Sunteți pe pagina 1din 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian besar
penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah
penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang
berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan
makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok,
minum kopi serta gaya hidup adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai
faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi
akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai
penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan
penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui
penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi
didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan
140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama
dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa
melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan
biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat
mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala
bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk
mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit
degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan
untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi

1
dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat
dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi?
5. Bagaimana penatalaksanaan klien dengan hipertensi?
6. Apa komplikasi dari hipertensi?
7. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan hipertensi?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan keluarga pada klien
dengan gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
b. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
c. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
d. d.Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada
hipertensi.
e. e.Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan
hipertensi.
f. f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
g. g. Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan
hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga

2
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan,
1986 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya, 1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI,1988 ).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah terdiri dari
dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain, keluarga berinteraksi satu
sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial (suami, istri, anak,
kakak dan adik) dan mempunyai tujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis,
dan sosial anggota.

2. Tipe Keluarga
a. Tradisional :
1) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
2) The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.

3
3) Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya,
yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang
tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll).
10) Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal
mati.
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother: keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family : keluarga dengan orangtua tiri.

4
3) Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam
satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners).
6) Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family : beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

3. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

5
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama
(Friedman, 1998).
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki
dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan
samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama
berusia 30 bulan :
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap
yang paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah

6
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal:

7
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan
meninggal damapi keduanya meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

4. Keluarga Sebagai Unit Keperawatan


Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (Friedman, 1998 ) adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah – masalah dalam
kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
( pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang menderita
hipertensi.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.

5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sehat- Sakit


Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga
menurut H. L Bloom yaitu :
a. Faktor lingkungan

8
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit
hipertensi adalah dengan cara menghindari adanya stres

b. Faktor sosial budaya


1) Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi penyakit
hipertensi adalah :
a) Kebiasaan merokok
b) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam
c) Pola diet tidak teratur
d) Bila sakit tidak segera berobat
2) Status sosial budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan
pada kasus hipertensi adalah :
a) Menghindari kebiasaan merokok
b) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung
garam .
c) Menjaga berat badan dan olah raga yang teratur
d) Melakukan konril yang teratur
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat hipertensi
d. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetik.

6. Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan


Menurut Friedman ( 1998) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas
memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya
menderita penyakit hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi

9
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepada anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan
yang dapat mengatasi penyakit hipertensi.

7. Peran Perawat Dalam Memberi Asuhan Keperawatan Pada


Keluarga Yang Menderita Penyakit Hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit
hipertensi maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
a. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi .
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi. Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan
kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuam
mereka dalam melaksanakan perawatan dan memberikan
demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi.
c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi. Perawat melakukan hubungan yang terus
menerus dengan kelurga yang menderita penyakit hipertensi,
sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan
keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang
sedang dihadapi
d. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal
masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan
mencari alternatif pemecahanya.

e. Pendidik kesehatan

10
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah
penyakit hipertensi
f. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI


1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan
sistolik dan diastolik serta merupakan suatu faktor terjadinya
kompilikasi penyakit kardiovaskuler (Soekarsohardi :1999).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin :
1993).
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic
diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskuler.

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih
belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut
berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya
umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90%
penderita hipertensi tergolong hipertensi primer sedangkan 10% nya
tergolong hipertensi sekunder.

b. Hipertensi sekunder

11
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain- lain. Karena golongan terbesar dari
penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan
dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi
esensial.
Berdasarkan faktor akibat hipertensi terjadi peningkatan tekanan
darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiapdetiknya.Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri
akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap
denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat.Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung
berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar
dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, hipertensi dibedakan atas yang tidak
dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-
80% kasus hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi di dalam
keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang
tua, maka dugaan hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong

12
bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas,
stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam.
Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya
hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga
melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf
yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan
tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai
kaitan yang erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari.
Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan
hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.

3. Patofisiologi
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor
cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat
diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun.

13
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan
cardiac output . Dalam sistim renin - angiotensien - aldosteron pada
patogenesis hipertensi, glandula supra renal juga menjadi faktor
penyebab oleh karena faktor hormon. Sistim renin mengubah
angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angoitensin I menjad
angiotensin II oleh Angitensi Convertion Enzym (ACE).
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan
nervus perifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan
retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II
mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk
vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk
mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra fluid
volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan
meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output
(Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).

4. Manifestasi Klinis Hipertensi


Mekanisme terjadinya hipertensi gejala-gejala hipertensi antara lain
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan
oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening
(retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

5. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


a. Hemoglobin/hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor
resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
(meningkatkan hipertensi).

14
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretik.
e. Kalsium serum :peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan
vasikonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme
primer (penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat
mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24
jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila
hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor
resiko terjadinya hipertensi.
l. 12.Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar
renin dapat juga meningkat.
m. 13.IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. 14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area
katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; pembesaran jantung.
o. 15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
p. 16.EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
1) Aktivitas

15
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2) Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan
berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya
komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita
hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan
natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang
sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ).
Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor
kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-
hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk
menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah
yaitu :
a) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet
dengan mengkonsumsi makanan tanpa garam.Garam dapur
mempunyai kandungan 40% natrium. Sumber sodium
lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue,
baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet
makanan atau natrium benzoat biasanya terdapat dalam
saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari
mentega.Penderita tekanan darah tinggi yang sedang
menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal
sebagai berikut :
- Jangan menggunakan garam dapur.
- Hindari makanan awetan seperti kecap, margarin,
mentega, keju, terasi, petis, biscuit, ikan asin, sarden,
sosis dan lain-lain.

16
- Hindari bahan makanan yang diolah dengan
menggunakan bahan makanan tambahan atau
penyedap rasa seperti saos.
- Hindari penggunaan baking soda atau obat-obatan
yang mengandung sodium.
- Batasi minuman yang bersoda.
b) Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol,
trigliserida, dan fospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol
berasal dari makanan dapat diabsorbsi oleh tubuh sisanya
akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang
mengandung kolesterol tinggi yaitu daging, jeroan, keju,
susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan
diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolesterol
serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hipertensi
adalah :
- Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine
dan mentega.
- Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
- Gunakan susu full cream.
- Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir
per minggu.
- Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis
kacang-kacang lainnya.
- Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-
manis seperti sirup, dodol.
- Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah
– buahan.
c) Diet kalori bila kelebihan berat badan.
Hipertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh
seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat
badan akan beresiko tinggi terkena hipertensi. Salah satu
cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet
rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal.
Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :

17
- Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan
energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat
badan per minggu.
- Menu makanan harus seimbang dan memenuhi
kebutuhan zat gizi.
- Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

7. Komplikasi
Organ- organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain
mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta
implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah
direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan.
1. PENGKAJIAN
Penjajakan pertama Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk
mengetahui masalah yang dihadapi oleh keluarga.

18
a. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur
masalah kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga .
1) Struktur dan sifat anggota keluarga
a) Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
b) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
c) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
d) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
e) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
f) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
g) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang.
2) Faktor sosial budaya dan ekonomi
Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi
kebutuhan primer, jam kerja ayah dan ibu, siapa yng
menentukan keuangan dan penggunaannya .
3) Faktor lingkungan
a) Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah,
persediaan sumber air, adanya bahan kecelakaan, dan
pembuangan sampah.
b) Macam lingkungan / daerah rumah
c) Fasilitas social dan lingkungan
d) Fasilitas transportasi dan kesehatan
4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
b) Upaya pencegahan terhadap penyakit
c) Sumber pelayanan kesehatan
d) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
e) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
5) Cara pengumpulan data
a) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung.

19
b) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga, komunikasi dari
tiap anggota keluarga, peran dari tiap anggota keluarga,
keadaan rumah dan lingkungan.
c) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan.
d) Studi dokumentasi antara lain : perkembangan kesehatan
anak, kartu keluarga, catatan kesehatan lainnya.
e) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dan keperawatan antara lain : tanda-
tanda penyakit dan kelainan organ tubuh.

b. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat
menggunakan typologi masalah dalam family health
care.Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan
dalam mencapai potensi kesehatan.Contoh :
a) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti
hipertensi.
b) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet.
2) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh:
a) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit
hipertensi.
b) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi.
3) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak
dari indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun
sumber daya mereka. Contoh : Adakah anggota keluarga yang
meninggal akibat hipertensi.

c. Prioritas Masalah

20
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut:

K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat(aktual) 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu 1
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1) Tentukan skor untuk tiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan
bobot.
Skor X bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria ,skor tertinggi 5 sama
dengan seluruh bobot.

Penjajakan pada tahap kedua, Tahap ini menggambarkan sampai


dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang
berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis
yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap

21
pertama.Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga
untuk melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan
masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi antara lain :
a. Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi.
b. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan.
c. Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti BJPS ,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.

2. PERENCANAAN
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ) .
Ciri- ciri rencana perawatan keluarga:
a. Berpusat pada tindakan- tindakaan yang dapat memecahkan atau
meringankan masalah yang sedang dihadapi.

22
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari dengan pikiran yang logis.
c. Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan
datang.
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
diidentifikasi.
e. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Perumusan Tujuan:
a. Tujuan jangka panjang mengacu pada penyelesaian masalah.
b. Tujuan jangka pendek mengacu pada penyelesaian etiologi.
Kriteria Evaluasi:
a. Kriteria
b. Standar
Hal yang perlu dipertimbsngksn sebelum menetspksn intervensi, yaitu:
a. Apakah pendekatan itu menyebabkan meningkatnya ketergantungan
atau kemandirian keluarga?
b. Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan
keterampilan keluarga?
c. Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan koping
keluarga?
d. Apakah keluargapunya komitmen dan motivasi yg memadai
terhadap perencanaan tersebut ?
e. Apakah kelugrga punya sumber-sumber yang memadai untuk
melaksanakan perencanaan tersebut ?
Tipologi Intervensi:
a. Kognitif: mengemukakan informasi dan gagasan serta pengalaman
contohnya pengajaran.
b. Afektif : tindakan dirancang untuk mengubah emosi dari anggota
keluarga sehingga dapat memecahkan masalah secara lebih
efektif.Orang tua membantu mengurangi ansietas thd perawatan
anak sakit.
c. Perilaku : strategi perawatan yang diarahkan untuk membantu
anggota keluarga berinteraksi/bertingkah laku dengan anggota
keluarga lain.

3. PELAKSANAAN

23
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan
kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang
peru diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga adalah:
a. Sumber daya keluarga (keuangan)
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

4. EVALUASI
Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah:
a. Kriteria keberhasilan
b. Standar keperawatan
c. Perubahan perilaku

BAB III
TINJAUAN KASUS

24
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum :
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Usia : 61 Tahun
c. Alamat : Jl. Sulaiman Abdullah Lorong Skip
II No. 15
d. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pensiun (DISHUB)
e. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA
f. Komposisi Keluarga : Suami-Istri

Jenis Hubungan
No Nama Umur Pendidikan
Kelamin dengan KK
1. Ny. Y P Istri 57 th SLTA

g. Tipe Keluarga
Berada pada tipe keluarga dengan lansia
h. Suku bangsa.
Madura
i. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
j. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 900.000/ bln dari hasil kerja
jualan Pecal.
k. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Keluarga Ny. S biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan
menonton TV dirumah.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi, Anak Ny. S berusia 27 th dan Ny. S mengatakan

25
komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-
masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak
c. Riwayat keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu
darah tinggi karena ayah Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi
dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 15 tahun yang
lalu.Ny.S juga pernah di rawat karena kolestrol yang tinggi
sedangkan anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah.
(sembuh dengan obat yang dibeli di toko).
d. Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara sudah
meninggal dunia.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah :
Rumah dengan panjang 7 m dan lebar 5 m terdiri dari dua kamar
tidur,satu ruang tamu,satu kamar mandi,satu dapur. Setiap ruangan
memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya
cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC, lantai rumah terbuat
dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah
atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa
menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira
10 m dari jarak belakang rumah.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu
pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan
bersuku Jawa komunikasi mereka cukup baik.
c. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S tidak pernah bepindah-
pindah tempat.
d. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

26
Keluarga Ny. S tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam
mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di
masyarakat.Serta dapat berinteraksi dengan baik.
e. Sistem pendukung keluarga :
Ny. S mempunyai tabungan yang dapat digunakan jika terdapat
keperluan mendadak.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga :
Antara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam
menghadapi suatu masalah biasanya dilakukan musyawarah keluarga
secara terbuka.
b. Struktur KekuatanKeluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
1) Ny. S sebagai ibu yang bekerja sebagai penjua Pecal
2) Ny. K sebagai anak yang mengurus rumah tangga
3) Tn. D sebagai menantu yang bekerja sebagai buruh bangunan
4) An. R sebagai cucu yang belum sekolah
d. Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi
penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan
oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu, sehingga mereka
lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
dengan obat-obat tradisional.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif :
Ny. S dapat bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga nya
b. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan
kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
c. Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara
awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu ,
sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika

27
Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
kesehatan keluarga.
d. Fungsi Reproduksi :
Ny.S bersyukur karena mmempunyai anak perempuan yang mau
menjaga nya, Ny. S tidak mempunyai suami.
e. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun
Ny.S sakit karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat
digunakan kapan saja.

6. Stres dan Koping Keluarga


a. Stresor Jangka Pendek
Keluarga khawatir dengan penyakit Ny. S
b. Stresor jangka panjang
Memikirkan masa tua nya

7. Pemeriksaan Fisik.
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
N Pemeriksaan Ny. S Ny.K Tn. D An. R
o Fisik
1 Kepala Simetris, Simetris,tidak Simetris, rambutSimetris, rambut
rambut ada berwarna hitam,berwarna hitam,
berwarna hitam,ketombe,Rambut tidak adatidak ada
tidak adasedikit kusut ketombe. ketombe.
ketombe.
2. Leher leher tidakleher tidakleher tidakleher tidak
nampak adanyanampak adanyanampak adanyanampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan venatekanan venatekanan venatekanan vena
jugularis danjugularis danjugularis danjugularis dan
arteri carotis,arteri carotis,arteri cRrotis,arteri carotis,
tidak terabatidak terabatidak terabatidak teraba
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

28
kelenjar tiroidkelenjar tiroidkelenjar tiroidkelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak terlihattidak terlihattidak terlihattidak terlihat
anemis, tidakanemis, tidakanemis, tidakanemis, tidak
ada katarak,ada katarak,ada katarak,ada katarak,
penglihatan penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan keadaan keadaan keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik
5. Hidung Simetris,keadaa Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
n bersih,Tidakbersih,Tidak adabersih,Tidak adabersih,Tidak ada
ada kelainankelainan yangkelainan yangkelainan yang
yang ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulutMukosa mulutMukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan agak sedikitlembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
ada kelainan sedikit kotor,kelainan kelainan
makan 1x/hari
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dadaPergerakan dadaPergerakan dadaPergerakan dada
terlihat simetris,terlihat simetris,terlihat simetris,terlihat simetris,
suara jantungsuara jantung S1suara jantung S1suara jantung S1
S1 dan S2dan S2dan S2dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
palpitasi, suarapalpitasi, suarapalpitasi, suarapalpitasi, suara
mur-mur (-),mur-mur (-),mur-mur (-),mur-mur (-),
ronchi (-),ronchi (-),ronchi (-),ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada Pada Pada Pada

29
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
abdomen tidakabdomen tidakabdomen tidakabdomen tidak
didapatkan didapatkan didapatkan didapatkan
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, tidakhepar, tidakhepar, tidakhepar, tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik ususperistaltik ususperistaltik ususperistaltik usus
35x/mnt, tidak35x/mnt, tidak35x/mnt, tidak35x/mnt, tidak
ada bekas lukaada bekas lukaada bekas lukaada bekas luka
operasi operasi operasi operasi
9. TTV dan TD : 120/80TD :TD: 110/80TD: 105/63
ekstremitas mmHg, 160/100mmHg, mmHg mmHg
N : 74x/m, N : 100x/m, R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C S : 36,50C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
R: 20x/m R: 20x/mnt S: 37,2OC S: 370C

8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat
memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan


Data Etiologi Masalah
DS: Gangguan
- Ny.S mengatakan mual, muntah, Kenaikan tekanan darah pemenuhan
lemas, nafsu makan menurun. ↓ nutrisi kurang
DO: Kompensasi tubuh(pusing) dari kebutuhan

- Ny.S terlihat lemas ↓ tubuh.


- Ny.S makan 1x/hari habis ½ mempengaruhi
porsi dengan bantuan, dan hypothalamus
kadang tidak makan. ↓

30
- Mukosa bibir kering. kurang nafsu makan

Kurang nutrisi

DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
- Pasien mengatakan pusing
- Karena merasa sudah sehat Ny.S hidup
jarang lagi periksa ke dokter ↓
meskipun hanya sekedar Penumpukan kolesterol
periksa. dalam pemb.darah
- Ny.S bekerja jualan Pecal. ↓
- Ny.S mengatakan jarang berolah
Vasokontriksi vascular
raga
- Ny.S tidak merokok ↓
- Ny.S suka mengkonsumsi Tekanan darah meningkat
makanan berlemak, seperti
gorengan dan bumbu santan.
- Tn.A mengatakan bahwa ibu
sudah biasa seperti ini.
DO:
- Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
- TD : 160/100mmH, N :
100x/m, S : 36,50C , R: 20x/m

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S
keluarga S b.d kekurang efektifan keluarga dalam membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.

C. Perencanaan

31
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana
perawatan keluarga Ny. S terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah
kesehatan sbb :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S.
b.d kekurang efekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota
keluarga yang sakit.

N Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


o
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan
1.aktual (3) yang sudah terjadi dan perlu
2. resiko tinggi (2) di lakukan tindakan segera.
3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada
diubah : dan tindakan untuk me-
1.tinggi (2) mecahkan masalah dapat
2. sedang (1) dijangkau keluarga.
3. rendah (0)
3. Potensi untuk mencegah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
masalah: tidak memper-buruk keadaan
1. Mudah (3) dapat dilakukan Ny.S dan
2. Cukup (2)
keluarga dengan
3. Tidak dapat (1)
memperbaiki perilaku hidup
4. sehat.
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
1. Masalah dirasakan dan masalah tetapi tidak
perlu penanganan segera. didukung dengan
(2) pemahaman yang ade-kuat
2. Masalah di rasakan, tidak
tentang karakteristik
perlu di tangani segera (1)
penyakit .
3. Masalah tidak dirasakan
(0)

32
Total skor 3

2. Hipertensi pada Ny.S. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-
1. Actual (3) tan tetapi tidak perlu
2. Resiko tinggi (2)
ditangani segera.
3. Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Membawa Ny.S ke
dapat diubah pelayanan kesehatan untuk
1. Tinggi (2) mendapatkan pengobatan
2. Sedang (1)
dan perawatan.
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bisa dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup
1. Mudah (3) dan pola makan.
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.D dan Ny.K bisa
4. 1. Masalah dirasakan menerima keadaan mereka
dan perlu penanganan saat ini meskipun belum
segera (2) stabil.
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu di tangani
segera (2)
3. Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 3 2/3

33
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
TANGGAL 09 Januari 2017
No Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standart

Keluarga
1 Gangguan Setelah di Setelah di lakukan Verbal : - Mengetahui 1. Memberitahu pasien dan keluarga betapa
pemenuhan nutrisi lakukan kunjungan sampai 1 hari Pasien dan tentang pentingnya untuk tetap menjaga
kurang dari tindakan selama 30 menit keluarga bisa pentingnya nutrisi kebutuhan nutrisi walau saat sakit.
2. Memberitahu keluarga dan pasien tentang
kebutuhan tubuh diharapkan diharapkan pasien dan memahami bagi tubuh.
- Mengetahui komposisi nutrisi yang seimbang.
pada Ny.S b.d kebutuhan keluarga mampu materi yang di
3. Memberitahu keluarga supaya lebih aktif
komposisi nutrisi
kekurangefektifan nutrisinya memahami tentang berikan.
dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan
yang seimbang.
keluarga dalam pasien pentingnya nutrisi.
kebutuhan nutrisinya nya secara parsial,
membantu terpenuhi
perlahan-lahan sambil melatih pasien agar
memenuhi secara
mampu melaksanakannya secara mandiri.
kebutuhan nutrisi sembang
keluarga yang sakit.

Setelah di lakukanPerilaku: - Makan 3x sehari1. Menjelaskan bagaimana pentingnya nutrisi


kunjungan sampai 2-3Pasien mampu porsi habis tanpa bagi tubuh dan sebagai penunjang

34
hari selama 30 menitmakan dan bantuan kesembuhan penyakit.
- Minum air putih 82.Memotivasi Ny.S untuk melakukan aktifitas
diharapkan pasienminum
gelas perhari tanpa tersebut.
mampu makan 3x/harisecara
3.Membantu keluarga supaya lebih aktif
bantuan
porsi habis dan minumseimbang
dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan
8 gelas air / hari.
kebutuhan nutrisinya secara parsial, sampai
tujuan terpenuhi.
2. Hipertensi padaSetelah 1.Setelah dilakukanVerbal a. Pengertian 1. Berikan pengetahuan keluarga tentang
Ny.S berhubungandilakukan kunjungan 2-3 hari:Pasien dapat hipertensi karakteristik penyakit hipertensidan
dengan kunjungan selama 30 menitmenyebutkan b. Penyebab : perawatannya.
ketidakmampuan keperawatan, Keluarga dapatdengan jelas- Keturunan 2. Mendiskusikan bersama tentang
keluarga mengenalkeadaan mengenal ka-dan benar -Kelelahan karakteristik penyakit hipertensi dan
karakteristik penyakit rakteristik pen-yakit - Kurang olah raga perawatannya.
penyakit danNy.S hipertensi -Penyakit tekanan3. Memberikan bimbingan dengan ilustrasi
perawatannya berangsur darah tinggi menggunakan brosur dan sebagainya.
membaik c.Menjawab 4. Mendengarkan dengan seksama sanggahan
pertanyaan dengan yang diajukan keluarga.
baik dan benar. 5. Menanggapi pertanyaan dengan sabar.
6. Membimbing keluarga untuk mengulangi
penjelasan yang sudah diberikan.

35
7. Berikan pujian bila keluarga mampu
menjawab dengan baik dan benar.

2.Setelah dilakukanVerbal: Keputusan yang1.Mendiskusikan alternatif untuk mengatasi


kunjungan 2-3 hariPasien dibuat keluarga dan masalah yaitu :
selama 30menitmemperhatika Ny.S sendiri - Pentingnya berobat teratur ke sarana
Keluarga dapatn dengan baik kesehatan.
membuat kepu-tusan - Pentingnya kerjasama dengan
yang tepat tentang petugaskesehatan.
upaya pengobatan - Manfaat istirahat dan olah raga teratur
Ny.S ke sarana 2. Berikan dorongan kepada keluarga dan
kesehatan dan Ny.S. untuk membuat keputusan.
bersedia memberikan 3.Beri pujian terhadap keputusan yang baik
perawatan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas
dan benar. keputusan keliru

36
3. Pada akhir pertemuanPerilaku: -melakukan olah raga1. Menjelaskan manfaat evaluasi sewaktu-
keluarga sepakat jikaPasien yang cukup waktu.
diadakan evaluasimelaksanakn -makan teratur 2. Menjelaskan bahwa diskusi akan
sewaktu-waktu. apa yang-meluangkan waktu dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai
sudah diuntuk istirahat dan dengan keputusan yang telah dibuat
ajarkan refreshing. keluarga.
dengan baik

37
D. Evaluasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Gangguan Tgl 06-02-2017 Jam S: Tgl
pemenuhan 08.30-09.00 - Keluarga menjawab 06-02-2017
nutrisi kurang - Mengucapkan salam salam Jam 08.30-
- Memvalidasi keadaan - mengatakan Ny.S
dari kebutuhan 09.00
keluarga masih mual, pahit di
tubuh pada Sampai
- Mengingatkan
mulut, dan belum bisa
Ny.S.b.d Tgl.
kontrak
sepenuhnya
kekurangefekti - Menjelaskan tujuan 08-02-2017
menghabiskan porsi
fan keluarga jam 08.30-
makannya.
dalam TUK 09.00
- Keluarga menyetujui
membantu 1. Memberitahu kepada
pertemuan saat ini
memenuhi pasien dan keluarga
selama 30 menit
kebutuhan betapa pentingnya
tentang pentingnya
nutrisi menjaga
pemenuhan nutrisi dan
keluarga yang keseimbangan nutrisi
komposisi
sakit. walaupun saat sakit.
seimbangnya.
2. Memberitahu pasien
- Keluarga mengatakan
dan keluarga tentang
sudah faham tentang
komposisi nutrisi
proses membantu
yang seimbang.
pemenuhan nutrisi
3. Memberikan
Ny.S
kesempatan pada
O:
keluarga untuk
- Keluarga kooperatif
bertanya dan
dan aktif saat
mengulangi
dijelaskan.
penjelasan apa yang
- Keluarga
sudah kita ajarkan.
mendengarkan
4. Memberitahu
penjelasan yang
keluarga untuk lebih
diberikan.
aktif dalam
- Keluarga membantu
membantu
proses pemenuhan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi Ny.S
kebutuhan nutrisi

38
secara parsial. sampai akhirnya bisa
5. Memberikan
makan dan minum.
motivasi pasien dan - Ny.S. belum
membantu anggota menghabiskan seluruh
keluarga untuk porsi, tapi 2/3 porsi
membantu Ny.S dan minum kurang
perlahan-lahan lebih 5 gelas/hari.
memenuhi kebutuhan A:
nutrisi sampai tujuan Masalah teratasi sebagian
tercapai. P:
Lanjutkan intervensi.
2 Hipertensi Tgl 06-02-2017 Jam S: Tgl 06-02-
pada Ny. S 08.30-09.00 - Keluarga menjawab 2017 Jam
berhubungan - Mengucapkan salam salam 08.30-09.00
- Memvalidasi keadaan - Ny. S mengatakan
dengan
keluarga Ny.S masih sedikit
ketidakmampu
- Mengingatkan
pusing dan belum bisa
an keluarga
kontrak
sepenuhnya
mengenal - Menjelaskan tujuan
melakukan aktifitas.
karakteristik TUK
- Keluarga menyetujui
penyakit dan 1. Memberikan
pertemuan saat ini
perawatannya pendidikan kesehatan
selama 30 menit
tentang Hipertensi
tentang pentingnya
yang meliputi:
aktifitas sehari-hari.
- Pengertian
- Keluarga dan pasien
hipertensi
mengatakan belum
- Tanda dan gejala
-Penyebab dan sepenuhnya
pencegahan memahami apa itu
2. Memberikan
yang berkaitan
masukan /saran
dengan hipertensi.
kepada keluarga - Keluarga sudah
untuk membawa membawa Ny.S ke
Ny.S untuk berobat dokter yang biasa di
ke pelayan kesehatan kunjungi.

39
sebagai keputusan O:
yang baik. - Keluarga kooperatif
3. Mengajukan kontrak
dan aktif saat
waktu pada akhir
dijelaskan.
pertemuan untuk di - Keluarga
lakukan evaluasi mendengarkan
keadaan Ny.S dan penjelasan yang
keluarga. diberikan.
- Ny.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi
sudah agak lebih baik.
- TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
dan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan dan

40
menidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan asuhan
keperawatan sehingga didapatkan alternatif pemecahanan masalah.
Pembahasan ini menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Pada tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data dan
perumusan masalah. Pengkajian pada Ny. S dilakukan secara
komperhensif meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual sehingga
didapatkan data subyektif yang merupakan dasar daalam merumuskan
diagnosa.
Dalam hal ini ditemukannnya kesenjangan pada faktor predisposisi
yang dapat menimbulkan hipertensi. Pada teori disebutkan bahwa
etiologi dari hipertensi adalah faktor keturunan dan stres.
Ditemukannya kesenjangan pada tanda dan gejala yang muncul
pada pasien Hipertensi dimana pada teori Hipertensi tanda dan gejalanya
adalah salah satu keluarga mengalami hpertensi dan faktor genetik
mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi. Sedangkan yang dapat
dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok,
serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara
stress dengan hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf
simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf
parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas
Sedangkan pada kasus Ny. S mengatakan ayah Ny.S juga
mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah
meninggal 15 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah di rawat karena kolestrol
yang tinggi sedangkan anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang
parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).
Adapun faktor penghambat yang penulis temukan yaitu keluarga
menyadari adanya masalah tetapi tidak didukung dengan pemahaman
yang ade-kuat tentang karakteristik penyakit,
Solusi yang penulis temukan adalah dengan meningkatkan
pemahaman melakukan penyuluhan yang mendukung munculnya

41
masalah keperawatan. Melakukan studi dokumentasi serta meningkatkan
kemampuan dan memperdalam wawasan dalam mengkaji klien dengan
membaca literatur yang berhubungan dengan keperawatan keluarga
khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi serta
mengefektifkan waktu berdinas sebaik-baiknya
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan
hipertensi adalah:
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S
b.d kekurang efektifan keluarga dalam membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit.
Masalah tersebut diangkat oleh penulis dikarenakan pada kase
ditemukan data yang menunjang baik subjektif maupun objektif untuk
diangkat menjadi suatu masalah keperawatan. Dalam menegakkan
prioritas masalah pada teori kasus tidak ditemukan kesenjangan. Pada
kasus diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama adalah
hipertensi.
Masalah pemenuhan nutrisi dapat dicegah untuk tidak
memper-buruk keadaan dapat dilakukan Ny.S dan keluarga dengan
memperbaiki perilaku hidup sehat. Keluarga menyadari adanya
masalah tetapi tidak didukung dengan pemahaman yang ade-kuat
tentang karakteristik penyakit .Faktor pendukung yang penulis
temukan dalam menegakkan diagnosa keperawatan ini yaitu adanya
kesesuaian data yang ada di kasus untuk merumuskan diagnosa
keperawatan serta adanya sumber literatur yang mempermudah dalam
merumuskan diagnosa keperawatan
b. Hipertensi pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya
Masalah tersebut diangkat oleh penulis dikarenakan pada fase
ditemukan data yang menunjang baik subjektif maupun objektif untuk
diangkat menjadi suatu masalah keperawatan. Dalam menegakkan
prioritas masalah pada teori kasus tidak ditemukan kesenjangan. Pada
kasus diagnosa keperawatan inilah yang menjadi prioritas utama.
Diagnosa ini dijadikan diagnosa utama karena data yang didapat dari

42
keadaan klien menjadi lebih banyak menunjang kearah diagnosa
tersebut yaitu karena klien sering mengeluh pusing
Masalah kesehatan adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak
perlu ditangani segera dan pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga
pola hidup dan pola makan.
Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit
hipertensi dan perawatannya,memberikan bimbingan dengan ilustrasi
menggunakan brosur dan sebagainya,mendengarkan dengan seksama
sanggahan yang diajukan keluarga,menanggapi pertanyaan dengan
sabar,membimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah
diberikan,berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan baik
dan benar.
Faktor penghambat yang penulis temukan yaitu kurangnya
pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh penulis sehingga
menyulitkan penulis dalam menyusun diagnosa keperawatan pada
klien dengan hipertensi dan yang penulis temukan adalah
meningkatkan kemampuan dan memperdalam wawasan penulis serta
membaca literatur yang berhubungan dengan keperawatan keluarga
khususnya asuhan keperawatan dengan klien hipertensi
3. Rencana Keperawatan
Tidak mendapat kesenjangan antara teori dan kasus karena
pada teori dan kasus tujuan dan kriteria hasil.
Untuk rencana tindakan keperawatan sendiri pada teori dan
kasus seusai karakteristik rencana tindakan keperawatan yang bersifat
konsisten berdasarkan prinsip ilmiah (rasional) dan berdasarkan situasi
klien rencana tindakan dilakukan mencakup waktu dan menggunakan
kata-kata kerja pada teori, sedangkan pada kasus Ny. S kelompok hanya
memasukkan rencana keperawatan yang bersifat oprasional dan sesuai
kebutuhan Ny. S dalam menyusun perencanaan faktor pendukung dalam
tahap perencanaan terdapat pedoman perencaaan tindakan keperawatan
terstandarisasi yang sesuai dengan kondisi klien dalam menentukan
tujuan umum, tujuan khusus, dan kriteria evaluasi, dan rencana tindakan
keperawatan yang sesuai dengan literatur sedangkan faktor penghambat
dalam masalah ini tidak ditemukan

43
4. Implementasi keperawatan
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis selalu
berkomunikasi dengan rekan kerja yang lain, agar tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan tindakan. Faktor pendukung dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan pada klien adalah dukungan dari dokter
pembimbing atas anjuran dan saran yang diberikan.
Tdak ada ditemukan keseimbangan antara teori dan kasus. Dalam
hal in dilakukan sesuai dengan teori dikarenakan pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan yang
merupakan upaya untuk mneilai hasil keperawatan yang telah dilakukan
dalam mengatasi masalah klien. Evaluasi dilakukan setiap hari dengan
melihat perubahan perilaku klien dengan tujuan yang diharapkan dalam
melakukan asuhan keperawatan.
Pada klien evaluasinya adalah keluarga menyetujui pertemuan saat
ini selama 30 menit tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dan komposisi
seimbangnya dan keluarga mengatakan sudah faham tentang proses
membantu pemenuhan nutrisi Ny.S, keluarga dan pasien mengatakan
belum sepenuhnya memahami apa itu yang berkaitan dengan hipertensi
dan tekanan darah klien berangsur turun. Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan, keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan, Ny.S
masih terlihat sedikit lemas , tapi sudah agak lebih baik. TD:
130/90mmHg sehingga didapatkan hasil bahwa masalah teratasi
walaupun sebagian ataupun sepenuhnya.

44
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg
yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.Hipertensi dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi
sekunder.Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan
presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase
10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak
diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami
gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

45
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan gaya hidup CERDIK, yaitu: Cek kesehatan secara
berkala, enyahkan asap rokok, rajin olah raga, diet seimbang, istirahat cukup
dan kelola tingkat stress dengan baik.

46

S-ar putea să vă placă și