Sunteți pe pagina 1din 34

ASESMEN GERIATRI

HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

dalam menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Periode 23 Januari – 1 April 2017

Disusun oleh :

Ghina Adiyarianni 030.11.114

Muhamad Faizal 030.11.197

Putri Caesarrini 030.11.234

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup
(AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka
kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struktur demografi ini
diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya
angka kematian serta penurunan jumlah kelahiran.1

Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan


berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia. Berdasarkan laporan
Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun
(dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan
meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun
(dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula
dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun
2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia
adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi
69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%).1

Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan


kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia
sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
masyarakat. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas.
Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah di antaranya

2
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang antara lain meliputi: 1)
Pelayanan keagamaan dan mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah
dengan pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia; 2) Pelayanan kesehatan melalui
peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik; 3) Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan
dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus;
4) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi
pemerintah (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup), pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk
pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket
rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan
kartu wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia.1

Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah atau home care
lanjut usia adalah bentuk pelayanan bagi lanjut usia yang berada di rumah atau di
tengah- tengah keluarga dengan didampingi oleh seorang pendamping dalam
pemenuhan kebutuhannya. Pendamping mempunyai peran membantu serta
melayani lanjut usia agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara layak dan
manusiawi. Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah disesuaikan
dengan kebutuhan lanjut usia yang memiliki karakteristik tersendiri. Home Care
lanjut usia merupakan pelayanan pendampingan dan atau perawatan lanjut usia di
rumah dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh keluarga,
kerabat atau warga masyarakat setempat. Home Care lanjut usia memiliki
beberapa fungsi antara lain pencegahan, promosi, rehabilitasi dan perlindungan
serta pemeliharaan.2

Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik


terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya
kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun

3
tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated
systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada
lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang
berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi
sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk
orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke,
gagal jantung penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar
dibandingkan pada orang yang lebih muda.3

4
BAB II

ASESMEN GERIATRI

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Jenis kelamin : Laki laki

Tanggal lahir / umur : 11 Agustus 1935/ 81 tahun

Alamat : Manggarai RT 07/12

Riwayat pekerjaan : Supir

Nama orang terdekat : Ny. Tumiseh (istri)

Jumlah anak hidup : 6 orang Laki-laki : 3 orang Perempuan : 3 orang

Jumlah anak mati : - orang Laki-laki: - orang Perempuan: - orang

Jumlah cucu : 10 orang

Jumlah cicit : 4 orang

Pembiayaan kesehatan : Jaminan

Sebutkan jenisnya : Asuransi Kesehatan

A.Riwayat Medis / Evaluasi Fisik :

1. Keluhan Utama:

Sakit kepala terus menerus sejak 3 hari yang lalu

5
2. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien bernama Tn.M dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu. Sakit
kepala dirasakan terus menerus dan seperti nyut-nyutan. Pasien mengatakan sakit
kepala tidak hilang dengan istirahat dan juga dengan obat warung. Pasien
menyangkal adanya mual, muntah, serta pandangan kabur. Pasien rutin berobat
hipertensi di puskesmas.

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat kencing manis : disangkal

Riwayat hipertensi : pasien menderita hipertensi sejak

Riwayat maag : (-)

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat penyakit paru : disangkal

Riwayat alergi makanan/obat-obatan : pasien alergi makanan laut

3. Riwayat pembedahan

Tanggal / tahun Operasi

2016 Katarak OD

4. Riwayat opname Rumah Sakit


Pasien pernah satu kali di opname di RS Pasar Rebo untuk operasi katarak tahun
2016.

5. Riwayat kesehatan lain

6
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Puskesmas Kelurahan Manggarai

Pemeriksaan gigi / gigi palsu :


Oral hygine baik. Kebanyakkan gigi pasien sudah tidak utuh, pasien tidak
memakai gigi palsu. Menurut pasien, makanan yang dimakan adalah makanan
biasa seperti nasi dan lauk pauk lainnya.

Lain-lain :
Hipertensi (+)

6. Riwayat allergi
Tidak ada

7. Riwayat Kebiasan
- Kebiasan Merokok
Pasien tidak memiliki riwayat merokok

-Minum Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi minuman beralkohol

-Olah Raga
Pasien suka melakukan jalan pagi di sekitar rumahnya setiap pagi dengan durasi
10 menit

-Konsumsi Kopi
Pasien memiliki riwayat kebiasaan konsumsi teh bila pagi hari

Kesimpulan : Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok maupun minum-


minuman beralkohol. Pasien suka melakukan olahraga jalan pagi setiap hari.

7
8. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini

Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian

Amlodipin 5 mg 1x1

Tanpa resep dokter Dosis dan pemakaian


- -

9. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu ?
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan
yang lalu masalah √
kesehatan anda
menghalangi kegiatan
anda, (mis. pergi
mengunjungi teman,
aktivitas sosial)?
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
b. Berapa seringkah bulan √
lalu anda merasa tenang
dan damai?
c. Berapa seringkah bulan √
lalu anda merasa sedih
sekali?

8
d. Berapa seringkah bulan √
lalu anda merasa
bahagia?
e. Berapa seringkah bulan √
lalu anda merasa begitu
sedih sampai serasa tak
ada sesuatupun yang
mungkin menghiburnya?
f. Selama bulan lalu, √
berapa seringnya
perasaan depresi anda
mengganggu kerja anda
sehari-hari?
g. Selama bulan lalu, √
berapa sering anda
merasa tak ada lagi
sesuatu yang anda
harapkan lagi?
h. Selama bulan lalu,
berapa sering anda √
merasa tak diperhatikan
keluarga?
i. Berapa sering selama √
bulan lalu anda merasa
ingin menangis apa saja?
j. Selama bulan lalu, √
berapa sering anda
merasa bahwa hidup ini
sudah tak ada gunanya
lagi?

9
Kesimpulan : Tidak didapatkan tanda-tanda kemungkinan depresi pada pasien ini
dalam 1 bulan terakhir.

10. Status Fungsional

a. ADL dasar dan Instrumental


Bisa sendiri Perlu bantuan Tergantung
sepenuhnya seseorang orang lain
sepenuhnya
Mandi √
Ambulansi √
Tranfer √
Berpakaian √
Berdandan √
BAB / BAK √
Makan √
Sediakan makan √
Atur keuangan √
Atur minum obat-obatan √
Ber tilpun √
Kesimpulan : Pasien tergolong mandiri, karena sebagian besar aktivitasnya bisa
dilakukan sepenuhnya sendiri.

b) Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan anda
berikut ini?
>3 bulan < 3 bulan Tak
terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat barang, lari) √
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser meja / almari, angkat √
barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa dikerjakan √

10
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-hari) √
Naik bukit / naik tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan kl.100 meter √
Makan, mandi, berpakaian, ke WC √
Kesimpulan : Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan
pekerjaan sedang hingga berat, serta mengerjakan pekerjaan sehari-hari

PEMERIKSAAN FISIK ( Dilakukan pada : 3 Maret 2017)

1. Tanda Vital

27/09/2016 03/10/2016 06/10/2016

Baring Duduk Berdiri

Tekanan 120/80 130/90 130/80


darah
(mmHg)

Nadi/menit 80x/mnt 74x/menit 80x/mnt

Laju 20x/mnt 20x/menit 22x/menit


respirasi/m
enit

2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini


Berat badan 59 kg 59 Kg 59 kg
Tinggi badan 168 cm 168 cm 168 cm
BMI 20,9 kg/m2 20,9 kg/m2 20,9 kg/m2

1. Keadaan Kulit : Kering dan keriput


Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada

11
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada

2. Pendengaran
Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √
Serumen impaksi √

3. Penglihatan
Ya Tidak
Dapat membaca huruf √
surat kabar
- Tanpa kaca mata √
- Dengan kaca mata √
Terdapat katarak/tidak
- Kanan √ (post op)

- Kiri √ (post op)

Dapatan Normal Abnormal (jelaskan) Tak terlihat


funduskopi:
Kanan Tidak dilakukan
Kiri Tidak dilakukan

4. Mulut
Buruk Baik
Higiene mulut √
Ada Tidak

12
Gigi palsu √
Terpasang baik tidak
Lecet di bawah gigi palsu √
Lesi yang lain (kalau ada √
jelaskan)

6. Leher
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √

Bekas luka pada tiroid : Tidak ada


Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar

7. Dada
Massa teraba / tidak : Tidak teraba massa
Kelainan lain : Tidak ada

8. Paru-paru
Kiri Kanan
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
- suara dasar Vesikuler Vesikuler
- suara tambahan Rhonkhi (-), wheezing (-) Rhonkhi (-), wheezing (-)

9. Kardiovaskuler
a. Jantung

13
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ya Tidak

- Gallop Ada Tidak

Lain-lain (jelaskan)
b. Bising Ada Tidak
- Karotis : Kiri √
Kanan √
- Femoralis : Kiri √
Kanan √
c. Denyut nadi perifer Ada Tidak
- A. dorsalis pedis
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
- A. tibialis posterior
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
Tak ada +1 +2 +3 +4
d. Edema
- Pedal √
- Tibial √
- Sakral √

10. Abdomen
Hati membesar/ tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/ bruit : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada

14
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/ tidak : Tidak

11. Rektum/anus :
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada TIDAK DIPERIKSA
Massa di rectum
Impaksi fekal

12. Genital/pelvis :
Ya Tidak
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans TIDAK DIPERIKSA
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : -
Tes pap: Tidak dikerjakan

13. Muskuloskeletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada Blkg
Deformitas √
Gerak √
terbatas
Nyeri √
Benjolan/ √

15
peradangan
Kesimpulan : Pada pasien tidak didapatkan deformitas, keterbatasan gerak
maupun benjolan.

14. Neurologik / Psikologik

a. Status Mentalis :

Baik Terganggu
Orientasi
Orang √
Waktu √
Tempat √
Situasi √
Daya ingat
Sangat lampau √
Baru terjadi √
Ingat obyek stlh 5 menit segera √
(mengulang)

Kuesioner pendek / portable tentang Status Mental :

Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini? √
Hari apakah hari ini? √
Apakah nama tempat ini? √
Berapakah nomor telpon rumah anda? √
Berapakah usia anda? √
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn)? √
Siapa nama gubernur sekarang? √
Nama gubernur sebelum ini? √

16
Nama ibumu sebelum menikah? √
20 dikurang 3 dan seterusnya √
Jumlah kesalahan

0-2 kesalahan : baik


3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat

Kesimpulan : Pada pemeriksaan status mentalis dengan menggunakan kuesioner,


maka didapatkan jumlah kesalahan pasien 1 yang termasuk dengan status mentalis
yang baik tanpa adanya gangguan intelektual.

b. Perasaan hati / afeksi : Baik


c. Umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Syaraf otak
Motorik : - Kekuatan √
- Tonus √
Sensorik : - Tajam √
- Raba √
- Getaran √
Normal Abnormal (jelaskan)
Refleks √
Serebelar : - Jari ke hidung √
- Tumit ke ujung kaki √
- Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan : tidak terdapat gangguan saraf otak maupun gangguan refleks yang
bermakna pada pasien ini.

17
a. Tanda-Tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Rigiditas cog-wheel √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan umum yang telah dilakukan, tidak
ditemukan kelainan dari pemeriksaan pasien, kondisi pasien masih baik.

15. Penilaian Risiko Jatuh


Menggunakan teknik “Timed Up Timed Go” didapatkan hasil pada pasien yaitu
11 detik. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan tidak terdapat risiko jatuh
pada pasien.

C.DATA LABORATORIK
Pasien tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

D.HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN :


EKG, echocardiography, dan pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.

E. DAFTAR MASALAH & RENCANA PENANGANAN


Tanggal Problem/diagnostik Rencana
03/033/2017  Hipertensi  Menjelaskan tentang
penyakit yang diderita,
komplikasi dan
penanganannya.
 Edukasi kepada
penderita untuk minum

18
obat secara teratur 1x
sehari
 Edukasi kepada
penderita untuk diet
rendah garam dan lemak
 Edukasi kepada
penderita untuk rajin
berolahraga seperti
mengikuti kegiatan
senam lansia
03/03/2017  Risiko jatuh  Edukasi kepada pasien
untuk memakai sendal
apabila pergi ke kamar
mandi karena lantai
kamar mandi pasien
licin dan sering basah

19
Laporan Kunjungan berikutnya.
Tanggal Problem diagnostik Kegiatan
03/03/2017  Hipertensi - Anamnesis : Sakit kepala
 Risiko jatuh - Pemeriksaan fisik: TD 130/90
- Edukasi tentang masalah yang diderita
oleh pasien
- Memotivasi kepada pasien agar segera
datang ke puskesmas untuk kontrol
tekanan darah secara berkala dan
membeli obat anti hipertensi serta obat
untuk kulitnya
- Edukasi kepada pasien agar meminum
obat tepat waktu
- Motivasi kepada pasien untuk ikut
aktivitas posyandu lansia dan kegiatan
lingkungan rumah secara rutin
- Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga agar pasien tidak mengangkat
beban/barang-barang yang terlalu berat,
menggunakan sandal saat ke kamar
mandi.
10/03/2016  Hipertensi - Pemeriksaan fisik : Tekanan darah 130/90
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk
tepat waktu dalam minum obat
- Memberikan edukasi kepada pasien agar
segera kembali ke puskesmas apabila
obat anti hipertensinya sudah habis
- Mengingatkan kembali kepada pasien
untuk mengkonsumsi rendah garam dan
memperbanyak makan buah-buahan,
sayur-sayuran dan ikan
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk
lebih aktif menghadiri kegiatan di
lingkungan rumahnya

20
F. LAPORAN LANJUTAN
Pasien, Tn. M, laki-laki, berusia 81 tahun memiliki beberapa risiko yaitu:
1. Hipertensi
Pada pasien didapatkan tekanan sistolik yang tinggi semenjak kunjungan
pertama. Hal ini menjadi risiko karena hipertensi pada pasien geriatri
dapat berkembang menjadi penyakit stroke dan jantung seperti penyakit
jantung koroner dan penyakit jantung kongestif apabila tidak ditangani.
2. Faktor risiko jatuh (fall risks)
Kondisi dirumah pasien seperti pencahayaan yang kurang, kamar mandi
yang licin dan faktor usia yang menyebabkan instabilitas meningkatkan
faktor risiko jatuh pada pasien. Jatuh menjadi risiko pada lansia karena
dapat menyebabkan immobility pada pasien di kemudian hari

Pada Pemeriksaan Fisik


Pada pemeriksaan status generalis didapatkan tanda-tanda vital: tekanan
darah 130/90 mmHg pada saat duduk. Pada pemeriksaan nadi didapatkan
80x/menit, dengan laju respirasi 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kepala normosefali, warna rambut putih, distribusi normal tidak mudah dicabut.
Pada pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
refleks cahaya langsung & tidak langsung +/+, lensa keruh -/-. Pada pemeriksaan
telinga didapatkan normotia, otore -/-, serumen -/-. Pada pemeriksaan hidung
tidak terdapat deviasi septum, sekret -/-. Pada pemeriksaan bibir dan rongga mulut
didapatkan bibir tidak sianosis, tidak terdapat hiperemis pada tonsil dan faring.
Pada pemeriksaan leher didapatkan KGB tidak membesar/ dalam batas normal.
Pada pemeriksaan paru dan jantung didapatkan suara nafas vesikuler di kedua
lapang paru, tidak terdapat ronkhi maupun wheezing. Suara jantung 1 dan 2
reguler, tidak terdapat murmur maupun gallop. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan supel, bising usus dalam batas normal dan nyeri tekan (-). Pada
pemeriksaan ekstremitas atas dalam batas normal dan pada ekstremitas bawah

21
Pada asesmen geriatrik (Summary)
Dari hasil asesmen geriatri yang dilakukan pada Tn.M 81 tahun berdasarkan
anamnesis didapatkan keluhan utama sakit kepala sejak 1 hari yang lalu. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi dan minum obat secara teratur. Riwayat penyakit
lainnya seperti maag, jantung, stroke dan diabetes mellitus disangkal oleh pasien.
Pasien memiliki riwayat opname dan operasi satu kali yaitu operasi katarak pada
tahun 2016. Saat ini, semua aktivitas sehari-hari dirumah, pasien tergolong
mandiri. Berdasarkan hasil pemeriksaan ADL dengan menggunakan barthel index
didapatkan hasilnya 20 yang menandakan pasien sepenuhnya mandiri. Pasien
mempunyai keterbatasan fungsional dalam melakukan aktivitas sedang sampai
berat. Berdasarkan pemeriksaan status mental dengan instrumen MMSE
didapatkan hasil skornya adalah 29. Kondisi tersebut menandakan pada pasien
tidak terdapat gangguan kognitif. Berdasarkan hasil penapisan depresi dengan
menggunakan geriatric depression scale didapatkan hasil skornya adalah kurang
dari 5 yang menandakan adanya tidak terdapat kemungkinan depresi pada pasien.
Berdasarkan pengamatan terhadap keadaan rumah pasien didapatkan beberapa
faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh terhadap pasien seperti lantai kamar
mandi yang licin, pencahayaan kamar yang kurang.

Rencana Perawatan Terpadu/ Comprehensive Care komunikasi


- Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga
- Mengajak pasien diskusi bila ada yang ingin ditanyakan

Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada pasien dan
keluarganya dan cara pencegahannya dan penanganan pertamanya
- Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien

Edukasi
- Olahraga ringan secara rutin (jalan pagi) sekitar 10 menit perhari atau
memotivasi pasien untuk rutin berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia

22
- Memotivasi pasien untuk senantiasa berperilaku sehat untuk kesehatan dirinya
serta keluarga dan beristirahat cukup
- Keteraturan makan setiap hari untuk suplai energi sehari-hari dan
meningkatkan sistem imun dalam badan
- Minum obat anti-hipertensi secara teratur supaya tekanan darah terkontrol
- Mengurangi makan makanan yang tinggi garam dan lemak, tapi
mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, protein, serta serat dan buah
- Kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara rutin
minimal sebulan sekali.

Terapi Farmaologik
- obat antihipertensi Amlodipin 5 mg 2x1

23
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil asesmen geriatri yang dilakukan terhadap Tn. M berusia


81 tahun dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
didapatkan beberapa risiko diantaranya adalah Hipertensi dan faktor risiko jatuh
(fall risks). Risiko-risiko tersebut apabila tidak ditangani dapat berkembang
menjadi kondisi yang lebih serius. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut perlu
diminimalisir dengan sikap promotif dan preventif. Selain itu, edukasi kepada
pasien dan keluarga pasien tentang kondisi yang dialaminya serta pencegahan dan
penanganan pertamanya juga terus dilakukan. Edukasi diberikan dalam setiap
kunjungan sebagai upaya pemberdayaan individu dan keluarga Tn. M demi
meningkatkan kualitas hidup pada Tn.M di masa dilansia.

3.2 SARAN
Saran untuk pasien ini adalah agar pasien lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan posyandu lansia agar pasien dapat mengetahui kondisi tekanan darah
secara berkala dan mengikuti kegiatan posyandu yang lainnya. Pasien juga
disarankan untuk minum obat hipertensi secara teratur sebanyak 2x sehari. Untuk
keluarga pasien, saran yang diberikan adalah agar keluraga dapat memberikan
perhatian yang lebih dalam hal perhatian dan makanan yang dikonsumsi pasien
sehari-hari, seperti diet rendah garam, lemak. Keluarga juga harus memperhatikan
kepatuhan pasien dalam minum obat anti hipertensi..

24
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.


Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta;2013; pg.1-5
2. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementrian Sosial RI. Pedoman
Pendamping dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Rumah (Homecare).
Jakarta;2014;pg.7-10
3. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Hipertensi.Jakarta;2013;pg.1-8
4. Geriatrics Depression Scale. Available at :
https://www.healthcare.uiowa.edu/igec/tools/depression/GDS.pdf.
Accessed on August 17,2016
5. Barthel Index Activity of Daily Living. Available at :
https://www.healthcare.uiowa.edu/igec/tools/function/barthelADLs.pdf.
Accessed on August 17,2016
6. Kurlowicz L, Wallace M. Mini Mental State Examination. Available at :
https://www.mountsinai.on.ca/care/psych/on-call-resources/on-call-
resources/mmse.pdf. Accessed on August 19,2016

25
LAMPIRAN 1

FORMULIR PEMERIKSAAN GERIATRIC DEPRESSION


SCALE (GDS) VERSI PENDEK4

NAMA : Tn. M
USIA : 81 Tahun
ALAMAT : Manggarai RT 07/ RW 12, Tebet

JAWABAN PEDOMAN
NO PERTANYAAN
YA TIDAK JAWABAN

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan √ TIDAK


kehidupan anda?

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak √ TIDAK


kegiatan dan minat atau kesenangan anda?

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? √ TIDAK

4 Apakah anda sering merasa bosan? √ TIDAK

5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik √ TIDAK


setiap saat?

6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk √ TIDAK


akan terjadi pada anda?

7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian √ YA


besar hidup anda?

8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? √ TIDAK

9 Apakah anda lebih senang tinggal dirumah √ YA


dari pada keluar dan mengerjakan sesuatu
yang baru?

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak √ TIDAK


masalah dengan daya ingat anda dibanding
kebanyakan orang?

26
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda √ YA
sekarang ini menyenangkan?

12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti √ TIDAK


perasaan anda saat ini?

13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? √ YA

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda √ TIDAK


tidak ada harapan?

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih √ TIDAK


baik keadaannya daripada anda?

TOTAL JAWABAN “YA”

Penilaian:

Bila jawaban “YA” lebih dari 5, kemungkinan mengalami depresi (perlu


pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut)

Kesimpulan : Skor pasien adalah 5, terdapat kemungkinan mengalami depresi

27
Lampiran 2

ADL (Activity Daily Living)5

No. Item yang dinilai Skor Nilai

1. Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu


1 = Butuh bantuan memotong, mengoles 2
mentega dll.
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing)
0 = Tergantung orang lain 1
1 = Mandiri

3. Perawatan diri
(Grooming) 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam perawatan muka, 1
rambut, gigi, dan bercukur

4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain


(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing 2
baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan
(Bowel) tidak terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 2
jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu
(Bladder) enema) 2
1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat 2
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang) 3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu) 3
1 = Menggunakan kursi roda

28
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri

Interpretasi hasil :

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan Ringan

9-11 : Ketergantungan Sedang

5-8 : Ketergantungan Berat

0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan : Jumlah skor ADL pasien 20, dapat disimpulkan bahwa pasien

manadiri

29
Lampiran 3

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)6

Nama Responden : Tn. M Umur : 81 tahun


Pendidikan : SD
Pemeriksa : Faizal, Putri, Ghina Tanggal : 10 Maret 2017

Nilai
Item Tes Nilai
Max

ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 4

2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), 5


5
(gedung), (ruang)

REGISTRASI

3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda 3


kelompoknya selang 1 detik (misal apel, uang, meja)
responden diminta mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap
3
nama benda yang benar. Ulangi sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI

4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 5


untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5
jawaban.
5
Atau responden diminta mengeja terbalik kata
“WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di 3


3
atas

30
BAHASA

6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang 2


2
ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan)

7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau 1


1
dan atau tetapi”

8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas 3


ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan 3
letakkan di lantai”

9 Responden diminta membaca dan melakukan yang 1


1
dibacanya: “Pejamkanlah mata Anda”

10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara 1


1
spontan

11 Responden diminta menyalin gambar 1

Skor Total 30 29

Interpretasi nilai MMSE :

26 – 30 : normal
21 – 25 : gangguan kognitif ringan
10 – 20 : gangguan kognitif sedang
0–9 : gangguan kognitif berat

Kesimpulan :

Pada pasien didapatkan hasil skor 29 pada pemeriksaan MMSE. Hal ini
menandakan bahwa pasien tidak terdapat gangguan kognitif.

31
LAMPIRAN 4

Dokumentasi Kegiatan

Kunjungan asesmen geriatri pertama

Pintu masuk rumah pasien terdapat tangga turunan yang dapat memungkinkan pasien
terjatuh

32
Notes: Kondisi kamar mandi pasien, terdapat wc jongkok dan juga licin karena basah

Notes : Kondisi kamar tidur pasien, tampak tempat tidur cukup tinggi dari lantai sehingga
dapat mengakibatkan pasien terjatuh

33
Notes : Kondisi dapur dan tempat cuci pasien, tampak basah dan licin sehingga
memungkinkan pasien untuk terjatuh

34

S-ar putea să vă placă și