Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstrak
1
Mahasiswa S1 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan Lampung
VOL. 9 No.1 Januari 2014 33
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
A. Pendahuluan
Salah satu unsur penting dalam struktur masyarakat Islam
adalah masjid. Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat
Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga
disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah, masjid juga
merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan
perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al
Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam,
masjid turut memegang peranan penting dalam aktivitas sosial
kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Secara etimologi masjid berarti tempat beribadah. Akar kata
dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata
masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d)
ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi.2
Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan". 3
Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini
berasal dari kata mezquita4 dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque
kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara
luas.
Pada masa awal perkembangan Islam, yaitu pada zaman
Rasulullah, masjid merupakan pusat pemerintah, kegiatan pendidikan,
kegiatan sosial dan ekonomi. Sebagai Kepala Pemerintah dan Kepala
Negara Muhammad SAW tidak mempunyai istana seperti halnya para
raja pada waktu itu, beliau menjalankan roda pemerintahan dan
mengatur umat Islam di Masjid, permasalahan-permasalahan umat
beliau selesaikan bersama-sama dengan para sahabat di Masjid bahkan
hingga mengatur strategi peperangan.
Tradisi ini kemudian tetap dilestarikan oleh para khulafaur
Rasyidin dan khalifah-khalifah setelahnya, namun pada
perkembanganya di bidang pemerintahan masjid hanya di jadikan
simbol pemerintahan Islam, walaupun terletak biasanya di pusat
pemerintahan berdampingan dengan pusat kekuasaan. Kemegahan
sebuah masjid menjadi kebanggaan bagi penguasa, peninggalan-
peninggalan tersebut masih kita dapati di berbagai tempat bekas
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid. diakses tgl. 28 Oktober 2014
3
Hillenbrand, R. Masdjid. I. In the central Islamic lands. In P.J. Bearman, Th.
Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam
Online. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912
4
www.google.com mosque, diakses tgl. 28 Oktober 2014
VOL. 9 No.1 Januari 2014 34
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
5
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hal.
315
6
Ibid, hal. 317
7
Barat= istilah untuk menyebut negara-negara di Eropa dan Amerika.
B. Pembahasan
1. Faktor-faktor umat meninggalkan masjid
Saat ini, hampir sangat sulit mendapatkan masjid yang
difungsikan secara ideal menurut sunnah Rasulullah saw. Secara
umum, menurut Kemenag tahun 2010, bila dicermati
perkembangannya dewasa ini masih banyak pengurus masjid
yang lebih memperhatikan kemegahan bangunannya. Inilah
yang ditenggarai menjadi penyebab terhambatnya kemajuan
Islam.ada dua tipe kecenderungan penyimpangan dalam
pengelolaan masjid-masjid zaman sekarang.8 Pendapat tersebut
dipertegas oleh Masjiddarrulizzah, yang menyebutkan bahwa
faktor-faktor umat meninggalkan masjid, di antaranya:
Pertama, Pengelolaan Masjid secara Konvensional. Dalam hal ini
gerak dan ruang lingkup masjid dibatasi pada dimensi-dimesi
vertikal saja, sedang dimensi-dimensi horizontal
kemasyarakatan dijauhkan dari masjid. Indikasi pengelolaan
masjid jenis ini adalah masjid tidak digunakan kecuali untuk
shalat jamaah setelah itu masjid dikunci rapat-rapat.
Kedua, Pengelolaan Masjid yang Melewati Batasan Syara. Pada hal
kedua ini, biasanya mereka berdalih untuk memberi penekanan
pada fungsi sosial masjid tetapi mereka kebablasan. Maka
diselenggarakanlah berbagai acara menyimpang di masjid.
Misalnya pesta pernikahan dengan pentas musik atau tarian,
perayaan hari-hari besar Islam dengan ragam acara yang tak
pantas diselenggarakan di masjid dan sebagainya. Mereka lebih
mengutamakan dimensi sosial-yang ironinya menabrak syari`at
8
Fauzul Izmi, Optimalisasi Peran Dan Fungsi Mesjid, [Fauzul
Izmi/wasathon.com]. diakses tgl. 29 Oktober 2014
1. Mengikutsertakan remaja
Remaja adalah agent of change (agen perubahan). Maju atau
mundurnya ummat Islam di kemudian hari ditentukan oleh seperti apa
remajanya hari ini. Tidak diragukan lagi remaja memiliki kelebihan
yaitu fisik yang bugar, semangat tinggi, dan kecemerlangan pikiran.
Potensi tersebut harus digali untuk hal-hal yang positif. Mereka harus
didekatkan dengan masjid sejak dini. Sebab, ketika mereka sudah
terpengaruh oleh budaya luar maka sulit untuk mencegahnya.
Sasarannya nanti adalah remaja dapat berkontribusi dalam
mengoptimalkan peran masjid. Potensi remaja dengan semangat dan
tenaga baru ini harus diupayakan untuk turut serta dalam berbagai
kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid.Tercatat saat ini di banyak
masjid di tanah air telah ada organisasi remaja masjid. Disini remaja
Islam dibentuk karakter dan dibina kepribadiannya sesuai dengan nilai-
nilai Islami. Berbagai acara diangkatkan sesuai dengan minat dan bakat
remaja seperti lomba nasyid, pidato, kaligrafi dan lain sebagainya.
Dengan bergabung di dalamnya artinya remaja telah membentengi diri
mereka sendiri dari pergaulan bebas, tawuran, narkoba dan lain
sebagainya.
Daftar Pustaka