Sunteți pe pagina 1din 15

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DISUSUN OLEH

AMELIA

001SYE16

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG D III

MATARAM

2018
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1.1 DEFINISI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA


Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah sebagaimana di
kemukakan oleh Depkes (1993, yaitu kegiatan yang dimaksud untuk
memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan
pertolongan kepada lanjut usia secara individu, seperti di rumah/lingkungan
keluarga, panti wreda, maupun puskesmas, yang di berikan oleh perawat
untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota
keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan
latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga
keperawatan melakukan suhan keperawatan di rumah atau panti.
1.2 TUJUAN KEPERAWATAN LANJUT USIA (GERONTIK)
Tujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia menurut Maryam (2008).
Adalah :
1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawatan
dan pencegahan.
2. Membantu dan mempertahankan serta memperbesar semangat hidup
klien lansia.
3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit.
4. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upay promotif,
preventif dan rehabilitatif.
1.3 PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA
Ada beberapa pendekatan perawatan terhadap lanjut usia. Menurut Nugroho
(2000), Pendekatan tersebut adalah pendekatan fisik, pendekatan psikis,
pendekatan sosial, dan pendekatan spiritual.
1. Pendekatan Fisik
Perawat yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-
kejadian yang di alami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik
pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan di
kembangkan, dan penyakit yang dapat di cegah atau di tekan
progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia
dapat di bagi atas dua bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang
keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.
2. Pendekatan Psikis
Pada pendekatan psikis perawat mempunyai peranan penting untuk
mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat
berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang
asing, penampunga rahasia yang pribadi, dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu
memegang prinsip “Tripple S” yaitu sabar, simpatik, dan service. Pada
dasarnya, Klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
saying dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.
Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman tidak
gaduh dan membiarkan mereka dari lingkungan, termasuk perawat yang
memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan
suasana yang aman, tidak gaduh, dan membiarkan mereka melakukan
kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi di milikinya
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia
dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa
keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan
yang di deritanya. Hal itu perlu di lakukan karena perubahan psikologi
terjadi dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi
gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru
terjadi. Berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan
kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecendrungan untuk
tidur di waktu siang dan pergeseran libido.
3. Pendekatan Sosial
4. Pendekatan Spiritual
1.4 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy,
1995). Adapun hal-hal yang perlu di kaji pada pasien lansia adalah sebagai
berikut:
1. Pengkajian data klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, alamat, suku, agama, pekerjaan,
2. Riwayat kesehatan meliputi riwayat penyakit atau masalah kesehatan saat
ini, riwayat penyakit atau kesehatan yang lalu.
3. Pengkajian fisik yang meliputi:
a. Pengkajian kebutuhan dasar
Pengkajian kebutuhan dasar yaitu meliputi empat belas kebutuhan
dasar seperti bernapas dengan normal, tercukupi kebutuhan makan,
mengurangi zat sisa yang tidak berguna, bergerak dan
mempertahankan posisi yang nyaman, tidur dan istirahat, memilih
pakaian pantas, mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal,
menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan, menghindari
bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain,
komunikasi dengan orang lain, beribadah menurut kepercayaan orang,
bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan kebutuhan,
belajar, dan rekreasi.
b. Kemandirian melakukan aktifitas
Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfungsi
mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan
mobilitas serta dapat juga digunakan sebagai kriteria dalam menilai
kemampuan fungsional bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan
keseimbangan. Kemandirian melakukan aktivitas menggunakan 10
indikatoryaitu:
No Item Yang Dinilai Skor

1 Makan (feeding) Tidak mampu = 0

Butuh bantuan memotong, dll = 1

Mandiri = 2

2 Mandi (Bathing) Tergantung orang lain = 0

Mandiri =1

3 Perawatan Diri (Grooming) Membutuhkan bantuan orang lain = 0

Mandiri dalam perawatan muka, rambut,


gigi dan bercukur = 1

4 Berpakaian (Dressing) Tergantung orang lain = 0

Sebagian dibantu misalnya mengancing


baju = 1

Mandiri = 2

5 Buang Air Kecil (Bowel) Inkotinensia, pakai kateter = 0

Kadang kontinensia (maksimal 1x sehari)


=1

Kontinensia = 2

6 Buang Air Besar Inkotinensia, pakai kateter = 0

Kadang kontinensia (sekali seminggu) =


1

Kontinensia = 2

7 Penggunaan Toilet Tergantung bantuan orang lain = 0

Membutuhkan bantuan tetapi dapat


melakukan beberapa hal sendiri = 1

Mandiri = 2

8 Transfer Tidak Mampu = 0

Butuh bantuan untuk bisa duduk (2


orang) = 1

Bantuan kecil (1 orang) = 2

Mandiri = 3

9 Mobilitas Immobile (tidak mampu) = 0

Menggunakan kursi roda = 1

Berjalan dengan banuan 1 orang = 2

Mandiri (meskipun menggunakan alat


bantu seperti tongkat) = 3

10 Naik Turun Tangga Tidak mampu = 0

Membutuhkan bantuan = 1

Mandiri = 2

Keterangan
Skor 20 = Mandiri
Skor 12-19 = Ketergantungan ringan
Skor 9-11 = Ketergantungan sedang
Skor 0-8 = Ketergantungan Berat

c. Pengkajian Keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini dan beri
tanda 1 jika klien menunjukan kondisi di bawah ini:
1. Perubahan posisi atau gerak keseimbangan
a) Bangun dari kursi
b) Duduk ke kursi
c) Menahan dorongan pada sternum
d) Mata tertutup
e) Perputaran leher
f) Gerakan menggapai sesuatu
g) Membungkuk
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan
a) Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
b) Ketinggian langkah kaki
c) Kontinuitas langkah kaki
d) Kesimetrisan langkah kaki
e) Penyimpangan jalur pada saat berjalan
f) Berbalik
Intervensi Hasil

0-5 : Resiko jatuh rendah

6-10 : Resiko Jatuh Sedang

11-15 : Resiko Jatuh tinggi

d. Pengkajian Head To Toe


Pengkajian ini merupakan pengkajian per sistem yang mana meliputi :
1) Teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah seperti postur tulang lansia (tegap,
kifosis, lordosis, skoliosis).
2) Tanda-tanda vital meliputi suhu, tekanan darah, nadi, respirasi,
berat badan, tinggi badan. Status gizi meliputi tinggi badan dan
berat badan, apakah klien malnutrisi protein-kalori, keadaan gizi
yang dapat dilihat dari mukosa mulut, rahang dan bibir,
kemampuan mengunyah dan menelan, kondisi kulit, auskultasi
bising usus, palpasi perut apakah perut kembung, keluhan anorexia,
kerusakan membau dan mengecap, waktu makan, diet sehari-hari,
intake cairan, kaji kebiasaan merokok dan minum alkohol
4. Pengkajian Status Mental
a. SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner) merupakan
pengkajian untuk mengetahui tingkat gangguan intelektual lansia.

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

1. Tanggal berapa hari ini?

2. Hari apa sekarang?

3. Apakah nama tempat ini?

4. Dimana alamat anda?

5. Berapa umur anda?

6. Kapan anda lahir?

7. Siapakah nama presiden sekarang?

8. Siapakah nama presiden sebelumnya?

9. Siapakah nama Ibu/Bapak anda?

10. 2+3=….?

Keterangan :
Jumlah kesalahan :
0 – 2 kesalahan : Baik
2 – 4 kesalahan : Gangguan ringan
5 – 7 kesalahan : Gangguan sedang
7 – 10 kesalahan : Gangguan berat
b. Mini Mental State Examination digunakan untuk menilai status
kognitif pasien

No Tes Nilai Nilai


Maksimal

Orientasi

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), 5


(tanggal) hari apa?
5
Kita berada dimana ? (negara), (provinsi),
2
(kota), (rumah sakit), (lantai/kamar)

Registrasi

3 Sebutkan 3 buah nama benda (jeruk, uang, 3


mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh
mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1
untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai pasien dapat menyebutkan dengan
benar dan catat jumlah pengulangan

Atensi dan Kalkulasi

4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 umtuk setiap 5


jawaban yang benar. Hentikan setelah 5
jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata
“WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang
benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw =
2 nilai)

Mengingat Kembali (Recall)


5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama 3
benda diatas

Bahasa

6 Pasien diminta menyebutkan nama benda 2


yang ditunjukkan (pensil, arloji)

Pasien diminta mengulang rangkaian kata


7 1
:”tanpa kalau dan atau tetapi”

Pasien diminta melakukan perintah “Ambil


8 kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah 3
menjadi dua dan letakkan di lantai”

Pasien diminta membaca dan melakukan


9 1
perintah “Angkatlah tangan kiri anda”

Pasien diminta menulis sebuah kalimat


10 (spontan) 1

11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1

Interpretasi hasil: 30 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik


Keterangan:
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
c. Pengkajian Psikologi
Skala depresi geriatrik Yes savage dalam bentuk singkat yaitu sebagai
berikut.
1. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan
anda?(Ya/Tidak)
2. Sudahkah anda mengeluarkan aktifitas dan minat Anda?
(Ya/Tidak)
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya/tidak)
4. Apakah anda sering bosan? (Ya/tidak)
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu?
(Ya/tidak)
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (Ya/tidak)
7. Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Ya/tidak)
8. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari,
daripada pergi dan melakukan sesuatu yang baru ? (Ya/tidak)
9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya? (Ya/tidak)
10. Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini?
(Ya/tidak)
11. Apakah anda merasa “saya sangat tidak berguna dengan keadaan
anda sekarang?”(Ya/tidak)
12. Apakah ada merasa penu berenergi? (Ya/tidak)
13. Apakah anda berpikir situasi anda tidak ada harapan? (Ya/tidak)
14. Apakah anda berpikir bahwa banyak orang lebih baik daripada
anda? (Ya/tidak)
Keterangan :
Jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1. Nilai 5 atau
lebih menandakan klien depresi.

d. Pengkajian Status Sosial

No Fungsi Apgar Keluarga Skor

1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat tinggal 1


kembali pada keluarga saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menysuahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya membicarakan seusuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya

3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) 2


saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktivitas atau arah
baru

4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1


teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya
seperti mara, sedih atau mencintai

5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2


teman) saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama

Keterangan
Skor 8-10 : fungsi sosial normal
Skor 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor 4-0 : fungsi sosial kurang/ suka menyendiri

5. Pengkajian Prilaku Terhadap Kesehatan


Hal-hal yang perlu dikaji dalam perilaku terhadap kesehatan yaitu
seperti kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau, kebiasaan ngopi,
pengetahuan alkohol atau napza, penggunaan obat-obatan tanpa resep.
6. Pengkajian Lingkungan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti pemukiman, sanitasi, faktor resiko
seperti polusi udara, suara, dll.
7. Pemanfaatan Layanan Kesehatan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti kunjungan ke posyandu, kunjungan
ke puskesmas atau rumah sakit, pembiayaan kesehatan atau asuransi
kesehatan.
8. Tingkat Pengetahuan atau Sikap
Pengetahuan tentang kesehatan atau perawatan, sikap tentang
kesehatan atau perawatan.
1.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis
keperawatan. Diagnosis keperawatan dapat berupa diagnosis keperawatan
individu, diagnosis, keperawatan keluarga dengan lansia, ataupun diagnosis
keperawatan pada kelompok lansia.
Masalah keperawatan yang di jumpai antara lain ketidakseimbangan
nutrisi: kurang/lebihdari kebutuhan tubuh; kerusakan sensori persepsi:
penglihatan, pendengaran; intoleransi aktivitas; risiko cedera; kerusakan
mobilitas fisik; deficit perawatan diri; Inkontinensia urin; gangguan pola
tidur; isolasi sosial; perasaan berduka; harga diri rendah; penguasaan
individu tidak efektif.
Diagnosa keperawatan pada lanjut usia sebagai berikut :
1. Fisik Atau Biologis
a. Gangguan nutrisi : kurang/ berlebihan dari kebutuhan tubuh sampai
dengan pemasukan yang tidak adekuat
b. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sampai
dengan hambaan penerimaan dan pengiriman rangsangan
c. Kurangnya perawatan diri sampai dengan penurunan minat perawatan
diri
d. Potensial cidera fisik sampai dengan penurunan fungsi tubuh
e. Gangguan pola tidur sampai dengan kecemasan atau nyeri
f. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan
napas atau adanya secret pada jalan nafas
g. Gangguan mobilitas fisik sampai dengan kekuatan sendi
2. Psikososial
a. Cemas, isolasi sosial sampai dengan perasaan curiga
b. Menarik diri dari lingkungan sampai dengan perasaan tidak mampu
c. Depresi sampai dengan isolasi sosial
d. Harga diri rendah sampai perasaan ditolak
e. Koping tidak adekuat sampai dengan ketidakmampuan mengemukaan
perasaansecara tepat
f. Cemas dengan sumber keuangan yang terbatas
3. Spiritual
a. Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal
pasangan
b. Penolakan terhadap proses penuaaan sampai dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian
c. Marah terhadap Tuhan sampai dengan kegagalan yang alami
d. Perasaan tidak senang sampai dengan ketidakmampuan melakukan
ibadah secaratepat
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans


Info Media.

Leeckenotte,Annete Glesler.1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta:


EGC.

Maas, M.L, Buckwalter, Kathleen C. Hardy, Marry D. 2011. Asuhan


Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

S-ar putea să vă placă și