaannya pagi ini? Kok kelihatannya kurang semangat?

Pasien : Ini sus saya merasa bekas oprasinya itu nyeri sus, tidak nyaman rasanya, saya
itu merasa gelisah sekali sus jadi saya tidak bisa nyaman beristirahat.

Perawat : Aduh pantas mukanya tampak lesu sekali.

Hari ini pak, saya dan rekan-rekan perawat shift pagi akan membantu merawat bapak sampai
jam 2 siang nanti.

Seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan ada perawat lagi yang akan kemari
ya pak untuk menyampaikan rencana tindakan keperawatan yang akan bapak terima selama
menjalani perawatan disini.

Nah, bapak sudah siap? Posisinya sekarang sudah nyaman atau belum pak?

Pasien : Iya suster saya sudah siap, sudah nyaman juga kok sus posisinya.

Perawat : Tadi kan bapak sudah diberitahu gangguan kesehatan yang bapak alamai.
Kami sudah berkolaborasi dengan Dokter dan bapak mendapat terapi obat. Ada obat
analgesic untuk diminum dan ada antibiotik yang suntikkan..Obat ini berfungsi agar nyeri
yang bapak rasakan berkurang serta mencegah infeksi lebih lanjut.Kami juga akan
membersihkan luka operasi bapak secara berkala. Untuk antibiotiknya sendiri harganya
cukup mahal jadi kami minta persetujuan dulu dan perlu tanda tangan dari pihak keluarga jika
setuju.
Istri Pasien : Memang harga antibiotiknya berapa ya sus?

Perawat : Harganya Rp 200.000,00 tiap suntikan dan satu hari bapak akan disuntik 2 kali
jadi untuk antibiotiknya saja sehari biayanya Rp 400.000,00.

Istri Pasien : Gimana pak, mau tidak?

Pasien : Mau lah bu, bapak inigin cepat sembuh.

Istri Pasien : Baik sus, saya akan menandatanganinya.

Perawat : Silahkan bu tanda tangan disini.

Nah bapak saya sudah selesai menyampaikan rencana tindakan keperawatan yang akan bapak
terima selama menjalani perawatan disini supaya bapak lekas sembuh, bagaimana bapak
sudah jelas atau belum?Perlu saya ulang pak penjelasannya?

Pasien : Sudah cukup sus saya sudah jelas.

Perawat : Baik bapak, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat lagi yang
akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk melaksanakan rencana
tindakan keperawatan yangbaru saja saya jelaskan kepada bapak. Bapak silahkan dilanjutkan
istirahatnya, jika perlu bantuan silahkan pencet bel ya pak. Terimakasih atas waktunya, saya
permisi dulu ya pak, bu (berpamitan).

Tahap Implementasi

Perawat : Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya suster Ninda.

Benar dengan Bp. Narno usia 35th? Saya lihat gelangnya ya pak.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana pak perasaannya pagi ini? Sudah merasa baikan atau belum?
Pasien : Belum sus saya masih merasa bekas oprasinya itu nyeri sus, tidak nyaman
rasanya, saya itu merasa gelisah sekali sus jadi ya tidurnya tidak nyenyak sus, sebentar-
sebentar terbangun.

Perawat : Jadi nyerinya masih terasa sekali ya pak?

Pasien : Iya suster.

Perawat : Nah pak, seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan lagi yang
akan kemari ya pak untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang tadi sudah dijelaskan.
Nah, bapak sudah siap?

Pasien : Iya suster saya sudah siap.

Perawat : Permisi pak saya bersihkan dulu ya luka operasinya. (perawat membersihkan
luka bekas operasi pasien).Nah bapak ini obatnya yang untuk diminimun, bisa minum
obatnya sendiri kan pak?

Istri Pasien : Biar saya saja sus yangbantuminumkan.

Pasien : Tidak usah bu, bapak bisa kok minum obatnya sendiri

Perawat : Iya pak memang sebaiknya obatnya diminum sendiri, sekalian bapak latihan
bergerak sedikit-sedikit. Saya suntikkan ya antibiotiknya.

(pasien meminumobat dan perawat menyuntikan antibiotik)

Perawat : Baik bapak, saya sudah selesai melaksanakan tindakan keperawatan untuk
bapak.

Mungkin ada yang ingin ditanyakan? Atau ada keluhan yang ingin disampaikan?

Pasien : Tidak sus terimakasih saya mau istirahat sus ngantuk rasanya habis minum
obat.

Perawat : Iya pak memang seharusnya bapak banyak istirahat supaya lekas sembuh.
Baik bapak, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat lagi yang akan kemari,
mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk melakukan evaluasi kondisi kesehatan
bapak dari pagi sampai siang ini setelah mendapatkan serangkaian asuhan keperawatan dari
kami. Bapak silahkan dilanjutkan istirahatnya, terima kasih atas waktunya, jika perlu bantuan
silahkan pencet belnya ya, saya permisi dulu pak, bu (berpamitan).

Tahap Evaluasi

Perawat : Selamat siang bapak. Perkenalkan saya suster Afung dan ini rekan saya suster
Ayu.

Benar dengan Bp. Narno usia 35th? Saya lihat gelangnya ya pak.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana pak perasaannya siang ini?

Pasien : Sudah lebih baik suster dari pada pagi tadi.

Perawat : Aduh pantas mukanya sudah lebih cerah.

Nah pak, seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan ada perawat lagi yang
akan kemari ya pak untuk melihat kondisi bapak setelah mendapatkan serangkaian tindakan
keperawatan dari kami dari pagi tadi sampai siang ini.Nah saya akanmenanyakan beberapa
pertanyaan dan melakukan beberapa pemeriksaan ringan.Nah, bapak sudah siap? Posisinya
sekarang sudah nyaman atau belum pak?
Pasien : Iya suster saya sudah siap

Perawat : Apakah sudah merasa baikan atau masih merasakan nyeri di luka bekas
operasinya?

Pasien : Sudah lebih baik sus, ya masih nyeri tapi nyerinya tidak terus menerus seperti
pagi tadi.

(Perawat melihat luka operasi pasien dan mendapati luka mulai kering, tidak kemerahan dan
luka operasi tersebut bersih)

Perawat : Pak ini bekas operasinya bagus kok, lukanya bersih juga tidak kemerahan
dan sudah mulai kering.

Bapak masih merasa sesak napas pak?

Pasien : Sudah tidak sus, tidak sama sekali.


(Sembari bertanya perawat memeriksa RR pasien untuk memvalidasi pernyataan pasien)

Perawat : Bapak sejak pagi sampai siang ini sudah minum berapa banyak ?

Istri Pasien : Ini sus habis 2 botol air mineral.

Perawat : Lalu Bapak makan siangnya dihabiskan atau tidak?

Istri Pasien : Dihabiskan sus semuanya.

Perawat : Oh bagus sekali bapak nafsu makannya sudah kembali

Pasien : (tersenyum dan mengangguk).

Perawat : Bapak muntah atau tidak? Ada rasa mual?

Istri Pasien : Muntah tidak sus, mual juga tidak.

Perawat : Dari tadi pagi bapak sudah BAB belum?

Pasien : Belum sus.

Perawat : Lalu untuk BAK-nya? Dari pagi tadi sudah BAK berapa kali?

Istri Pasien : Sudah 2 kali sus.

Perawat : Pipisnya banyak atau tidak? Apa ibu memperhatikan warna urine bapak?

Pasien : Pipisnya seperti biasa sus warnanya juga seperti bisa sebelum sakit.

Perawat : Lalu apakah bapak sudah bisa kentut?

Pasien : Sudah sus, perut saya rasanya lega sekali.

Perawat : Lalu kencingnya masih sakit pak?

Pasien : Sudah tidak kok sus.

Perawat : Nah bapak, apakah bapak masih merasakan gangguan istirahat dan aktivitas?

Pasien : Kalau istirahat saya sudah mulai bisa nyenyak tidurnya sus, kan nyerinya
sudah banyak berkurang.
Perawat : Lalu untuk aktifitasnya sendiri pak?

Pasien : Saya tadi sempat duduk sebentar sus dan rasanya badan saya sudah mulai enak
untuk digerakan.

Perawat : Sudah mulai bisa duduk ya, nah selanjutnya bapak berlatih untuk bangun dari
tempat tidur ya. Sekarangsaya ukur suhunya dan sekalian tensinya ya pak. Suhunya normal
370 C dan tekanan darahnya juga normal 120/80mmHg.
Baik bapak, saya sudah mendapatkan data yang saya butuhkan. Jadi bapak merasa nyeri luka
operasinya sudah berkurang ya, bapak juga sudah tidak sesak nafas, makan siangnya
dihabiskan, minumnya juga banyak, bapak belum BAB tapi sudah bisa kentut ya pak, BAK-
nya dua kali warna urinenya jernih seperti sebelum sakit dan bapak sudah tidak merasakan
sakit saat kencing, lalu bapak sudah bisa duduk dan tidurnya sudah mulai nyenyak ya pak.

Pasien : Iya sus benar

Perawat : bapak sudah mengalami kemajuan yang cukup baik dibandingkan kondisi
bapak pagi tadi. Dipertahankan ya pak, juga berlatih bergerak sedikit-sedikit ya pak supaya
kondisinya lekas pulih sepenuhnya.

Pasien : Iya sus baik

Perawat :Baik bapak, cukup sekian dari saya, setelah ini bapak akan dibantu rekan-rekan
perawat shift siang untuk melakukan pengecekan kondisi kesehatan bapak secara berkala,
sekalian saya dan rekan-rekan perawat shift pagi mohon pamit. Jikabapak butuh bantuan
silahkan pencet bel. Silahkan dilanjutkan istirahatnya, terima kasih atas waktunya, saya
permisi dulu ya pak, (berpamitan).

S-ar putea să vă placă și