Sunteți pe pagina 1din 8

EFEKTIVITAS BERBAGAI SUMBER KARBON DALAM FERMENTASI

PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei

Effectiveness of Various Sources of Carbon in Probiotic Fermented In Farming


Shrimp Vaname Litopenaeus vannamei

Tri Rachmat Fauzi1, Zaraswaty Dwyana1, Ambeng1, dan Bunga Rante Tampangallo2
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar, 90245.
2
Instalasi Perbenihan Udang Windu, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air
Payau, Desa Lawallu, Kabupaten Barru.
Email: Trirachmatfauzi@rocketmail.com

ABSTRACT

The research on “Effectiveness of Various Sources of Carbon in Probiotic


Fermented In Farming Shrimp Vaname Litopenaeus vannamei” had been done. This
research aims to determine the effectiveness of the carbon source in the fermentation of
probiotic bacteria on survival and vibrio population in maintenance shrimp vaname in
controlled tub. The use of carbohydrates from natural food sources are expected to be used
as a fermentation medium for growing bacteria probiotic that will be used to multiply the
probiotic culture and improve chemical compound that acts as an antibacterial. The
treatment that tested was carbon sources for multiplied probiotic i. e: tapioca, sago, rice
bran, and a positive control using probiotics RICA 951. filled with aerated seawater and
500 individu of vaname shrimp. Probiotics which has been reproduced in the fermentation
medium is given 500 ml every 7 days for each treatment container with 3 replications. The
results showed that treatment of various carbon sources in the fermentation probiotic effect
to increased survival of life of live shrimp vaname i.e. A (Tapioca) (92%); B (sago)
(91.60%); C (rice bran) (79.20%); D (positive control) (70.5%) and reduce the population
of vibrio bacteria i.e. A (Tapioca) (4.63 CFU/ml); B (sago) (4.67 CFU/ml); C (rice bran)
(4.63 CFU/ml); D (positive control) (4.77 CFU/ml). The use of fermentation media from
natural food rice bran, sago, tapioca can be used as a source of nutrients to increase the
amount of probiotics that can be applied to farms shrimp vaname.

Keywords: probiotic, feed additive, shrimp vaname

PENDAHULUAN terjadinya serangkaian serangan penyakit


yang menimbulkan kerugian besar.
Perkembangan kegiatan budidaya Langkah antisipatif melalui penerapan
udang yang pesat dengan penerapan sistem teknologi budidaya dengan berpedoman
intensif telah memunculkan permasalahan pada kaidah keseimbangan ekosistem
berupa penurunan daya dukung tambak merupakan solusi untuk mencegah
bagi kehidupan udang yang dibudidayakan. kerusakan yang lebih serius. Diantara
Dampak lanjut yang ditimbulkan adalah langkah tersebut adalah melalui aplikasi

1
probiotik yang mempunyai kemampuan lebih murah dan tersedia setiap saat dalam
dalam mempertahankan kualitas air dan jumlah besar. Purnomo, (2004)
menghambat pertumbuhan mikroorganisme menjelaskan bahwa hal ini bisa ditekan
patogen guna terciptanya sistem budidaya dengan cara probiotik diperbanyak terlebih
udang yang berkelanjutan (Khazani, 2007). dahulu menggunakan bahan-bahan tertentu
Aplikasi isolat probiotik dalam (difermentasi) sehingga mampu
bidang perikanan seperti budidaya udang, meningkatkan populasi bakteri probiotik.
saat ini sangat diperlukan karena Hasil penelitian purnomo
diharapkan dapat mengatasi masalah yang menunjukkan bahwa penggunaan probiotik
ada pada tambak intensif. Salah satu faktor Super NB dengan dosis 2,5 – 3,0 l/ha
yang merupakan permasalahan yang dapat diberikan 1 minggu sebelum penebaran
ditemukan pada budidaya udang pada dengan selang waktu 7-10 hari cenderung
tambak intensif yaitu jumlah limbah mampu meningkatkan nilai potensial redoks
organik yang sangat tinggi. Limbah organik sedimen tambak, mengurangi konsentrasi
pada tambak udang intensif umumnya ammoniak dan bahan organik total (BOT)
berasal dari sisa pakan, kotoran dan dalam air tambak, serta mampu menekan
metabolit udang di dasar tambak. Pada populasi bakteri Vibrio sp. Metoda
kondisi yang demikian udang tidak dapat penggunaannya adalah melalui fementasi
hidup secara optimal karena stress dan selama 3 hari dengan media kultur bakteri
rentan terhadap serangan penyakit, yang terdiri dari tepung ikan, katul, yeast,
sehingga perlu upaya untuk menguranginya molase, garam dan air tawar yang telah
dan salah satu upaya adalah penggunaan dimasak.
probiotik (Boyd, 1989). Alternatif sumber karbohidrat yang
Walaupun probiotik sudah diketahui digunakan untuk pertumbuhan bakteri
sangat bermanfaat untuk diaplikasikan pada probiotik dari bahan baku alamiah harus
tambak ternyata pada tingkat petani tambak cukup banyak tersedia dan mempunyai
mengalami kesulitan dalam pemanfaatan harga yang terjangkau oleh petani tambak.
probiotik. Penggunaan probiotik tersebut Pemilihan terhadap sumber karbohidrat
harus sesuai petunjuk aplikasi dan seperti dedak, katul, tepung tapioka, sagu
tergantung peruntukannya, sehingga akan dan sebagainya dapat digunakan sebagai
menambah biaya produksi karena harga media fermentasi untuk pertumbuhan
bahan baku terutama untuk perbanyakan probiotik pada tambak (Purnomo, 2004).
probiotik di pasaran cukup mahal (Gunarto,
dkk., 2006). METODE PENELITIAN
Harga probiotik yang cukup mahal Alat dan Bahan
dapat ditekan dengan memperbanyak atau Alat
memfermentasi probiotik sebelum Alat-alat yang akan digunakan
digunakan. Juga dapat ditekan dengan dalam penelitian ini adalah bak fiber
mengubah media tumbuh atau media ukuran 50 x 50 cm volume 500 L, stoples,
fermentasi dari bakteri probiotik dengan selang plastik, aerator, panci, cawan petri,
menggunakan bahan baku alami di tabung reaksi, erlenmeyer, ose bulat, gelas
lingkungan sekitar kegiatan budidaya yang kimia, oven, incubator, autoklaf, enkas,
batang pengaduk, rak tabung, ependorf,

2
microtype, membrane filter pori 0,45 µm, Pembuatan Media Fermentasi
pipa pralon kecil, batu aerasi, baskom, Pembuatan Media Fermentasi dengan
saringan, kompor, YSI 556 multi-probe, Sumber Karbohidrat Kanji
Sebanyak 40 gr tepung ikan, 100 gr
dan spektrofotometer.
kanji, dan 50 gr molase dilarutkan ke dalam
Bahan 2000 mL aquades, kemudian dipanaskan
Bahan-bahan yang akan digunakan sambil diaduk sampai homogen. Setelah
dalam penelitian ini adalah media dipanaskan, masukkan bahan-bahan
fermentasi, dedak, kanji, sagu, probiotik tersebut dalam stoples, kemudian diamkan
Rica 951, benur udang vaname PL (Post hingga mencapai suhu ruang dan masukkan
larva) 15, aluminium foil, air laut, ragi sebanyak 10 gr. Setelah media
desinfektan, stok kultur bakteri probiotik fermentasi didiamkan beberapa jam
isolat G-UH, aquades, medium MRSA masukkan probiotik sebanyak 20 ml.
(Man Rogosa Sharpe Agar) (MERCK),
Pembuatan Media Fermentasi dengan
medium TCBSA (Thiosulfate Citrate
Sumber Karbohidrat Sagu
Bilesalt Sucrosa Agar) (MERCK), medium
Sebanyak 40 gr Tepung ikan, 100 gr
TSA (Trypticase Soya Agar) (MERCK),
Sagu, dan 50 gr molase dilarutkan ke dalam
alkohol, dan tissue.
2000 mL aquades, kemudian dipanaskan
Prosedur Kerja sambil diaduk sampai homogen. Setelah
Persiapan Bak Pemeliharaan dipanaskan, masukkan bahan-bahan
Persiapan bak pemeliharaan tersebut dalam stoples, kemudian diamkan
meliputi pencucian, pengeringan dan hingga mencapai suhu ruang dan masukkan
pemberian desinfektan. Selanjutnya setiap ragi sebanyak 10 gr. Setelah media
bak tersebut akan diberi kode A1, A2, A3, fermentasi didiamkan beberapa jam
B1, B2, B3, C1, C2, C3, D1, D2, dan D3 masukkan probiotik sebanyak 20 ml.
sesuai dengan penempatan masing-masing
Pembuatan Media Fermentasi dengan
perlakuan yang telah ditetapkan. Bak yang
telah bersih akan diletakkan sesuai dengan Sumber Karbohidrat Dedak
Sebanyak 40 gr Tepung ikan, 100 gr
plot uji coba dan ditutup dengan plastik
Dedak, dan 50 gr molase dilarutkan ke
bersih dan steril. Setelah bak pemeliharaan
dalam 2000 mL aquades, kemudian
sudah selesai ditempatkan, maka
dipanaskan sambil diaduk sampai homogen.
selanjutnya akan dilakukan pengisian air
Setelah dipanaskan, masukkan bahan-bahan
laut. Air laut yang akan digunakan adalah
tersebut dalam stoples, kemudian diamkan
air laut yang telah tersedia di bak
hingga mencapai suhu ruang dan masukkan
penampungan air dan telah dilakukan
ragi sebanyak 10 gr. Setelah media
treatment dan disaring melalui membrane
fermentasi didiamkan beberapa jam
filter pori 0,45 µm. Kemudian selang aerasi
masukkan probiotik sebanyak 20 ml.
dipasang pada keran aerasi yang telah
terhubung dengan saluran aerasi utama. Persiapan Wadah Fermentasi Probiotik
Setiap bak pemeliharaan akan diberikan Wadah fermentasi probiotik yaitu 4
empat titik aerasi dan dipasang batu buah stoples yang akan diisi dengan media
aerasi/pemberat. fermentasi dan probiotik. Setiap stoples

3
akan diberikan satu titik aerasi dan pada minggu akan dilakukan pengambilan data
ujung selang aerasi akan dipasang batu dengan parameter yang diukur yaitu:
aerasi/pemberat agar posisi aerator tetap
stabil. Jarak antara batu aerator dan dasar Pertambahan berat badan udang
bak kira-kira 2 cm. Selang aerasi akan Sampling udang akan dilakukan
dipasang pada keran aerasi yang telah setiap dua minggu sekali dengan cara udang
terhubung dengan saluran aerasi utama. diambil secara acak dengan menggunakan
pada bagian atas stoples akan dipasang pipa saringan kemudian ditimbang.
pralon kecil agar posisi aerasi tetap Rancangan Penelitian
menggantung dan aliran aerasi dapat Rancangan penelitian akan
berjalan dengan baik. menggunakan desain rancangan acak
lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali
Penebaran Benih
Benih yang akan ditebar pada bak ulangan. Perlakuannya adalah sebagai
pemeliharaan adalah benih udang vannamei berikut:
PL-15 hasil pemuliaan (breeding program) A:Pakan buatan (Kanji) + probiotik isolat G
Balai Penelitian dan Pengembangan B :Pakan buatan (Sagu) + probiotik isolat G
Budidaya Air Payau (BPPBAP) dengan C:Pakan buatan (Dedak) + probiotik isolat G
berat rata-rata 0,002 gr. Penebaran akan D:Pakan buatan (Dedak) + probiotik Rica
dilakukan pada pagi hari yang tujuannya 951 (Kontrol positif)
untuk mengurangi tingkat stress. Tingkat Analisis Data
teknologi yang akan digunakan adalah Data yang diperoleh diolah dengan
semiintensif dengan padat tebar 500 menggunakan Analisis Variansi (ANOVA).
ekor/bak. Perlakuan yang memberikan pengaruh
nyata lalu diuji dengan Uji Jarak Berganda
Pemeliharaan Udang Vaname dan
Duncan dan data diolah dengan
Pemberian Pakan Media Fermentasi
Pemeliharaan udang vaname akan menggunakan software SPSS versi 16.
dilakukan selama kurang lebih 2 bulan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
bak terkontrol, dimana setiap bak Pertambahan Bobot Udang Vaname
pemeliharaan berisi 500 ekor udang. Benih Selama Masa Pemeliharaan
udang yang sudah ditebar pada bak Hasil pengamatan pertambahan
pemeliharaan akan diberikan pakan alami bobot udang vaname selama kurang lebih 2
setiap hari dengan frekuensi pemberian 4 bulan pemeliharaan semakin meningkat
kali yaitu pagi, siang, sore, dan malam dan seiring dengan lama waktu pemeliharaan
juga akan diberikan pakan buatan dan untuk semua perlakuan. Dalam Penelitian
probiotik sekali seminggu. Pakan diberikan ini dilakukan 4 perlakuan dengan 3 kali
dengan cara ditebar merata pada pinggir ulangan. Perlakuan A dengan sumber
bak. karbon kanji; perlakuan B dengan sumber
karbon sagu; perlakuan C dengan sumber
Parameter yang Diukur karbon dedak dan perlakuan D dengan
Penelitian ini akan dilaksanakan sumber karbon dedak. Perlakuan A, B dan
selama kurang lebih 2 bulan dan tiap akhir C ditambahkan probiotik G dan perlakuan

4
D ditambahkan probiotik RICA 951 sebagai Hasil analisis ragam (ANOVA) pada selang
kontrol positif. Selama masa pemeliharaan kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
udang vaname diberikan probiotik dan perlakuan beberapa sumber karbon dalam
pakan udang setiap seminggu sekali. fermentasi probiotik selama masa
Hasil pengukuran bobot akhir rata- pemeliharaan tidak berpengaruh nyata
rata udang vaname dapat dilihat pada terhadap pertambahan bobot udang vaname
Gambar 8. Bobot akhir rata-rata udang Litopenaeus vannamei. maka dapat
paling tinggi yaitu pada perlakuan D disimpulkan bahwa tidak terdapat
(Kontrol positif) sebesar 3 gr/ekor, perbedaan pengaruh yang signifikan untuk
kemudian disusul perlakuan C (Dedak) perlakuan pada tiap sub objek yang diteliti,
sebesar 2.60 gr/ekor, perlakuan B (Sagu) sehingga tidak dapat dilanjutkan ke Uji
sebesar 2.58 gr/ekor, dan terendah pada Duncan.
perlakuan A (Kanji) sebesar 2.40 gr/ekor.

3.00
3 2.60
Bobot Rata-rata (g)

2.58
2.5
2.40
2
1.43 1.49
1.5
1.24
1 1.11
0.41
0.5 0.27 0.29
0.002 0.26
0
0 7 14 28
Hari Ke-
A (Kanji) B (Sagu) C (Dedak) D (Kontrol positif)

Gambar 8: Bobot rata-rata udang vaname Litopenaeus vannamei di akhir penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan, menurunkan kebutuhan protein pakan dan


terjadi penambahan bobot udang setiap beban limbah nitrogen ke perairan.
minggunya yang disebabkan karena
pemberian probiotik. Pengaruh bakteri KESIMPULAN DAN SARAN
probiotik terhadap penambahan bobot Kesimpulan
udang diduga terjadi karena adanya 1. Sumber karbon dalam fermentasi
pengontrolan keseimbangan mikroba dalam probiotik yang efektif dalam
saluran pencernaan, peningkatan meningkatkan sintasan udang vaname
penyerapan nutrien pakan, dan perbaikan yaitu pada perlakuan Kanji dengan
nilai nutrisi pakan. Hasil penelitian persentase yang didapatkan sebesar 92
Aslamyah (2006), menunjukkan bahwa % dan perlakuan Sagu dengan
penambahan probiotik Carnobacterium sp. persentase yang didapatkan sebesar
secara nyata dapat meningkatkan efisiensi 91.60 %.
pakan, pemanfaatan karbohidrat, retensi
protein, dan pertumbuhan udang serta

5
Saran
Diharapkan agar dilakukan
penelitian lanjutan tentang pengaplikasian
berbagai sumber karbon dalam fermentasi
probiotik pada tambak udang.

DAFTAR PUSTAKA

Aslamyah, S., 2006. Penggunaan


Mikroflora Saluran Pencernaan
Sebagai Probiotik untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Udang.
Bogor: Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bandung.

Boyd, C. E., 1989. Water Quality


Management and Aeration in
Shrimp Farming. Fisheries and
Allied Aquacultures Departmental
Series No.2. Alabama.

Khazani, I., 2007. Aplikasi Probiotik


Menuju Sistem Budidaya
Perikanan Berkelanjutan. Media
Akuakultur, 2(2): 86-90.

Purnomo, A., 2004. Teknologi Probiotik


untuk Mengatasi Permasalahan
Tambak Udang dan Lingkungan
Budidaya. Makalah disajikan pada
Simposium Nasional tentang
Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Inovasi dalam Bidang Aquakultur,
pada tanggal 27-29 januari 2004 di
Semarang.

6
7
8

S-ar putea să vă placă și