Sunteți pe pagina 1din 10

Khutbah Pertama: ‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هللا‬

َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ِ ‫علَى النَّ ِبي‬ َ ‫غي ِْر ِذ ْك ِر هللاِ َو‬


َ ‫صالَة‬ َ ‫اجتَ َم َع قَ ْو ٌم ث ُ َّم ت َ َف َّرقُ ْوا‬
َ ‫ع ْن‬ ْ َ ‫ما‬
‫)هللاُ اَكبَ ْر‬3×( ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫( هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3×) ‫ع ْن أَ ْنتَن ِج ْي َفة‬ َ ‫ِاالَّ َقا ُم ْوا‬
‫أص ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
ِ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر َك ِبي ًْرا َوال َح ْم ُد ِ هلِلِ كثيرا وسبحان هللا بُك َْرةً َو‬ “Sekelompok orang berkumpul, mereka bubar tanpa zikir dan sholawat, maka
‫َو هللِ اْل َح ْم ُد‬ sama halnya mereka meninggalkan busuknya bangkai”. (Musnad ath-Thayalisi,
dari Jabir).
َ‫ض َحى بَ ْع َد يَ ْو ِم ع ََرفَة‬
ْ َ‫س ِل ِم ْينَ ِع ْي َد اْل ِف ْط ِر بَ ْع َد ِصيا َ ِم َر َمضَانَ َوعْي َد اْال‬
ْ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ الَّذِى َجعَ َل ِل ْل ُم‬
Kita tidak ingin majlis kita menjadi majlis bangkai yang busuk, maka kita
‫س ِيهدَنا َ ُم َح َّمدًا‬ ْ َ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ اْل َم ِلكُ اْلعَ ِظ ْي ُم اْالَ ْكبَ ْر َوا‬
َ َّ‫ش َه ٌد اَن‬ ْ َ‫ا‬ bersholawat kepada Rasulullah Saw dengan ucapan:
ُ‫س ْولُه‬ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ .
ْ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ِل ِه َوا‬
‫ص َحابِ ِه‬ َ ‫لى‬
َ ‫ص ِل َع‬
َ ‫الل ُه َّم‬
‫س َو َط َّه ْر‬ ‫ع ْن ُه ُم ِ ه‬
َ ْ‫الرج‬ َ ‫ص َحا ِب ِه الَّ ِذ ْينَ اَ ْذ َه‬
َ ‫ب‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬
َ ‫س ِيه ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫َلى‬
َ ‫ص ِ هل ع‬
َ ‫الل ُه َّم‬ Hari ini, saat kita menjejakkan kaki di sini, di atas sepenggal bumi Allah,
bertakbir membesarkan Allah dengan penuh suka cita, maka di tanah haram sana
َّ ‫ فَيَا ِعبَا َدهللاِ اِتَّقُوهللاَ َح‬.ُ‫ا َ َّما بَ ْعد‬
ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُنَّ اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم‬
َ‫س ِل ُم ْون‬
saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji pun sedang
Jamaah ‘Idul Adha yang dimuliakan Allah. menyempurnakan prosesi ibadah hajinya dan di setiap negeri kaum muslimin
terdengar takbir yang bertalu-talu, walau itu dari tenda pengungsian di Lombok
akibat gempa bumi. , atau dari reruntuhan gedung yang runtuh dihantam bom di
‫أم ٍر ذِي بَا ٍل الَ يُبْدأ ُ فِي ِه بِال َح ْم ُد هللِ فَ ُه َو أ ْق َط ُع‬
ْ ‫ُك ُّل‬ Syria dan palestina , atau bahkan dari jeruji-jeruji besi penjara rezim tirani di
“Setiap amal yang baik, tidak diawali dengan ucapan hamdalah, maka terputus”. Myanmar, takbir masih menggema, dan akan terus menggema biiznillah. Karena
(HR. Abu Daud, hadits Hasan). kita adalah umat pemenang, bukan umat pecundang.

Setiap amal baik, tidak diawali dengan hamdalah, maka amal itu terputus, sia-sia, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar,
tidak dapat dibawa menjadi bekal menghadap Allah Swt. Maka kita awali segala Allahu Akbar walillaahil hamd…
amal dengan ucapan Alhamdulillah.
Kaum muslimin rahimakumullah, kaum Muslimin yang disayangi Allah…

Perjalanan waktu demikian cepat, silih berganti generasi demi generasi menghuni Pagi ini, lewat momen Idul Adha kita kembali diingatkan dengan beribu makna
bumi milik Allah ini. Peristiwa demi peristiwa menghiasi jalannya sejarah hikmah yang terkandung di balik sejarah Nabi Ibrahim as.
manusia, ada tangis dan tawa, ada suka dan duka, bahkan di tengah terik mentari
Mencetak manusia beraqidah dan berakhlak mulia ternyata harus dimulai dari
atau dinginnya malam ada darah dan air mata.
keluarga, dimulai dari unit terkecil dari masyarakat kita. Tanpa mengabaikan
‫ات َوأَ ْحيَا‬
َ ‫ َوأَنَّهُ ُه َو أَ َم‬. ‫ض َح َك َوأ َ ْب َك ٰى‬
ْ َ ‫َوأَنَّهُ ُه َو أ‬ peran ibu yang sangat sentral, dalam kesempatan ini kami ingin ingatkan kepada
para ayah akan tanggung jawabnya dalam membina dan mendidik anak-anaknya,
“..dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,dan
jadilah seperti Ibrahim Alaihissalam, sang ayah teladan, yang membina anak-
bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.” (QS. An Najm : 43-44)
anaknya dengan tauhid dan berpegang teguh pada Islam. Allah mengabadikan
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar, wasiat indah sang ayah agung ini di dalam al-Qur’an,
Allahu Akbar walillaahil hamd …
َّ‫طفَى لَ ُك ُم ال ِدينَ فَالَ ت َ ُموت ُ َّن إَال‬
َ ‫ص‬
ْ ‫ي ِإ َّن ّللاَ ا‬ ُ ُ‫صى ِب َها ِإب َْرا ِهي ُم َبنِي ِه َو َي ْعق‬
َّ ‫وب يَا بَ ِن‬ َّ ‫َو َو‬
َ‫َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمون‬
Diantara peristiwa penting sejak adanya manusia, adalah apa yang kita peringati
hari ini. Peristiwa yang hanya terjadi pada satu keluarga di bumi namun ternyata
sangat bermakna dalam pandangan Allah Ta’ala Sang Penguasa langit dan bumi. “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Itulah peristiwa Ibrahim Alaihissalam, beserta anaknya Ismail Alaihissalam dan Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
Istrinya Hajar Alaihassalam. Peristiwa yang agung, yang karenanya Allah agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
perintahkan kita berkumpul hari ini, tentu dengan segala hikmah dan pelajaran Islam.” (QS. Al-Baqarah : 132).
yang dapat kita petik di dalamnya .
Wahai para ayah…!!!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar,
Inilah sebaik-baik wasiat yang kita wariskan pada anak-anak kita. Kita boleh
Allahu Akbar walillaahil hamd …
berbangga dengan putra-putri kita yang berhasil mencatatkan namanya di sekolah-
Ummatal Islam, a’aanakumullah… sekolah unggulan, di jurusan-jurusan favorit. Namun, sebelum itu semua, ada
baiknya kita memeriksa tingkat perhatian dan pengamalan putra-putri kita Bagaimana pendapatmu? “Sekalipun itu perintah Allah yang tidak
terhadap agama yang mulia ini. Sebagaimana Nabi Ibrahim memperhatikan boleh ditentang, namun cara menyampaikan yang lembut justru membuat sang
keimanan anak-anaknya. Apalah arti pendidikan yang demikian tinggi, jika hanya anak menjadi yakin dan kuat melaksanakan perintah Allah itu.
melahirkan manusia yang enggan merendahkan diri bersujud pada Sang Ilahi.
Wahai para ayah, para Aba… para bapak… yang terhormat…
Wahai para ayah….!!!
Hadirlah dalam jiwa anak-anak kita, bersamai mereka dalam iman dan
Kita begitu sedih dengan berita di media tentang seorang anak bersama dengan perjuangan. Ada isyarat lembut dalam Firman Allah:
ayahnya menganiaya gurunya di sekolah. Mari kita mengambil teladan pada Nabi
Ibrahim yang membangun budaya dialog dengan anak-anaknya, dengan cara yang
‫ي‬ َّ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َمعَهُ ال‬
َ ‫س ْع‬
begitu bijak dan jauh dari sifat arogansi. Diantara penafsiran ulama sebagaimana disebutkan Ibnul Jauzy –rahimahullah–
ُ ‫ي إِنِي أ َ َر ٰى فِي ْال َمن َِام أَنِي أ َ ْذ َب ُح َك فَان‬
‫ظ ْر َماذَا ت َ َر ٰى‬ َّ ‫ي قَا َل َيا بُ َن‬ َّ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َمعَهُ ال‬
َ ‫س ْع‬ dalam kitab Zaadul Masiir, bahwa Ismail Alaihissalam telah sanggup bersama

َ‫صابِ ِرين‬ َّ ‫ست َ ِجدُنِي إِن شَا َء‬


َّ ‫ّللاُ ِمنَ ال‬ َ ‫ت ا ْف َع ْل َما تُؤْ َم ُر‬ِ َ‫قَا َل يَا أَب‬ dengan ayahnya Ibrahim Alaihissalam untuk beribadah, padahal kita tahu bahwa
Ibrahim Alaihissalam meninggalkan anak dan istrinya demikian jauh, namun ada
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama kata Ma’ahu yang artinya Ismail Alaihissalam bersama dengannya yaitu
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi Ibrahim Alaihissalam walau jarak demikian jauh, medan yang sulit, suasana
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: psikologis antara istri pertama dan kedua, namun hal itu tidak menghalangi
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu Ibrahim Alaihissalam untuk membersamai anaknya Ismail Alaihissalam hingga
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Shaffat : 102). tumbuh menjadi seorang pemuda shaleh yang sabar dan tangguh.

Kasih sayang ini akan berbuah sikap welas asih dan empati pada anak dan Wahai para ayah …..!!!
keluarga kita, sebaliknya sikap kasar dan arogan juga akan membentuk
Jika demikian, apa yang menghalangi anda untuk hadir dalam jiwa para
mereka menjadi kasar dan arogan pula. Perhatikan Ibrahim Alaihissalam ketika
anandamu?, membersamai mereka dalam ibadah dan perjuangan. Alangkah
menyampaikan perintah Allah kepada anaknya dalam nuansa dialog : ” …
indahnya munajat Ibrahim Alaihissalam dan Ismail Alaihissalam ketika mereka kasih sayang. Sebagai ungkapan rasa bersalah karena tidak mampu membalas
selesai membangun ka’bah . budi baik mereka. Tapi, andai ajal telah mendahului. Sesal kemudian tiada berarti.
Kita hanya dapat mengucapkan,
‫س ِمي ُع‬
َّ ‫نت ال‬َ َ ‫ت َو ِإ ْس َما ِعي ُل َربَّنَا تَقَب َّْل ِمنَّا ِإنَّ َك أ‬ ِ ‫َو ِإ ْذ َي ْر َف ُع ِإب َْرا ِهي ُم ْال َق َوا ِعدَ ِمنَ ْال َب ْي‬
َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانِ ْي‬
‫ص ِغيْرا‬ َّ َ‫ب ا ْغ ِف ْر ِلي َو ِل َوا ِلد‬
ْ ‫ي َو‬ ِ ‫َر‬
ْ‫اج َع ْلنَا ُم ْس ِل َمي ِْن لَ َك َو ِم ْن ذ ُ ِريَّ ِتنَآ أ ُ َّمةً ُم ْس ِل َمةً َل َك َوأ َ ِرنَا َمنَا ِس َكنَا َوتُب‬
ْ ‫ْال َع ِلي ُم َربَّنَا َو‬
“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Sayangilah mereka
‫الر ِح ْي ُم‬
َّ ‫اب‬ َ ‫علَ ْينَا ِإنَّ َك أَ ْن‬
ُ ‫ت الت َّ َّو‬ َ
sebagaimana mereka menyayangiku ketika aku masih kecil”.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah
Hanya itulah yang dapat kita ucapkan dengan uraian air mata.
bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha “Surga di bawah telapak kaki ibu”, bukan ungkapan hamba tanpa makna.

Mengetahui.Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang patuh kepada
َ‫ّللاِ إِ ِني ُك ْنتُ أ َ َردْتُ ْال ِج َهاد‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سلَّ َم فَقُ ْلتُ يَا َر‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ّللا‬ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫أَتَيْتُ َر‬
Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang patuh kepada
Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji
ْ ‫َّار ْاْل ِخ َرة َ قَا َل َو ْي َح َك أ َ َحيَّةٌ أ ُ ُّم َك قُ ْلتُ نَ َع ْم قَا َل‬
‫ار ِج ْع‬ َ ‫ّللا َوالد‬ِ َّ َ‫َم َع َك أ َ ْبتَ ِغي ِبذَ ِل َك َو ْجه‬
kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima ‫ّللاِ ِإ ِني ُك ْنتُ أ َ َردْتُ ْال ِج َهادَ َم َع َك‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ب ْاْلخ َِر فَقُ ْلتُ َيا َر‬ ِ ِ‫فَ َب َّرهَا ث ُ َّم أَتَ ْيتُهُ ِم ْن ْال َجان‬
tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 127-128)
‫ّللاِ قَا َل‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َّار ْاْل ِخ َرة َ قَا َل َو ْي َح َك أ َ َحيَّةٌ أ ُ ُّم َك قُ ْلتُ َن َع ْم َيا َر‬
َ ‫ّللاِ َوالد‬َّ َ‫أ َ ْبت َ ِغي ِبذَ ِل َك َو ْجه‬
Kebersamaan yang indah di dunia dan berbuah lebih indah di Surga.
َ‫ّللاِ ِإ ِني ُك ْنتُ أ َ َردْتُ ْال ِج َهاد‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ام ِه فَقُ ْلتُ يَا َر‬ ِ ‫ار ِج ْع ِإلَ ْي َها فَبَ َّرهَا ث ُ َّم أَتَ ْيتُهُ ِم ْن أ َ َم‬
ْ َ‫ف‬
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar, َّ ‫سو َل‬
ِ‫ّللا‬ ُ ‫َّار ْاْل ِخ َرة َ قَا َل َو ْي َح َك أ َ َحيَّةٌ أ ُ ُّم َك قُ ْلتُ نَ َع ْم يَا َر‬
َ ‫ّللا َوالد‬ ِ َّ َ‫َم َع َك أ َ ْبتَ ِغي ِبذَ ِل َك َو ْجه‬
Allahu Akbar walillaahil hamd …
ُ‫قَا َل َو ْي َح َك ْالزَ ْم ِر ْجلَ َها فَثَ َّم ْال َجنَّة‬
Pagi ini juga anak diingatkan tentang bakti kepada orang tua. Bagaimanapun
banyaknya amal mereka, kalau anak durhaka kepada orang tua. Maka Allah Swt Mu’awiyah bin Abi Jahimah as-Sulami menghadap Rasulullah Saw, ia berkata,

haramkan surga bagi mereka. Jika mereka masih hidup, kembali dari shalat ini, “Wahai Rasulullah, saya ingin berjihad bersamamu dengan berharap kemuliaan

kita masih bisa datang ke rumah mereka. Memeluk dan mencium mereka dengan Allah Swt dan akhirat”.
Rasulullah Saw bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”. Mu’awiyah ‫ض‬ ٌ ‫ْس َال يَدَعُ ِب ْال َي َم ِن َغي َْر أ ُ ٍم لَهُ قَ ْد َكانَ ِب ِه َبيَا‬ ٌ ‫ِإ َّن َر ُج ًال يَأ ْ ِتي ُك ْم ِم ْن ْاليَ َم ِن يُقَا ُل لَهُ أ ُ َوي‬
menjawab, “Ya”.
‫َار أ َ ْو الد ِْره َِم فَ َم ْن لَ ِقيَهُ ِم ْن ُك ْم فَ ْليَ ْست َ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬
ِ ‫ض َع الدِين‬ ِ ‫ّللاَ فَأ َ ْذ َهبَهُ َع ْنهُ ِإ َّال َم ْو‬
َّ ‫عا‬ َ َ‫فَد‬
Rasulullah Saw, “Pulanglah! Berbaktilah kepadanya!”.
“Ada seorang laki-laki. Ia akan datang kepada kamu. Ia berasal dari Yaman.
Mu’awiyah, “Saya datang lagi dari sisi yang lain. Saya katakana, ‘Wahai Namanya Uwais. Ia tidak bisa meninggalkanYaman (saat ini) karena ia merawat
Rasulullah, saya ingin berjihad bersamamu dengan berharap kemuliaan Allah Swt ibundanya. Ia pernah terkena penyakit supak (warna putih pada kulit). Ia berdoa
dan akhirat”. kepada Allah Swt, maka Allah Swt menghilangkan penyakit itu, kecuali hanya
Rasulullah Saw bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”. Mu’awiyah tertinggal sebesar uang logam Dinar (logam emas) atau Dirham (logam perak).
menjawab, “Ya”. Siapa diantara kamu yang berjumpa dengannya, maka mintalah doa kepadanya
agar Allah Swt mengampuni kamu”. (HR. Muslim). Bayangkan, seorang hamba
Rasulullah Saw, “Pulanglah! Berbaktilah kepadanya!”.
yang lemah, jauh dari Rasulullah Saw, tapi doanya kabul, mengalahkan doa para
Mu’awiyah, “Saya datang lagi dari arah depan Rasulullah Saw. Saya katakan, shahabat nabi, bahkan para shahabat nabi pun diminta agar memohonkan doanya.
‘Wahai Rasulullah, saya ingin berjihad bersamamu dengan berharap kemuliaan Doanya terkabul, karena baktinya kepada ibundanya.
Allah Swt dan akhirat”.
Tanpa mengesampingkan makna ayah,
Rasulullah Saw bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”. Mu’awiyah
َ‫ّللاِ إِ َّن ِلي َم ًاال َو َولَدًا َو ِإ َّن أ َ ِبي ي ُِريدُ أ َ ْن َيجْ ت َا َح َما ِلي فَقَا َل أ َ ْنتَ َو َمالُك‬ ُ ‫أ َ َّن َر ُج ًال قَا َل َيا َر‬
َّ ‫سو َل‬
menjawab, “Ya”.
َ‫ِِلَبِيك‬
Rasulullah Saw, “Rawatlah kakinya, engkau dapati surga di sana”. (HR. Ibnu
Majah). Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah Saw mengadukan ayahnya seraya
berkata, “Wahai Rasulullah, saya mempunyai harta dan anak. Tapi ayah saya
Bakti kepada ibu membuat seorang anak terkabul doanya melebihi sahabat-
ingin mengambil harta saya”. Rasulullah Saw menjawab, “Engkau dan hartamu
sahabat Rasulullah Saw. Suatu ketika Rasulullah Saw pernah berkata,
milik ayahmu”. (HR. Ibnu Majah).
Bagaimana mungkin orang dapat mengesampingkan kedua orang tuanya, “Ridha Allah Swt terletak pada ridha kedua orang tua dan murka Allah Swt
bangga dengan harta, anak, bahkan amalnya. Padahal orang tua pada level kedua terletak pada murka kedua orang tua”. (HR. ath-Thabrani).
setelah Allah Swt,
Para pemuda Islam yang kami banggakan… hafizhakumullah…

‫سانًا إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَ َك ْال ِكبَ َر أ َ َحد ُ ُه َما أ َ ْو‬
َ ‫ضى َرب َُّك أ َ َّال تَ ْعبُدُوا إِ َّال إِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِ ْح‬ َ َ‫َوق‬ Jadikan dirimu bagaikan Ismail Alaihissalam, Ismailkan dirimu. Tumbuhlah
‫ض لَ ُه َما‬ ْ ‫اخ ِف‬ ْ ‫) َو‬23( ‫ف َو َال تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًال َك ِري ًما‬ ٍ ُ ‫ِك َال ُه َما فَ َال تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬ dalam ketaatan dan perjuangan menegakkan kebenaran. Narkoba, pornografi dan
sederet perbuatan dosa dan kenakalan hanya akan meletihkan jiwamu dan
‫يرا‬ َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّ َيا ِني‬
ً ‫ص ِغ‬ ْ ‫ب‬ َّ َ‫( َجنَا َح الذُّ ِل ِمن‬24)
ِ ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل َر‬
membinasakan jasadmu. Lihatlah Ismail Alaihissalam yang masih demikian belia
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia namun demikian taat pada Tuhannya, demikian berbakti kepada orangtuanya.
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar,
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
Allahu Akbar walillaahil hamd …
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada Wahai para bunda, para muslimah tangguh yang kami muliakan…

mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua Cukuplah Hajar menjadi cermin yang demikian indah mempesona, ketegarannya
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka dalam iman dan tawakkal, usahanya yang tidak mengenal lelah di tanah tandus
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Qs. al- tiada berpenghuni, kesetiannya pada suami walau harus rela ditinggal pergi,
Isra’ [17]: 23-24). ketekunannya mendidik anak yang kemudian terpilih menjadi nabi.

Posisi mereka setelah Allah Swt. Mengapa ada orang yang begitu Sayang dan cinta kepada anak dan istri, tapi perintah Allah Swt mesti tetap
sombong menuntut mereka ke pengadilan dunia hanya karena ingin merebut dipatuhi. Meleleh air mata Nabi Ibrahim as meninggalkan Hajar dan Ismail kecil
kebahagiaan duniawi. Sadarkah mereka bahwa murka Allah Swt terletak pada di sebuah lembing kering. Kisah itu diabadikan dalam al-Qur’an, Nabi Ibrahim as
murka kedua orang tua, pun mengadu kepada Allah Swt,

‫َط ِه َما‬ َ ‫طهُ فِ ْي‬


ِ ‫سخ‬ َ ‫ضا ْال َوا ِلدَي ِْن َو‬
ُ ‫س َخ‬ َ ‫الرب فِي ِر‬
َّ ‫ضا‬
َ ‫ِر‬
‫غي ِْر ذِي زَ ْرعٍ ِع ْندَ بَ ْيتِ َك ْال ُم َح َّر ِم َربَّنَا ِليُ ِقي ُموا‬
َ ‫َربَّنَا ِإنِي أ َ ْس َك ْنتُ ِم ْن ذ ُ ِريَّتِي ِب َوا ٍد‬ langsung memberi tanpa ada usaha. Demikian juga perubahan menuju kehidupan
yang lebih baik yang kita inginkan tidak akan terwujud kecuali ada keinginan dan
َ‫ت لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْش ُك ُرون‬
ِ ‫ار ُز ْق ُه ْم ِمنَ الث َّ َم َرا‬ ِ َّ‫اج َع ْل أ َ ْفئِدَة ً ِمنَ الن‬
ْ ‫اس تَ ْه ِوي ِإلَ ْي ِه ْم َو‬ ْ َ‫ص َالة َ ف‬
َّ ‫ال‬
perbuatan dari kita sendiri. Allah berfirman:
“Wahai Robb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
‫ّللاَ َال يُغَيِ ُر َما بِ َق ْو ٍم َحتَّى يُغ َِي ُروا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
َّ ‫إِ َّن‬
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Qs. Ar-Ra’d [13]: 11).
kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan
Di sanalah keserasian antara syariat Nabi Ibrahim as dengan syariat Nabi
mereka bersyukur”. (Qs. Ibrahim [14] : 37). Di tengah lembah tandus tanpa
Muhammad Saw. Sama-sama mengajarkan keseimbangan antara usaha dan doa.
tanaman itulah Hajar dan Ismail berada, seorang wanita lemah dan bayi tidak
Rasulullah Saw tidak pernah duduk berpangku tangan menunggu rezeki turun dari
berdaya membutuhkan air. Apakah Allah langsung menurunkan air kepada
langit. Al-Qur’an mengajarkan,
mereka ?! Tidak. Hajar bukan wanita lemah. Ia perempuan yang tegar. Hajar tidak
mengeluh kepada Allah Swt dengan mengangkat tangan. Hajar tidak membawa- ‫يرا‬ َ َّ ‫ّللاِ َوا ْذ ُك ُروا‬
ً ‫ّللا َك ِث‬ َّ ‫ض ِل‬ ِ ‫ص َالة ُ فَا ْنتَش ُِروا فِي ْاِل َ ْر‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا ِم ْن ف‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَإِذَا ق‬
ِ َ‫ضي‬
bawa nama besar suaminya yang seorang nabi dan anaknya juga seorang nabi.
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
Hajar tidak pula menghujat dan mencela di mana air berada ?!. Tapi Hajar
berjalan kaki dari bukit Shafa menuju bukit Marwa sebanyak tujuh kali. Tumit “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
perempuan yang lemah itu menginjak pasir gurun panas di bawah terik matahari. carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Setelah ia lelah dan tetap tidak mendapatkan air yang ia cari, maka ia kembali ke (Qs. al-Jumu’ah [62]: 10).
tempat Ismail berbaring. Ternyata, air tidak ditemukan di tempat yang dicari. Tapi ْ ُ ‫ّللا أ َ ْع ِقلُ َها َوأَتَ َو َّك ُل أ َ ْو أ‬
‫ط ِلقُ َها َوأَت َ َو َّك ُل قَا َل ا ْع ِق ْل َها َوتَ َو َّك ْل‬ ُ ‫قَا َل َر ُج ٌل يَا َر‬
ِ َّ ‫سو َل‬
air datang dari tumit Ismail yang belum pandai melangkah. Dari kisah ini tersirat
sebuah makna yang sangat mendalam yaitu pentingnya berusaha sekuat tenaga Seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah. Apakah unta ini saya tambatkan
dan seoptimal mungkin untuk mencari apa yang kita inginkan. Karena Allah tidak lalu saya bertawakkal? Atau saya lepaskan saja, kemudian saya bertawakkal?”.
Rasulullah Saw menjawab, “Tambatkanlah! Setelah itu, bertawakkallah!”. harta yang kita cari dengan tetes peluh dan air mata, maka gunakanlah di jalan
Allah Swt.
(HR. at-Tirmidzi).
Semoga momen ‘Idul Adha kembali mengingatkan kita akan pentingnya:
“Berusaha tanpa tawakkal, sombong. bertawakkal tanpa usaha, pesong”.
pendidikan anak, seimbang dalam usaha dan tawakkal, dan yang jauh lebih
penting adalah berkurban untuk agama Allah Swt.
Subhanallah… Sekali lagi, bercerminlah pada wanita mulia nan kuat ini.
.‫ت َوال ِذهك ِْر ا ْل َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَعَنِي َواِ ِيها ُك ْم بما فيه ِمنَ اآليَا‬.‫آن ا ْلعَ ِظي ِْم‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِلي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
Merekalah manusia – manusia terpilih, terabadikan oleh Ilahi, kenangan indah
ْ ‫ فَا‬.‫س ِم ْي ُع اْلعَ ِل ْي ُم‬
َّ ‫ست َ ْغ ِف ُر ْوا اِنَّهُ ُه َواْلغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ِ‫َوتَقَبَّ ْل ِمنِه ْي َو ِم ْن ُك ْم ت‬
َّ ‫الوتَهُ اِنههُ ُه َو ال‬
perjuangan mereka hingga kitapun hari ini berkumpul di sini, mengenang mereka
agar bara iman mereka turut menghangatkan jiwa kita untuk berjuang dan
berkorban demi Iman dan Islam.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar,
Allahu Akbar walillaahil hamd…

Berkurban hari ini bukan hanya sekedar mampu melawan setan dan mengeluarkan
uang untuk menyembelih hewan kurban. Tapi ini adalah langkah awal menuju
pengorbanan-pengorbanan lainnya untuk agama Allah Swt. Masih banyak hamba-
hamba Allah Swt yang perlu dibantu. Anak-anak yatim dan orang terlantar yang
membutuhkan uluran tangan. Harta yang banyak tidak dapat membantu di
hadapan Allah Swt, yang akan menolong adalah amal badan dan harta yang
pernah kita infaqkan di jalan Allah Swt. Berapa banyak harta yang kita cari, tapi
kita tidak pernah menikmatinya, tapi dinikmati ahli waris, bahkan orang lain yang
tidak memiliki nasab dan hubungan darah dengan kita. Kalau ingin menikmati
‫‪Khutbah Kedua:‬‬ ‫ص ْر ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِ هح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫ص ْر َم ْن‬ ‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل ال ه‬
‫ش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬
‫الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬

‫س ْب َحانَ هللا بُ ْك َرةً َو أ َ ْ‬


‫ص ْيالً‬ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر كبيرا َواْل َح ْم ُد هللِ َكثِي ًْرا َو ُ‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س ِل ِم ْينَ َو َد ِ هم ْر ا َ ْعدَا َءال ِ هدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ال ِ هدي ِْن‬ ‫ص َر ال ِ هد ْينَ َو ْ‬
‫‪.‬نَ َ‬

‫الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َوهللِ اْل َح ْم ُد‬ ‫لم َحنَ َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َ‬
‫طنَ ع َْن‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬‫الزالَ ِز َل َو ُ‬
‫لوبَا َء َو َّ‬ ‫الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬
‫س ِل ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َر َّ‬
‫ب اْلعَالَ ِم ْينَ‬ ‫َان اْل ُم ْ‬ ‫صةً َو َ‬
‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫‪.‬بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِ ْي ِ‬
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬
‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫َلى اِحْ َ‬
‫الَ ش َِر ْيكَ لَهُ‬ ‫اب النَّ ِار‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬
‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫‪.‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫َ‬

‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا َ‬


‫ِلى ِر ْ‬
‫ض َوانِ ِه‬ ‫س ِيه َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ش َه ُد اَنَّ َ‬
‫‪.‬وا َ ْ‬
‫َ‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَنَّ ِمنَ اْل َخا ِ‬
‫س ِر ْينَ‬ ‫‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫سنَ َ‬

‫س ِله ْم ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِيه ِدنَا ُم َح َّم ٍد و َ‬ ‫ص ِ هل َ‬
‫الل ُه َّم َ‬ ‫شآء َواْل ُم ْنك َِر‬
‫بى َويَ ْن َهى ع َِن اْلفَحْ ِ‬ ‫ْتآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِي ِ‬ ‫س ِ‬‫ِعبَا َدهللاِ اِنَّ هللاَ يَأ ْ ُم ُرنَا ِباْلعَ ْد ِل َواْ ِالحْ َ‬
‫َلى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذك ُْر هللاِ‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْونَ َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫شك ُُر ْوهُ ع َ‬ ‫َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬
‫ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬
‫ع َّما نَ َهى َو َز َج َر‬
‫ا َ ْكبَ ْر‬
‫س ِه َوقَا َل تَعاَلَى‪ :‬اِنَّ هللاَ َو َمآل‬ ‫َوا ْعلَ ُم ْوا اَنَّ هللاه ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِ‬
‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِ‬
‫صلُّ ْونَ ع َ‬
‫َلى النَّ ِبى‬ ‫ئِ َكتَهُ يُ َ‬

‫س ِله ُم ْوا ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫صلُّ ْوا َ‬
‫‪.‬يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬

‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ‬ ‫علَى آ ِل َ‬


‫س ِيهدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِله ْم َو َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫صلَّى هللاُ َ‬
‫س ِيه ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬‫علَى َ‬ ‫ص ِ هل َ‬
‫الل ُه َّم َ‬
‫عثْ َمان َو َ‬
‫ع ِلى‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫ش ِد ْينَ ا َ ِبى َبك ٍْر َو ُ‬‫الرا ِ‬
‫اء َّ‬‫ض الله ُه َّم ع َِن ْال ُخ َل َف ِ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُم َق َّربِ ْينَ َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫َو ُر ُ‬
‫عنَّا َم َع ُه ْم‬
‫ض َ‬ ‫ان اِلَى َي ْو ِم ال ِ هدي ِْن َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫س ٍ‬‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِع ْينَ َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْينَ لَ ُه ْم ِباِحْ َ‬
‫َوع َْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬
‫اح ِم ْينَ‬ ‫ِب َرحْ َم ِتكَ َيا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬

‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬


‫ت‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬
Betafa keprihatinan dan kesedihan kita, jika kita kembali mengungkap Penyayang,.. Sesungguhnya; bulu, darah dan daging penyembelihan
prosesi penyembelihan Ismail, detik-detik akhir ketika Ismail sudah qurban akan menghapus segala kesalahan dan dosa, walaupun sebanyak
dipembaringan penyembelihan, di tempat yang asing dan jauh dari publik,.. bui di lautan,.. demikian itulah arti pengorbanan,.. pengorbanan yang
pada saat itu Ismail masih sempat berkata: Wahai ayah; sebelum ayah nilainya setara dengan perngorbanan jiwa manusia,.. Allahu Akbar
melakukan penyembelihan terhadapku, aku pinta tiga hal; yang pertama Walillaahil Hamd.
ayah: Ikatlah kaki dan tangan nanda terlebih dahulu, agar nanti nanda tidak
meronta; yang kedua ayah: Pejamkanlah mata serapat mungkin dikala Maka di antara hikmah penyembelihan hewan qurban itu adalah;.. bahwa
ayah akan menyembelihku, agar ayah nanti terbebas dari perasaan hiba; penyembelihan dan pengurbanan jiwa manusia tidaklah dibenarkan
yang ketiga ayah: Bawahlah pulang baju nanda yang terpercik darah, agar menurut hukum Tuhan,.. kecuali terhadap orang-orang kafir yang meme-
baju itu, sewaktu-waktu menjadi penawar rindu bagi ibundaku yang mulia rangi kebenaran agama Allah
Sitti Hajar,.. maka kelak dengan baju itu,.. ibundaku akan terobati rasa
rindunya kepadaku. Hadirin,..dapat dibayangkan kijiwaan Nabi Ibrahim saat
mendengarkan tiga pinta yang tidak lazim dari seorang anak yang saleh
Ismail as.

Wahasil, pedang terhunus kemilau sudah digenggam tangan kanan sang


ayahnya sendiri,.. mata pedang mendekat dan semakin dekat di leher
Ismail,.. sembari iringan asma Allah dan alunan takbir yang sedemikian
haru;…. “Bismillahi Wallahu Akbar”;….. dalam hitungan detik, ternyata Allah
menghendaki lain,.. kasih sayang Allah Maha dahsyad,.. adegan
penyembalihan Ismail yang sangat menegangkan dan mengharukan itu,
semata-mata hanyalah ujian belaka kepada Nabi Ibrahim dan Sitti Hajar
(Ibu Ismail), demikian pula terhadap diri Ismail sendiri sebagai calon Nabi
dan Rasul,.

Ternyata,.. perintah penyembelihan anak manusia, Allah mencukupkan


agar ditebus dengan penyembelihan seekor kibas, atau kambing,.. Allahu
Akbar Walillahil Hamd,..

Alangkah mulyanya orang-orang yang melakukan penyembelihan hewan


qurban demi mengharapkan keridhaan Allah Yang Maha Pengasih

S-ar putea să vă placă și