Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di
dalam jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru
(pernafasan luar). Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima
persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk
oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari
jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses
metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam
bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan (Pearce, 2008).
System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang
merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi
terganggu maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu.
Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam
jangka panjang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien secara holistic memiliki tanggung jawab untuk
membantu pemenuhan kebutuhan oksigen klien yang tidak adekuat.Dalam
tindakannya, seorang perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan harus
melakukan metode keperawatan berupa pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi, dan evaluasi..
Diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem respirasi dapat
berupa ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola nafas,
gangguan pertukaran gas, disfungsi respon penyapihan ventilator, dan
gangguan ventilasi spontan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
e. PATHWAY
Vol. Tidal tinggi
b. Etiologi
Torakotomi dapat dilakukan, apabila:
Pendarahan;
Infeksi;
Kesakitan
Usia;
Merokok;
PATHWAY
9. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
e. Pengertian
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan istilah
yang bisa saling menggantikan yaitu gangguan progresif lambat
Kronik ditandai oleh obstruksi saluran pernapasan yang menatap
atau sedikit reversibel, tidak seperti obstruksi saluran pernapasan
reversibel pada asma (Davey, 2006).Penyakit Paru Obstruktif Kronif
(PPOK) adalah keadaan penyakit yang ditandai oleh keterbatasan
aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible (Rubenstein, Wayne
dan Bradley, 2007).
f. Klasifikasi
Menurut Davey (2006), beratnya penyakti PPOK ditentukan
berdasarkan derajat obstruksi saluran pernapasan, yaitu :
a) Derajat 1 (PPOK ringan)
Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk produksi
sputum).Keterbatasan aliran udara ringan (VEP1/ KVP <
70%.VEP1> 80% Prediksi).Orang tersebut mungkin tidak
menyadari bahwa fungsi parunya abnormal.
b) Derajat 2 (PPOK sedang)
Semakin memburuknya hambatan aliran udara (VEP 1/
KVP < 70%. 50% < VEP1< 80%), disertai dengan adanya
pemendekan dalam bernafas.
c) Derajat 3 (PPOK berat)
Ditandai dengan keterbatasan/hambatan aliran udara yang
semakin memburuk (VEP 1/ KVP < 70%. 30% Ł VEP1 < 50%
prediksi).Terjadi sesak nafas yang semakin memberat,
penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang yang
berdampak pada kualitas hidup pasien.
d) Derajat 4 (PPOK sangat berat)
Keterbatasan atau hambatan aliran udara yang berat
(VEP1 / KVP < 70%.VEP1 < 30% prediksi) atau VEP1 < 50%
prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas kronik dan gagal
jantung kanan.
g. Etiologi
Menurut Davey (2006), etiologi dari Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK), yaitu :
1) Faktor lingkungan
Merokok merupakan penyebab utama diserti risiko
tambahan akibat polutan udara ditempat kerja atau di dalam
kota. Sebagian pasien memiliki asma Kronik yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati.
2) Genetik
Defisiensi α1 antitripsin merupakan presdiposisi untuk
berkembangnya PPOK dini.
h. Gejala dan tanda PPOK
Gejala yang dominan pada PPOK adalah sesak napas yang
sering kali dimulai saat aktivitas.Sering kali terdapat batuk yang
mungkin produktif menghasilkan spatum dan mengi.Gejala umum
bersifat progresif dengan sesak napas yang semakin berat dan
berkurangnya toleransi olahraga.Terdapat akseserbasi, sering kali
berhubungan dengan infeksi dimana terdapat sesak napas yang
semakin berat, batuk, mengi dan produksi sputum. Biasanya terjadi
pada pasien berusia lebih dari 45 tahun (bronkitis Kronik sama
dengan produksi sputum hampir setiap hari selama tiga bulan atau
dua tahun berturut-turut) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
memiliki prevalensi lebih dari 2% (Davey, 2006).
Methylxanthine
Contoh obat yang tergolong methylxanthine adalah teofilin.Obat ini
dilaporkan berperan dalamperubahan otot-otot inspirasi.
Kortikosteroid
Kortikosteroid inhalasi yang diberikan secara regular dapat
memperbaiki gejala, fungsi paru, kualitashidup serta mengurangi
frekuensi eksaserbasi
Phosphodiesterase-4 inhibitor
Mekanisme dari obat ini adalah untuk mengurangi inflamasi dengan
menghambat pemecahan intraselularC-AMP.
PATHWAY
10. Pengkajian Sistem Respiratori
Proses pengkajian keperawatan harus dilakukan dengan sangat individual
(sesua masalah dan kebutuhan klien saat ini). Dalam menelaah status
pernapasan klien, perawat melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik
untuk memaksimalkan data yang dikumpulkan tanpa harus menambah
distres pernapasan klien. Setelah pengkajian awal perawat memilih
komponen pemeriksaan yang sesuai dengan tingkat distres pernapasan
yang dialami klien. Komponen pemeriksaan pulmonal harus mencakup
tiga kategori distres pernapasan yaitu akut, sedang, dan ringan
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan klien diawali dengan mengumpulkan informasi tentang
data biografi, yang mencakup nama, usia, jenis kelamin, dan situasi
kehidupan klien. Data demografi biasanya dicatat pada formulir
pengkajian rumah sakit atau klinik. Perhatikan usia biologik klien dan
bandingkan dengan penampilannya. Apakah klien tampak sesuai dengan
usianya? Kelainan seperti kanker paru dan penyakit paru kronis sering
membuat klien tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Situasi kehidupan.
apakah klien hidup sendiri, dengan anak-anak, atau dengan orang terdekat
(kerabat), penting untuk diketahui sehingga perawat dapat membuat
rencana pemulangan yang sesuai.
Riwayat pernapasan mengandung informasi tentang kondisi klien saat ini
dan masalah-masalah pernapasan sebelumnya. Wawancarai klien dan
keluarga dan fokuskan pada manifestasi klinik tentang keluhan utama,
peristiwa yang mengarah pada kondisi saat ini, riwayat kesehatan
terdahulu, riwayat keluarga, dan riwayat psikososial.
11. Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN
(00032) Ketidak efektifan (0412) Respon penyapihan (3140) Manajemen
pola nafas ventilasi mekanik dewasa jalan nafas
Definisi : inspirasi dan atau Definisi: Penyesuaian pernafasan Monitor status
ekspirasi yang tidak dan psikologis untuk pengangkatan pernafasan dan
memberi ventilasi adekuat ventilasi mekanik progresif oksigenasi
Batasan karakteristik : Kriteria hasil yang diharapkan atau 1. Posisikan untuk
Data subyektif : skala target outcome memaksimalkan ventilasi
........................................................... di pertahankan pada 2. Lakukan fisioterapi dada
.................................................. .........ditingkatkan ke...........
Data obyektif Skala 1-5 ( Deviasi berat,cukup (3210) Manajemen Asthma
Dipsnea besar,sedang,ringan,tidak ada ) 1. Monitor kecepatan irama
Ortopnea (041202) Tingkat pernafasan dan kedalaman dan usaha
Penggunaan otot bantu spontan pernafasan
pernafasan (041203) Irama pernafasan 2. Amati pergerakan dada
Bradipnea spontan 3. Auskultasi suara paru
Pola nafas abnormal (041204)Kedalaman pernafasan 4. Tawarkan minuman hangat
Pernafasan bibir spontan untuk minum
(041211) Saturasi oksigen 5. Ajarkan klien untuk
Pernafasan cuping
(041230) Suara nafas tambahan mengidentifikasi dan
hidung menghindari pemicu sebisa
Takipnea
(0403) Status pernafasan : mungkin
Faktor yang Berhubungan 6. Berikan pengobatan dgn
Hiperventilasi Ventilasi
Definisi: Keluar masuknya udara tepat dan atau sesuai
Imaturitas neurologis kebijakan dan petunjuk
Gangguan dari dan kedalam paru
Kriteria hasil yang diharapkan atau prosedur
muskuloskeletal 7. ..........................................................
skala target outcome
Keletihan otot (3350) Monitor
di pertahankan pada
pernafasan pernafasan
.........ditingkatkan ke...........
Nyeri 1. Monitor suara nafas
Skala 1-5 ( sangat
Anxietas berat,berat,cukup,ringan,tidak ada ) tambahan
(040301 )Frekwensi pernafasan 2. Monitor pola nafas
3. Catat pada perubahan pada
(040302)Irama pernafasan
saturasi o2 volume tidal
(040303 )Kedalaman inspirasi 4. ...........................................................
(040309 )Penggunaan otot bantu ...................................
nafas
(040311 )Retraksi dinding dada
(00201 )RESIKO KETIDAK (0406) Perfusi jaringan: serebral (2540) Manajemen Edema
EFEKTIFAN PERFUSI Kecukupan aliran darah melalui Serebral
JARINGAN OTAK pembuluh darah otak untuk 1. Monitor adanya
Definisi :Rentan terhadap mempertahankan fungsi otak. kebingungan ,perubahan
penurunan sirkulasi Kriteria hasil yang pikiran,keluhan pusing dan
jaringan otak yang dapat diharapkan atau skala pingsan
mengganggu kesehatan. target outcome 2. Monitor status neurolgis
Faktor Resiko : di pertahankan 3. Monitor tanda tanda vital
Agen farmaseucal pada .........ditingkatkan 4. Kurangi stimulus dalam
Aterosklerosis aortik ke........... lingkungan pasien
Hipertensi skala 1-5( deviasi 5. Hindari fleksi leher atau fleksi
Koagulasi berat,Cukup ekstrem pada lutut/panggul
intravaskular besar,sedang,ringan,tidak 6. Hindari valsava manuver
Neoplasma otak ada) 7. Batasi cairan
(040612) Tekanan intrakranial 8. Lakukan latihan ROM pasif
Penyalahgunaan zat
(040613) Tekanan darah sistolik 9. Pertahankan suhu normal
Stenosis karotid
Terapi trombolitik (040614) Tekanan darah 10. Kolaborasi dokter pemberian
diuritik atau active loop
Tumor diastolik 11. ..............................
otak(gangguan (2590) Monitor Tekanan
serebrovaskuler,peny (040603) Sakit kepala Intrakranial
akit 1. Monitor suhu dan jumlah
neurologis,trauma,tu (040608) Agitasi WBC
mor) (040609) Muntah 2. Monitor intake dan output
.................................. (040611) Pingsan 3. Periksa pasien terkait ada
.................................. tidaknya kaku kuduk
... (040616) Demam 4. Sesuaikan kepala tempat tidur
(040620) Reflek saraf terganggu untuk mengoptimalkan
perfusi serebral
........................................................... 5. Kolaborasi dokter pemberian
(0422 )Perfusi jaringan antibiotik
Kecukupan aliran darah melalui 6. ………………………………
organ tubuh unt berfungsi pada …………..
tingkat sel
Kriteria hasil yang diharapkan atau
skala target outcome
di pertahankan pada
.........ditingkatkan ke...........
skala 1-5( deviasi berat,Cukup
besar,sedang,ringan,tidak ada
(042226) Aliran darah melalui
pembuluh darah jantung
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di
dalam jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru
(pernafasan luar). Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima
persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk
oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari
jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses
metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam
bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan
B. SARAN
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien secara holistic memiliki tanggung jawab untuk
membantu pemenuhan kebutuhan oksigen klien yang tidak adekuat.Dalam
tindakannya, seorang perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan
harus melakukan metode keperawatan berupa pengkajian, diagnose
keperawatan, intervensi, dan evaluasi..
DAFTAR PUSTAKA