Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Signalement
Jenis hewan : Bururng Merpati
Warna : Coklat
Kondisi : Lemas, kurus, tidak nafsu makan
Lokasi pengambilan : Pasar Pacar Keling, Surabaya
Hasil Pengamatan
Gambar 3.41 Trichomonas gallinae hasil swab esophagus ayam kampong (Sumber:
Dokumentasi pribadi)
Taksonomi
Kingdom : Protista
Phylum : Sarcomastigophora
Class : Mastigophora
Order : Trichomonadida
Famili : Trichomonadidae
Genus : Trichomonas
Species : Trichomonas gallinae
Morfologi
Patologi
Pada gambaran patologis, unggas yang terinfeksi di bagian esofagus dan
proventrikulus menunjukan keradangan dan ulserasi.
Patogenesa
Penularan utama melalui air minum dan pakan yang tercemar Trichomonas
gallinae. Parasit ini menyerang membran mukosa kerongkongan dan esophagus.
Meskipun tidak pernah menyerang tractus digestivus bagian bawah proventiculus, namun
organ-organ seperti hati, paru-paru, jantung dan pankreas dapat terserang. Terserangnya
organ-organ tersebut sering menyebabkan mortalitas yang besar. Patogenesis penyakit ini
bervariasi dari kondisi yang ringan sampai fatal. Biasanya kematian terjadi dalam waktu
4-18 hari setelah infeksi. Kematian ini diduga karena adanya peradangan kaseosa akibat
trichomonas menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kerusakan organ.
Merpati domestik merupakan hospes utama dari Trichomonas gallinae. Penularan
utama melalui air minum dan pakan yang tercemar Trichomonas gallinae. Karena siklus
hidup Trichomonas gallinae yang alami, penularan dapat terjadi secara langsung dari
burung ke burung. Pada merpati, penularan dapat terjadi saat merpati dewasa yang
terinfeksi memberi makan atau ‘pigeon milk” pada anaknya. Merpati dewasa yang
terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala dapat menjadi pembawa dan selalu menjadi
sumber penularan bagi merpati muda. Sumber penularan lainnya yaitu melalu makanan
dan minuman yang terkontaminasi. Namun, penularan ini harus terjadi dengan cepat
karena Trichomonas gallinae tidak dapat bertahan lama di lingkungan luar.
Infeksi Trichomonas gallinae pada burung muda fase awal ditandai dengan
adanya lesi kecil berwarna putih sampai kuning pada rongga mulut, terutama pada daerah
palatum molle. Lesi berupa inflamasi dan ulserasi pada permukaan mukosa. Lesi ini
kemudian bertambah besar dan banyak sampai menyebar ke esofagus, crop dan
proventrikulus. Lesi dapat berkembang lebih besar lagi dan membentuk massa nekrosis
yang menutup lumen. Seringkali infeksi Trichomonas gallinae menyebar sampai pada
hati dan organ lainnya (Kennedy, 2001).
Gejala Klinis
Gejala klinis pada ayam yang menderita trichomoniasis tampak lesu dan adanya
bau busuk mulut ayam. Lesi primer dijumpai di mukosa orofaringeal, kemudian diikuti
invasi parasit ke kelenjar faring dan pentrasi progresif ke lapisan epitel. Infeksi pada
hepar dengan abses multipel diperkirakan merupakan penyebab kematian pada unggas-
unggas muda.
Pencegahan dan Pengobatan
Penularan utama pada tempat pakan dan minum yang sama dengan ayam/burung
yang terinfeksi trichomonas. Maka dari itu diperlukan pergantian air minum secara
teratur. Trichomonas gallinae dapat dikontrol dengan mengeliminasi ayam/burung yang
terinfeksi sehingga tidak menjadi agen pembawa Trichomonas gallinae. Sumber dan
tempat makanan dan minuman harus dibersihkan secara rutin dan terlindung dari burung
liar (Kennedy, 2001).
Trichomonas sp.
Klasifikasi
Phylum : SARCOMASTIGOPHORA
Subphylum : MASTIGOPHORA
Class : ZOOMASTIGOPHORASIDA
Ordo : TRICHOMONADORIDA
Family : TRICHOMONADIDAE
Genus : Trichomonas
Spesies : Trichomonas gallinae
Host : Merpati, kalkun, ayam, burung gereja, kenari, dan elang.
Morfologi : Berbentuk seperti buah per (pyriform), dengan ukuran panjang 10 µm
dan lebar 5µm. mempunyai empat flagel anterior dan satu flagel posterior yang membentuk
undulating membrane. Membran undulata mencapai dua pertiga panjang tubuh. Mempunyai
axostile menjulang sampai posterior tubuh.
Pada swab kerongkongan burung merpati, ditemukan adanya protozoa Trichomonas sp. seperti
pada Gambar 2.
A B
Gambar 2. Trichomonas gallinae (A. perbesaran 400x, B. secara diagramatik)
Siklus hidup : Trichomonas sp. bereproduksi dengan Longitudinal Binari Fission, yaitu
membelah diri menjadi dua menurut poros panjang badan, tidak membentuk kista dan
tingkatan seksual tidak diketahui. Meskipun kista tidak terbentuk, namun mengalami
degenerasi dan kemudian mati, hal ini berbeda dengan organisme blastocyste.
Gambaran patologis
Unggas yang terinfeksi terutama pada unggas muda di bagian esofagus, dan
proventrikulus menunjukan keradangan dan ulserasi.
Gejala klinis : Lesu, bau busuk dan mulut pada unggas yang terinfeksi. Lesi primer
dijumpai di mukosa orofaringea, kemudian diikuti invasi parasit ke kelenjar faring dan
pentrasi progresif ke lapisan epitel. Infeksi pada hepar dengan abses multipel diperkirakan
merupakan penyebab kematian pada unggas-unggas muda.
Terapi : Pengobatan pada ayam tidak secara spesifik. Pada burung merpati dapat
diberikan metronidazol 60 mg/kg po dan dimetridazole 50 mg/kg po dalam pakan atau air
minum (0,05% selama 5-6 hari) dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan parasit.
Trichomonas pada unggas merupakan protozoa yang sering ditemukan terutama pada
burung merpati. Siklus hidup organisme ini sangat sederhana, reproduksi dengan "longitudinal
binary fission", yaitu dengan membelah diri menjadi dua menurut poros panjang badan, tidak
membentuk kista dan tingkat seksual tidak diketahui. Beirschke (1987) berpendapat bahwa anak
merpati dapat tertular dalam beberapa menit setelah menetas, karena konsumsi 'pigeon milk' dari
induk yang terinfeksi.
Trichomonas gallinae sering menimbulkan trichomoniasis pada unggas, terutama merpati,
kalkun, dan anak ayam. Kejadian pada burung mencapai 80-90% dan pada merpati muda bersifat
fatal. Habitat pada tubuh induk semang ada pada saluran pencernaan bagian atas. Parasit ini
berbentuk seperti buah pir dengan ukuran kira-kira 10 mikrometer, dengan lebar 5 mikrometer
(Suwanti, 2012).
Patogenitas penyakit ini bervariasi dari kondisi yang ringan sampai fatal. Biasanya
kematian terjadi dalam kurun waktu 4-18 hari seteh infeksi. Gambaran patologis unggas yang
terinfeksi, terutama pada unggas muda di bagian esofagus, dan proventrikulus menunjukan
keradangan dan ulserasi. Gejala klinis dari infeksi akibat protozoa ini antara lain, lesu, bau busuk
dan mulut pada ayam yang terinfeksi. Lesi primer dijumpai di mukosa orofaringea, kemudian
diikuti invasi parasit ke kelenjar faring dan pentrasi progresif ke lapisan epitel. Infeksi pada
hepar dengan abses multipel diperkirakan merupakan penyebab kematian pada unggas-unggas
muda.