Sunteți pe pagina 1din 18

0

PENGENDALIAN MUTU DI PUSKESMAS

OLEH :

1. EMILIA M NIM : 1704255

2. PRANIATI NIM : 1704267

3. RUKMANASARI WH. IM : 1704271

PROGAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2018
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi bidang kesehatan merupakan salah satu bidang

yang terkena globalisasi, bidang yang terkena antara lain bidang pelayanan

kesehatan, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan dan asuransi

kesehatan. Di bidang pelayanan kesehatan misalnya, manajemen pelayanan

kesehatan belum efisien. Mutunya masih relatif rendah. Disinilah justru letak

keunggulan pelayanan kesehatan swasta asing yang telah terbiasa bekerja

dengan sistem manajemen profesional. Kehadiran rumah sakit swasta asing

akan menguntungkan kelompok konsumen tertentu karena mempunyai lebih

banyak pilihan pelayanan kesehatan yang kian bermutu, namun rumah sakit

swasta nasional akan tersaingi dan kesenjangan pelayanan kesehatan antara

kelompok yang mampu dan yang kurang mampu akan menjadi lebih lebar

(Al-Assaf, 2009).

Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah

langkah terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor

kesehatan. Hal ini tidak ringan karena peningkatan mutu tersebut bukan hanya

untuk rumah sakit saja tetapi berlaku untuk semua tingkatan pelayanan

kesehatan mulai dari Puskesmas Pembantu dan Puskesmas, baik di fasilitas

pemerintahan maupun swasta (Cahyono, 2012).


2

Peningkatan kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang sangat

krusial dalam manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun sektor

swasta. Hal ini terjadi karena di satu sisi tuntunan masyarakat terhadap

perbaikan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar,

sedangkan disisi lain, praktek penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami

perbaikan yang berarti (Al-Assaf, 2009).

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia diamanatkan bahwa

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia, yaitu

sebagaimana yang tercantum dalam pasal 28 H ayat (1) : “ setiap orang berhak

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan

hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

(Depkes RI, 2008).

Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan

kesejahteraan umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan

dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu

tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu

dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan

adalah masyarakat, pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan

legeslatif serta badan yudikatif. Dengan demikian dalam lingkungan


3

pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus saling bahu

membahu secara sinergis melaksanakan pembangunan kesehatan yang

terencana, terpadu dan berkesinambungan dalam upaya bersama-sama

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Kemenkes, 2015).

Keberhasilan pembangunan Kesehatan berperan penting dalam

meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk

mencapai keberhasilan dalam pembangunan bidang kesehatan tersebut

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan

terpadu. Dalam hal ini Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan

untuk jenjang pertama di wilayah kerjanya masing-masing. Puskesmas sesuai

dengan fungsinya (sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan) berkewajiban

mengupayakan, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang

berkwalitas dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan Nasional

yaitu terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang.

Sehingga, berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

membuat makalah ilmiah tentang “Pengendalian Mutu Puskesmas”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sistem pengendalian mutu di Puskesmas.


4

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian pengendalian mutu di Puskesmas

b. Mengetahui karakteristik pengendalian mutu di Puskesmas

c. Mengetahui pengorganisasian dan tata hubungan kerja mutu di

Puskesmas

d. Mengetahui kegiatan pokok dan rincian kegiatan mutu di Puskesmas

e. Mengetahui cara melaksanakan kegiatan dan sasaran mutu di

Puskesmas

f. Mengetahui evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya mutu di

Puskesmas

g. Mengetahui pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan mutu di

Puskesmas

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Agar dapat menambah pengetahuan tentang pengendalian mutu di

Puskesmas.

2. Bagi Puskesmas

Meningkatkan pengetahuan pegawai yang bekerja di Puskesmas

tentang sistem pengendalian mutu.

3. Bagi institusi

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi kepada

institusi mengenai mutu di lingkungan Puskesmas.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mutu

1. Pengertian

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa

pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan

kebutuhan kepuasan. Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan

persyaratan (Amirrudin, 2016).

Mutu pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara

pelayanan kesehatan dasar yang disediakan / diberikan dengan kebutuhan

yang memuaskan pasien atau kesesuaian dengan ketentuan standar

pelayanan (Corby, 2009).

Pengendalian Mutu atau pengendalian kualitas melibatkan

pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa

dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan

dari Pelanggan maupun persyaratan dari produsen itu sendiri (Al-Assaf,

2009).

2. Karakteristik

Karakteristik pengendalian mutu menurut Tjahjono (2014) adalah

sebagai berikut:
6

a. Berorientasi Kepada Konsumen

Produk didesain sesuai dengan keinginan konsumen melalui

riset pasar, sehingga memenuhi spesifikasi desain, serta purna jual

yang baik.

b. Partisipasi aktif yang dipimpin oleh Manajemen Puncak

Konsekuensi rendahnya motivasi pekerja terhadap kualitas

karena kurang perhatian dari manajemen puncak.

c. Adanya pemahaman dari setiap orang terhadap Tanggung Jawab

yang spesifik untuk Kualitas

Adanya komitmen bersama dari level bawah sampai level

atas akan pengertian tentang kualitas.

d. Aktivitas yang Berorientasi Pada Tindakan pencegahan Kerusakan.

Kualitas tidak hanya cukup dilakukan pada mendeteksi

kerusakan , tetapi difokuskan pada tindakan pencegahan dengan cara

melakukan aktivitas secara baik sesuai dengan instruksi pekerjaan,

sesuatu dilakukan dengan cara do it right the first time.

e. Filosofi menganggap bahwa Kualitas Merupakan Jalan Hidup (Way

of life)

Isu-isu tentang kualitasselalu didiskusikan dalam pertemuan

manajemen , karyawan diberikan pelatihan pelatihan tentang konsep

kualitas beserta methode-methodenya. Adanya kultur budaya

perusahaan melaksanakanproses peningkatan kualitas secara terus

menerus.
7

3. Pengorganisasian Dan Tata Hubungan Kerja

Pengorganisasian dan tata hubungan kerja tim mutu menurut

Tjahjono (2014) adalah sebagai berikut:

a. Pengorganisasian

Bagan Organisasi Tim Mutu Di Puskesmas

KETUA TIM MUTU

SEKRETARIS

TIM AUDIT
INTERNAL

Tim mutu Klinis (UKP) &


Tim mutu manajemen Tim mutu UKM
Keselamatan Pasien
8

b. Tata Hubungan Kerja Dan Alur Pelaporan

Garis koordinasi Ka Puskesmas

Garis pelaporan

Ketua m mutu

Ka n mutu Ka m mutu Ka m mutu


admen ukm klini

Unit-unit pelayanan

Ketua tim PMKP bertugas melakukan koordinasi mulai dari

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring kegiatan

peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas. Penanggung

jawab tiap-tiap pokja melakukan koordinasi pelaksanaan dan monitoring

kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien pada pokja yang

menjadi tanggung jawabnya. Ketua tim PMKP bertanggung jawab

terhadap Wakil Manajemen Mutu dalam pelaksanaan kegiatan

peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Wakil Manajemen Mutu

bersama dengan tim PMKP mengadakan rapat koordinasi tiap tiga bulan
9

untuk memonitor kemajuan dalam pelaksanaan kegiatan dan mengatasi

permasalahan (Tjahjono, 2014).

4. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

Menurut Tjahjono (2014) kegiatan pokok dan rincian kegiatan

pengendalian mutu di Puskesmas adalah sebagai berikut:

N Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


o
1 Workshop penggalangan Lokakarya untuk penggalangan
komitmen dan pemahaman komitmen dan pemahanan tentang
tentang mutu dan mutu puskesmas dan keselamatan
keselamatan pasien pasien
2. Workshop dengan Lokakarya dengan masyarakat
masyarakat untuk mendapat untuk mendapat masukan, dengan
masukan tentang mutu dan agenda
kinerja puskesmas
3. Program kegiatan
peningkatan mutu
administrasi manajemen
a Pengumpulan, analisis dan 1) Pengumpulan data indicator
tindak lanjut penilaian penilaian kinerja admen
indicator kinerja 2) Analisis data
administrasi dan 3) Tindak lanjut hasil analisis
manajemen puskesmas
b Audit internal 1) Menyusun rencana audit
tahunan
2) Menyusun instrument audit
3) Melaksanakan audit
10

4) Melaporkan hasil audit dan


menyampaikan rekomendasi
5) Melaksanakan tindak lanjut
hasil audit oleh pihak yang
diaudit
6) Memonitor pelaksanaan tindak
lanjut audit
c Pertemuan tinjauan 1) Persiapan pertemuan tinjauan
manajemen manajemen
2) Melaksanakan pertemuan
tinjauan manajemen
3) Menyampaikan hasil pertemuan
tinjauan manajemen pada pihak
terkait
d Evaluasi kontrak pihak 1) Mengidentifikasi
ketiga pekerjaan/pelayanan yang
diserahkan pada pihak ketiga
2) Menyusun instrument evaluasi
kinerja pihak ketiga
3) Melaksanakan evaluasi kontrak
4) Menyampaikan hasil evaluasi
kontrak pihak ketiga kepada
pimpinan puskesmas
4. Program kegiatan
peningkatan mutu UKM
a Pengumpulan data, analisis 1) Pengumpulan data indicator
dan tindak lanjut penilaian kinerja UKM
indicator kinerja UKM 2) Analisis data
3) Pelaporan hasil penilaian
kinerja
11

4) Tindak lanjut hasil penilaian


kinerja
b Pelaksanaan PDCA pada 1) Identifikasi masalah
tiap-tiap program UKM 2) Analisis masalah
3) Menyusun rencana perbaikan
4) Melaksanakan perbaikan
5) Melakukan evaluasi hasil
perbaikan
6) Tindak lanjut hasil evaluasi
perbaikan
5 Program kegiatan
peningkatan mutu klinis
a Penilaian kinerja pelayanan Memilih dan menetapkan indicator
klinis mutu pelayanan klinis, Sasaran
Keselamatan Pasien dan menyusun
profil indicator
Menyusun panduan penilaian
kinerja pelayanan klinis
Mencatat data melalui sensus
harian
Melaksanakan penilaian kinerja
pelayanan klinis
Melakukan analisis kinerja
pelayanan klinis
Melaksanakan tindak lanjut hasil
analisis kinerja pelayanan klinis
12

b Sasaran Keselamatan Membuat panduan system


Pasien pencatatan dan pelaporan insiden
keselamatan pasien (IKP)
Memonitor capaian sasaran
keselamatan pasien
Melaksanakan pencatatan dan
pelaporan sentinel, KTD, dan KNC
Melakukan analisis kejadian KTD
dan KNC
Melakukan tindak lanjut
c Manajemen risiko Melaksanakan identifikasi risiko
pelayanan obat
Melakukan analisis risiko
pelayanan obat
Menyusun rencana tindak lanjut
Melaksanakan tindak lanjut
d Kontak kerja terkait Menyusun panduan seleksi dan
pelayanan klinis evaluasi kontrak/perjanjian kerja
Melaksanakan evaluasi
kontrak/perjanjian kerja
e Diklat PMKP ekternal dan Menyusun rencana diklat PMKP
internal Melaksanakan diklat PMKP
Memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan diklat PMKP
13

f Peningkatan mutu Identifikasirisikopelayanan lab


pelayanan laboratorium Analisis risiko dan tindaklanjutnya
Pengendalian bahan berbahaya dan
beracun di lab
Pemantauan penggunaan APD di
lab
Pelaksanaan pemantapan mutu
internal
Pelaksanaan pemantapan mutu
eksternal
g Peningkatan mutu Identifikasi risiko pelayanan obat
pelayanan obat Analisis risiko dan tindaklanjutnya
Pemantauan kebersihan penyediaan
obat
H Peningkatan mutu Monitoring pelaksanaan prosedur
pelayanan ANC ANC
Meningkatkan kemampuan deteksi
dini risiko persalinan
Meningkatkan kemampuan dalam
persiapan rujukan dari rumah, dan
dari puskesmas ke rumah sakit

5. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran:

a. Cara melaksanakan kegiatan:

Secara umum dalam pelaksanaan program mutu dan

keselamatan pasien adalah mengikuti siklus Plan Do Check Action.

(Bustami, 2016).
14

b. Sasaran :

1) Komitmen karyawan untuk meningkatkan mutu

2) Tersusunnya tata nilai mutu dan perilaku dalam pemberian

pelayanan

3) Terlaksananya penilaian kinerja baik Admen, UKP, dan UKM

4) Terlaksananya audit internal

5) Terlaksananya pertemuan tinjauan manajemen

6) Dilakukannya tindak lanjut perbaikan terhadap hasil penilaian

kinerja, audit internal, dan pertemuan tinjauan manajemen

7) Seluruh unit pelayanan minimal melakukan satu siklus PDCA

untuk menyelesaikan permalahan yang ada

8) Terlaksananya evaluasi kontrak pihak ketiga

9) Kinerja pelayanan klinis diukur pada semua unit pelayanan

10) Tercapainya sasaran keselamatan pasien

11) 100 % insiden keselamatan pasien dilaporkan dan ditindak lanjuti

12) Manajemen risiko diterapkan di pelayanan laboratorium dan obat

13) Tidak terjadi kematian ibu

14) Terlaksananya diklat PMKP sesuai rencana

15) Tidak terjadi kesalahan pemberian obat

16) Tidak terjadi kesalahan pemeriksaan laboratorium


15

6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporannya

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan

sesuai dengan jadual kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai

pada bulan tersebut (Hardiyansyah, 2011).

7. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan

Menurut Tjahjono (2014) bentuk pencatatan, pelaporan dan

evaluasi kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut :

1) Sensus harian indicator mutu dan pelaporan dilakukan setiap bulan.

2) Dilakukan pencatatan dan pelaporan indikator pelayanan klinis dari

tiap unit kerja.

3) Dilakukan pelaporan hasil analisis penilaian kinerja pelayanan klinis

tiap tiga bulan oleh ketua PMKP kepada Kepala Puskesmas, dan

didistribusikan kepada unit-unit terkait untuk ditindak lanjut

4) Dilakukan pelaporan tahunan hasil analisis penilaian kinerja

pelayanan klinis oleh Ketua PMKP kepada Kepala Puskesmas.


16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut

antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga

berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat

lainnya.

B. Saran

Agar selalu memberikan pelayanan sesuai dengan standar mutu yang

ditetapkan. Komunikasi dengan pasien maupun keluarga perlu ditingkatkan

terutama mengenai sesuatu yang berhubungan dengan rencana dan tujuan

penlayanan yang akan diberikan, sehingga pasien atau keluarga mengetahui

rencana dan jenis perawatan yang akan diterimanya. Meningkatkan disiplin

kepada karyawan yang sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat

menumbuhkan kehandalan pelayanan kesehatan dan akhirnya meningkatkan

mutu pelayanan di Puskesmas.


17

DAFTAR PUSTAKA

Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

Amiruddin, Ridwan. 2016. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam


Pelayanan Kesehatan. Makassar: UNHAS

Bustami.2011.Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.


Jakarta: Erlangga.

Cahyono, J. B. S. 2012. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek


Kedokteran. Yogyakarta. Kanisius

Corby B, 2009. Manajemen Mutu, Total Quality Management. Edisi Revisi,


Yogyakarta.

Depkes RI. 2008. Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik di


Sarana Kesehatan. Jakarta. Bhakti Husada

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi dan


Implementasinya. Yogyakarta: Penerbit Gava Medika

Kemenkes RI. 2015. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.


Jakarta: Depkes RI.

Tjahjono, Koentjoro. 2014. Regulasi Kesehatan di Indonesia.Yogyakarta: CV


Andi Offset.

S-ar putea să vă placă și