Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
bisa menghindari kegiatan fisik dan stres psikologi dan menarik diri dari aktifitas
perifer (berasal dari sistim saraf perifer), vestibuler sentral dan kondisi lain
Hallpike, sedangkan Meniere disease selain pusing berputar, juga disertai adanya
1
tinitus, dan kehilangan pendengaran (Von Brevern et al., 2007). Lima belas
(Joesoef, 2002). Dizziness dan vertigo menempati urutan ketiga tersering yang
Yogyakarta, pasien vertigo yang datang ke poliklinik saraf selama tahun 2004,
sekitar 4,9% dari 13.355 kunjungan (Muzayyin et al., 2005). Vertigo mengenai
semua golongan umur, insidensi 25% pada pasien usia lebih dari 25 tahun, dan
40% pada pasien usia lebih dari 40 tahun, dizziness dilaporkan sekitar 30% pada
et.al., 2012).Studi yang dilakukan oleh Shami et al. (2011) terhadap 124 pasien
di rumah sakit King Abdul aziz Riyadh, menunjukkan bahwa vertigo perifer
rekurensi BPPV dengan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti
2
melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara rekurensi BPPV dengan
yang sudah dilaporkan diantaranya umur, jenis kelamin wanita, penyakit telinga,
trauma kepala, migren, diabetes dan osteoporosis (Cohen et al., 2004). Cukup
banyak penyebab vertigo, baik vertigo tipe perifer maupun tipe sentral. Kelainan
anatomi dan atau fisiologi vertigo terletak pada alat keseimbangan tubuh,
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang
Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala,
2001) Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau
4
2.1.2 Etiologi
stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau
banyak aliran darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan
telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya
sendiri.
dalam waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang terjadi secara
5
2.1.2.4 Kelainan neurologis : tumor otak, tumor yang menekan saraf
vertigo postural.
6
stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,
3) Trauma kepala/labirin.
fobia.
2.1.2.11 Intoksikasi.
1.2.3 Patologi
ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
dan vestibulospinalis.
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual
7
dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri
akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
gejala lainnya.
8
Pathway
9
1.2.4 Manifestasi Klinis
reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun,
lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness),
nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah
1.2.5 Komplikasi
kelemahan otot.
2.2.5.4 Labirimitis
10
1.2.6 Penatalaksaan
1.2.6.1Penatalaksanaan medis.
1) Terapi kausal
2) Terapi simtomatik
3) Terapi rehabilitative
kanan.
tempat tidur.
tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa
diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.
11
1.2.7.3 Pemeriksaan khusus : ENG, Audiometri dan BAEP, psikiatrik.
12
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan Vertigo
2.2.1 Pengkajian
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada
2) Keterbatasan gerak
13
4) Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri
kepala
2.2.1.5.2 Sirkulasi
1) Riwayat hypertensi
ketidakberdayaan depresi.
kepala.
migrain).
14
2.2.1.5.5 Neurosensoris
trauma, stroke.
keras, epitaksis.
tempore.
9) Papiledema.
pascatrauma, sinusitis.
3) Fokus menyempit
menangis, gelisah.
15
2.2.2 Diagnosa
saraf, vasopressor.
2.2.3 Intervensi
Kriteria hasil :
16
2) Anjurkan klien istirahat ditempat tidur. R : istirahat untuk mengurangi
intesitas nyeri
DX2
Kriteria hasil :
dimiliki.
17
2) Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya. R : klien akan
4) Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
dan dihargai.
DX 3
proses pengobatan
Kriteria hasil :
tindakan.
18
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
regimen perawatan.
tentang penyakitnya.
penyakitnya.
4) Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
kurang baik.
19
2.2.4 Imlementasi
2.2.5 Evaluasi
kekambuhan.
terapeutik.
20
2.3 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Nyeri
2.3.1 Definisi
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006). Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan
akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding
21
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau
2.3.3.3 Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari
biasanya
ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi
tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat
22
2.3.4 Klasifikasi Nyeri
2.3.4.1 nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara
2.3.5 Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
23
2.3.6 Stimulus Nyeri
2.3.6.1 Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya
2.3.6.2 Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya pada edema akibat terjadinya
2.3.6.4 Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria
2.3.7.1 Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan
nociceptor.
2.3.7.3 Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri
24
Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara
2.3.7.4 Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon
dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
25
Skala Keterangan
1 Tidak nyeri
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
5 Nyeri hebat
nyeri
sebab
26
2.3.8 Manifestasi Klinis
2.3.8.9 Depresi.
2.3.9 Komplikasi
2.3.9.2 Kejang
2.3.9.4 Hipertensi
2.3.9.5 Hipertermi
27
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan
bermain
1) Kompres dingin
a) Obat
b) Injeksi
2.3.11.1 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di
abdomen.
2.3.11.2 Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
28
2.4 Manajemen Asuhan Keperawatan Nyeri
2.4.1 Pengkajian
29
2) Apa yang mengurangi nyeri
e. T = Time : waktu
2.4.2 Diagnosa
30
3) Tanda-tanda vital sign pasien normal
2.4.3 Intervensi
2) Kaji TTV
Diagnosa 2:
(hospitalisasi)
31
2) Pasien tampak segar
Intervensi :
3) Batasi pengunjung
Rasional : agar pasien lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak.
2.4.4 Implementasi
diselesaikan
2.4.5 Evaluasi
32
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nim : 2015.C.07a..0644
Nama: : Ny. S
Umur: : 45 Tahun
Agama: : Islam
Pekerjaan: : Swasta
Pendidikan : SMA
33
3.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan
berputar-putar, nyeri hilang timbul, nyeri terasa selama 10-15 menit, skala
nyeri 5”.
klien mengatakan pada tanggal 14 oktober 2017, tepatnya pada pukul 12:00
WIB pinggul bagian kanan sampai kaki terasa nyeri, lalu muncul rasa pusing
dan diberi obat captopril. Selanjutnya keesokan hari pada tanggal 15 oktober
2017 klien dibawa ke rumah sakit doris sylvanus, masuk ke Igd diberi terapi
infus asering 20 tpm ditangan sebelah kiri, 3x30 mg/ iv kemudian klien
Klien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya , klien tidak
34
Secara spesifik hubungan anggota keluarga ny. S dapat dilihat pada
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien (Ny.S)
: Tinggal serumah
: Meninggal
35
3.1.3.2 Status Mental tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah tampak
cukup jelas, fungsi kognitif orientasi waktu klien dapat membedakan antara
pagi, siang, malam, orientasi orang pasien dapat mengenali keluarga maupun
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 140/80 mmHg, Nadi
Bentuk dada simetris, tidak nyeri dada, type pernafasan dada dan perut, irama
Klien merasa pusing, tidak ada nyeri dada, Klien merasa kepala sakit dan
finger ataupun kram pada kaki dan tidak terlihat pucat, capillary refill <2
detik, tidak terdapat oedema, tidak terjadi peningkatan vena jugularis dan
36
kesadaran Ny.S comphosmentis, pupil Ny.S isokor tidak ada kelainan, reflex
ini menggunakan kopi dan teh, klien mampu membedakan kedua bau tersebut.
bola matanya kesamping, kanan, dan kiri. Syaraf kranial VII (fasialis): klien
membedakan rasa pahit, manis, asam dan asin. Syaraf kranial X (vagus):
dengan baik.
Uji Koordinasi:
Ekstrimitas atas jari ke jari positif, jari ke hidung positif, ekstrimitas bawah
tumit ke jempol kaki positif. Uji kestabilan tubuh uji kestabilan tubuhTn.
Jnegatif. Refleks kanan dan kiri positip tidak ada yang mengalami kekakuan,
37
uji sensasi Ny.S tidak di kaji tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
produksi urine dengan output urine sekitar 1500 cc/ 24 jam warna urine
kuning kemerahan pekat dan bau khas (amoniak). Tidak ada keluahan dan
Pada pemeriksaan eliminasi alvi (bowel) ditemukan hasil yaitu, bibir kering,
gigi lengkap dan tidak terdapat caries, reflek mengunyah baik, tidak ada
peradangan dan kemerahan pada gusi, tidak ada peradangan dan lesi pada
lidah, mukosa bibir kering, tidak ada peradangan pada tonsil, tidak terdapat
benjolan pada rektum, tidak terdapat hemoroid, BAB 1x/hari dengan warna
cokelat dan konsistensi feses lembek.Tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
parises, tidak ada nyeri, bengkak, kekakuan,serta ukuran otot simetris, tulang
belakang normal dan uji kekuatan otot ekstremitas atas 5555 5555 dan
38
3.1.3.10 Kulit-Kulit Rambut
alergi makanan. Suhu kulit Ny.S hangat , warna kulit normal tidak ada
kelainan, turgor baik kulit halus tidak ada kemerahan tidak ada peradangan,
jaringan parut tidak ada, tekstur rambut lembut, distribusi rambut merata,
bentuk kuku simetris tidak ada kelainan tidak ada masalah keperawatan.
1) Mata/Penglihatan
keluhan dan nyeri yang di rasakan klien, klien juga tidak menggunakan
2) Hidung/Penciuman
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.
39
3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
Ny.S mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin cepat berkumpul dengan
keluarganya.
Tinggi badan 140 cm, berat badan sebelum sakit 60 kg, berat badan saat sakit
59 kg. Diet rendah garam, nasi lembek, tidak kesukaran menelan atau normal.
malam
40
3.1.4.3 Pola istirahat dan tidur
Klien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 7-8 jam sedangkan
pada siang hari 2-4 jam. Saat sakit pasien tidur 5-6 jam pada malam hari dan
3.1.4.4 Kognitif
3.1.4.5 Konsep diri (Gambaran diri, identitas diri, harga diri, peran)
Gambaran diri: klien menyukai tubuhnya secara utuh, ideal diri: klien ingin
cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya, identitas diri: klien seorang ibu
klien tidak tampak sedih ketika mengatakan keluhan yang dirasakan klien
41
3.1.4.8 Nilai-Pola Keyakinan
3.1.5 Sosial-Spritual
Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari, yaitu bahasa dayak dan indonesia
Baik, ditandai dengan perhatian yang diberikan oleh keluarga saat Ny.S di
Klien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain baik itu dengan
Orang yang paling dekat dengan Ny.S adalah suami dan keluarga.
keluarganya.
42
3.1.5 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang lainnya)
berat
43
2x500 mg Intravena Mecobalamin berfungsi
otak.
penyakit perut
perifer migrain.
Mahasiswa,
( Dewi Sartika)
44
3.1.6 Analisa Data
DO : vertigo
Klien tampak mengantuk nyeri akut
Klien tampak gelisah
Adanya kantung mata gangguan pola tidur
Klien tidur hanya 1-2
jam
45
DS : klien mengatakan badan Suplai O2 dan Intoleransi aktivitas
terasa lemah
DO : metabolisme
Aktivitas banyak
peningkatan timbunan
dilakukan ditempat
asam laktat
tidur
Aktivitas klien dibantu kesadaran terganggu
oleh keluaarga
Skala aktivitas 2, fatigue/ kelemahan
memerlukan bantuan
dan pengawasan intoleransi aktivitas
keluarga
Ttv
- Td = 140/80 mmHg
- N = 100 x/mnt
- S = 36,5 C
- RR = 20 x/mnt Ttv
Ujian kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
46
3.3 Intervensi Keperawatan
NamaPasien : Ny.S
RuangRawat :Nusa Indah
47
2. gangguan pola tidur Tujuan: 1. Kaji jumlah jam tidur klie 1. Untuk mengetahui berapa jam tidur
b.d pusing yang Setelah dilakuka tindakan 2. observasi intesitas tidur klien klien
berputar- putar keperawatan selama 3x24 jam 3. Ciptakan lingkungan yang 2. Mengetahui tingkat insomnia klien
di harapkan masalah nyaman 3. Untuk menciptakan suasanaa rileks
keperawatan gangguan pola 4. Jelaskan pentingnya tidur yang yang bisa mempermudah tidur
tidutr dapat teratasi adekuat untuk kesehatan 4. Karena saat tidur tubuh melakukan
Kriteria hasil: 5. Beritahu pada keluarga klien metabolisme
1) Konjungtiva tidak anemis untuk memberikan pijatan yang 5. Kenyamanan tubuh klien dapat
2) Mata tidak berkantung nyaman saat memulai tidur membantu proses memulai tidur
3) Dapat tidur 4-6 jam 6. Kolaborasi dengan dokter 6. Untuk membantu tidur kilen
4) Tidur nyenyak dan tidak program pengobatan jika
mudah terbangun terpengaruhi pada pola tidur
3. intoleransi aktivitas Tujuan : 1. Observasi ttv klien 1. Untuk mengetahui keadaan umum
b.d kelemahan Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi tingkat kemampuan klien
keperawatan 3 x 24 jam klien untuk beraktivitas 2. Untuk mengetahui kemampuan klien
diharapkan klien mampu 3. Anjurkan klien untuk dalam beraktivitas
menoleransikan aktivitas melakukan aktivitas sesuai 3. Menghindari klien melakukan
Kriteria hasil : dengan kemapuan aktivitas diluar kemmpuan
1) Klien mampu melakuan 4. Kolaborasi dengan ahli 4. Untuk melatih otot dan persendian
aktivitas fisioterapi
2) Ttv dalam batas normal
3) Klien tidak lemas
4) Skala aktivitas 1-0
48
3.4Implementasi Keperawatan
Hari
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
Jam
Senin, 1) Mengobservasi ttv S : klien mengatakan masih terasa nyeri atau Dewi
16, Oktober 2) Mengkaji skala nyeri pusing seperti berputar-putar Sartika
2017 3) Mengatur posisi klien senyaman mungkin/ O : - tampak meringis
10:00 WIB semi fowler - Skala nyeri 4
- Tampak gelisah
- Tampak lemas
- Ttv
Td : 140/80 mmHg
N : 100 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
S : 36,5 c
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (4, 5,6)
melakukan tindakan gerak aktif seperti
yang telah diajarkan.
Selasa, 17, 4. mengajarkan kepada klien bagaimana cara S : kilen mengatakan nyeri berkurang meski
oktober melakukan tehnik distraksi dan relaksasi terasa pusing seperti berdenyut-denyut/
2017 - mengoservasi ttv ditarik-tarik
10:00 WIB O : - klien tampak tenang
- Klien senang melakukan tehnik
distraksi daan relaksasi
- Nyeri berkurang menjadi 3 skala
49
- Klien tidak meringis meski ada
terasa nyeri
- Ttv :
td : 130/80 mmHg
N : 79 x/mnt
Rr : 23 x/mnt
S : 36,4 c
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (5,6)
Rabu, 18, 5. Ciptakan lingkungan yang tenang dengan S : klien mengatakan nyeri hilang
oktober cara batasi pengunjung O : - skala nyeri 2
2017 6. Kolaborasi dengan dokter dalam - - Klien tampak tenang
10:00 WIB pemberian terapi pengobatan - - klien tidak tampak meringis
- - ttv dalam batas normal
td : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
S : 36,5 c
A : masalah nyeri teratasi
P : pertahankan intervensi
50
Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal Keperawatan
Jam
Senin, 16 Dx2 1. Mengkaji jumlah jam tidur klien S : Klien Mengatakan : “tidak bisa tidur” Dewi
oktober 2. Mengobservasi intesitas tidur klien O : - klien tampak mengantuk Sartika
2017 - Mata klien berkantung
11:00 WIB - Klien tampak gelisah
A : Masalah belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi (3,4,5)
Selasa , 17 3. Menciptakan lingkungan yang nyaman S : klien mengatakan tidur tidak nyenyak
0ktober 4. Menjelaskan pentingnya tidur yang dan sering terbangun
2017 adekuat untuk kesehatan O :- klien tampak gelisah
11: 00 WIB - Klien tampak mengantuk
- Mata klien berkantung
A : masalah gangguan pola tidur belum
teratasi
P : Lanjutakan intervensi(5,6)
Rabu, 18 5. Memberitahu pada keluarga klien untuk S : klien mengatakan sudah dapat tidur
0ktober memberikan pijatan yang nyaman saat meski hanya 5 jam
2017 memulai tidur O : - tampak tidak ada kantong mata
11:00 WIB 6. Mengkolaborasi dengan dokter program - Klien tampak tenang
pengobatan jika terpengaruhi pada pola - Klien tidak tampak mengantuk
tidur A : masalah gangguan pola tidur teratasi
P : pertahankan intervensi
51
Senin, 16 Dx 3 1. Observasi ttv klien S : klien mengatakan belum bisa beraktivitas Dewi
oktober 2. Observasi tingkat kemampuan klien untuk tanpa bantuan otrang lain Sartika
2017 beraktivitas O : - klien tampak lemas
12:00 WIB - Skala aktivitas 2 memerlukan
batuan dan pengawasan keluarga
- Ttv
Td : 140/80 mmHg
N : 100 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
S : 36,5 c
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Observasi tingkat kemampuan klien
untuk beraktivitas
2) Observasi ttv
selasa, 17
0ktober 3. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas S : klien mengatakan sudah mampu
2017 sesuai dengan kemapuan. beraktivitas walau sedikit
12:00 WIB O : - klien tidak lemas
- Observasi ttv - Skala aktivitas 1
- Ttv
td : 130/80 mmHg
N : 79 x/mnt
Rr : 23 x/mnt
S : 36,4 c
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
52
1) Observasi ttv
2) Observasi tingkat kemampuan klien
untuk beraktivitas
3) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
Rabu , 18
oktober 4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi S : klien mengatakan sudah mampu
2017 - Mengobservasi ttv beraktivitas
12: 00 WIB O : - skala aktivitas 1
- Ttv
td : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
S : 36,5 c
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1) Observasi ttv klien
2) Observasi tingkat kemampuan klien
untuk beraktivtas
3) Kolaborasi dengan ahli fisioterpi
53
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan fungsi, atau bisa juga akibat
kerusakan alat keseimbangan tersebut,gangguan fungsi saraf dalam telinga
dalam,saraf keseimbangan,bahkan gangguan pada pusat keseimbangan di
susunan saraf pusat (otak) kecil di bagian belakang.
gejala vertigo bisa hilang sendiri. Banyak orang yang menganggap bahwa ini
adalah gangguan normal pada semua orang dan bisa sembuh tanpa perawatan.
Tapi beberapa orang juga bisa mengalami kondisi yang lebih parah. Jadi
perawatan untuk vertigo tetap dibutuhkan.
4.2 Saran
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan lapran pendahuluan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
berguna dan bermanfaat baik untuk penulis maupun untuk pembaca.
54
DAFTAR PUSTAKA
55