Sunteți pe pagina 1din 138

EVALUASI PROGRAM

UPAYA PENINGKATAN PENCAPAIAN CAKUPAN


KELURAHAN SIAGA AKTIF DI PUSKESMAS KELURAHAN TEBET BARAT

Disusun oleh :
Nike Nindiyati 030.11.215
Amelinda Utary 030.12.014
Lifftizia Effif 030.12.148

Pembimbing :
dr. Gita Tarigan, MPH
dr. Robiatul Adawiyah

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 04 JUNI – 25 AGUSTUS 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan evaluasi program “Upaya
Peningkatan Pencapaian Cakupan Kelurahan SiagaAktif di Puskesmas Kelurahan Tebet
Barat”. Evaluasi program ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dalam periode 04 Juni 2018 –
25 Agustus 2018.
Dalam usaha penyelesaian evaluasi program ini, kami banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak.
Untuk itu, kami ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. dr. Gita Tarigan, MPH selaku pembimbing Kepaniteraan IKM.
2. dr. Lindawati M.K.M selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Tebet Barat serta dr.
Robiatul Adawiyah selaku pembimbing, yang telah memberikan masukan dan
semangat selama kami berkegiatan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat.
3. dr. Kartika Putri Pertiwi dan dr. Muhamad Fahrizal yang telah banyak memberikan
bimbingan dan masukan selama berkegiatan di Puskesmas Kecamatan Tebet.
4. Kepada semua pihak di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dan Puskesmas Kecamatan
Tebet yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Trisakti di
Puskesmas Kecamatan Tebet.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan kritikan yang
membangun guna penyempurnaan tugas evaluasi program ini.

Jakarta, Agustus 2018

( Penulis )

2
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI PROGRAM
UPAYA PENINGKATAN PENCAPAIAN CAKUPAN
KELURAHAN SIAGA AKTIF DI PUSKESMAS KELURAHAN TEBET BARAT

Diajukan untuk memenuhi tugas


Kepaniteraan Klinik BagianIlmu Kesehatan Masyarakat Universitas Trisakti
Periode 04 Juli 2018 – 25 Agustus 2018
Di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat, Jakarta Selatan

Disusun oleh:
Nike Nindiyati 030.11.215
Amelinda Utary 030.12.014
Lifftizia Effif 030.12.148

Jakarta, Agustus 2018

Pembimbing Fakultas Pembimbing Puskesmas,

(dr. Gita Tarigan, MPH)(dr. Robiatul Adawiyah)

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan Tebet Barat

(dr. Lindawati, M.K.M)

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ 3
DAFTAR ISI ................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ........................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 9
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 10
1.3 Tujuan Evaluasi Program ............................................................... 10
1.4 Manfaat Evaluasi Program ............................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Desa Siaga......................................................................... 12
2.2 Dasar Hukum Kebijakan Desa Siaga .............................................. 12
2.3 Konsep Desa Siaga ......................................................................... 14
2.4 Sistem Desa Siaga........................................................................... 20
2.5 Kegiatan Desa Siaga ....................................................................... 28
2.6 Tahapan Desa Siaga ........................................................................ 35
BAB III DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS
3.1. Data Umum Puskesmas Kelurahan Tebet Barat ............................ 40
3.2. Data Khusus Puskesmas ................................................................ 53
BAB IV EVALUASI PROGRAM
4.1. Alur Pemecahan Masalah .............................................................. 69
4.2. Identifikasi Cakupan Program ....................................................... 69
4.3. Penentuan Prioritas Masalah
(berdasarkan Hanlon Kuantitatif) .................................................. 74
4.4. Kerangka Pikir Masalah ................................................................ 80
4.5. Penentuan Prioritas Masalah.......................................................... 81
4.6. Urutan Prioritas Masalah ............................................................... 81
4.7. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah .............................. 82
4.8. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah ................................... 86
4.9. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kriteria Matrik........... 87
BAB V METODE DIAGNOSTIK
5.1 Rancangan Diagnostik Komunitas ............................................... 89
5.2 Indikator Keberhaasilan ................................................................ 89
5.3 Lokasi dan Waktu ......................................................................... 89
5.4 Target Sasaran Evaluasi Program ................................................. 89
5.5 Besar Sampel ................................................................................ 90

4
5.6 Analisis Komunitas dan Table Paln of Action 92
BAB VIPENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN
6.1 Evaluasi Intervensi Kegiatan ........................................................ 97
6.2 Evaluasi Data Kualitatif / Wawancara ........................................... 105
6.3 Pembahasan Hasil Kuesioner dan Wawancara ............................. 106
BAB VIIREKAPITULASI HASIL ............................................................. 108
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan ................................................................................... 110
8.2 Saran .............................................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA 113
LAMPIRAN
Lampiran 1 ........................................................................................... 114
Lampiran 2 ........................................................................................... 119
Lampiran 3 ........................................................................................... 124
Lampiran 4 ........................................................................................... 126
Lampiran 5 ........................................................................................... 136

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 38


Tabel 2. Data Geografis 40
Tabel 3. Data Demografi 41
Tabel 4. Data Penduduk per RW 41
Tabel 5. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin.. 42
Tabel 6. Data penduduk berdasarkan jenis kelamin 43
Tabel 7. Data pemeluk agama di Kelurahan Tebet Barat 43
Tabel 8. Sarana Kesehatan 44
Tabel 9. Data Sarana Pendidikan 44
Tabel 10. Daftar 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurah Tebet Barat 44
Tabel 11. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Tahun 2017 54
Tabel 12. Pencapaian peserta KB Tahun 2017 55
Tabel 13. Jumlah Cakupan Imunisasi menurut pencapaian target 55
Tabel 14.Data Indikator Gizi selama Tahun 2017 56
Tabel 15. Balita dengan BMG selama tTahun 2017 57
Tabel 16. Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2017 58
Tabel 17. Frekunesi Penyuluhan Kesehatan Pusekesmas 58
Tabel 18.Hasil Kegiatan P2PM Tahun 2017 60
Tabel 19. Indikator Kelurahan Siaga Aktif 68
Tabel 20. Daftar Pencapaian Program Puskesmas Tahun 2017 70
Tabel 21. Daftar Program Belum Mencapai Target 73
Tabel 22. Program yang Belum Mencapai Target di Puskesmas 74
Tabel 23. Pembagian Interval Kelas 76
Tabel 24. Penentuan Besar Masalah Berdasarkan Kelas 76
Tabel 25. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan 78
Tabel 26. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan dalam
Penanggulangan 79
Tabel 27. Kriteria D (PEARL FAKTOR) 79
Tabel 28. Urutan Prioritas Masalah 81
Tabel 29. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Input 81
Tabel 30. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Proses dan
Lingkungan 83
Tabel 31. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah 86
Tabel 32. Penentuan Prioritas Masalah dengan Kriteria Matriks 87
Tabel 33. Jumlah Sampel 91
Tabel 34. Plan of Action 94
Tabel 35. Daftar Kegiatan 97
Tabel 36. Frekuensi Jenis Kelamin Kader RW 07 Kel. Tebet Barat 98

6
Tabel 37. Frekuensi status pernikahan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 99
Tabel 38. Frekuensi Pekerjaan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 99
Tabel 39. Frekuensi Tingkat Pendidikan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 99
Tabel 40. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 100
Tabel 41. Frekuensi Tingkat Sikap Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 100
Tabel 42. Frekuensi Jenis Kelamin Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 102
Tabel 43. Frekuensi Status Pernikahan masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 102
Tabel 44. Frekuensi Pekerjaan Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 102
Tabel 45. Frekuensi Tingkat Pendidikan Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 103
Tabel 46. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 103
Tabel 47. Frekuensi Tingkat Sikap Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 104
Tabel 48. Rekapitulasi Hasil 108

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Tebet 35


Gambar 2. Problem Solving Cycle 59
Gambar 3. Fishbone 74
Gambar 4. Tingkat Pengetahuan Kader RW 07 Kel. Tebet Barat 100
Gambar.5. Tingkat Sikap Kader RW 07 Kel. Tebet Barat 101
Gambar 6. Tingkat Pengetahuan MasyarakatRW 07 Kel. Tebet Barat 104
Gambar 7. Tingkat Sikap MasyarakatRW 07 Kel. Tebet Barat 105

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup
kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh
Pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku
yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau
misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat.(1)
Untuk mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI
menetapkan visi pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat”. Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan
dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk
dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut dengan
Desa Siaga.(2)
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri.(3) Pada
intinya, desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu
untuk hidup sehat. Untuk dapat danmampu hidup sehat, masyarakat perlu
mengetahui masalah-masalah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

9
kesehatannya, baik sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari
anggota masyarakat.(4)

1.2 Perumusan masalah


a. Terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan tidak terlaksananya
kegiatan Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat.
b. Belum terdapatnya alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan
penyebab masalah yang ditemukan.
c. Penentua prioritas pemecahan masalah sesuai dengan penyebab masalah
yang ada.
d. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut
terhadap kegiatan Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat.

1.3 Tujuan evaluasi program


1.3.1 Tujuan umum
UntukmenilaicapaianindikatorKelurahan Siaga
Aktifdalampenentuantingkatan-tingkatan atau kategori
KelurahanSiagaAktif di Kelurahan Tebet Barat.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui capaian indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet
Barat.
2. Mengidentifikasi penyebab masalah dilihat dari input, proses, maupun
lingkungan pada program Kelurahan Siaga aktif di Kelurahan Tebet
Barat.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya program
Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat.
4. Menentukan alternatif pemecahan masalahdari program Kelurahan Siaga
Aktif di Kelurahan Tebet Barat.
5. Menentukan rencana kegiatan untuk pemecahan masalah dari program
Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat.

10
1.4 Manfaat evaluasi program
1.4.1 Bagi Puskesmas
1. Membantu Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dalam melakukan
identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang
serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
3. Membantu Puskesmas dalam menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan
untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya.

1.4.2 Bagi Mahasiswa


1. Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di puskesmas
sesuai peran dokter komunitas
2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan dimasyarakat dalam program puskesmas.
3. Meningkatkan pemahaman pentingnya upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang komperhensif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kelurahan siaga


Desa/kelurahan siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat-daruratan kesehatan, secara
mandiri.(3)Desa/kelurahan siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar,
mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap
kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain,
dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.(5)

2.2 Dasar hukum kebijakan kelurahan siaga


1.2.1 Landasan hukum desa siaga
Dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 574/Menkes/
SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan Kesehatan, yaitu
Indonesia Sehat 2010.Visi tersebut menggambarkan bahwa pada
tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
sehinggamemiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Beberapa
landasan hukum pelaksanaan desa/kelurahan siaga :(6)
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421).
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

12
Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4337) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor4737);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten/ Kota kepada Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;

13
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang
Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/ Kota kepada Lurah;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564 tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529 tahun
2010
15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan
Gubernur Selaku Wakil Pemerintaha di Daerah.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564 Tahun 2006 tentang
Pengembangan Desa Siaga
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 317 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar
Pelayanan Minimal Bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal.

1.2.2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1529/Menkes/SK/X/2010(7)
Menetapkan :

Kesatu: Keputusan Menteri Kesehatantentang pedoman


umumpengembangandesa dan kelurahan siaga aktif

Kedua: Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga


Aktif sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.

14
Ketiga: Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
digunakan sebagai acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam
rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Keempat: Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sebagaimana


dimaksud dalam Diktum Kedua berada di bawah koordinasi Pusat
Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Kelima: Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pedoman ini


dilaksanakan oleh:
a. Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam
Negeri dan sektor terkait lainnya; dan
b. Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota berkoordinasi dengan Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

Keenam: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

1.2.3 Desa Siaga Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


564/Menkes/SK/VIII/2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengambangan Desa Siaga(8)

Kriteria: Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut
telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)

Target: Pada akhir tahun 2008, seluruh Desa telah menjadi Desa Siaga.
Indikator keberhasilan: Dilihat dari 4 kelompok indikator yaitu: Indikator
masukan Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa
besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut:

15
1. Ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa
2. Ada/tidaknya Poskesdes dan sarana bengunan serta
pelengkapan/peralatannya
3. Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
4. Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
5. Indikator proses; adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif
upaya yang dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengambangan
Desa Siaga.

Indikator proses terdiri atas hal-hal berikut:


1. Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa
2. Berfungsi/tidaknya Poskesdes
3. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada
4. Berfungsi/tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan
kegawat-daruratan dan bencana
5. Berfungsi/tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat
6. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk KADARZI dan PHBS
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
hasil kegiatan yang dicapai di suatu Desa dalam rangka pengembangan
Desa Siaga.

Indikator keluaran terdiri atas hal-hal berikut:


1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes
2. Cakupan pelayanan UKBM-UKBM lainnya
3. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
4. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk
KADARZI dan PHBS Indikator dampak adalah indikator untuk
mengukur seberapa besar dampak dari hasil kegiatan di Desa dalam
rangka pengembangan Desa Siaga.

16
Indikator dampak terdiri atas hal-hal berikut:
1. Jumlah penduduk yang menderita sakit
2. Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa
3. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
4. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia
5. Jumlah balita dengan gizi buruk

2.3 Konsep Desa/Kelurahan Siaga


Desa/Kelurahan Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan (bencana
dan kegawat-daruratan kesehatan) secara mandiri (Depkes RI,2006).(3)
2.3.1 Tujuan dibentuknya Desa Siaga
i. Tujuan umum
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli,
tanggap, mampu mengenali, mencegah serta mengatasimasalah-
masalah kesehatan (bencana dan kegawat-daruratan kesehatan)secara
mandiri di desa/kelurahannya.
ii. Tujuan khusus
a. Meningkatkan komitmen dan kerjasama semua Pemangku
Kepentingan untuk pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
b. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan dan menerapkan perilaku hidup sehat.
c. Mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilens
berbasis masyarakat (meliputi pemantau penyakit, kesehatan ibu,
petumbuhan anak, lingkungan dan perilaku), penanggulngan bencana
dan kedaruratan kesehatan, serta penyehatan lingkungan.
d. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana, maupun
sumber daya lain, yang berasal dari pemerintah, masyarakat dan
swasta/dunia usaha, untuk pengembangan Kelurahan Siaga Aktif.

17
2.3.2 Sasaran dalam Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga
a. Pihak-pihak yang dapat memengaruhi individu dan keluarga, yaitu
tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kader, dan
media massa.
b. Pihak-pihak yang dapat member dukungan atau bantuan, yaitu
pejabat atau dunia usaha.
c. Semua individu dan keluarga di desa.

Semua sasaran di atas diharapkan dapat lebih mandiri dlaam


mengatasi masalah-masalah kesehatan. Untuk menuju Desa Siaga, ada
beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu desa tersebut minimal
mempunyai pos kesehatan desa (poskesdes). Poskesdes di sini
merupakan suatu upaya bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
minimal melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut:
a. Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor risikonya.
b. Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi
kejadian luar biasa serta kekurangan gizi.
c. Kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dan kegatdaruratan
kesehatan.
d. Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya (jika
dekat dengan puskesmas atau pustu maka bisa diambil alih oleh
salah satunya).
e. Kegiatan lain-lain misalnya promosi untuk sadar gizi, perilaku
hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan, dan kegiatan
pengembangan.

Poskesdes di masyarakat juga berfungsi sebagai koordinator dari


UKBM lainnya seperti posyandu, warung obat desa, dan lainnya. Oleh
karena itu, poskesdes perlu didukung sumber daya tenaga (minima; satu
orang perawat maternitas atau bidan dan dua orang kader) serta sarana

18
(fisik bangunan, peralatan dan perlengkapan, serta alat komunikasi ke
masyarakat dan puskesmas). Untuk membentuk poskesdes tidak harus
memulai dari awal, tetapi bisa dengan menggunakan sumber daya
kesehatan yang sudah ada seperti berikut:
a. Polindes yang sudah ada dikembangkan menjadi poskesdes.
b. Memanfaatkan bangunan lain yang sudah ada misalnya balai
desa.
c. Dibangun baru dengan alternative (bantuan pemda atau pempus,
donator, dunia usaha, dan swadaya masyarakat).

2.3.3 Indikator keberhasilan Desa/Kelurahan Siaga.


a. Indikator masukan (input), seperti ada/tidaknya forum
masyarakat desa, poskesdes atau sarananya, tenaga kesehatan, dan
UKBM lain.
b. Indikator proses (process),seperti frekuensi pertemuan masyarakat
desa, ada atau tidaknya kunjungan rumah kadarzi dan PHBS, serta
berfungsi atau tidaknya Poskesdes, UKBM yang ada, sistem
kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan bencana, dan
sistem surveylans (pengamatan dan pelaporan).
c. Indikator pengeluaran (output),seperti cakupan pelayanan
kesehatan Poskesdes, pelayanan UKBM yang ada, rumah tangga
yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS, serta
jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan atau
diatasi.
d. Indikator dampak (outcome),seperti jumlah jiwa yang menderita
sakit (angka kesakitan kasar) dan gangguan jiwa, jumlah ibu
melahirkan yang meninggal dunia, juga jumlah bayi dan balita yang
meninggal dunia serta menderita gizi buruk.

19
2.4 Sistem Desa Siaga(9)
2.4.1 Tahapan Desa Siaga
1. Tahap Bina
Pada tahap ini forummasyarakat desa mungkin belum aktif, namun telah
ada forum/lembaga masyarakat desa yang sudah berfungsi, misalnya
kelompok rembuk desa, kelompok yasinan, dsb. Demikian juga
Posyandu dan Polindesnya mungkin masih pada tahap pratama.
Pembinaan intensif dari petugas kesehatan dan petugas sektor lainnya
sangat diperlukan, misalnya dalam bentuk pendampingan saat ada
pertemuan forum desa untuk meningkatkan kinerja forum

2. Tahap Tumbuh
Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif dari anggota forum
sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu. Demikian juga Polindes
dan Posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya.Pendampingan dari
tim Kecamatan atau petugas dari sektor/LSM masih sangat diperlukan
untuk pengembangan kualitas Posyandu atau pengembanganlainnya.
Disamping itu sistem surveilans berbasis masyarakat juga sudah sudah
dapat berjalan, artinya masyarakat mampu mengamati penyakit ( menular
dan tidak menular ) serta faktor risiko di lingkungannya secara terus
menerus dan melaporkan serta memberikan informasi pada petugas
kesehatan / yang terkait.

3. Tahap Kembang
Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif
dan mampu mengembangkan kegiatansesuai kebutuhan masyarakat
dengan biaya berbasis masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat
menghadapi bencana dan kejadian luar biasa telah dilaksanakan dengan
baik, demikian juga dengan sistem pembiyaan kesehatan berbasis
masyarakat.

20
4. Tahap Paripurna
Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria Desa Siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta
berperilaku hidup bersih dan sehat. Masyarakatnya sudah mandiri dan
siaga tidak hanya terhadap masalah kesehatan yang mengancam, namun
juga terhadap kemungkinan musibah / bencana non kesehatan. .
Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi.

2.4.2 Indikator pencapaian keberhasilan tahap Desa Siaga


1. Forum Masyarakat Desa
Adalah sekelompok anggota masyarakat desa/Kelurahan yang sepakat
untuk peduli memecahkan masalah dan mengembangkan program-
program pembangunan antara lain kesehatan, di wilayahnya.Forum ini
secara berkala melakukan pertemuan dan dipimpin oleh seorang ketua
dan dibantu oleh sekretaris dan anggota.Jika di desa/Kelurahan belum
ada forum sejenis ini, maka desa/kelurahan dapat memulai dari
forum/lembaga yang sudah ada dan berfungsi di masyarakat misalnya:
rembuk desa, kelompok yasinan/majelis taklim, persekutuan doa,
kelompok karang taruna, kelompok peduli dan sejenisnya.

2. Pelayanan Kesehatan Dasar


Adalah upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan oleh seorang
petugas keperawatan sesuai kompetensinya, dibantu oleh kader yang
berasal dari masyarakat setempat. Pelayanan kesehatan dasar disini
berupa upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilakukan di suatu
tempat/pos yang disediakan oleh masyarakat melalui pemberdayaan.
Fasilitas tersebut bisa merupakan milik Pemerintah ataupun organisasi
swasta ataupun perorangan. Lokasi sarana pelayanan kesehatan tidak
harus di dalam desa (terutama bagi kelurahan di kota besar), yang
penting masyarakat desa tersebut mempunyai akses untuk mendapatkan

21
pelayanan kesehatan secara mudah. Jika tidak ada petugas kesehatan
yang bertempat tinggal di desa tersebut , maka tugas pendampingan dan
penghubung dilakukan oleh Petugas Pembina Desa dari Puskesmas yang
secara berkala melakukan tugasnya di desa tersebut.

3. UKBM
Wujud pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang berkembang
sesuai kebutuhan setempat, misal Posyandu, Poskesja,TOGA,
KPKIA,dsb.

4. Dibina oleh Puskesmas PONED


Puskesmas PONED (PelayananObstetrik Neonatal EmergensiDasar)
adalah puskesmas yang melayani rujukan kegawat daruratan ibu hamil,
ibu melahirkan dan bayi baru lahir dari desa-desa yang satu wilayah
maupun desa yang merupakan bagian dari jaringan rujukan.
Desa yang mendapat binaan dari Puskesmas PONED utamanya dalam
sistem rujukan kegawatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, janin dan
bayi baru lahir (kurang dari 1 bulan). Desa tersebut tidak harus dalam
satu wilayah administrasi Puskesmas PONED, namun merupakan bagian
dari jaring rujukan. Bagi suatu wilayah dimana Puskesmas PONED tidak
ada atau jumlahnya sangat terbatas atau posisi geografisnya jauh dari
lokasi desa, pembinaan Puskesmas PONED bisa diambil alih oleh RSU
utamanya RS PONEK. Yang paling penting adalah setiap kasus
kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir
dapat dengan mudah mendapat pelayanan yang adekuat.

5. Surveilans Berbasis Masyarakat


Adalah pengamatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
masyarakat terhadap gejala atau penyakit menular potensial KLB,
penyakit tidak menular termasuk gizi buruk serta faktor
risikonya.Kejadian lain di masyarakat, dan segera melaporkan kepada

22
petugas kesehatan setempat untuk ditindaklanjuti.Contoh penyakit
menular TBC, HIV/AIDS, kusta. Penyakit menular potensial KLB antara
lain diare, difteri, polio, campak, flu burung, typhus, hepatitis, malaria,
DBD, dll.
Faktor risiko antara lain :
a. Adanya penolakan masyarakat terhadap imunisasi
b. Adanya Kematian unggas
c. Adanya tempat-tempat perindukan nyamuk
d. Adanya migrasi penduduk (in/out)
e. Perilaku yang tidak sehat.

Kondisi lain :
a. Faktor risiko tinggi ibu hamil,bersalin , menyusui dan bayi baru lahir
b. Kejadian lain di masyarakat
c. Keracunan makanan
d. Bencana
e. Kerusuhan

Bentuk pengamatan masyarakat (anggota keluarga, tetangga, kader)


disesuaikan dengan tatacara setempat, misalnya pengamatan terhadap
tanda penyakit :
a. Batuk yang tidak sembuh dalam waktu 2 minggu
b. Bercak putih di kulit yang mati rasa
c. Ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi ( 4 terlalu,
kedaruratan pada kehamilan sebelumnya,dll )
d. Bayi baru lahir yang kuning, tidak bisa menetek,dll
e. Balita yang tidak naik berat badannya

Bentuk laporan adalah lisan atau menggunakan alat komunikasi yang ada
di desa (telepon, telepon seluler ataupun Handy Talkie) dan segera

23
disampaikan kepada petugas kesehatan setempatatau Petugas Pembina
Desa.

2. Sistem Siap Siaga Dan Penanggulanan Bencana Berbasis Masyarakat


Suatu tatanan yang berbentuk kemandirian masyarakat dalam
kesiapsiagaan menghadapai situasi kedaruratan (bencana, situasi khusus,
dll).Masyarakat sudah dipersiapkan apabila terjadi situasi darurat maka
mereka tahu harus berbuat apa, mengetahui tempat untuk mencari
maupun memberi informasi kemana.
Masyarakat diharapkan memperhatikan gejala alam pada lingkungan
setempat mampu mengenali tanda akan timbulnya bencana dan
selanjutnya melakukan kegiatan tanggap darurat sebagaimana pernah
dilatihkan untuk menghindari / mengurangi jatuhnya korban.
Informasi mengenai tanda tanda bahaya tersebut berasal dari sumber
yang bisa dipercaya, misalnya dari perangkat desa (yang memperolehnya
dari kecamatan), berita resmi di TV atau telepon dari Pemerintah Daerah
Kabupaten / Kota.
Penyebaran informasi mengikuti tatacara setempat, misalnya
menggunakan titir/ kentongan, pengeras suara dari musholla atau dari
mulut ke mulut.

3. Sistem Pembiayaan Kesehatan Berbasis Masyarakat


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian,
pengalokasian dan pembelanjaan dana yang bersumber dari masyarakat
untuk menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Bentuk penggalian dana bisa berupa jimpitan, uang sukarela pada saat
pertemuan, arisan ,pengajian atau tabungan sosial masyarakat dengan
jumlah yang sudah ditetapkan/disepakati.Pengalokasian dana disesuaikan
dengan kebutuhan setempat, misalnya bantuan bagi warga yang harus
dirawat di Rumah Sakit, menjalani operasi medis, melahirkan, pemberian

24
makanan tambahan penyuluhan (di Posyandu) atau pemulihan bagi
sasaran yang bergizi buruk , dan sebagainya.
Pembelanjaan dana diserahkan besar dan jenisnya sesuai kesepakatan
sedangkan dana dikelola oleh orang yang terpercaya dan dapat
mempertanggung jawabkan semua pembelanjaan kepada masyarakat.

4. Masyarakat ber-PHBS
Adalah masyarakat yang dapat menolong diri sendiri untuk mencegah
dan menanggulagi masalah kesehatan, mengupayakan lingkungan sehat,
memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan UKBM.
Yang dimaksud mencegah: adalah mengupayakan agar yang sehat tetap
sehat dengan mempraktikkan gaya hidup sehat dan perilaku hidup bersih
dan sehat termasuk pola makan dengan gizi seimbang, menjaga
kebersihan pribadi, berolah raga, menghindari kebiasaan yang buruk,
serta berperan aktif dalam pembangunan kesehatan masyarakat
(promotif – preventif).
Yang dimaksud menanggulangi: adalah mengupayakan agar yang
terlanjur sakit atau mengalami gangguan gizi tidak menjadi semakin
parah, tidak menulari orang lain dan bahkan dapat disembuhkan, serta
dipulihkan kesehatannya dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada (kuratif – rehabilitatif). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini
terdiri dari ratusan praktik kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas
pada indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja program
kesehatan.

5. Lingkungan Sehat
Lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan
memadai, perumahan pemukiman sehat, yaitu :
a. Terpeliharanya kebersihan tempat-tempat umum dan institusi yang
ada di desa, antara lain: pasar, tempat ibadah, perkantoran dan
sekolah.

25
b. Terpeliharanya kebersihan lingkungan rumah: lantai rumah bersih,
sampah tak berserakan, saluran pembuangan air limbah terawat baik
c. Membuka jendela setiap hari.
d. Memilikikecukupanakses air bersih (untukminum, masak, mandi dan
cuci) dan sanitasidasar.
e. Mempunyaipolapendekatanpemberdayaanmasyarakatuntukpemenuh
ansanitasidasar(ada jamban, mandicuci ditempatkhusus)

2.4.3 Pendekatan pengembangan desa siaga


Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu,
memfasilitasi, mendampingi masyarakat yang terorganisasi dan
dilakukan oleh forum mealui siklus pemecahan masalah yang
terorganisasi dan dilakukan oleh forum masyarakat desa melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasimasalah, penyebab masalah, dan sumberdaya,
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
b. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternative pemecahan
masalah.
c. Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak
merencanakan dan melaksanakannya.
d. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelesatarian upaya yang
telah dilakukan.

1. Pengembangan Tim Dalam Petugas


Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan lainnya
dialaksanakan. Tujuan langkah ini adalah persiapan para petugas
kesehatan yang berada di wilayah puskesmas, baik petugas teknis
maupun petugas administrasi. Persiapan para petugas ini dapat
berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau pelatihan yang bersifat
konsolidasi, yang di sesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran atau
out put dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan

26
fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu untuk melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat.

2. Pengembangan Tim Dalam Masyarakat


Tujuan langkah ini adalah mempersiapakan para petugas, tokoh
masyarakat, dan masyarakat (forum masyarakat desa) agar mereka
mengetahui dan mau bekerjasama dalam satu untuk mengembangkan
desa siaga. Langkah ini, termasuk kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan, bertujuan agar mereka mau memberi dukungan,
baik berupa kebijakan atau anjuran, persejuan, dana, maupun
sumberdaya lain sehingga pengembangan desa siaga dapat berjalan
dengan lancar. Pendekatan pada tokoh–tokoh masyarakat bertujuan agar
mereka memahami dan mendukung,khususnya dalam membentuk opini
masyarakat guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan
desa siaga.

3. Survei Mawas Diri


Survei Mawas Diri (SMD) atau telah mawas diri (TMD) atau Comunity
Self Survei (CSS) bertujuan agar tokoh masyarakat mampu melakukan
telah mawas diri untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh tokoh-
tokoh masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan.
Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah
kesehatan dan daftar potensi di desa yang dapat di daya gunakan dalam
mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut,termasuk dalam rangka
membangun poskedes.
Bentuk :
a) Curah Pendapat
b) Pengisisan Kartu MawasDiri
c) Observasi lapangan dll
d) Penyajian Data berupa : - Data masalah
- Data potensi

27
4. Musyawarah Masyarakat Desa
Tujuan penyelenggaraan Musyawarah MasyarakatDesa (MMD) ini
adalah mencari alternative penyelesaian,masalah kesehatan dan upaya
membangun poskesdes dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa.
Disamping itu,untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan
desa siaga.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disampaikan,
biasanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi serta harapan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
menentukan prioritas, serta langkah-langkah solusi untuk
pengembangan poskesdes dan pengembangan desa siaga.

2.5 Kegiatan Desa Siaga


2.5.1 Persiapan(10)
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Pusat:
Penyusunan pedoman.
Pembuatan modul-modul pelatihan.
Penyelenggaraan Pelatihan bagi Pelatih atau Training of Trainers (TOT).
2. Provinsi:
Penyelenggaraan TOT (tenaga kabupaten / Kota).
3. Kabupaten / Kota:
Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.
Penyelenggaraan pelatihan kader.

2.5.2 Pelaksanaan(10)
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Pusat:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.

28
2. Provinsi:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
3. Kabupaten / Kota:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Penyiapan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam rangka penanggualangan
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
4. Kecamatan:
Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga.

2.5.3 Pemantauan dan Evaluasi(10)


Dalam tahap pemantauan dan evaluasi, hal-hal yang perlu dilakukan
adalah:
1. Pusat:
Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan pengembangan
Desa Siaga.
2. Provinsi:
Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
Melaporkan hasil pemantauan ke pusat.
3. Kabupaten / Kota:
Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
Melaporkan hasil pemantauan ke Provinsi.
4. Kecamatan:
Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
Melaporkan pengembangan ke Kabupaten /Kota.

2.5.4 Pendekatan Pengembangan Desa Siaga(10)


Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu /
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui
siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi
(pengorganisasian masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap-tahap:

29
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan
masalah.
3. Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak, merencanakan
dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang
telah dilakukan.
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara garis
besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-
kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah
mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah
Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.
Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas yang
memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu
tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan
masyarakat.
b. Pengembangan Tim di Masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para
petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan
mau bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa
Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik
berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau

30
sumber dana yang lain, sehingga pembangunan Desa Siaga dapat
berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh
masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung,
khususnya dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim
yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.
Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan
moral, dukungan financial atau dukungan material, sesuai
kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan
Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga
Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan
lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikut sertakan dalam
setiap persemuan dan kesepakatan.
c. Survei Mawas Diri
Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD)
atau Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-
pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk
desanya. Survey ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka
masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan
demiian, mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi
di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya,
termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu,
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan
keterampilan bagi mereka.
Keluaran atau output dan SDM ini berupa identifikasi
masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat
didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
tersebut, termasuk dalam rangka membangun Poskesdes.

31
d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa
(MMD) ini adalah mencari alternative penyelesaian masalah
kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, diakitkan dengan
potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk menyusun
rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga.
Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari
tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan
Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat,
termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi muda setempat.
Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha
yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan
kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disajikan, utamanya dalah daftar masalah kesehatan, data potensial,
serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing
individu / institusi yang diwakilinya, serta langkah-langkah solusi
untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan masing-masing
Desa Siaga.

2.5.5 Pelaksanaan Kegiatan(10)


Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui
pertemuan khusus para pemimpin formal desa dan tokoh
masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan

32
secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan
kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
b. Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan
kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau
pelatihan. Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang
berlaku. Materi orientasi/pelatihan yang berlaku. Materi
orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di
desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga (sebagaimana telah
dirumuskan dalam Rencana Operasional).
Yaitu meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum,
pembangunan dan pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan
pengelolaan UBKM lain, serta hal-hal penting terkait seperti
kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar
Gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit
menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB-PLP), kegawatdaruratan sehari-hari, kesiap-
siagaan bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD),
diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan melalui Taman Obat Keluarga (TOGA), kegiatan
surveilans, PHS, dan lain-lain.

c. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain


Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan
dari Polindes yang sudah ada.Apabila tidak ada Polindes, maka
perlu dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja tentang
alternative lain pembangunan Poskesdes. Dengan demikian
diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan,
membangun baru dengan fasilitas dari pemerintah, membangun

33
baru dengan bantuan dari donatur, membangun baru dengan
swadaya masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada.
Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan,
kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang
diperlukan dan belum ada di desa yang bersangkutan, atau
merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang / tidak aktif.

d. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga


Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang
bersangkutan telah dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah
Desa Siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem
surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB, penggalangan dana, pemberdayaan masyarakat menuju
KADARZI dan PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan
kesehatan dasar (bila diperlukan).
Selain itu, diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM
lain seperti Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman kepada
panduan yang berlaku.Secara berkala kegiatan Desa Siaga
dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai
sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Desa
Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.

2.5.6 Pembinaan dan Peningkatan(10)


Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja
sektor lain, serta adanya keterbatasan sumber daya, maka untuk
memajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama
dengan berbagai pihak. Perwujudan dan pengembangan jejaring Desa
Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara internal di

34
dalam desa sendiri dan atau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal
sekali dalam setahun). Upaya ini selain untuk memantapkan kerjasama,
juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman
dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Yang juga
tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor,
khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran
Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah
keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu
dikembangkan upay-upayauntuk memenuhi kebutuhan para kader agar
tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan
kebutuhan sosial psikologinya harus diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sedangkan kader-kader yang
masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu
untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian
gaji/intensif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan
pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di
Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register
UKBM (contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu
dan Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu)

2.6 Tahapan Desa Siaga(11)


2.6.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Pratama:
a. Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa/Kelurahan, tetapi belum
berjalan
b. Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan
Desa/kelurahan Siaga Aktif minimal dua orang
b) Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari

35
c) Sudah memiliki Posyandu, tetapi UKBM lainnya tidak aktif
d) Sudah ada dana untuk pengembangan Desa/KelurahanSiaga aktif
dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan tetapi belum ada
sumber dana lainnya.
e) Ada peran aktif dari masyarakat namun belum ada peran aktif
organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan Desa/kelurahan Siaga
Aktif.
f) Belum memiliki peraturan di tingkat desa atau keurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
g) Kurang dari 20% rumah tangga di Desa/Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2.6.2 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Madya:


a) Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang
berjalan, tetapi belum secara rutin setiap triwulan.
b) Sudah memiliki Kader pemberdayaan Masyarakat/Kader Kesehatan
Desa dan kelurahan Siaga Aktif antara 3-5 orang.
c) Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan setiap
hari.
d) Sudah memiliki posyandu dan dua UKBM lainnya yang aktif.
e) Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta satu sumber dana lainnya baik dari masyarakat
ataupun dunia usaha.
f) Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari satu ormas
dalam kegiatan Desa atau Kelurahan Siaga aktif.
g) Sudah memiliki peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif , tetapi belum direalisasikan.
h) Minimal 20 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

36
2.6.3 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Purnama :
a) Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang berjalan
secara rutin, setiap triwulan.
b) Sudah memiliki kader pemberdayaan masyarakat / kader kesehatan
desa dan kelurahan siaga aktif antara 6-8 orang.
c) Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
d) Sudah memiliki posyandu dan tiga UKBM lainnya yang aktif.
e) Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan desa dan kelurahan
siaga aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta
mendapat dukungan dana dari masyarakat dan dunia usaha.
f) Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari dua ormas
dalam kegiatan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
g) Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan desa
/kelurahan siaga aktif.
h) Minimal 40 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2.6.4 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri :


a) Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa / Kelurahan yang berjalan
secara rutin setiap bulan.
b) Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/ kader kesehatan
Desa/Kelurahan Siaga Aktif lebih dari Sembilan orang.
c) Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
d) Sudah memiki posyandu dan lebih dari empat (UKBM) lainnya yang
aktif dan berjejaring.
e) Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa

37
ataukelurahan serta mendapat dukungan dana dari masyarakat dan
dunia usaha.
f) Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua ormas
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif .
g) Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan
desa/kelurahan siaga aktif.
h) Minimal 70 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Tabel 1. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif(11)
PENGEMBANGAN DESA / KELURAHAN SIAGA AKTIF
KRITERIA
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Forum Desa/ Ada, tetapi belum Berjalan, tapi Berjalan setiap Berjalan setiap
Kelurahan berjalan belum rutin triwulan bualan
setiap triwulan
KPM/Kader Sudah ada minimal 2 Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9
Kesehatan orang orang orang orang atau
lebih
Kemudahan akses Ya Ya Ya Ya
pelayanan kesehatan
dasar
Posyandu & UKBM Posyandu ya, UKBM Posyandu & 2 Posyandu & 3 Posyandu & 4
lainnya aktif lainnya tidak aktif UKBM lainnya UKBM lainnya UKBM lainnya
aktif aktif aktif
Dukungan dana Sudah ada dana dari Sudah ada dana Sudah ada dana Sudah ada dana
untuk kegiatan pemerintah Desa dan dari pemerintah dari pemerintah dari pemerintah
kesehatan di Desa Kelurahan serta satu Desa dan Desa dan Desa dan
dan Kesehatan : sumber dana lainnya Kelurahan serta Kelurahan serta Kelurahan serta
- Pemerintah Desa dua sumber dana dua sumber dua sumber
dan Kelurahan lainnya dana lainnya dana lainnya
- Masyarakat
- Dunia Usaha
Peran serta Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif
masyarakat dan masyarakat dan tidak masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan
Organisasi ada peran aktif ormas peran aktif satu peran aktif dua peran aktif
kemasyarakatan ormas ormas lebih dari dua
ormas

38
PENGEMBANGAN DESA / KELURAHAN SIAGA AKTIF
KRITERIA
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Desa atau Peraturan Belum ada Ada, belum Ada, sudah Ada, sudah
Bupati/Walikota direalisasikan direalisasikan direalisasikan
Pembinaan PHBS di Pembinaan PHBS Pembinaan Pembinaan Pembinaan
Rumah Tangga kurang dari 20% PHBS minimal PHBS minimal PHBS minimal
rumah tangga yang 20% rumah dari 40% rumah dari 70%
ada tangga yang ada tangga yang ada rumah tangga
yang ada

Dengan ditetapkannya tingkatan atau kategorisasi tersebut diatas, maka


Desa Siaga dan Kelurahan Siaga yang saat ini sudah dikembangkan harus
dievaluasi untuk menetapkan apakah masih dalam kategori Desa dan Kelurahan
Siaga atau sudah dapat dimasukan ke dalam salah satu dari tingkatan/kategori
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif. Evaluasi ini dilakukan dengan mengacu
kepada petunjuk teknis yang disusun bersama oleh Kementrian Dalam Negeri
dan Kementrian Kesehatan.(11)

39
BAB III

DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS KELURAHANTEBET BARAT

3.1 Data Umum Puskesmas


3.1.1 Data Wilayan Kerja Puskesmas
Puskesmas Kelurahan Tebet Barat berdiri sejak tahun 1962
dahulunya sebagai balai pengobatan masyarakat kemudian berkembang
menjadi Puskesmas Tingkat Kecamatan Tebet yang akhirnya ditutup.
Puskesmas tingkat Kecamatan Tebet pindah ke Jl. Prof. Dr. Soepomo no.
54.
Tahun 1989 Puskesmas ini dibuka kembali hingga sekarang
bernama Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dipimpin oleh seorang
Dokter Umum yang disebut Kepala Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
dengan alamat Jl. Tebet Barat Dalam IX/64 RT. 06/04 Keluhan Tebet
Barat Kecamatan Tebet Jakarta Selatan.

3.1.2 Data Demografi


Tabel 2. Data Geografis
LOKASI KETERANGAN
Luas Wilayah 171.60 Ha
Sebelah Utara Jl. Tebet Dalam I
Sebelah Barat Jl. Pof. Supomo SH dan Dr. Sahardjo
Sebelah Timur Jl. Let. Jend. MT. Haryono
Sebelah Selatan Saluran air/jalur hijau Kel. Tebet Barat
RT 102
RW 8

Kondisi Wilayah pada umumnya menengah keatas:


Daerah rawan banjir : RT 005 s/d 013 RW 07, RT 14s/d 17 RW 01
Daerah kumuh/miskin : RW 07 dan RW 01
Daerah rawan DBD : RW 01, 02, 03 04, 05, 06, 07

40
Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Tebet

Tabel 3. Data Demografi


KETERANGAN JUMLAH
Jumlah Penduduk 24.295 orang
Jumlah Laki-laki 11.955 orang
Jumlah Perempuan 12.340 orang
KK 8.482 orang
Kepadatan Penduduk 141,26 jiwa/km2

Adapun data perubahan penduduk sampai dengan bulan Desember 2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel. 4 Data Penduduk per RW
RW WNI WNA Jumlah
No.
L P Jumlah L P Jumlah
1 01 2,059 2,412 4,471 - - - 4,471
2 02 1,187 1,128 2,315 - - - 2,315

41
RW WNI WNA Jumlah
No.
L P Jumlah L P Jumlah
3 03 1,520 1,550 3,070 - - - 3,070
4 04 1,498 1,433 2,931 - 7 7 2,938
5 05 1,413 1,641 3,054 12 - 12 3,066
6 06 1,133 1,437 2,570 - - - 2,570
7 07 1,985 1,529 3,514 - - - 3,514
8 08 1,148 1,203 2,351 - - - 2,351
Jumlah 11,943 12,333 24,276 12 7 19 24,295
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat 2017

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

GOLONGAN WNI WNA


NO JUMLAH JUMLAH TOTAL
UMUR L P L P
1 0–4 1.545 1.547 3.092 1 0 1 3.093
2 5–9 1.079 1.116 2.195 2 0 2 2.197
3 10 – 14 1.075 1.058 2.133 2 0 2 2.135
4 15 – 19 1.122 1.078 2.200 1 0 1 2.201
5 20 – 24 1.152 1.242 2.394 0 2 2 2.396
6 25 – 29 1.130 1.224 2.354 1 0 1 2.355
7 30 – 34 1.159 1.131 2.290 0 0 0 2.290
8 35 – 39 661 826 1.487 0 0 0 1.487
9 40 – 44 1.045 1.142 2.187 0 1 1 2.188
10 45 – 49 1.074 1.023 2.097 2 3 5 2.102
11 50 – 54 685 662 1.347 1 0 1 1.348
12 55 – 59 122 131 253 0 0 0 253
13 60 – 64 51 64 115 0 0 0 115
14 65 – 69 28 62 60 1 0 1 91
15 69 – 74 8 15 23 0 1 1 24
16 75-keatas 7 12 19 1 0 1 20
Total 11.943 12.333 24.276 12 7 19 24.295
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat 2017

42
Tabel 6. Data Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Tebet Barat Tahun 2017
Jenis kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 11.955 49.21%


Perempuan 12.340 50.79%

Total 24.295 100%


Sumber : Data Statistik Kelurahan Tebet Barat tahun 2017

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖


𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
11.955
= 𝑥 100
12.340
= 96,9 %

Sex Ratio di wilayah kerja Puskesmas Tebet Barat adalah (jumlah penduduk
laki-laki / jumlah penduduk perempuan) x 100% = (11.955/12.340) x 100% = 96,9 %,
sehingga disimpulkan bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat 97 orang penduduk
laki-laki di Kelurahan Tebet Barat.

Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas


Kelurahan Tebet Barat

Agama Jumlah Pemeluk KETERANGAN %


Islam 22.219 91,46 %
Kristen Protestan 694 2,86%
Katholik 576 2,37 %
Budha 450 1,85 %
Hindu 356 1,47%
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat Tahun 2017

43
Tabel 8. Tabel Sarana Kesehatan
NO NAMA JUMLAH KETERANGAN
1 Puskesmas 1 Puskesmas Kelurahan RS.
2 Rumah Sakit / Bersalin 3 Tebet & RSUK Tebet
3 RS Mata 1 Eye Center
4 Apotek 11
5 Pos Kesehatan 0
6 Dokter Praktek 30
7 Balai Kesehatan Ibu dan Anak 4
8 Klinik Kesehatan Lain-lain 0
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat Tahun 2017

Tabel 9. Data Sarana Pendidikan


STATUS JUMLAH
NO TINGKAT
NEGERI SWASTA SEKOLAH
1 PAUD 0 2 2
2 TK 0 8 8
3 SD 4 7 11
4 MI 0 1 1
5 SLTP 0 4 4
6 MTS 0 1 1
7 SLTA 2 4 6
8 ALIYAH 0 0 0
9 UNIV 0 1 1
JUMLAH 6 28 34
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat Tahun 2017

Tabel 10.Daftar 10 besar penyakit terbanyak


di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
NO KODE JENIS PENYAKIT JUMLAH
1 J00 ISPA 1950
2 M13 Other Arthritis 1610
3 I10 Hipertensi 1220
4 F48 Neorotik 850

44
NO KODE JENIS PENYAKIT JUMLAH
5 88 Gastritis 925
6 J03 Dermatitis 452
7 L30 Diabetes Melitus 382
8 S11 Diare 275
9 H10 Konjungtivitis 252
10 Tonsilitis 232

Dari data diatas penyakit yang terbanyak ada pada penyakit pada saluran
pernapasan bagiamn atas (ISPA) dan penyakit yang terkecil.

3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas


1. Manajemen Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
a. Perencanaan
Minilokakarya (MINLOK) Puskesmas dilaksanakan setiap
sebulan sekali (akhir bulan). Pertemuan ini membahas tentang
rencana bulan depan dan mengevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan kegiatan kelompok Puskesmas setiap
karyawan/petugas masing-masing mempunyai tanggung jawab
menjadi koordinator sesuai yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi
i. Laporan hasil kegiatan bulan lalu
ii. Pertemuan dengan seluruh petugas (Minlok)
iii. Evaluasi tahunan dengan membahas hasil kegiatan selama satu
tahun dan statifikasi.

45
2. Deskripsi Kerja
a. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok :
Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan baik.
Fungsi :
i. Sebagai seorang manager :
1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
2) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
secara vertikal dan horizontal.
3) Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
ii. Sebagai seorang dokter :
1) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
2) Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
3) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan
masyarakat
b. Dokter Umum
Tugas pokok:
Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
ii. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
iii. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita
dan masyarakat.
iv. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran masyarakat.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

46
c. Dokter Gigi
Tugas Pokok:
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah
kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
ii. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam
wilayah kerja Puskesmas secara teratur.
iii. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di
Puskesmas.
iv. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
v. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat.
vi. Memberikan penyuluhan kesehatan.
vii. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

d. Perawat Gigi
Tugas Pokok :
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
i. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
ii. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati
gigi yang sakit.
iii. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter
gigi.
iv. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS
(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).
v. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.

47
e. Tata Usaha
Tugas pokok:
i. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan
Puskesmas.
ii. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
i. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi.
ii. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
iii. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
iv. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.

f.Petugas Perkesmas
Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas
di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
ii. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas.
iii. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
iv. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
v. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.

g. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
i. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
ii. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter.

48
iii. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
iv. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
vi. Melakukan kegiatan Puskesmas.
vii. Ikut dalam kegiatan Puskesling

h. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
ii. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
iii. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
iv. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
v. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
vi. Melakukan kunjungan rumah.
vii. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P.
viii. Memberikan penyuluhan kesehatan.
ix. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

i.Petugas KIA
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan anak.
ii. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
iii. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.

49
iv. Melakukan pembinaan dukun bayi.
v. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
vi. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA.
vii. Melakukan penyuluhan kesehatan.
viii. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
ix. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.

j. Petugas Gizi
Tugas pokok:
Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
ii. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi.
iii. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi.
iv. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
vi. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
vii. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
viii. Melakukan pembinaan Posyandu.
ix. Melakukan rujukan kasus gizi.

k. Petugas Sanitarian
Tugas pokok:
Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat.

50
Fungsi :
i. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan.
ii. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata
air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya. Pengawasan
higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum. Melakukan
pencatatan dan pelaporan. Aktif memperkuat kerjasama lintas
sektoral.
iii. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan
H.S.
iv. Memberikan penyuluhan kesehatan.
v. Pengawasan, penyehatan perumahan.
vi. Pengawasan pembuangan sampah.
vii. Pengawasan makanan dan minuman.
viii. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)

l. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok:
Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
ii. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
iii. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
iv. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
v. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
vi. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
vii. Memberikan penyuluhan kesehatan.

51
m. Petugas Apotek
Tugas pokok:
Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan memberikan
obat.
Fungsi :
i. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
ii. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
iii. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek.
iv. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
vi. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.

n. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok:
Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua pengunjung
Puskesmas.
Fungsi :
i. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
ii. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
iii. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
iv. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
v. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut.
vi. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

o. Petugas Gudang Obat


Tugas Pokok:
Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas.

52
Fungsi :
i. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat di
puskesmas.
ii. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas.
iii. Mengatur penyimpanan obat.
iv. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
v. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD).
vi. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan

3.2 Data Khusus Puskesmas


3.2.1 Program Pokok Puskesmas
1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. KIA
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Tujuan dari program
kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu menuju NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatkan derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam KIA dan KB di puskesmas kelurahan


Tebet Barat, yaitu :
i. Sosialisasi deteksi dini tanda bahaya kehamilan Ke Ibu Hamil.
ii. Penyuluhan KB ke Kelompok Wanita Usia Subur atau masyarakat

53
Tabel 11. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA 2017
Indikator Target Pencapaian
(%) 2016 2017
(%) (%)

Kunjungan K1 100 97,2 99,5

Kunjungan K4 100 95,2 95,75

Persalinan Nakes 100 96 98,52

Kunjungan Nifas 100 92 93,33

KN 1 100 99 100

KN 100 95 98,7
Kunjungan Bayi 100 99 99,4

Kunjungan Balita 100 98 89,9

Sumber : Data Puskesmas 2017

b. Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak
antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah
apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki.
Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:
i. Tujuan umum
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS).
ii. Tujuan khusus
a) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan
anak.
b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan
pentingnya memelihara kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.

54
Tabel 12. Pencapaian Peserta KB 2017
Indikator Pencapaian Pencapaian (%)

KB Aktif 3.102 77,8%


KB Baru 136 3,4%
Sumber : Data Puskesmas 2017

c. Imunisasi
Imunisasi adalah pembentukan imunitas dengan pemberian antigen
untuk menimbulkan sistem kekebalan tubuh.Pemberian imunisasi merupakan
salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I).PD3I merupakan penyakit-penyakit menular yang sangat potensial
untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada bayi seperti, penyakit
polio, campak, pertusis, dan difteri yang dapat berakibat kecacatan dan
kematian.

Tabel 13. Jumlah Cakupan Imunisasi Menurut Pencapaian Target


Indikator Jumlah Target Hasil
Sasaran (%) Cakupan Persen
Cakupan (%)
BCG 398 95 379 95,2
DPT/HB-Hib (1) 398 95 372 93,46
Polio 4 398 90 375 94,2
Campak 398 90 367 92,2
Sumber: Data puskesmas 2017

2.Gizi
Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka
penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita.Kegiatan gizi terdiri dari;
konseling gizi, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil,

55
pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan dalam program
gizi masyarakat meliputi :
i. Pelacakan Kasus (BGM dan Gizi Buruk) di Masyarakat
ii. Pemberian Vitamin A di TK danPosyandu
iii. Sweeping Vitamin A
iv. Peningkatan cakupan ASI ekslusif
v. Distribusi tablet tambah darah (anemia gizi) pada pelajar perempuan
SMP dan SMA
vi. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk
vii. Pemberian MP ASI Baduta gakin
viii.Pemberian PMT pemulihan bumil KEK
ix. Pos gizi
x. Pemberian Makanan Tambahan
Pada balita yang berada di garis merah maka akan diadakan tindakan
lanjutan yaitu pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemulihan
dilaksanakan untuk Balita Gizi Buruk selama 90 hari.

Tabel 14. Indikator Gizi selama tahun 2017


Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Persen
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
(%)
 Penimbangan
80 496 282 56,9 56,9
Balita
 Bayi 0-6 bulan
yang mendapatkan 80 420 160 38,0 38,0
ASI esklusif
 Ibu hamil yang
mendapatkan 90 90 424 406 95,7 95,7
tablet FE

56
Tabel 15. Balita dengan berat badan di bawah
garis merah (BGM) selama tahun2017
Bulan Jumlah Balita
BGM
Januari 5
Februari 1
Maret 4
April 9
Mei 6
Juni 4
Juli 4
Agustus 2
September 1
Oktober 4
November 4
Desember 6

3. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan dalam program kesehatan lingkungan yaitu :
A. Pembinaan Masyarakat
i. Pemeriksaan air bersih yang dilakukan secara sampling dan dikirim
ke DKK. Hasil pemeriksaan ini kirimkan kembali kepada yang
bersangkutan
ii. Penyuluhan
iii. Pendataan secara rutin oleh petugas mengenai lingkungan

B. Pembinaan Masyarakat Sekolah (Pelatihan Jumantik Sekolah)


i. Pemeriksaan tempat penampungan air dan penggunaan air bersih
secara teratur oleh petugas
ii. Pemberian ABATE pada sekolah berjentik
iii. Pemeriksaan tempat-tempat pembuangan sampah
iv. Pemeriksaan pengelolaan warung sehat/warung sekolah yang
dilakukan oleh petugas

57
C. Pembinaan Masyarakat Khusus
i. Pembinaan tempat-tempat umum yang dilakukan oleh petugas dari
puskesmas kelurahan bersama dengan petugas puskesmas
kecamatan
ii. Pemeriksaan dan pembinaan dilakukan pada tempat-tempat umum,
TPM (tempat pengelolaan makanan) dan Home industri.

Tabel 16. Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan tahun 2017


Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Persen
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
(%)
 TPM yang 75 75 64 85,3 85,3
memenuhi syarat
 TTU yang 75 61 57 93,4 124,5
memenuhi syarat
 Pemberantasan 95 400 366 91,5 96,3
Sarang Nyamuk
Sumber: Data Puskesmas 2017

4. Promosi Kesehatan

Tabel 17. Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas


Kelurahan Tebet Barat 2017
Program Dalam Gedung Luar Gedung
KIA 36 33
KB 36 50
Gizi 28 112
Imunisasi 44 129
Diare 24 4
Demam Berdarah 57 47
ISPA 18 34
Penyakit Degeneratif 37 24
TBC 32 7
Kesehatan Mulut dan Gigi 42 32

58
Kegiatan yang dilakukan :
1. Sosialisasi Program Prioritas (DBD, TBC, KIA, KB, gizi, imunisasi, diare,
AIDS, Air dan kesehatan lingkungan)
2. Pendataan KPLDH di seluruh RW yang ada di wilayah Kelurahan Tebet
barat
3. Pembinaan RW
4. Pembinaan Kelurahan Siaga
5. Pembinaan SMD/MMD
6. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
7. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


a. Penyakit Tidak Menular(PTM)
1. Sosialisasi PTM dalam dan luar gedung
2. Sosialisasi dan Pembinaan Posbindu di wilayah Kelurahan Tebet
Barat

b. Penyakit Menular
1. DBD
a. Penyelidikan Epidemiolog
b. Fogging Fokus pada wilayah tempat tinggal penderita DBD
dengan hasil PE
c. PSN Dilakukan setiap hari Jumat bersama lintas sektoral,
masyarakat dan kader terkait
d. Pembentukan Jumantik Sekolah dan Jumantik Mandiri

2. Tuberkulosis
a. Penyuluhan luar gedung setiap satu tahun dan penyuluhan
dalam gedung
b. Kunjungan rumah penderita TB baru dan mendeteksi kontak
TB di keluarga pasien.

59
Tabel 18. Hasil Kegiatan P2PM 2017
Target Sasaran Pencapaian
Indikator
(%) 1 Tahun (%)
Penemuan kasus TB
BTA (+) (Case 90 48 39
Detection Rate)
Cakupan suspek TB
70 480 0,53
paru
Penemuan kasus
100 285 96,3
Diare

3.2.2 Upaya kesehatan wajib Puskesmas dan pengembangan


Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang
mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut
adalah:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
5. Promosi Kesehatan
6. Upaya Pengobatan

3.2.3 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yakni:
1. Upaya Kesehatan Sekolah

60
2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
3. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
4. Upaya Kesehatan Jiwa / NAPZA
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3.2.4 Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat


a. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 01
1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 50 orang
ii. TOMA: 21 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. Posbindu
iii. Poslansia
iv. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
ii. Karang Taruna : Jumantik, lansia, Pelaksanaan Program Kesehatan,
Keremajaan, Olahraga dan bencana
iii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No.
88/2010, Pergub No. 75 2005

61
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan

b. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 02


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 14 orang
ii. TOMA: 11 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No.
88/2010, Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan

c. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 03


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan

62
i. Kader: 19 orang
ii. TOMA : 16 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No.
88/2010, Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan

d. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 04


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 16 orang
ii. TOMA : 18 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN

63
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : Jumantik, lansia, Pelaksanaan Program Kesehatan,
Keremajaan, Olahraga dan bencana
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No.
88/2010, Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga Belum ada pembinaan

e. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 05


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 21 orang
ii. TOMA : 15 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data

64
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : -
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No. 88/2010,
Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan

f. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 06


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 23 orang
ii. TOMA : 19 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : -
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No. 88/2010,
Pergub No. 75 2005

65
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan

g. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 07


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 29 orang
ii. TOMA : 12 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : -
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No. 88/2010,
Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan

h. Indikator Kelurahan Siaga Aktifdi Kelurahan Tebet Barat RW 08


1. Forum Desa / Kelurahan : Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan
i. Kader: 07 orang

66
ii. TOMA : 06 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : -
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No. 88/2010,
Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013

67
Tabel 19. Indikator Kelurahan Siaga Aktif pada Kelurahan Tebet Barat

NO KRITERIA RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08
1. Forum Desa / Kelurahan Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada
50 orang 14 orang 19 orang 16 orang 21 orang 23 orang 16 orang 07 orang
3. Kemudahan akses pelayanan
Ya
kesehatan dasar
4 Posyandu dan UKBM lainnya Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu,
aktif posbindu, PSN PSN PSN PSN PSN PSN PSN
polansia,
PSN
5. Dukungan dana untuk
kesehatan di Desa dan
Kelurahan:
1. Pemerintah Desa dan Sudah ada dana dari Pemerintah Kelurahan dan tidak terdapat dana untuk sumber dana lain
Kelurahan
2. Masyarakat
3. Dunia Usaha
6. Peran serta masyarakat dan IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI,
Organisasi kemasyarakatan PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI,
Karang PKK PKK Karang PKK PKK PKK PKK
Taruna, Taruna,
PKK PKK
7. Peraturan Kepala Desa dan Ada, Ada, Ada, Ada, Ada, Ada, Ada, Ada,
peraturan Bupati/Walikota belum belum belum belum belum belum belum belum
direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi-
kan kan kan kan kan kan kan kan
8. Pembinaan PHBS di rumah
Belum ada pembinaan PHBS di rumah tangga
tangga

68
BAB IV
EVALUASI PROGRAM

4.1 Alur Pemecahan Masalah


Adapun alur kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan
dengan menggunakan algoritma problem solving cycle di bawah ini.

Gambar 2. Problem Solving Cycle

4.2 Identifikasi Cakupan Program


Dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Kelurahan
Tebet Barat 2017 diperoleh beberapa komponen program belum mencapai

69
hasil yang ditargetkan. Komponen-komponen program tersebut tercantum
dalam tabel.

Tabel 20 . Daftar Pencapaian Program Puskesmas Kelurahan Tebet Barat 2017


PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian


(%) dalam 1 (%)
tahun Kegiatan Persen
(%)

KIA

Kunjungan K1 100 424 422 99,50 99,50

Kunjungan K4 96 424 406 95,80 99,79

Ibu hamil 88 85 78 92,00 104,54


dengan
komplikasi yang
ditangani

Pertolongan 98 405 399 98,50 100,51


persalinan oleh
tenaga kesehatan

Kunjungan 100 368 399 103,40 103,40


neonatus (1x)

Kunjungan 100 368 381 103,5 103,5


neonatus (3x
lengkap)

Kunjungan bayi 97 398 481 120,85 124,60


( < 1thn)

Kunjungan balita 92 647 282 43,6 47,39

KB

KB Aktif 80 3,989 3,102 77,80 97,25

70
Imunisasi

BCG - DPT/HB- 95 398 379 95,23 100,24


Hib 3

Polio 4 90 398 375 94,22 104,68

Campak 95 398 367 92,20 97,10

Imunisasi dasar 100 398 367 92,20 92,20

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Cakupan pasien 95 520 501 96,00 101,05


(semua umur)
dengan diare
yang ditangani
(sesuai standar)

Cakupan pasien 90 48 18 37,5 41,66


kasus TB BTA
(+)

Cakupan seluruh 70 480 22 4,60 6,57


kasus TB

Angka bebas Tidak ada data


jentik

PromKes (Penyuluhan)

Kesehatan Ibu
dan Anak
Keluarga
Berencana
Imunisasi
80 0%

Diare
Demam
Berdarah
Dengue
Gizi

71
Kelurahan siaga 80 0%
aktif

Perbaikan Gizi
Masyarakat

Bayi (6-11 100 175 156 89,14 89,14


bulan) yang
diberi kapsul
vitamin A dosis
tinggi 1x/tahun

Balita (12-59 100 1285 1126 87,63 87,63


bulan) yang
diberi kapsul
vitamin A
dosis tinggi
2x/tahun

Balita yang 85 299 243 81,30 95,64


datang
danditimbang

Penyakit Tidak Menular

Presentase
perempuan usia
30 - 59 tahun
yang dilakukan 0%
deteksi Ca
Cerviks dan
Payudara

Deteksi penyakit
tidak menular usia
15-59

1. Hipertensi
2. Diabetes
Melitus

Unit Pendukung Layanan

72
Pencegahan dan
pengendalian DBD

Penatalaksanaan TB
Paru

Pentalaksanaan dan
pengelolaan
HIV/AIDS
0%

Penatalaksanaan penyakit tidak menular

Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat dan sarana


kesehatan

Tabel 21. Daftar Program Belum Mencapai Target


PELAYANAN KESEHATAN DASAR

No. Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian


(%) (%)
Kegiatan Persen

1. Kunjungan K1 100 424 422 99,50 99,50

2. Kunjungan balita 92 647 282 43,6 47,4

3. Imunisasi dasar 100 398 367 92,2 92,2

4. Cakupan pasien kasus 90 48 18 37,5 41,7


TB BTA (+)

5. Cakupan seluruh kasus 70 480 22 4,60 6,6


TB

6. Kelurahan siaga aktif 80 Tidak ada data

7. Bayi (6-11 bulan) yang 100 175 156 89,14 89,1


diberi kapsul vitamin A
dosis tinggi 1x/tahun

8. Balita (12-59 bulan) 100 1285 1126 87,63 87,6


yang diberi kapsul

73
vitamin A dosis tinggi
2x/tahun

4.3 Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan Hanlon kuantitatif

Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon


Kuantitatif. Kriteria dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut :
(A + B) x C x D
1. Kriteria A: Besarnya masalah
2. Kriteria B: Kegawatan masalah
3. Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
4. Kriteria D: Faktor PEARL

Kriteria A: Besarnya masalah


Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah
berikut:

Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase
pencapaian hasil kegiatan dengan pencapaian 100%.

Tabel 22. Program yang Belum Mencapai Target di Puskesmas Tebet Barat

No. Indikator Target Pencapaian Besarnya


(%) (%) masalah
(100%-%
pencapaian)
1. Kunjungan K1 100 99,50 0,5
2. Kunjungan balita 92 47,4 52,6
3 Imunisasi dasar 100 92,2 7,8

4. Cakupan pasien kasus TB BTA(+) 90 41,7 58,3

74
No. Indikator Target (%) Pencapaian Besarnya
(%) masalah
(100%-%
pencapaian)

5. Cakupan seluruh kasus TB 70 6,6 93,4


6. RW siaga aktif 80 Tidak ada data 100
7. Bayi (6-11 bulan) yang diberi 100 89,1 10,9
kapsul vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
8. Balita (12-59 bulan) yang diberi 100 87,6 12,4
kapsul vitamin A dosis tinggi
2x/tahun

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess:
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas n = jumlah masalah

Masukkan ke rumus :
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 8
k = 1+ 3,3 (0,9)
k = 3,97 dibulatkan menjadi 4

Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar adalah 100 % dan terkecil adalah 0,5%

Interval

75
100 − 0,5
= = 24,9
4

Langkah 4.
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas.

Tabel 23. Pembagian interval kelas


Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 0,5 - 25,4 1
Skala 2 25,5 - 50,4 2
Skala 3 50,5 - 75,4 3
Skala 4 75,5 - 100 4

Langkah 5.
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya.

Tabel 24. Tabel Penentuan Besar Masalah Berdasarkan Kelas


No. Masalah Besarnya masalah terhadap presentase Nilai
pencapaian

0,5-25,4 25,5-50,4 50,5-75,4 75,5-100


1. Kunjungan K1 X 1

2. Kunjungan balita X 3

3. Imunisasi dasar X 1

4. Cakupan pasien kasus X 3


TB BTA (+)

5. Cakupan seluruh kasus X 4


TB

6. RW siaga aktif X 4

7. Bayi (6-11 bulan) yang X 1


diberi kapsul vitamin A
dosis tinggi 1x/tahun

76
8. Balita (12-59 bulan) X 1
yang diberi kapsul
vitamin A dosis tinggi
2x/tahun

Kriteria B: Kegawatan Masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U),
besarnya masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G) dan sumber daya
(P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring
dengan skor 1-5.
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut :
a. Sangat mendesak :5
b. Mendesak :4
c. Cukup mendesak :3
d. Kurang mendesak :2
e. Tidak mendesak :1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
a. Sangat gawat :5
b. Gawat :4
c. Cukup gawat :3
d. Kurang gawat :2
e. Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth)dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/meluas :5
b. Mudah menyebar/meluas :4
c. Cukup menyebar/meluas :3
d. Sulit menyebar/meluas :2
e. Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency)
dinilai sebagai berikut :
a. Sangat banyak :5

77
b. Banyak :4
c. Cukup banyak :3
d. Kurang banyak :2
e. Tidak banyak :1

Tabel 25. Penilaian Masalah berdasarkan kegawatan


No. Masalah U S G P Nilai

1. Kunjungan K1 1 1 1 3 6

2. Kunjungan balita 2 2 1 1 6

3. Imunisasi dasar 2 1 1 1 5

4. Cakupan pasien kasus TB BTA (+) 4 4 3 1 12

5. Cakupan seluruh kasus TB 3 3 3 3 12

6. RW siaga aktif 3 3 3 4 13

7. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin 2 2 1 2 7


A dosis tinggi 1x/tahun

8. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul 2 2 1 2 7


vitamin A dosis tinggi 2x/tahun

Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan


Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai
1-5 dimana:
Sangat mudah :5
Mudah :4
Cukup mudah :3
Sulit :2
Sangat sulit :1

78
Tabel 26. Penilaian Masalah Berdasarkan kemudahan Dalam
Penanggulangan
No. Masalah Penanggulangan

1. Kunjungan K1 3

2. Kunjungan balita 3

3. Imunisasi dasar 3

4. Cakupan pasien kasus TB BTA (+) 3

5. Cakupan seluruh kasus TB 3

6. RW siaga aktif 3

7. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis 3


tinggi 1x/tahun

8. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis 3


tinggi 2x/tahun

Kriteria D: Faktor PEARL


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan
dapat atau tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut
adalah:
1. Kesesuaian (Propriety)
2. Secara Ekonomis murah (Economic)
3. Dapat diterima (Acceptability)
4. Tersedianya sumber (Resources availability)
5. Legalitas terjamin (Legality)

Tabel 27. Kriteria D (PEARL FAKTOR)


No. Masalah P E A R L Hasil kali

1. Kunjungan K1 1 1 1 1 1 1

2. Kunjungan balita 1 1 1 1 1 1

79
No. Masalah P E A R L Hasil kali

4. Cakupan pasien kasus TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1

5. Cakupan seluruh kasus TB 1 1 1 1 1 1

6. RW siaga aktif 1 1 1 1 1 1

7. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis 1 1 1 1 1 1


tinggi 1x/tahun

8. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 1 1 1 1 1 1


dosis tinggi 2x/tahun

4.4 Kerangka Pikir Masalah

Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-
program Puskesmas Kelurahan Tebet Barat.Dasar untuk memutuskan adanya
masalah, yaitu:
1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program.
2. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut,
dikarenakan kurangnya pemahaman kader dan masyarakat Kelurahan Siaga
Aktif atau PHBS
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan
sistem yang terdiri dari input, proses, output, dan lingkungan yang
mempengaruhi input dan proses. Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja),
Money (Pembiayaan), Material (Perlengkapan), Method (Metode), Market
(Masyarakat). Sedangkan dari proses terdiri dari P1 (Perencanaan), P2
(Penggerakan dan Pelaksanaan), P3 (Penilaian, Pengawasan, dan
Pengendalian).
Setelah ditentukan penyebab masalah, selanjutnya menentukan alternatif
pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang
terbaik dengan kriteria matrix menggunakan rumus M x I x V/C. Kemudian
membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang dibuat dalam bentuk
POA (Plan of Action). Kegiatan tersebut dipantau apakah penerapannya
sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.

80
4.5 Penentuan Prioritas Masalah

Setelah nilai dari kriteria A, B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan
dalam formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT)
untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi:

NPD = (A+B) x C

NPT = (A+B) x C x D

Tabel 28. Urutan prioritas masalah


Urutan
No. Masalah A B C D NPD NPT
Prioritas

1. Kunjungan K1 1 6 3 1 21 21 VII

2. Kunjungan balita 3 6 3 1 27 27 IV

3. Imunisasi dasar 1 5 3 1 18 18 VIII

4. Cakupan pasien kasus TB BTA (+) 3 12 3 1 45 45 III

5. Cakupan seluruh kasus TB 4 12 3 1 48 48 II

6. RW siaga aktif 4 13 3 1 51 51 I

7. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul 1 7 3 1 24 24 V


vitamin A dosis tinggi 1x/tahun

8. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul 1 7 3 1 24 24 VI


vitamin A dosis tinggi 2x/tahun

4.6 Urutan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon
Kuantitiatif, didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas
Kelurahan Tebet Barat, yaitu:
1. Kelurahan Siaga Aktif
2. Cakupan seluruh kasus TB
3. Cakupan pasien kasus TB BTA (+)
4. Kunjungan balita

81
5. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
6. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
tinggi 2x/tahun

4.7 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah


Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menimbulkan kesenjangan antara
standar atau tolak ukur yang sudah ditetapkan terhadap hasil yang telah tercapai.
Dalam mempermudah menentukan kemungkinan penyebab, digunakan diagram
fishbone yang berdasarkan pada pendekatan sistem meliputi input, proses, output,
outcome dan environtment sehingga dapat ditemukan hal-hal yang dapat
menyebabkan munculnya suatu masalah, seperti yang tampak pada tabel berikut:

Tabel 29. Analisis kemungkinan penyebab masalah


dari faktor input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN(Tenaga Kerja) - Memiliki Kader Kesehatan - Kurangnya KPM/Kader
/KPM Kesehatan yang
memahami mengenai
Kelurahan Desa Siaga
- Kurangnya peran aktif
warga dalam program
MONEY(Pembiayaan) - Adanya dana untuk - Pemanfaatan dana belum
menunjang kegiatan diketahui secara pasti
Kelurahan Siaga Aktif
METHOD (Metode) - Tersedianya aturan dari - Aturan di tingkat
Pemerintah Pusat, Pemda, Kelurahan belum memiliki
dan Kemenkes SOP
- Tersedianya data jumlah KK - Belum adanya pemetaan
dan keluarganya keluarga lengkap dengan
- Tersedianya data jumlah masalah kesehatan yang
bayi diimunisasi, jumlah dijumpai.
penderita TB, dll
MATERIAL - Tersedianya sarana (obat dan - Tidak ada Media untuk
(Perlengkapan) alat) sederhana edukasi/promosi kegiatan
Kelurahan Siaga Aktif

82
Tabel 30. Analisis kemungkinan penyebab masalah
dari Proses dan Lingkungan
Proses Kelebihan Kekurangan
P1(Planning/perencanaan)  Tersedinya aturan dari - Pernah ada kemudian tidak
Pemerintah Pusat, berjalan mengenai
Pemerintah Daerah, sosialisasi program
Pemerintah Daerah dan Kelurahan Siaga Aktif
Kementrian Kesehatan - Belum adanya jadwal
pertemuan forum dengan
pemegang program, ketua
RW, Kepala Kelurahan
dan Perwakila ORMAS
P2(Organizing & - Adanya KPM, Kader Lintas Program
Actuating, Penggerakan Kesehatan, lembaga - Kurangn aktifnya
dan pelaksanaan) kemasyarakatan yang KPM/Kader Kesehatan,
melakukan pencatatan dan masyarakat akan
saat pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga
- Berfungsinya Kader Aktif
Siaga, Poskedes, UKBM - Tidak adanya pelatihan
- Adanya kunjungan bagi KPM/kader
rumah untuk PHBS dan kesehatan, lembaga
sistem penanggulangan kemasyarakatan, yang
penyakit menjadi petugas dan
- Adanya fasilitator pelaksana kegiatan
Kelurahan Siaga Aktif Kelurahan Siaga Aktif
seperti LSM di Lintas Sektoral
masyarakat. - Kelurahan selaku PIC
kurang memahami
program kelurahan siaga
aktif
- Masyarakat kurang peduli
tentang pentingnya PHBS
- Kurangnya UKBM yang
aktif
P3(Controling, Penilaian, - Adanya sistem - Kurangnya evaluasi
Pengawasan, dan pencatatan dan pelaporan berkala kegiatan
Pengendalian) Kelurahan Siaga Aktif
- Kelurahan Siaga Aktif
tidak mempunyai target
sasaran tiap pelaksanaan
- Masih terdapat masyarakat
yang masih tidak mau
berperan aktif dalam

83
kegiatan Kelurahan Siaga
Lingkungan - Tempat pelayanan - Masih terdapat masyarakat
kesehatan dapat yang belum memahami
dijangkau dengan mudah kepentingan PHBS
dijangkau karena dilalui
oleh jalur angkutan
umum

84
SH BONE
INPUT
Pemanfaatan dana belum diketahui secara pasti
MONEY
- Kurangnya KPM/Kader Kesehatan yang
memahami mengenai Kelurahan Desa
Siaga MATERIAL
- Kurangnya peran aktif warga dalam
program MAN Tidak ada Media untuk edukasi/promosi
kegiatan kelurahan Siaga Aktif

- Aturan di tingkat Kelurahan belum diketahui METHOD


secara pasti
- Belum adanya pemetaan keluarga lengkap
dengan masalah kesehatan yang dijumpai

Tidak berjalan secara


maksimal kegiatan Kelurahan
Siaga Aktif di wilayah kerja
Puskesmas Tebet Barat
- Pernah ada kemudian tidak berjalan mengenai dimana pencapaian yang
sosialisasi program Kelurahan Siaga Aktif P1 P2 didapatkan 0% dari target
- Belum adanya jadwal pertemuan forum dengan 80%
pemegang program, ketua RW, Kepala Lintas Program
Kelurahan dan Perwakila ORMAS Daerah - Kurangn aktifnya KPM/Kader Kesehatan,
mengenai Kelurahan Siaga Aktif dan masyarakat akan kegiatan Kelurahan
- Belum adanya jadwal pertemuan forum
masyarakat RW
Siaga Aktif LINGKUNGAN
- Kurangnya evaluasi berkala kegiatan - Tidak adanya pelatihan bagi KPM/kader
-
Kelurahan Siaga Aktif
P3 kesehatan, lembaga kemasyarakatan, yang - Masih terdapat masyarakat yang
masih tidak mau berperan aktif
- Kelurahan Siaga Aktif tidak mempunyai menjadi petugas dan pelaksana kegiatan
dalam kegiatan Kelurahan Siaga
target sasaran tiap pelaksanaan Kelurahan Siaga Aktif - Masih terdapat masyarakat yang
Lintas Sektoral belum memahami kepentingan
- Kelurahan selaku PIC kurang memahami PHBS
program kelurahan siaga aktif
- Masyarakat kurang peduli tentang
PROSES pentingnya PHBS
- Kurangnya UKBM yang aktif
85

Gambar 3. Diagram Fish Bone


4.8 Penentuan alternatif pemecahan masalah
Atas permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, maka kami menentukan
berbagai alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

Tabel 31. Penentuan alternatif pemecahan masalah


Permasalahan Alternatif penyelesaian masalah
- Tidak adanya pelatihan bagi KPM/Kader - Masyarakat di berikan penyuluhan untuk
Kesehatan, Lembaga Kemasyarakatan, yang mengetahui tentang Kelurahan siaga aktif.
menjadi petugas dan pelaksana kegiatan - Melakukan promosi tentang Kelurahan
Kelurahan Siaga Aktif Siaga Aktif kepada masyarakat agar
- Belum adanya sosialisasi programKelurahan masyarakat ikut berperan dalam
Siaga Aktif kepada masyarakat pencapaian program.
- Belum adanya jadwal pertemuan forum - Pembuatan jadwal pertemuan forum
masyarakat kelurahan
- Kelurahan Siaga Aktif tidak mempunyai - Mengusulkan kepada pemegang
format evaluasi program untuk membuat target sasaran
- Tidak berjalanya evaluasi berkala yang harus dicapai di Kelurahan Siaga
Aktif.
- Mengusulkan kepada Kelurahan, ketua
RW, kepala Puskesmas untuk membuat
penjadwalan pelaksanaan kelurahan
siaga aktif
- Belum adanya pemetaan keluarga lengkap - Dilakukaan pendataan masalah kesehatan
dengan masalah kesehatan yang dijumpai yang dijumpai kepada masyarakat
- Tidak ada media untuk edukasi/promosi - Pembuatan leaflet/poster/media lainnya
kegiatan Kelurahan Siaga Aktif
- Kurang aktifnya KPM/Kader Kesehatan, dan - Melakukan rapat perencanaan,
masyarakat akan kegiatan Kelurahan Siaga persiapan, pelaksanaan serta pemantauan
Aktif program kelurahan Siaga aktif
- Kurangnya UKBM yang aktif - Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk lebih mengetahui
Kelurahan siaga aktif

86
4.9 Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria matrix
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif
pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus
MxIxV/C.
Masing-masing penyelesaian masalah diberi nilai berdasarkan kriteria:
1. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan nilai 1-
5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya
mendekati angka 5.
2. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
3. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka
nilainya mendekati angka 5.
4. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka 1.

Tabel 32. Penentuan Prioritas Masalah dengan Kriteria Matrix

Kriteria Hasil akhir


Penyelesaian masalah Urutan
M I V C (MxIxV)/C
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
untuk lebih mengenal Kelurahan Siaga
Aktif 5 4 2 3 13,33 IV

- Mengadakan promosi tentang Kelurahan


Siaga Aktifkepada masyarakat agar
masyarakat ikut andil dalam pencapaian 5 4 3 2 30 II
program

- Mengusulkan kepada pemegang program


untuk membuat target sasaran yang harus
3 5 3 3 15 III
dicapai di Kelurahan siaga aktif

87
- Mengusulkan kepada Kepala
kelurahan,kepala RW, kepala puskesmas
untuk membuat penjadwalan pelaksanaan 3 4 3 1 36 I
kelurahan siaga

- Melakukan rapat perencanaan, persiapan,


pelaksanaan serta pemantauan program kel
3 5 3 4 11.25 V
Siaga aktif

88
BAB V
METODE DIAGNOSTIK

5.1 Rancangan diagnostik komunitas


Jenis penelitian ini adalah penelitian descriptive observational, dimana penelitian
dilakukan dengan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif. Penggunaan data
bertujuan mendeskripsikan serta menganalisis data dengan tujuan utama untuk
memberikan gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif.Rancangan penelitian
yang digunakan berupa wawancara kepada pihak Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan
kuesioner kepada Kader dan masyarakat RW 07dengan tujuan membuat penilaian
terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program dan hasilnya digunakan
untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut sehingga diharapkan tujuan
dari program tersebut tercapai kepada masyarakat.
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang ditanyakan pada masyarakat dan
Kader, digunakan untuk mengukur pengetahuan dan sikap mengenai program
Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat pada tahun 2018.

5.2 Indikator keberhasilan


Meningkatnya komitmen antar Pemangku Kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan
Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Tebet Barat, serta diketahuinya tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai Kelurahan Siaga Aktif di wilayah Kelurahan
Tebet Barat.

5.3 Lokasi dan waktu


Lokasi: RW 07 di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan
Tebet, Jakarta Selatan.
Waktu: Juli – Agustus 2018

5.4 Target sasaran evaluasi program


Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive non random
sampling,dengan :
a. Kriteria inklusi :
i. Semua KPM (Kader Pengembangan Masyarakat) RT/RW 07 di wilayah
Kelurahan Tebet Barat

89
ii. Semua kepala keluarga/perwakilan keluarga yang betempat tinggal
menetap di RW 07 di wilayah Kelurahan Tebet Barat

b. Kriteria eksklusi
i. Pemangku KPM (Kader Pengembangan Masyarakat)kesehatan yang
bukan bertugas atau berada di RW 07 wilayah Kelurahan Tebet Barat
ii. Kepala keluarga/perwakilan keluarga yang bertempat tinggal tidak
menetap di wilayah kawasan RW 07 Kelurahan Tebet Barat
iii. Kepala keluarga/perwakilan keluarga yang tidak bertempat tinggal di
kawasan RW 07 Kelurahan Tebet Barat.

5.5 Besarnya sampel


i. Populasi infinit

Keterangan :
n0 = Jumlah sampel infinit
Z = Tingkat kemaknaan dikehendaki adalah 95% maka 1,96
P = Presentase program Kelurahan Siaga Aktif di Puskesmas Kelurahan
Tebet Barat 80% atau 0,8.
q = Presentase program Kelurahan Siaga Aktif di DKI Jakarta 74,16%
atau 0,7416.
d = Kesalahan absolut yang dapat diterima, berdasarkan pustaka yang
ada pada studi ini digunakan 5% atau 0,05

Maka jumlah sampel infinit adalah:

(1,96)2 𝑥 0,7416 𝑥 (1 − 0,7416)


=
(0,05)2

= 296,46 = 296

ii. Populasi Finit

90
Keterangan :
n = jumlah sample
n0= populasi infinit
N= Jumlah RW di Kelurahan Tebet Barat adalah 8 RW

Maka jumlah sampel finit adalah :


296
= 296 =218,6 = 219 KK
1+ [ ]
837

Tabel 33. Jumlah sampel


Nama RT Populasi Sampel
RT 01 79 20
RT 02 91 24
RT 03 110 29
RT 04 81 21
RT 05 52 14
RT 06 37 10
RT 07 35 9
RT 08 34 9
RT 09 39 10
RT 10 41 11
RT 11 70 18
RT 12 45 12
RT 13 123 32
TOTAL 837 219

Rumus Stratified

296
RT 1= 837 𝑥 79 = 20

296
RT 2= 𝑥 91 = 24
837

296
RT 3= 837 𝑥 110 = 29

91
296
RT 4= 837 𝑥 81 = 21

296
RT 5 : = 837 𝑥 52 = 14

296
RT 6= 837 𝑥 37 = 10

296
RT 7 = 837 𝑥 35 = 9

296
RT 8= 837 𝑥 34 = 9

296
RT 9= 837 𝑥 39 = 10

296
RT 10= 837 𝑥 41 = 11

296
RT 11 = 837 𝑥 70 = 18

296
RT 12 = 837 𝑥 45 = 12

296
RT 13= 837 𝑥 123 = 32

5.5 Analisis KomunitasdanTable Plan of Action


Data hasil kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
kemudian dianalisis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Masalah pada
evaluasi program ini merupakan hasil kegiatan dengan pencapaian yang kurang dari
target yang sudah ditentukan berdasarkan SPM.Dari beberapa masalah tersebut
dilakukan upaya pemecahan dengan menerapkan metode algoritma problem solving
cycle, yaitu setelah dilakukan identifikasi masalah maka selanjutnya ditentukan
prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
Setelah didapatkan prioritas masalah maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis hal-hal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya masalah
tersebut dengan menggunakan diagram fishbone berdasarkan pendekatan sistem dan
ditentukan alternatif pemecahan masalahnya. Setelah didapatkan alternatif pemecahan
masalah maka ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode

92
kriteria matriks. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria matriks maka didapatkan
prioritas pemecahan masalah dan akan melakukan diagnostik komunitas.

93
Tabel 34 . Plan of Action

Penanggung Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
Jawab Keberhasilan

1. Memberikan Meningkatnya Kepala Kantor Kepala Dokter Juli 2018 Sosialisasi Terbentuknya
sosialisasi dan komitmen dan Kelurahan, Kelurahan Puskesmas Muda langsung komitmen
mebangun kerjasama dalam Kepala Rukun dan Pembimbing bersama
komitmen bersama menyelenggar- Warga, Kader, Puskesmas Puskesmas
kepada Pemangku kan pengkajian Organisasi dan
Kepentingan kelurahan siaga Masyarakat, Pembimbing
mengenai rencana Tokoh Kampus
Kelurahan Siaga Masyarakat.
Aktif kedepan.

2. Pendataan terhadap Mendapatkan Kepala Kantor Kepala Dokter Juli 2018 Dana Pengambilan Mendapatakan
Pemangku data lengkap Kelurahan, Ketua Kelurahan Puskesmas Muda Swadaya data lengkap data lengkap
Kepentingan dari berupa : Kontak Rukun Warga, Pemangku Pemangku
Kelurahan Siaga Kader, Organisasi Kepentingan Kepentingan
(nomor telp,
Aktif. Masyarakat,
email, dll), Tokoh
Alamat rumah Masyarakat.

3. Melakukan Menilai Masyarakat yang Balai warga, Kepala Dokter Juli - Dana Kuisioner Kuisioner
pengkajian dengan pengetahuan dan terpilih sebagai rumah Puskesmas Muda Agustus Swadaya yang di isi
pengisian kuisioner sikap warga dan sampel dan warga RW 2018 sesuai dengan
mengenai Kelurahan kader RW 07 seluruh kader 07 jumlah
Siaga Aktif . Kelurahan Tebet RW 07 Kelurahan Pemangku
Baratmengenai Kelurahan Tebet Tebet Barat. Kepentingan
Kelurahan Siaga Barat. dan sampel
Aktif. terpilih

94
Penanggung Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
Jawab Keberhasilan

4. Wawancara dan Mendapatkan Kepala Kantor Kepala Dokter Juli - Wawancara Mendapatkan Kepala
diskusi mendalam informasi Kelurahan, Kelurahan Puskesmas Muda Agustus dan diskusi informasi Kelurahan,
mengenai Kelurahan mengenai faktor- Kepala Kesahatan dan 2018 mendalam mengenai Kepala
Siaga Aktif. faktor yang Masyarakat, dan Pusksesmas mengenai faktor-faktor Kesahatan
menghambat Pemegang Kelurahan yang Masyarakat,
berjalannya Program Promosi Siaga Aktif. menghambat dan Pemegang
program Kesehatan. berjalannya Program
Kelurahan Siaga program Promosi
Aktif. Kelurahan Kesehatan.
Siaga Aktif.

5 Rekapitulasi hasil Mendapatkan Tingkat Puskesmas Dokter Muda Dokter Muda Agustus - Penghitungan Setiap hasil
kuesioner mengenai informasi pengetahuan dan 2018 wawancara
Kelurahan Siaga mengenai tingkat sikap warga dan dan kuisioner
Aktif. pengetahuan dan
Kader RW 07 yang
sikap terhadap
Kelurahan Siaga Kelurahan Tebet didaptakan
Aktif di RW 07 Barat mengenai lengkap dan
Kelurahan Tebet Kelurahan Siaga dapat diolah.
Barat. Aktif.

95
Penanggun Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
g Jawab Keberhasilan

6. Pemasangan media Meningkatnya Masyarakat, dan Kantor Kepala Dokter Agustus Dana Pemasangan Meningkatnya
informasi berupa pengetahuan dan Pemangku Kelurahan Puskesmas Muda 2018 Swadaya poster di pengetahuan dan
poster Kelurahan kesadaran serta Kepentingan. Tebet Barat Puskesmas minat dari
Siaga Aktif. komitmen untuk dan Kelurahan Masyarakat,
menggalakan Puskesmas Tebet Barat. Kader
Kelurahan Siaga Pengembangan
Aktif kedepan. Masyarakat,
Organisasi
Masyarakat dan
Tokoh
Masyarakat untuk
mengembangkan
Kelurahan Siaga
Aktif.

96
BAB VI
PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN

6.1 Evaluasi Intervensi kegiatan


Intervensi kegiatan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Tebet Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 35. Daftar Kegiatan

No. Tanggal Kegiatan

1. 09 Juli 2018 Melakukan wawancara dengan pemegam program di


Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
2. 11 Juli 2018 Melakukan diskusi dengan pemegang program di
Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
4 20 Juli 2018 Melakukan diskusi dengan Kepala Kelurahan Tebet Barat
(perwakilan dari bagian Kesmas) dan pengenalan
mengenai program jangka panjang dari Kelurahan Siaga
Aktif
5 24 Juli 2018 Membuat media informasi berupa poster tentang program
Kelurahan Siaga Aktif
6 27 Juli - 6 Mengadakan pembagian kuesioner kepada perwakilan
Agustus 2018 kader dan masyarakat RW 07 Kelurahan Tebet Barat
7 10 Agustus 2018 Pemasangan poster di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat

6.1.1 Intervensi 1: Membuat media informasi


Pada tanggal 24 Juli 2018 dilakukan pembuatan poster sebagai media promosi
setelah berdiskusi dengan pemegang program. Terdapat poster yang menunjukan
infografik tentang Kelurahan Siaga Aktif. Poster didesain, dicetak, dan kemudian
ditempelkan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat, dan Kantor Kelurahan Tebet Barat,
sehingga diharapkan saat berkunjung ke Puskesmas dan Kelurahan, dapat digunakan
sebagai media informasi dan pengetahuan mengenai Kelurahan Siaga Aktif.

97
6.1.2 Intervensi 2 : Melakukan pengambilan data sampel
a. Melakukan pembagian kuesioner Kelurahan Siaga Aktif kepada Kader
Pada tanggal 27 Juli 2018 telah dilakukan pembagian kuesioner baik
Kader, maupun Pemangku Kepentingan yakni sebanyak 29 kader. Dari
kuesioner yang telah dibagikan, terdapat sebanyak 29 orang berjenis kelamin
perempuan (100%). Dari 29 orang kader yang menjadi responden, terdapat 24
orang yang sudah menikah (82,7%) dan 5 orang sisanya telah bercerai
hidup/mati (17,3%). Mayoritas kader sehari-hari tidak bekerja yakni sebanyak
16 orang (55,2%), 4 orang sebagai karyawan swasta (13,8%), 4 orang sebagai
pedagang (13,8%), 3 orang bekerja sebagai wiraswasta (10,3%) dan sisanya
sebanyak 2 orang bekerja sebagai karyawan negeri (6,9%). Sebagian besar
kader merupakan lulusan SMA, yakni sebanyak 16 orang (55,2%), 10 orang
lainnya lulusan lulusan Akademi/Perguruan Tinggi (34,5%), 2 orang lulusan
SD (6,9%), dan sisanya sebanyak 1 orang merupakan lulusan SMP (3,4%).

Tabel 36. Frekuensi Jenis kelamin Kader RW 07


Kelurahan TebetBarat

Jenis Kelamin Jumlah Persentasi


Laki-laki - -
Perempuan 29 orang 100 %
Jumlah 29 orang 100 %

98
Tabel 37. Frekuensi Status Pernikahan Kader RW 07 Kelurahan Tebet Barat

Status pernikahan Jumlah Persentasi


Responden
Menikah 24 orang 82,7%
Cerai mati/hidup 5 orang 17,3%
Belum menikah - -
Jumlah 29 orang 100 %

Tabel 38. Frekuensi Pekerjaan Kader RW 07


Kelurahan Tebet Barat
Jenis pekerjaan Jumlah responden Persentasi
Pegawai negeri 2 orang 6,9 %
Swasta 4 orang 13,8 %
TNI/Polri - -
Pensiunan - -
Wiraswasta 3 orang 10,3 %
Pedagang 4 orang 13,8 %
Buruh - -
Tidak bekerja 16 orang 55,2 %
Jumlah 29 orang 100 %

Tabel 39. Tingkat Pendidikan Kader RW 07


Kelurahan Tebet Barat
Pendidikan terakhir Jumlah responden Persentasi
Tamat sekolah dasar 2 orang 6,9 %
Tamat Sekolah Menengah Pertama 1 orang 3,4 %
Tamat Sekolah Menengah Atas 16 orang 55,2 %
Akademi/Perguruan Tinggi 10 orang 34,5 %
Jumlah 29 orang 100 %

99
Tabel 40. Tingkat Pengetahuan Kader RW 07
Kelurahan Tebet Barat
Pengetahuan Jumlah Persentasi
Baik 9 orang 31 %
Kurang baik 20 orang 69 %
Jumlah 29 orang 100 %

Tingkat Pengetahuan kader RW 07 Kelurahan


Tebet Barat tentang Kelurahan Siaga Aktif
Kurang Baik

31%

69%

Tabel 41. Tingkat Sikap Responden Kader RW 07


Kelurahan Tebet Barat

Sikap Jumlah Persentasi


Baik 18 orang 62 %
Kurang baik 11 orang 38 %
Jumlah 29 orang 100 %

100
Tingkat Sikap Kader RW 07 Kelurahan Tebet
Barat tentang Kelurahan Siaga Aktif
Kurang Baik

38%

62%

b. Melakukan pembagian kuesioner Kelurahan Siaga Aktif kepada


Masyarakat

Pada tanggal 31 Juli – 06 Agustus 2018 telah dilakukan pembagian


kuesioner kepada masyarakat RW 07 yang terdiri dari 13 RT sebanyak 219
responden. Dari hasi kuesioner yang dibagikan, terdapat sebanyak 139 orang
berjenis kelamin perempuan (63,5%) dan sebanyak 80 orang (36,5%) adalah
laki-laki. Dari sebanyak 219 responden, sebanyak 176 orang sudah menikah
(80,4%), 24 lainnya telah cerai hidup/mati (10,9%), dan sebanyak 19 orang
terdapat responden yang belum menikah (8,7%). Mayoritas responden sehari-
hari tidak bekerja terdapat 72 orang (32,9%), yang bekerja sebagai pedagang
sebanyak 41 responden (18,7%), sebagai buruh sebanyak 33 orang (15%),
sebagai pegawai swasta sebanyak 30 responden (13,7%), sebagai wiraswasta
sebanyak 24 responden (11%), sebagai pensiunan sebanyak 12 responden
(5,5%) dan bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak tujuh orang
(3,2%).Sebanyak 109 responden merupakan lulusan SMA (49,8%), 43 orang
lainnya merupakan lulusan SD (19,6%), 41 orang lulusan SMP (18,7%), dan
sisanya sebanyak 26 orang merupakan lulusan Akademi/Perguruan Tinggi
(11,9%).

101
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam
kuesioner, sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang mengenai Kelurahan Siaga Aktif, yakni sebanyak 160 responden
(73,1%) sedangkan sisanya masuk ke dalam kategori tingkat pengetahuan baik
mengenai Kelurahan Siaga Aktif, yakni hanya sebanyak 59 orang responden
(26,9%). Untuk kategori sikap responden mengenai Kelurahan Siaga Aktif,
sebanyak 141 orang (64,4%) responden masih dalam kategori kurang dan untuk
kategori sikap responden yang baik mengenai Kelurahan Siaga Aktif, terdapat
sebanyak 78 orang responden (35,6%).

Tabel 42. Frekuensi Jenis Kelamin Masyarakat RW 07


Kelurahan Tebet Barat

Jenis Kelamin Jumlah Persentasi


Laki-laki 80 orang 36,5%
Perempuan 139 orang 63,5 %
Jumlah 219 orang 100 %

Tabel 43. Frekuensi Status Pernikahan Masyarakat RW 07

Kelurahan Tebet Barat

Status pernikahan Jumlah responden Persentasi


Menikah 176 orang 80,4 %
Cerai mati/hidup 24 orang 10,9 %
Belum menikah 19 orang 8,7 %
Jumlah 219 orang 100 %

Tabel 44. Frekuensi Pekerjaan Masyarakat RW 07 Kelurahan Tebet Barat

Jenis pekerjaan Jumlah responden Persentasi


Pegawai negeri 7 orang 3,2 %
Swasta 30 orang 13,7 %
TNI/Polri - -

102
Pensiunan 12 orang 5,5 %
Wiraswasta 24 orang 11 %
Pedagang 41 orang 18,7 %
Buruh 33 orang 15 %
Tidak bekerja 72 orang 32,9 %
Jumlah 219 orang 100 %

Tabel 45. Tingkat Pendidikan Masyarakat RW 07

Kelurahan Tebet Barat

Pendidikan terakhir Jumlah responden Persentasi


Tamat sekolah dasar 43 orang 19,6 %
Tamat Sekolah Menengah Pertama 41 orang 18,7 %
Tamat Sekolah Menengah Atas 109 orang 49,8 %
Akademi/Perguruan Tinggi 26 orang 11,9 %
Jumlah 219 orang 100 %

Tabel 46. Tingkat Pengetahuan Responden Masyarakat RW 07


Kelurahan Tebet Barat
Pengetahuan Jumlah Persentasi
Baik 59 orang 26,9 %
Kurang baik 160 orang 73,1 %
Jumlah 219 orang 100 %

103
Tingkat pengetahuan masyarakat RW 07
Kelurahan Tebet Barat tentang Kelurahan Siaga
Aktif
Kurang Baik

27%

73%

Tabel 47. Sikap Responden Masyarakat RW 07


Kelurahan Tebet Barat
Sikap Jumlah Persentasi
Baik 78 orang 35,6 %
Kurang baik 141 orang 64,4%
Jumlah 219 orang 100 %

104
Tingkat sikap masyarakat RW 07 Kelurahan
Tebet Barat tentang Kelurahan Siaga Aktif
Kurang Baik

36%

64%

6.2 Evaluasi Data Kualitatif / Wawancara Sasaran


6.2.1 Hasil Wawancara
Telah dilakukan wawancara dengan PLT Kesmas Kelurahan Tebet Barat,
pemegang program di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dan tokoh masyarakat
didaerah tersebut. Pada saat wawancara ditanyakan apakah mereka tahu apa itu
“Kelurahan Siaga Aktif?”“Apakah pernah dilaksanakan program Kelurahan Siaga
Aktif di Kelurahan Tebet Barat?”, “Apakah program tersebut sudah berjalan seperti
yang diharapkan?”, “Adakah kendala yang dihadapi dalam menjalankan program
tersebut?”,“Apakah Pemerintah Kota memberikan dukungan atau peran dalam
program kelurahan siaga aktif tersebut?”,“Mengapa program tersebut berhenti atau
belum dilaksanakan kembali di Kelurahan Tebet Barat?”,“Apakah Anda akan ikut
berpartisipasi pada program Kelurahan Siaga Aktif?”,“Komitmen apa yang akan
Anda berikan berkaitan dengan program Kelurahan Siaga Aktif tersebut?”
Hasil wawancara didapatkan kemungkinan penyebab masalah yang utama
dari faktor input, proses dan lingkungan adalah:

6.2.2 Hasil Wawancara Kelurahan


1. PLT Kesmas Kelurahan Tebet Barat belum atau kurang memahami tentang
Kelurahan Siaga aktif

105
2. Pernah dilaksanakan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2010-2013
3. Kurangnya dukungan dan pematauan dari Pemerintah Kota
4. Tidak tersedianya dana untuk kegiatan program Kelurahan Siaga Aktif
5. Belum adanya aturan ditingkat Kelurahan dan SOP mengenai Kelurahan
Siaga Aktif
6. Tidak adanya evaluasi berkala tentang Kelurahan Siaga Aktif

6.2.3 Hasil Wawancara Pemegang Program


1. Kurangnya pemahaman tentang program Kelurahan Siaga Aktif
2. Pernah dilaksanakan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2010-2013
3. Kurangnya dukungan dan pematauan dari Kelurahan Tebet Barat
4. Tidak ada dukungan dan pemantauan dari kelurahan tentang program
Kelurahan Siaga Aktif
5. Tidak tersedianya dana untuk kegiatan program Kelurahan Siaga Aktif
6. Belum adanya aturan ditingkat Kelurahan dan SOP memgenai Kelurahan
Siaga Aktif
7. Belum ada penjadwalan tetap mengenai Kelurahan Siaga Aktif

6.2.4 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat


1. Cukup baik tentang Kelurahan Siaga aktif
2. Pernah dilaksanakan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2010-2013
3. Tidak berjalannya rantai komunikasi antara pengurus RW, RT, Kader lama
dengan Kader yang mengurus sekarang
4. Kurangnya dukungan dan pematauan dari Pemerintah Kota
5. Pelaksanaan rapat forum dan pelatihan Kader tentang Kelurahan Siaga Aktif
tidak berjalan sehingga kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang
Kelurahan Siaga Aktif di kader dan masyarakat
6. Kurangnya evaluasi berkala tentang Kelurahan Siaga Aktif
7. Tidak tersedianya dana untuk kegiatan program Kelurahan Siaga Aktif

6.3 Pembahasan hasil kuesioner dan wawancara


Setelah dilakukannya proses pembagian kuesioner kepada masyarakat RW 07 dan
kader-kader yang terdapat di Kelurahan Tebet Barat, terdapat berbagai macam hasil
yang didapatkan. Dari pihak masyarakat sendiri, tingkat pengetahuan masyarakat
106
terhadap Kelurahan Siaga Aktif masih sangat rendah. Dari hasil kuesioner yang
dilakukan, terdapat sebanyak 73,1% masyarakat kurang pemahamannya terhadap
Kelurahan Siaga Aktif. Hal ini dapat disebabkan karena program Kelurahan Siaga Aktif
ini sendiri sudah lama tidak berjalan. Bahkan, program ini sudah tidak berjalan lagi
sejak tahun 2013. Menurut pihak Kelurahan sendiri, program ini belum berjalan dengan
baik karena pengetahuan yang kurang dan belum adanya aturan di tingkat kelurahan
dan SOP mengenai Kelurahan Siaga Aktif. Tidak dilakukannya evaluasi secara berkala
juga menyebabkan program ini tidak berkembang dan berjalan dengan rutin ditambah
pula kurang tersedianya dana untuk program ini.
Karena program ini sudah lama tidak berjalan dan tidak ada lagi sosialisasi
mengenai progam ini, pengetahuan masyarakatpun juga masih kurang terhadap
program ini. Dari sisi kader pun, sebagian besar kader masih berpengetahuan kurang
terhadap program Kelurahan Siaga Aktif ini, namun angkanya sedikit lebih baik
dibandingkan dengan hasil masyarakat, yakni sebanyak 62% masih berpengetahuan
kurang, sedangkan sisanya sudah berpengetahuan baik. Hal ini dapat disebabkan
beberapa kader (khususnya kader-kader senior) sempat merasakan adanya program
Kelurahan Siaga Aktif ini selama beberapa tahun, sebelum akhirnya program ini tidak
berjalan lagi sampai dengan saat ini.
Untuk kategori sikap responden, hasil sikap masyarakat sebagian besar masih
kurang, yakni sebesar 64,4% sedangkan untuk kader sebanyak 38% kader masih kurang
sedangkan sisanya sudah bersikap baik terhadap program Kelurahan Siaga Aktif.
Angka sikap para kader lebih baik daripada masyarakat dapat disebabkan karena
beberapa kader sudah ada yang pernah menjalani program ini beberapa tahun yang lalu
dan menjadi lebih sadar akan pentingnya program ini.

107
BAB VII
REKAPITULASI HASIL

Tabel 48. Rekapitulasi Hasil

No Upaya Indikator kerja Kegiatan Waktu Lokasi Hasil


pelaksanaan pelaksanaan

INPUT

1. Man

Melakukan diskusi dengan Terbentuknya komitmen antara Diskusi Juli 2018 Puskesmas Terbentuknya komitmen
kepala pemerintahan setempat pemerintah dengan Fakultas tertutup Kelurahan kedepan untuk pelaksanaan
untuk membentuk komitmen Kedokteran Universitar Trisakti Tebet Barat, program Kelurahan Siaga
mengenai pelaksanaan dari terhadap program Kelurahan Kantor Aktif
program Kelurahan Siaga Siaga Aktif serta membantu Kelurahan
Aktif meningkatkan kerjasama antar Tebet Barat
instansi dalam pelaksanaan
program

2. Money

(-) - - - - -

3. Method

Melakukan pengkajian dengan Mengetahui tingkat pengetahuan Wawancara Juli 2018 Kelurahan Rendahnya dukungan dari
wawancara kepada Kelurahan dan kepedulian kelurahan, Tebet Barat pemerintah kota, tidak
Tebet Barat, Pemegang pemegang program, dan tersedianya dana, belum
Program, dan perwakilan dari perwakilan tokoh masyarakat adanya SOP di tingkat
tokoh masyarakat mengenai mengenai Kelurahan Siaga Aktif kelurahan, rendahnya
program Kelurahan Siaga tingkat partisipasi
Aktif di Kelurahan Tebet Barat masyarakat, dan tidak
berjalannya rantai
komuikasi antara pemegang
program, RT, RW dan

108
kelurahan yang lama dan
yang baru.

Rendahnya tingkat
Melakukan pengkajian kepada Menilai tingkat pengetahuan RW 07 pengetahuan KPM, Kader
KPM, Kader kesehatan, dan Kader dan Masyarakat mengenai Kelurahan Kesehatan dan Masyarakat
masyarakat dengan pengisian Kelurahan Siaga Aktif Pengisian 27 Juli – 6 Tebet Barat mengenai Kelurahan Siaga
kuisioner mengenai kelurahan kuesioner Agustus Aktif
siaga aktif 2018

4 Material

Pengadaan mediapromosi Paparan awal mengenai Pembutan 10 Agustus Puskesmas Terciptanya media promosi
mengenai Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga Aktif kepada poster dan 2018 Kelurahan mengenai Kelurahan Siaga
Aktif menunjang proses masyarakat setelah penilaian penempelan Tebet Barat Aktif
edukasi kepada masyarakat pengetahuan masyarakat poster
mengenai kelurahan siaga aktif mengenai Kantor
kelurahan Kelurahan
siaga aktif Tebet Barat

109
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Salah satu strategi untuk mewujudkan Indonesia Sehat adalah program
desa siaga. Hal tersebut merupakan upaya strategis dalam rangka percepatan
pencapaian tujuan pembangunan Millenium (Millenium Development Goals),
dengan acuan pelaksanannya menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
564/Menkes /SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa
Siaga.1 Pada daerah Kelurahan Tebet Barat pelaksanaan desa siaga belum
berkembang seperti yang diharapkan, kurangnya dukungan dari pemerintah kota
sehingga belum semua kegiatan berjalan secara rutin, demikian halnya dengan
pencatatan, dan laporan kegiatan tidak lengkap.
Setelah ditetapkan penyebab masalah, dibuat beberapa alternatif
pemecahan masalah di atas. Kegiatan intervensi yang sudah dilakukan yaitu
melakukan wawancaradengan kelurahan, pemegang program dan tokoh
masyarakat setempat, pengisian kueisoner pada kader dan masyarakat RW 07
Kelurahan Tebet Barat, pembuatan media promosi berupa poster. Kegiatan-
kegiatan tersebut sangat berguna untuk meningkatkan partisipasi dan
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat,mengidentifikasi penyebab masalah
yang mempengaruhi tidak tercapainya program Kelurahan Siaga Aktif di
Kelurahan Tebet Barat.
Hasil penilaian kuesioner dari segi pengetahuan kader RW 07 Kelurahan
Tebet Barat didapatkan nilai tertinggi dari pengetahuan baik dengan nilai 31%
dan pengetahuan kurang baik sebesar 69%. Hasil dari segi sikap responden
kader RW 07 Kelurahan Tebet Barat 62% dengan sikap baik dan 38% dengan
sikap kurang baik. Hasil dari penyebaran kuesioner ke masyarakat RW 07
Kelurahan Tebet Barat didapatkan nilai dari segi pengetahuan baik dan kurang
baik berturut-turut 26,9% dan 73,1%, serta penilaian sikap masyarakat baik
dankurang baik berturut-turut 35,6% dan 64,4% dimana hasil dari segi

110
pengetahuan maupun sikap tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan kader
lebih baik dibandingkan masyarakat.

8.2 Saran
Bagi Kelurahan
1. Membuat media promosi mengenai Kelurahan Siaga Aktif yang lebih
mendalam dan menarik (buku,video, dan leaflet)
2. Mengadakanpelatihan untuk Stakeholder, Kader kesehatan /KPM mengenai
pelaksanaan Kelurahan Siaga Aktif
3. Mengajukan proposal dana pada Pemerintah Kota
4. Melanjutkan Kelurahan Siaga Aktif sampai tercapainya 100%
5. Membuat SOP ditingkat kelurahan mengenai Kelurahan Siaga Aktif

Bagi Puskesmas
1. Pemegang program mengetahui dan paham apa itu Kelurahan Siaga Aktif
2. Melanjutkan Kelurahan Siaga Aktif sampai tercapainya 100%
3. Melakukan pemantauan kepada kader dan masyarakat kelurahan kebon baru
atas program Kelurahan Siaga Aktif
4. Memperbaiki rantai komunikasi anatara pemegang program lama dan baru
5. Menyosialisasikan masalah kesehatan yang masih dihadapi masyarakat dan
hal yang menyebabkan masalah

Bagi Masyarakat
1. Melanjutkan Kelurahan Siaga Aktif sampai tercapainya 100%
2. Berpartisipasi aktif dalam pelatiahn mengenai pelaksanaan Kelurahan Siaga
Aktif yang diadakan oleh Kelurahan setempat
3. Mengajak dan membina masyarakat sekitar dalam Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
4. Melaksanakan kegiatan swadaya atau yang sudah diperoleh dananya dari
donatur

111
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Germas Wujudkan Indonesia Sehat.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2016.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Buku Pedoman Desa Siaga Aktif Provinsi
Jawa Barat. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi JABAR . 2010.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga.
In: Indonesia DKR, editor. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2006.
5. Rohantoknam, Liana Detania. Analisa Desa Siaga di Desa Evu Kabupaten
Maluku Tenggara. Maluku: Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.
2013
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan Pembangungan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2000.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Tehnis Pengembangan dan
Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2010.
8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia. 2006.
9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Pencatatan
dan Pelaporan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan. 2014
10. Departemen Kesehatan Republik Indoensia. Buku Pegangan Kader Desa Siaga.
Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. 2007.
11. Kementrian Kesehatan Republik Indoensia. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Republik Indoensia. 2011.

112
Lampiran 1. Kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap Kader dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif

113
114
115
116
117
118
Lampiran 2. Kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap masyarakat dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif

119
120
121
122
123
Lampiran 3. Hasil kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap Kader dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif

124
125
Lampiran 4. Hasil kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap Masyarakat dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif

126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
Lampiran 5. Media promosi

Jadikan Kelurahan
Anda,

KELURAHAN
SIAGA AKTIF

"Kepedulian & Tindakan Anda,


 Berdampak Besar Bagi Kita
Semua"

136
I ndikator Kelurahan
Siaga Aktif

1. Kepedulian Forum Kelurahan 


2. Keberadaan KPM/ Kader
Kesehatan
3. Kemudahan Akses Pelayanan
Kesehatan Dasar
4. Keberadaan UKBM/ Posyandu
5. Dukungan Dana untuk Kegiatan
Kesehatan di Kelurahan
6. Peran Aktif Masyarakat &
Organisasi Kemasyarakatan
7. Peraturan ditingkat Kelurahan
yang Melandasi dan Mengatur
tentang pengembangan Kelurahan
Siaga Aktif
8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
& Sehat

137
Mari Dukung 

KELURAHAN
SI AGA AKTI F
Dengan Perilaku Hidup Bersih &Sehat

138

S-ar putea să vă placă și