Sunteți pe pagina 1din 6

KEEFEKTIFAN PENULISAN KALIMAT PADA TESIS

MAHASISWA INDONESIA TIMUR PROGRAM MAGISTER


TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIPA SURABAYA

Ira Eko Retnosari


ira_eko_80@yahoo.com

Tri Indrayanti
indrayant.tri@gmail.com

Abstract
The effective sentence is a sentence that can represent the writers’ ideas
clearly and concisely in readers’ mind as what the writers mean. This research
describes the effectiveness of sentence on the students’ theses of Post Graduate in
Education Technology Department, Unipa Surabaya.
This research uses qualitative approach. The data source of this research is
theses of Post Graduate students of Education Technology Department, Unipa
Surabaya and the data of the research are the sentences existed in the theses of
Post Graduate students of Educataion Technology Department, Unipa Surabaya.
The data collection in this research is conducted through documentation method.
The data collection procedure in this research is (1) collecting theses, (2) copying
theses, (3) reading paragraphs and sentences, (4) identifying, (5) classifying, (6)
codifying, and (7) analyzing. The data analysis in this research uses descriptive
method. In analyzing the data, the writers use some stages, that is, (1) collecting
data, (2) classifying data, (3) interpreting some mistakes, and (4) explaining.
The result of this research indicates that the most ineffectiveness of the
sentences occurs in amount of (50%) inappropriateness of spelling, that is, (10%)
the use of capital letters, (12%) how to write words, (6%) spelling of borrowing
words, (22%) puntuation. While the least ineffectiveness of the sentence occurs
on the accurateness in amount of 20%, that is, (10%) diction, (8%) useless words,
(8%) conjunction, and (1%) parallel.

keywords: effective sentence, theses, post graduate students

PENDAHULUAN mempunyai kemampuan untuk


Kalimat efektif menekankan masalah menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada isi pikiran atau perasaan penulis, pada pikiran pembaca yang identik dengan
dapat mewakili pikiran penulis, dan maksud penulis. Di samping itu, kalimat
sanggup menarik perhatian pembaca efektif selalu berusaha agar gagasan pokok
terhadap suatu tulisan. Kalimat efektif

1
mendapatkan tekanan dalam pikiran Pendidikan sangat diminati oleh
pembaca (Keraf, 1994:30). mahasiswa yang sudah lulus strata satu
Berkaitan dengan penulisan kalimat dari berbagai prodi. Mahasiswa yang
efektif dalam tugas akhir mahasiswa, berminat tersebut berasal dari berbagai
peneliti masih menemukan ketidaktepatan pulau di Indonesia termasuk mahasiswa
dalam menulis kalimat. Hal ini akan yang berasal dari Indonesia Timur.
menyebabkan kualitas hasil penulisan Berdasarkan hal-hal di atas,
tidak sesuai yang diharapkan. Padahal, jika penelitian ini berjudul Keefektifan
dilihat lulusan program magister Penulisan Kalimat pada Tesis Mahasiswa
selayaknya mampu menghasilkan tugas Indonesia Timur Program Magister
akhir yang baik. Pendidikan Unipa Surabaya. Kalimat
Program Pascasarjana (S2) bidang efektif dipilih karena penulisan tesis harus
Teknologi Pembelajaran (SK Dikti menggunakan kalimat efektif agar
No.306/DIKTI/Kep/1999) didirikan pada pembaca dapat memahami maksud
tanggal 23 Juni 1999. Pendirian program penulis. Peneliti memilih Mahasiswa
studi ini merupakan suatu implementasi Program Magister Pendidikan karena
tanggung jawab profesional di bidang Program Magister Pendidikan adalah satu-
pendidikan dan pengajaran. Sejak tahun satunya program strata dua di Unipa
2006, Program Magister Teknologi Surabaya. Mahasiswa Indonesia Timur
Pembelajaran telah diakreditasi oleh BAN- dipilih karena jumlah mahasiswa
PT dengan hasil berperingkat A (Sangat Indonesia Timur yang berkuliah Program
Baik) berdasarkan sertifikasi BAN-PT Magister Teknologi Pendidikan di Unipa
No.000629/Ak-V/S2-0 1 2/PVTPD/S2/1/X Surabaya relatif sedikit sehingga
2006. diharapkan tesis mereka dapat dianalisis
Status akreditasi peringkat "A" secara mendalam.
membawa dampak yang luar biasa
terhadap perkembangan Program KAJIAN TEORI
Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana 1. Kalimat Efektif
Surabaya. Salah satu dampak dari status
akreditasi "A" adalah komitmen Kalimat efektif adalah kalimat
peningkatan kualitas pembelajaran yang yang dapat mengungkapkan gagasan
diwujudkan dalam pemberian kesempatan pemakainya secara tepat dan dapat
seluas-luasnya kepada dosen untuk dipahami secara tepat pula yang berciri (1)
mengikuti pendidikan strata tiga (S-3), kejelasan gagasan kalimat, (2) kepaduan
perbaikan infrastruktur serta perbaikan unsur-unsur kalimat, (3) kecermatan
layanan kepada masyarakat. Komitmen pembentukannya, (4) kevariasian, dan (5)
terhadap peningkatan kualitas para dosen penggunaan ejaan, khusus dalam ragam
selalu digulirkan oleh lembaga untuk tulis (Yulianto, 2001:1). Sejalan dengan
menjadikan Program Pascasarjana hal itu, Widyamartaya (1995:19)
Univrsitas PGRI Adi Buana Surabaya berpendapat bahwa ciri-ciri kalimat efektif
menjadi lembaga yang terhormat dan di antaranya adalah (1) kesatuan gagasan,
bermartabat yang pada akhirnya mampu (2) koherensi yang baik dan kompak, (3)
memberikan sumbangsih dalam dunia komunikasi yang berharkat, (4)
pendidikan seoptimal-optimalnya dalam paralelisme, (5) kehematan, (6)
wujud perubahan paradigma sainteks yang kevariasian, dan (7) penggunaan ejaan.
berbasis research university menuju Definisi kalimat efektif
entrepreneurship university secara mendapatkan perhatian dari beberapa
gradual. Dampak lain diperolehnya pakar lain, yakni Arifin dan Tasai,
akreditasi “A” sampai dengan tahun ini Sampurno dkk., Finoza, dan Keraf. Arifin
bahwa Program Studi Teknologi dan Tasai (2000:89-90) berpendapat

2
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dalam kalimat dapat diamati pada hadimya
memiliki kemampuan untuk menimbulkan subjek (S) dan predikat (P) ataupun diikuti
kembali gagasan-gagasan pada pikiran objek (O) dan keterangan (K) kalimat.
pembaca seperti apa yang ada dalam Gagasan kalimat biasanya menjadi kabur
pikiran penulis. Sebuah kalimat efektif jika kedudukan S atau P tidak jelas. Hal-
ciri-ciri yang khas, yakni (1) kesepadanan hal yang dapat mengganggu kejelasan
struktur, (2) keparalelan bentuk, (3) gagasan di antaranya adalah (1) kesalahan
ketegasan, (4) kehematan, (5) kecermatan, penggunaan kata depan, (2) ketidakhadiran
dan (6) kelogisan (Arifin dan Tasai, S atau P, dan (3) P kalimatnya ganda
2000:90). Menurut Sampurno dkk (Yulianto, 2001:1, 2, dan 5).
(2001:14), kalimat efektif adalah kalimat Pengertian dan syarat-syarat
yang dapat menampung gagasan yang kejelasan gagasan mendapatkan perhatian
disampaikan sehingga gagasannya dari beberapa pakar lain, yakni Finoza,
tergambar secara jelas dan lengkap dalam Keraf, dan Widyamartaya. Finoza dan
pikiran pembaca persis seperti yang Keraf memakai istilah kesatuan gagasan
disampaikannya. Mereka menambahkan, untuk mengacu kejelasan gagasan. Finoza
untuk membuat kalimat efektif perlu (2001:137) berpendapat bahwa kesatuan
memperhatikan lima hal, yaitu (1) gagasan ialah terdapatnya satu ide pokok
kekompakan dan kesatuan, (2) kehematan, dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide
(3) kevariasian, (4) kesejajaran, dan (5) kalimat itu boleh panjang atau pendek,
penekanan. menggabungkan lebih dari satu kesatuan,
Dari beberapa penjelasan tentang bahkan dapat mempertentangkan satu
kalimat efektif yang dikemukakan oleh sama lainnya, asalkan ide atau gagasan
para pakar di atas, terdapat beberapa kalimatnya tunggal. Sejalan dengan hal itu,
persamaan. Persamaan itu adalah kalimat Keraf (1949:36) berpendapat bahwa setiap
efektif merupakan kalimat yang dapat kalimat yang baik harus memperhatikan
mewakili dan menimbulkan kembali kejelasan gagasan, mengandung satu ide
gagasan penulis secara mudah, jelas, dan pokok. Dalam satuan kalimat, tidak boleh
lengkap yang sama tepatnya dalam pikiran ada perubahan dari satu kesatuan gagasan
pembaca seperti apa yang dimaksud ke kesatuan gagasan lain yang tidak
penulis. Pada dasarnya, semua rumusan berhubungan. Jika dua kesatuan yang tidak
pengertian itu memberikan tekanan yang berhubungan disatukan, akan rusak
sama. Tekanan itu adalah penggunaan kesatuan pikiran itu.
kalimat efektif dimaksudkan agar pesan
yang terkandung dalam kalimat itu dapat B. Kecermatan
dipahami oleh pembaca secara mudah, Cermat adalah tidak menimbulkan
tepat, jelas, dan lengkap sesuai dengan tafsiran ganda (Arifin dan Tasai,
maksud penulis. Berdasarkan uraian di 2000:95). Menurut Sunaryo (1999:18),
atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat cermat berarti (1) tepat dalam pemilihan
efektif berciri (1) kejelasan gagasan, (2) kata, (2) tidak menimbulkan tafsiran
kepaduan, (3) kecermatan, (4) kevariasian, ganda, (3) tidak boros, dan (4) tidak
(5) ketegasan atau penekanan, (6) berlebihlebihan.
penggunaan ejaan, dan (7) penalaran yang Definisi kecermatan secara
logis. terperinci diungkapkan oleh Yulianto
(2001:8), yakni (1) penggunaan kata
2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif yang tepat, (2) penghindaran unsur
mubazir, (3) pembentukan frasa yang
A. Kejelasan Gagasan
tepat, (4) pemakaian konjungsi yang
Kejelasan gagasan tampak pada tepat, (5) pembentukan kata yang sejajar,
adanya satu ide pokok. Keberadaannya dan (6) penalaran yang logis.

3
Secara rinci, Widyamartaya unsur serapan; dan pemakaian tanda
(1995:31) berpendapat bahwa upaya- baca. Senada dengan hal itu, Arifin dan
upaya untuk berhemat kata meliputi (1) Tasai (2000:170) berpendapat ejaan ialah
menghindarkan S yang tidak diperlukan, penulisan huruf, penulisan kata, dan
(2) menghindarkan pemakaian pemakaian tanda baca.
superordinat dan hiponimi bersama- Dari beberapa uraian di atas, dapat
sama, (3) menjauhkan kata depan dari disimpulkan bahwa ejaan adalah kaidah
dan daripada yang tidak perlu, (4) penulisan huruf, yang mencakup jenis,
menghindarkan penguraian kata yang penggunaan, serta perangkaian dan
tidak perlu, (5) menghindarkan bentuk pemisahannya; penulisan kata, termasuk
klausa bahwa bila bentuk frasa sudah pula penulisan unsur serapan, dan
memenuhi, (6) menghilangkan kata-kata pemakaian tanda baca.
pembalut seperti fakta, faktor, unsur
yang sebenamya tidak perlu, dan (7) 3. Tesis
menghilangkan pleonasme. Tesis adalah karya tulis ilmiah
Berdasarkan uraian-uraian di atas, yang ditulis oleh mahasiswa untuk
dapat disimpulkan bahwa kesejajaran memperoleh gelar magister atau strata dua
merupakan penggunaan unsur-unsur (Khaerudin, 2012: 41). Senada dengan
yang sama derajatnya yang dipakai pendapat Khaerudin, Chaer (2011:186)
dalam suatu kalimat. Artinya, jika sebuah berpendapat bahwa tesis merupakan
gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam
dengan frasa (kelompok kata), maka pendidikan stara dua. Dalam KBBI, tesis
gagasan-gagasan lain yang sederajat diartikan sebagai karangan ilmiah yang
harus dinyatakan dengan frasa. Jika ditulis untuk mendapatkan gelar
bentuk pertama menggunakan nomina, kesarjanaan pada suatu universitas atau
bentuk kedua dan seterusnya juga harus perguruan tinggi.
menggunakan nomina. Demikian juga, Penulis tesis diharapkan
bila bentuk pertama dinyatakan dengan menghasilkan sesuatu yang memberikan
verba, gagasan lainnya yang sederajat sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
harus dinyatakan dengan verba. Di Sumbangan yang demikian itu tidak
samping itu, kesejajaran harus dituntut dari penulis skripsi. Masalah yang
memperhatikan penggunaan konjungsi dikaji dalam skripsi cenderung pada
yang secara tepat. masalah yang bersifat penerapan ilmu,
sedangkan tesis cenderung ke arah
C. Ejaan pengembangan ilmu.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan
tentang pelambangan bunyi-bunyi ujaran, METODE PENELITIAN
pemakaian tanda baca, pemenggalan Penelitian ini bertujuan
kata, dan penggabungan kata (Suryaman, mendeskrisikan penulisan tesis mahasiswa
1996:7). Menurut Holomin (1993) Indonesia Timur Program Magister
(dalam Sukri, dkk., 1994:53), ejaan BI Teknologi Pendidikan Unipa Surabaya.
menyangkut pemenggalan kata, Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini
penggunaan huruf kapital, penulisan merupakan penelitian kualitatif, yakni
kata, penulisan unsur serapan, penelitian yang tidak mengadakan
penggunaan tanda baca. perhitungan atau angka (Moleong,
Menurut Yulianto dan Purwantono 2001:2). Sumber data penelitian ini adalah
(1992:14), ejaan adalah kaidah penulisan tesis mahasiswa Indonesia Timur Program
huruf, yang mencakup jenis, penggunaan, Magister Teknologi Pendidikan Unipa
serta perangkaian dan pemisahannya; Surabaya. Data penelitian ini adalah
penulisan kata, termasuk pula penulisan kalimat-kalimat pada tesis mahasiswa

4
Indonesia Timur Program Magister Unsur Serapan 6%
Teknologi Pendidikan Unipa Surabaya. Tanda Baca 22%
Prosedur pengumpulan data dalam Total Persentase 50%
penelitian ini adalah (1) pengumpulan
tesis, (2) pemfotokopian tesis, (3) Simpulan
pembacaan tesis, (4) penandaan dengan Berdasarkan hasil analisis data,
stabilo, (5) pengklasifikasian, (6) dapat disimpulkan bahwa ketidakefektifan
pengodean, (7) pembuatan kartu. Prosedur kalimat terbesar terjadi pada
analisis data dalam penelitian ini adalah ketidaktepatan penggunaan ejaan sebanyak
(1) pengumpulan data, (2) 50% dengan rincian kesalahan penulisan
pengklasifikasian data, (3) penentuan huruf kapital (10%), penulisan kata (12%),
frekuensi kesalahan, (4) pengeksplanasian. penulisan unsur serapan (6%), dan
penulisan tanda baca (22%). Sementara
HASIL PENELITIAN itu, ketidakefektifan kalimat terkecil
Dari data yang telah terkumpul dan terjadi pada kecermatan sebanyak 20%
teranalisis, ditemukan beberapa kesalahan, dengan rincian pemakaian diksi (10%),
yaitu ketidakjelasan gagasan, pemakaian unsur mubazir (8%),
ketidakcermatan, dan ketidaktepatan pemakaian konjungsi (8%), dan
penggunaan ejaan. Ketidakjelasan gagasan keparalelan (1%).
terdapat pada kehadiran kata depan pada
awal kalimat, ketidakhadiran S atau P, dan
DAFTAR PUSTAKA
adanya S/P ganda. Ketidakcermatan terjadi
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar
karena ketidaktepatan diksi, pemakaian
Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.
unsur mubazir, ketidaktepatan penggunaan
Jakarta: PT Bumi Aksara.
konjungsi, dan ketidaklogisan. Sementara
Badara, Aris. 2013. Analisis Wacana:
itu, ketidaktepatan penggunaan ejaan
teori, metode, dan penerapannya
terdapat pada kesalahan penggunaan huruf
pada wacana media. Jakarta:
kapital, ketidaktepatan pemakaian kata,
Kencana Prenada Media Group.
kesalahan penulisan unsur serapan, dan
Chaer, Abdul. 1994. LinguistikUmum.
ketidaktepatan penggunaan tanda baca.
Jakarta. Rineka Cipta.
Berikut ini akan diuraikan persentase
Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis
ketidakeefektifan kalimat.
Wacana Kritis. Bandung: Yrama
Tabel Persentase Hasil Analisis
Widya.
Data Djajasudarma, Fatimah.2012. Wacana dan
Pragmatik. Bandung: PT Refika
Ketidakjelasan Gagasan Persentase Aditama.
Kesalahan kata depan 5% Djatmika. 2014. Pernik Kajian Wacana.
S/P tidak ada 20% Yogyakarta: Graha Ilmu.
S/P ganda 5% Harimansyah, Ganjar. 2013. Pilihan
Total Persentase 30% Bahasa Remaja dalam Perspektif
Kecermatan Persentase Umur dan Lintas Generasi.
Diksi 10% http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/
Unsur Mubazir 8% lamanbahasa/artikel/1251. Diunduh
Konjungsi 8% pada 23 Oktober 2015.
Keparalelan 1%
Total Persentase 20%
Ejaan Persentase
Huruf Kapital 10%
Penulisan Kata 12%

5
http://pengertian-pengertian-
info.blogspot.co.id/2015/11/pengerti
an-sms-short-message-service.html.
Pengertian SMS (Short Message
Service) Menurut Ahli. Diunduh pada
12 Desember 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Layanan_pes
an_singkat. Diunduh pada 11
November 2015.
Ibrahim, Syukur Abd. 1993. Kajian Tindak
Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Leech, Geofrrey. 2011. Prinsip-prinsip
Pragmatik. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
Penelitan Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Rani, Abdul dkk. 2010. Analisis Wacana:
Sebuah Kajian Bahasa dalam
Pemakaian. Malang: Bayumedia
Publishing.
Muchlisin Riadi, Muchlisin. 2012.
Pengertian dan Sejarah
SMS.http://www.kajianpustaka.co
m/2012/12/teori-sms-short-
message-service.html. Diunduh
pada 20 November 2015.
Murtiani, Anjar dkk. 2016. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Araska.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara
Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Afabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran
Pragmatik. Bandung: Angkasa
Bandung.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar
Pragmatik. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Yule, George. 2014. Pragmatik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

S-ar putea să vă placă și