Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Along with the development and economic growth processing, the role of tourism nowadays is more
essential, as new sectors that contibuting foreign exchange for the improvement of people’s welfare.
Indonesia is one country that has a many natural and cultural remarkable, also enjoy this benefit.
However, tourism is often regarded as one of the largest damage contributor to the preservation of the
environment and the community, particularly through the development of the infrastructure. Yogyakarta
Province as one of the tourist destinations, also face the same problem, a shift in cultural values, social
and environmental wisdom. Ecotourism then regarded as one of the policy alternatives that can be used
as a solution to this problem. By using a qualitative approach, this study was conducted with the aim of
formulating a model-based sustainable ecotourism cultural values, social, and environmental wisdom
that will support the successful development of tourism in Yogyakarta. With the development of this
policy model, expected to be a guideline for governments in developing national policies in the field of
sustainable tourism in order to streng then the economic independence in the region.
ABSTRAK
Seiring dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, peranan pariwisata dewasa ini semakin
meningkat sebagai sektor baru penyumbang devisa yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan alam dan budaya luar
biasa, juga menikmati manfaat ini. Akan tetapi, pariwisata juga sering dianggap sebagai salah satu
penyumbang kerusakan terbesar bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat, khususnya melalui
pembangunan infrastruktur pendukungnya. Provinsi Yogyakarta sebagai salah satu tujuan wisata, juga
menghadapi permasalahan yang sama, ketika terjadi gejala pergeseran nilai-nilai budaya, sosial dan
kearifan lingkungannya. Ekowisata, kemudian dipandang sebagai salah satu alternatif kebijakan yang
dapat dijadikan solusi terhadap persoalan ini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, kajian ini
dilakukan dengan tujuan merumuskan model ekowisata berkelanjutan berbasis nilai-nilai budaya, sosial
dan kearifan lingkungan yang akan mendukung keberhasilan pengembangan pariwisata di Yogyakarta.
Dengan tersusunnya model kebijakan tersebut, ke depannya diharapkan dapat menjadi pedoman
bagi pemerintah dalam mengembangkan kebijakan nasional di bidang pariwisata berkelanjutan pada
khususnya serta mendukung kemandirian ekonomi di daerah.
271
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
272
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
secara etika dan sosial terhadap masyarakat. mampu menarik datangnya wisatawan baik
Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah domestik maupun manca negara. Faktor
upaya terpadu dan terorganisasi untuk keanekaragaman atraksi dan daerah tujuan
mengembangkan kualitas hidup dengan wisata, di mana terdapat lebih dari 50 tempat
cara mengatur penyediaan, pengembangan, tujuan wisata, kemudian faktor atribut budaya,
pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya sejarah dan alam yang menjadi ciri khas
secara berkelanjutan. utama wisata di Yogyakarta dan memberikan
Hal tersebut hanya dapat terlaksana identitas yang unik terhadap pariwisata
dengan sistem penyelenggaraan kepe Yogyakarta. Berbagai atribut tersebut dapat
merintahan yang baik (good governance) yang menggambarkan pariwisata Yogyakarta secara
melibatkan partisipasi aktif dan seimbang keseluruhan (Rahajeng, 2008; 33).
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya gerakan
Dengan demikian, pembangunan berke pengembangan ekowisata, Pemerintah
lanjutan tidak saja terkait dengan isu-isu Yogyakarta juga serius memajukan bebe
lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak rapa potensi pariwisata yang dapat di
asasi manusia dan isu lain yang lebih luas. aplikasikan menjadi konsep ekowisata,
Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep seperti pengembangan ekowisata Kaliadem
pembangunan berkelanjutan tersebut di dan Merapi Eco Adventure. Konsep ekowisata
anggap sebagai resep pembangunan terbaik, tersebut kemudian menawarkan sebuah
termasuk pembangunan pariwisata. konsep pariwisata berbasis keindahan
Salah satu bentuk produk pariwisata alam dan kenyamanan udara Merapi yang
sebagai turunan dari konsep pembangunan dipadukan dengan interaksi masyarakat
pariwisata yang berkelanjutan adalah konsep desa di lereng Merapi, berikut kebudayaan
pengembangan ekowisata. Ekowisata ini yang dimiliki seperti labuhan sesaji untuk
lebih dari sekedar kelompok pecinta alam Merapi. Konsep ekowisata lainnya yang
yang berdedikasi, sebagai gabungan berbagai dikembangkan adalah konsep ekowisata
kepentingan yang muncul dari keperdulian Kali Code Utara di Kota Yogyakarta. Kali
terhadap masalah sosial, ekonomi dan Code Utara sebagai salah satu anak sungai
lingkungan. Bagaimana membuat devisa yang langsung terhubung dengan Merapi,
masuk kembali sehingga konservasi alam menyimpan potensi ekowisata yang berupa
dapat membiayai dirinya sendiri merupakan wisata pengelolaan sampah mandiri, Ipal
inti dari cabang baru ilmu ekonomi hijau komunal serta wisata trecking di sepanjang
pembangunan berkelanjutan ini (Western, Kali Code Utara dengan menikmati
1999;2-3). keindahan arsitektur kali hasil binaan YB.
Ekowisata menawarkan kesatuan Mangunwijaya (Karomah, 2007;16-18).
nilai berwisata yang terintegrasi antara Dukungan pemerintah terhadap
keseimbangan menikmati keindahan alam pengembangan konsep ekowisata di
dan upaya melestarikannya. Ekowisata ini Yogyakarta juga cukup signifikan, salah
dapat berperan aktif di dalam memberikan satunya dalam bentuk Peraturan Walikota
solusi dalam menyelesaikan permasalahan Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang
yang mungkin terjadi dalam pengembangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
kawasan pariwisata. Fokus utama dari Daerah (RPJMD), yang menerangkan bahwa
pengembangan model ekowisata tersebut visi Kota Yogyakarta adalah Kota Pendidikan
didasarkan atas potensi dasar kepariwisataan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan
dimana kelestarian alam dan budaya Pusat Pelayanan Jasa yang Berwawasan
dikedepankan (Dirawan, 2008:139). Lingkungan.
Sebagai salah satu tujuan wisata utama Definisi dari pariwisata berbasis budaya
di Indonesia, Provinsi Daerah Istimewa dalam RPJMD tersebut adalah kegiatan
Yogyakarta memiliki banyak faktor yang pariwisata harus dikembangkan dengan
273
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
dasar dan berpusat pada budaya Jawa yang Istimewa Yogyakarta ini tentu saja jauh
selaras dengan sejarah dan budaya Kraton di bawah idealnya. Meningkatnya pola
NgaYogyakarta Hadiningrat, kearifan perubahan fungsi lahan, penggunaan lahan
lokal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tidak sesuai dengan kemampuan
serta peningkatan kegiatan pariwisata lahan juga menjadi catatan negatif
dilaksanakan dengan menciptakan inovasi- status lingkungan hidup di Provinsi
inovasi yang tetap berlandaskan pada wisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang dapat
budaya, wisata bangunan bersejarah, wisata menyebabkan terjadinya kerusakan lahan
pendidikan, wisata konveksi dan wisata baik erosi, longsor, kekeringan, lahan kritis,
belanja. banjir dan sedimentasi.
Sayangnya, seiring dengan modernisasi Dilihat dari status dan kondisi udara
dan globalisasi ekonomi yang menyebabkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
makin meningkatnya tekanan hidup berdasarkan pemantauan kualitas udara
masyarakat, serta tekanan dari peningkatan dengan menggunakan metode aktif di
industri pariwisata yang sudah ada, 25 titik lokasi dengan parameter yang
beberapa kondisi negatif mulai dirasakan dipantau meliputi suhu udara, kelembapan,
di Yogyakarta, baik dari sisi perubahan kebisingan, CO, HC, dan Pb, dari hasil
nilai-nilai budaya, masyarakat maupun pemantauan terutama parameter kebisingan
penurunan kualitas lingkungan hidupnya. di beberapa titik, sudah melebihi baku mutu
Dari hasil penelitian Good Goverment meskipun beberapa parameter lainnya masih
on Water Resources Management (GGWRM) berada di bawah baku mutu. Berdasarkan
Uni Eropa yang bekerjasama dengan pengamatan yang sama dalam program
Lestari Indonesia dan Walhi Yogyakarta Urban Air Quality Improvement Program
menunjukkan terdapat 266 titik lokasi kerjasama antara Indonesia dan Asian
pembuangan sampah masyarakat ke Development Bank (ADB), dilaporkan bahwa
sungai, yang meliputi aliran sungai Bedog- terjadi peningkatan yang cukup signifikan di
Bayam, Denggung-Winongo, Belik, Code, dalam faktor pencemaran udara di Provinsi
Pelang-Gajahwong dan Tambakbayan- Daerah Istimewa Yogyakarta.
Grojogan Meruwe. Meningkatnya titik lokasi Berbagai gejala perubahan tersebut pada
pembuangan sampah masyarakat ke sungai akhirnya dikhawatirkan akan menimbulkan
tentu saja menggambarkan meningkatnya dampak yang cukup signifikan di dalam
ketidakperdulian masyarakat terhadap upaya meningkatkan pertumbuhan
kebersihan dan kelancaran fungsi sungai itu pariwisata di Yogyakarta khususnya terkait
sendiri. dengan isu pengembangan pariwisata yang
Berdasarkan pemaparan Badan berkelanjutan. Masyarakat yang mengalami
Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Daerah pergeseran nilai-nilai budaya, sosial serta
Istimewa Yoryakarta pada bulan Maret memburuknya kualitas lingkungan tentu saja
tahun 2011 mengenai profil status dan bukan prasyarat yang mendukung upaya
kondisi lingkungan hidup di Provinsi Daerah pengembangan pariwisata berkelanjutan
Istimewa Yogyakarta dapat dianalisis bahwa di Yogyakarta. Dari uraian perumusan
dilihat dari status hutan dan lahan, luas hutan permasalahan tersebut, pertanyaan pene
yang tersisar sekitar 5,36% dari luas wilayah litian yang kemudian diajukan adalah:
yang terdiri dari hutan produksi seluas Bagaimana pengembangan model ekowisata
13.851,58 Ha, hutan lindung seluas 2.057,90 berkelanjutan dapat dibentuk di Provinsi
Ha dan hutan konservasi seluas 910,34 Ha. Yogyakarta?
Jika dibandingkan dengan kondisi ideal Berdasarkan permasalahan tersebut,
luas hutan di suatu wilayah seharusnya penelitian ini dilakukan dengan tujuan
mencapai 30% dari total luas wilayah, penelitian untuk merumuskan bentuk
maka kondisi luas hutan di Provinsi Daerah pengembangan ekowisata yang berkelan
274
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
jutan yang dapat menjadi model pariwisata tujuan utamanya bukan untuk mencari
berkelanjutan berbasis nilai-nilai budaya, penghidupan di tempat yang dituju (Pitana
sosial dan kearifan lingkungan di Yogyakarta. & Diarta, 2009; 45-47).
Menurut Yoeti (1999;34-35), wisatawan
Pariwisata adalah seseorang yang melakukan per
Pariwisata merupakan konsep jalanan untuk sementara waktu, tidak
yang sangat multidimensional layaknya kurang selama 24 jam, dan ia semata-mata
pengertian wisatawan. Tak dapat dihindari sebagai konsumen, bukan mencari nafkah
bahwa beberapa pengertian pariwisata atau bekerja tetap ditempat yang ia kunjungi.
dipakai oleh praktisi dengan tujuan dan Wisatawan itu adalah orang yang ingin
perspektif yang berbeda sesuai dengan memenuhi kebutuhan setelah kebutuhan-
tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh kebutuhan pokok sudah terpenuhi.
beberapa ahli mendefinisikan pariwisata Kebutuhan itu antara lain seperti melihat
sebagai berikut: obyek wisata, tata cara hidup masyarakat
bangsa lain dan hasil kebudayaannya.
“Tourism comprises the ideas and opinions people Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan,
hold which shape their decisions about going on maka dilakukan pengembangan di bidang
trips, about where to go (and where not to go) kepariwisataan.
and what to do or not to do, about how to relate to Alasan utama pengembangan pariwisata
other tourists, local and service personnel. And
pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara
it is all the behavioural manifestations of those
ideas and opinions” (Pitana & Diarta, 2009;45 ) lokal, regional atau ruang lingkup nasional
pada suatu negara sangat erat kaitannya
“The activities of persons traveling to and staying dengan pembangunan perekonomian
in places outside their usual environment for daerah atau negara tersebut. Dengan kata
not more than one consecutive year for leisure, lain, pengembangan kepariwisataan pada
business and other purposes” (Pitana & Diarta, suatu daerah tujuan wisata selalu akan
2009;45) diperhitungkan dengan keuntungan dan
manfaatnya bagi rakyat banyak. Alasan
“The sum of the phenomena and relationships kedua pengembangan pariwisata itu lebih
arising from the interactions of tourist, business,
banyak bersifat non ekonomis, adanya
host government and host communities in the
process of attracting and hosting these tourists kegiatan kepariwisataan akan menimbulkan
and other visitors” (Pitana & Diarta , 2009;45) hasrat dan keinginan untuk memelihara
semua aset wisata yang dimaksud (Yoeti,
“Tourism is defined as the interrelated system that 1997;33-34).
includes tourist and the associated services that Dewasa ini hampir seluruh negara di
are provided and utilised (facilities, attractions, dunia mengakui pariwisata merupakan
transportation, and accomodation) to aid in their industri yang mempunyai peran penting
movement” (Pitana & Diarta, 2009;45) dalam menunjang perekonomian nasio
nalnya. Menurut Richter & Richter, hampir
Definisi pariwisata memang tidak secara universal pemerintah di dunia
dapat persis sama di antara para ahli, hal menerima pariwisata sesuatu yang positif
yang memang jamak terjadi dalam dunia sehingga sebagian besar kebijakan pariwisata
akademis, sebagaimana juga dapat ditemui dibuat untuk memperluas industri pariwisata
pada berbagai disiplin ilmu lain. Meskipun (Hermawan, 2008:17). Selanjutnya ia menga
ada variasi batasan, ada beberapa komponen takan lembaga pemerintah pada setiap
pokok yang secara umum disepakati di tingkat mulai dari internasional sampai ke
dalam batasan pariwisata yaitu adanya unsur kota kecil secara berangsur-angsur berperan
travel, adanya unsur tinggal sementara di lebih aktif dalam penggunaan pariwisata
tempat yang bukan tempat tinggalnya serta sebagai alat pembangunan.
275
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
276
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
dari dunia barat maupun timur jauh telah ekowisata adalah wisata berbasis pada alam
mengunjungi Indonesia pada abad ke lima dengan mengikutkan aspek pendidikan dan
belas vang lalu. Perjalanan eksplorasi yang interpretasi terhadap lingkungan alami dan
ingin mengetahui keadaan di bagian benua budaya masyarakat dengan pengelolaan
lain telah dilakukan oleh Marcopollo, kelestarian ekologis. Definisi ini memberi
Washington, Wallacea, Weber, Junghuhn penegasan bahwa aspek yang terkait tidak
dan Van Steines dan masih banyak yang lain hanya bisnis seperti halnya bentuk pariwisata
merupakan awal perjalanan antar pulau dan lainnya, tetapi lebih dekat dengan pariwisata
antar benua yang penuh dengan tantangan. minat khusus, alternative tourism atau special
Para adventurer ini melakukan perjalanan ke interest tourism dengan obyek dan daya tarik
alam yang merupakan awal dari perjalanan wisata alam.
ekowisata. Sebagian perjalanan ini tidak Definisi lainnya mengenai ekowisata,
memberikan keuntungan konservasi daerah seperti yang diuraikan oleh Green Tourism
alami, kebudayaan asli dan atau spesies Association, adalah suatu pembangunan
langka (Fandelli, 1993). pariwisata yang memiliki empat pilar atau
Definisi ekowisata yang pertama atribut yaitu;
diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism a) Environmental responsibility; mengan
Society (1990) sebagai berikut: Ekowisata dung pengertian proteksi, konservasi
adalah suatu bentuk perjalanan wisata atau perluasan sumber daya alam
ke area alami yang dilakukan dengan dan lingkungan fisik untuk menjamin
tujuan mengkonservasi lingkungan dan kehidupan jangka panjang dan
melestarikan kehidupan dan kesejahteraan keberlanjutan ekosistem, misalnya
penduduk setempat. Semula ekowisata wisata alam Ujung Kulon yang akan
dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menghasilkan sebuah konsep ekosistem
menginginkan di daerah tujuan wisata tetap berkelanjutan dari satwa badak bercula;
utuh dan lestari, di samping budaya dan b) Local economic vitality; mendorong
kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. tumbuh dan berkembangnya ekonomi
Akan tetapi, perkembangannya ter lokal, bisnis dan komunitas untuk
nyata bentuk ekowisata ini berkembang menjamin kekuatan ekonomi dan
karena banyak digemari oleh wisatawan. keberlanjutan (sustainability) misalnya
Wisatawan ingin berkunjung ke area alami, dampak dari pembangunan lokasi
yang dapat menciptakan kegiatan bisnis. wisata biasanya akan diikuti oleh
Ekowisata kemudian didefinisikan sebagai maraknya kegiatan ekonomi lokal ;
berikut: Ekowisata adalah bentuk baru dari c) Cultural sensitivity; mendorong timbul
perjalanan bertanggungjawab ke area alami nya penghormatan dan apresiasi
dan berpetualang yang dapat menciptakan terhadap adat istiadat dan keragaman
industri pariwisata (Fandeli, 2000). Dari budaya untuk menjamin kelangsungan
kedua definisi ini dapat dimengerti bahwa budaya lokal yang baik misalnya
ekowisata dunia telah berkembang sangat melalui wisata budaya, maka orang akan
pesat. mengenal budaya daerah atau negara
Ternyata beberapa destinasi dari taman lain dan menimbulkan penghormatan
nasional berhasil dalam mengembangkan atas kekayaan budaya tersebut ;
ekowisata ini. Bahkan di beberapa wilayah d) Experiental richness; menciptakan
berkembang suatu pemikiran baru yang atraksi yang dapat memperkaya dan
berkait dengan pengertian ekowisata. meningkatkan pengalaman yang
Fenomena pendidikan diperlukan dalam lebih memuaskan, melalui partisipasi
bentuk wisata ini. Hal ini seperti yang aktif dalam memahami personal dan
didefinisikan oleh Australian Department of keterlibatan dengan alam, manusia,
Tourism (Fandeli, 2000) yang mendefinisikan tempat dan/atau budaya (Yoeti, 2006;26).
277
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
278
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
dengan pariwisata di daerah lain. Pola Desa Wisata Kebonagung didirikan dan
pembangunan yang berkelanjutan, pada dikembangkan berdasarkan Surat Kepu
intinya harus didasarkan kepada pelaksanaan tusan Bupati Bantul Nomor 359 tahun 2006
pemenuhan tiga aspek utama yaitu aspek tentang Kepengurusan Pokdarwis Desa
keberlanjutan ekologi, keberlanjutan sosial Kebonagung, Kecamatan Imogiri. Visi yang
dan keberlanjutan ekonomi. Sedangkan dikembangkan di Desa Wisata Kebonagung
sebuah daerah wisata dikategorikan sebagai adalah visi terwujudnya Desa Wisata mandiri,
ekowisata, sesuai dengan kriteria dari Green meningkatnya pendapatan masyarakat dan
Tourism Organization, daerah wisata tersebut pengelola untuk kesejahteraan bersama.
harus memenuhi kriteria environmental Sedangkan misi yang dikembangkan
reponsibility, local economic vitality, cultural meliputi; terbangunnya sarana dan pra
sensitivity, dan experiental richness. sarana pendukung, optimalisasi SDA dan
Jika disandingkan, pada dasarnya pe SDM, menguatkan lembaga pengelola, me
ngembangan pilar-pilar ekowisata berdasar ningkatkan promosi dan pelayanan tamu.
kan Green Tourism Organization tersebut Dasar pemikiran awal berdirinya Desa
dapat sekaligus menjawab permasalahan pem Wisata Kebonagung adalah keyakinan bahwa
bangunan berkelanjutan. Aspek keberlanjutan potensi yang ada di Kebonagung dapat
ekologi dapat dijawab dengan pilar envi dikembangkan, program yang dijalankan pasti
ronmental responsibilities, kemudian pilar bermanfaat bagi masyarakat dan pengelola,
local economic vitality, cultural sensitivity dan mendapat dukungan dari masyarakat dan
experiental richness merupakan jawaban atas pemerintah, mengemas potensi yang ada, hak
tujuan pembangunan sosial. Lebih detailnya dan kewajiban masyarakat dan pengelola jelas,
pilar local economic vitality juga menjawab serta dipastikan memiliki pangsa pasar.
permasalahan pembangunan ekonomi. Se Dari hasil analisis ternyata keseluruhan
cara langsung persandingan antara kriteria stakeholder yang terlibat perrguruan tinggi,
Ekowisata dengan aspek Pembangunan Ber pemilik homestay, masyarakat desa, peme
kelanjutan dapat diamati pada diagram di rintah daerah dan pengunjung memiliki
bawah ini: peran yang signifikan di dalam membentuk
sebuah rantai keberhasilan pelaksanaan
Kriteria Ekowisata Pembangunan Desa Wisata Kebonagung. Perguruan tinggi
Berkelanjutan
1. Environmental
responsibility sebagai sebuah institusi pendidikan me
2. Cultural sensitivity
1. Ekologi
miliki peran dan tanggungjawab di dalam
3. Local economic
2. Ekonomi
meningkatkan kapasitas dan kemampuan
vitality 3. Sosial
teknik dari masyarakat dan pengelola Desa
4. Experiental Wisata Kebonagung. Peran yang sama
richness
juga diberikan kepada Pemda yang dapat
berfungsi sebagai fasilitator sekaligus
Gambar 4.1. pendukung utama jalannya Desa Wisata
Persandingan Antara Kriteria Ekowisata dan Kebonagung melalui berbagai kebijakan
Pembangunan Berkelanjutan yang akan dihasilkannya.
Jenis-jenis pertunjukan yang ditawarkan
Desa Kebonagung merupakan Desa yang di Desa Wisata Kebonagung sendiri terdiri
terletak di bagian selatan Daerah Istimewa dari;
Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Imogiri, (1) Pertunjukan Pendidikan Pertanian
Kabupaten Bantul. Luas Desa ini sekitar yang terdiri dari kegiatan membajak,
183,1105 hektar yang terdiri dari 5 pedukuhan menggaru, menanam menuju sebuah
yaitu Pedukuhan Jayan, Kalangan, Kanten, pendidikan pertanian organik
Mandingan dan Tlogo. Dari ke 5 pedukuhan sebagai ciri utama dari Desa Wisata
tersebut, dibagi lagi menjadi Rukun Tetangga Kebonagung;
(RT) yang mencapai 23 RT.
279
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
(2) Pertunjukan Kesenian Budaya dalam pemukiman telah diperkeras dengan conblok
bentuk kesenian Jathilan, Gejog Lesung sepanjang 1000 meter dengan biaya swadaya
Tradisional, gejog Lesung Kolaborasi, masyarakat setempat, dengan demikian akan
Karawitan, Ketoprak dan Cokekan; mempermudah transportasi masyarakat
(3) Pertunjukan Seni Kerajinan seperti terutama beraktivitas membawa hasil bumi.
membatik lukis, gerabah cetak, Hamparan sawah yang luas dan
gerabah putar, mewarnai gerabah serta subur masih dapat dijumpai, ketika musim
menjanur; kemarau tiba para petanipun masih dapat
(4) Pertunjukan Kuliner Tradisional seperti mengolah sawahnya dengan berbagai jenis
pembuatan apem, cemplon, mendoan, tanaman, air tidak menjadi masalah bagi
onde-onde, gula kelapa, obat anget dan masyarakat Brayut. Sumber mata air yang
paket kenduri; berada disebelah dusun mampu memberikan
(5) Pertunjukan Wisata Sepeda Onthel kontribusi bagi penduduk sepanjang
menuju makam-makan Imogiri, sentra tahun, baik dimanfaatkan untuk pertanian,
peyek, kerajinan keris dan berkeliling peternakan maupun kolam pemancingan.
desa; Masyarakat masih berharap banyak dari
(6) Pertunjukan Wisata Air Bendung Tegal keadaan alam sekitar ini sebagai penopang
untuk kegiatan perahu naga dan wisata hidup. Alam dengan hamparan sawah dan
air lainnya; panorama gunung merapi dapat dilihat di
dusun Brayut ini, disamping ada beberapa
Untuk mendukung pelaksanaan wisata tempat bersejarah tinggalan masyarakat
yang ramah lingkungan, perduli dengan setempat di antaranya :
pelastarian alam dan budaya, Desa Wisata (1) Pertunjukan wisata jalan-jalan; menelusuri
Kebonagung juga menawarkan konsep dan mengelilingi dusun Brayut;
wisata menginap dan berinterkasi langsung (2) Pertunjukan belajar mengolah sawah
dengan warga masyarakat desa. Tersedia atau bercocok tanam serta menggunakan
sekitar 22 rumah, masyarakat desa yang alat pertanian berupa ani-ani;
telah dipilih sesuai dengan kriteria tertentu (3) Pertunjukan menginap di Home Stay
(kondisi MCK, jendela, pintu, kebersihan atau Joglo;
lingkungan, sirkulasi udara dan lainnya) (4) Pertunjukan paket belajar bahasa jawa,
dengan berbagai jenis rumah dan tipe seperti. membatik, merangkai janur, memasak
Di Desa Wisata Brayut, kondisi sebagian makanan Khas, menari kesenian lokal;
besar tanah produktif masih difungsikan (5) Seni Budaya; kehidupan masyarakat
untuk lahan pertanian dengan luas Brayut masih melestarikan seni budaya
wilayah sekitar 34.750 hektar, sedangkan warisan nenek moyang terutama
4 hektar terdiri dari tanah pekarangan dan dengan seni karawitan dimana kesenian
permukiman penduduk. Kondisi ekonomi ini bagi masyarakat Jawa bukan hal
masyarakat cukup baik, terlihat dari keadaan yang baru, walaupun tidak semua
rumah tempat tinggal, tingkat pendidikan dusun memiliki kelompok atau group
masyarakat dan lingkungan tertata rapi dan karawitan, disamping seni gamelan,
bersih. Rumah-rumah didusun Brayut pada masyarakatnya memiliki seni tari klasik
umumnya berbentuk rumah sinom dan joglo dan sholawatan;
sebagai ciri kas rumah Jawa tempo dulu. (6) Pertunjukan Tradisional; yang terdiri
Dilihat dari banyaknya rumah joglo dari berbagai jenis makanan legondo,
dan sinom di dusun ini merupakan bukti sagon dan klepon;
bahwa Brayut dihuni sudah cukup lama. (7) Pertunjukan Pengolahan Limbah
Jalan menuju dusun ini beraspal cukup baik, Ternak; limbah ternak yang berpotensi
kendaraan bus pun sudah dapat sampai menimbulkan pencemaran lingkungan
dilokasi, sedangkan jalan lingkungan sudah dapat didaur ulang di Desa
280
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
Wisata Brayut, bahkan menjadi salah (1) Pertunjukan panorama desa; dimana
satu atraksi yang ditawarkan kepada panorama desa yang sejuk, asri dan
pengunjung berupa pengolahan nyaman dapat menjadi daya tarik
limbah ternak menjadi biogas yang tersendiri bagi pengunjung Desa Wisata
dimanfaatkan untuk penerangan desa Sambi. Pengunjung dapat berjalan
serta memasak di rumah warga; menyusuri desa (tracking) dengan
(8) Upacara Daur Hidup; pada waktu dipandu oleh pemandu setempat, dengan
tertentu saat musim panen, atau model dari tracking dapat disesuaikan
kegiatan upacara ritual dalam dengan kebutuhan pengunjung;
rangkaian peringatan atas kematian (2) Pertunjukan pertanian; lahan pertanian
seseorang anggota keluarga dari mulai yang membentang di Desa Wisata
membuat liang lahat mengadakan Sambi merupakan obyek yang menarik.
selamatan kenduri. Sedangkan upacara Pengunjung dapat merasakan secara
wiwit merupakan bentuk tradisi langsung kegiatan pertanian seperti
menyampaikan rasa syukur pada Tuhan menanam padi, mambajak sawah dan
Yang Maha Esa bahwa padi telah dapat belajar budidaya jamur;
dipanen. (3) Pertunjukan peternakan; di mana peter
nakan desa wisata sambi sebetulnya
Desa Wisata Sambi terletak di pedukuhan adalah peternakan sapi perah. Pengujung
Dusun Sambi, Desa Pakem Binangun, dapat mempraktekan cara memerah
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Jln. susu sapi secara tradisional. Pengunjung
Kaliurang Km 19,5 arah utara Yogyakarta juga dapat membudidayakan sapi perah,
menuju obyek wisata Kaliurang luas wilayah selain menangkap ikan di sawah tanpa
25,4 ha. Dapat ditempuh dengan kendaraan menggunakan alat sama sekali;
bermotor lebih kurang 30 menit dari pusat (4) Pertunjukan outbond; di mana jenis atraksi
kota. Desa ini merupakan kawasan yang ini dipusatkan Ledok Sambi yang lokasinya
masih berdekatan dengan Gunung Merapi, dekat dengan Kali Kuning. Fasilitas yang
kondisi alamnya merupakan dataran lereng dimiliki oleh Ledok Sari meliputi flying fox,
Merapi dan dengan terdapatnya aliran meniti tali dan lain-lain;
Sungai Kuning dengan sumber mata air (5) Pertunjukan kesenian; Desa Wisata
pegunungan, sehingga Dusun Sambi masih Sambi memiliki berbagai jenis kesenian
terasa berhawa sejuk. masyarakat antara lain wayang kulit,
Desa Wisata Sambi memiliki beragam karawitan, uyon-uyon dan lain-lain.
potensi wisata yang menarik untuk Selain melihat pertunjukan kesenian
dikunjungi oleh wisatawan. Desa wisata tersebut, pengunjung dapat mempelajari
yang berada cukup dekat dengan Gunung kesenian tersebut;
Merapi ini menghadirkan panorama (6) Pertunjukan kebudayaan; berupa
alam yang sangat indah untuk dinikmati kenduri, sadranan dan ruwahan;
sehingga dapat memberikan kesegaran (7) Pertunjukan rumah Joglo dan
dan ketentraman hati, panorama alam Homestay; rumah Joglo yang terdapat
pesawahan dan pepohonan yang rindang di dusun Sambi dibangun pada tahun
serta kejernihan airnya juga rumah-rumah 1952 dan sampai sekarang belum
adat seperti joglo, limasan, simon, dengan pernah mengalami pemugaran atau
halaman yang luas, dapat dipakai media renovasi. Wisatawan dapat menginap
bermain sambil menikmati sejuknya udara di homestay rumah-rumah penduduk
serta suasana desa alami asli Yogyakarta. sekitar sehingga dapat berinteraksi
Adapun potensi atraksi wisata yang langsung dengan masyarakat.
ditawarkan oleh Desa Wisata Sambi terdiri
dari;
281
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
282
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
283
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
284
Joko Tri Haryanto -- Model Pengembangan Ekowisata dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi
Daerah Studi Kasus Provinsi DIY
Bukhari, Zahraini, 2005, “Strategi Pengem Baskoro, BRA & Cecep Rukendi, 2008,
bangan Budaya Melayu Unggulan di “Membangun Kota Pariwisata
Kabupaten Bengkalis” Tugas Akhir. Berbasis Komunitas; Sebuah Kajian
Program Studi Manajemen Pembangunan Teoritis” Jurnal Kepariwisataan Indo
Daerah Sekolah Pasca Sarjana IPB. nesia Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia, vol. 3 No 1 Maret,
Iamtrakul, Pawinee, Kardi Teknomo & 5-7.
Kazunori Hokao, 2005, “Public
Park Valuation Using Travel Cost Chaerun Nisa, Muliani, 2008, “Pengaruh
Method” Proceedings of the Eastern Aktivitas Pariwisata Terhadap
Asia Society for Transportation Studies, Keberlanjutan Sumberdaya Wisata
Vol. 5, pp. 1249-1264. Pada Obyek Wisata PAI, Kabupaten
285
Kawistara, Vol. 4, No. 3, Desember 2014: 271-286
286