Sunteți pe pagina 1din 8

6 Media Bina Ilmiah ISSN No.

1978-3787

HUBUNGAN PREEKLAMSI BERAT DENGAN KELAHIRAN PRETERM DI RUMAH SAKIT


UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh :

Rosa Mutianingsih
Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Abstract : One is a developmental disorder of preterm birth fetal (preterm birth) which can be triggered
by many factors, one of which is the risk of severe preeclampsia. Complications of severe preeclampsia
can lead to preterm delivery risk 2.67 times larger, labor-made 4.39 more and have a higher tendency to
get a baby with low birth weight. While preterm birth itself has a variety of complications newborn
survival. In the department of NTB incidence of severe preeclampsia in 2012 was 3.78%, while the rate
of preterm birth as much as 6.47% in 2012. Purpose of this study was to determine the relationship with
birth weight preterm preeclampsia. Based on the time dimension is Case control study, using primary
data. Its population is all women giving birth who bore the period 1 June to 29 July 2013 in the maternity
department of NTB space as much as 397 sample population and there are two groups of cases were 39
mothers and those under group with a ratio of 1:1 to the cases that have been dimach based parity case is
39 mother. Method of sampling of cases and controls with purposively sampled. From the results of the
data collection was carried out statistical analysis using Chi Square test using SPSS version 16 sgnifikan
level (α) = 0.05. Based on the results of Chi-Square test statistic seen significant values (p) = 0610 <α to
the factor in the effects of preterm birth weight and preeclampsia compared to controls born at term ie in
mothers with severe preeclampsia. It concluded there was no association with birth weight preterm
preeclampsia. Advised to all parties concerned to continue the prevention of mortality and morbidity
caused by severe pre-eclampsia and its complications is one preterm birth. Particular department of NTB
to continue to improve the handling of cases of severe preeclampsia, especially with all the complications
and the medical personnel to provide knowledge about the handling of severe preeclampsia.

Keywords: Preeclampsia Weight, Preterm Birth

PENDAHULUAN
Perkembangan anak di dalam kandungan induced hypertension (PIH), Body Mass Index
sangat tergantung pada kondisi kesehatan ibu. (BMI), inkompetensi serviks, riwayat pernah
Kesehatan ibu yang terganggu akan melahirkan preterm, abrutio plasenta, pekerja
mengakibatkan gangguan pada perkembangan berat dan merokok. Selain itu faktor risiko
janin. Salah satu gangguan perkembangan janin terjadinya kelahiran preterm adalah
adalah preterm birth (kelahiran preterm). preeklamsi/eklamsi, usia ibu < 20 atau > 35 tahun,
Kelahiran/ persalinan preterm merupakan jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat, gravid,
persalinan yang terjadi pada usia kehamilan paritas, riwayat abortus, dan pendidikan ibu.
kurang dari 37 minggu (antara 20 sampai <37 Insiden kelahiran preterm di Amerika Serikat
minggu) atau berat janin kurang dari 2500 gram. lebih tinggi (12%) dibanding negara berkembang
Kelahiran preterm di negara berkembang dapat selama 20-30 tahun terakhir yakni sekitar (5%-7%)
dipicu oleh banyak risiko antara lain adalah per 1000 kelahiran hidup. Kelahiran preterm
infeksi genitourinaria, kehamilan ganda, pregnancy berbeda dengan bayi berat lahir rendah (BBLR),
_____________________________________________
Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 7

walaupun dalam kelahiran preterm sering disertai Untuk provinsi NTB, BBLR merupakan penyebab
dengan berat badan yang rendah. Bayi dengan kematian tertinggi (47%), diikuti asfiksia (20%),
BBLR dapat disebabkan oleh istilah kecil untuk infeksi (5%), cacat bawaan (11%), dan lain-lain
usia kehamilan (small of gestationage) yang (17%). Tingginya kasus kematian oleh karena
mengarah ke pertumbuhan janin terganggu (intra BBLR sering dikaitkan dengan bayi lahir prematur.
uterin growth restriction=IUGR). Keadaan ini Berdasarkan survey data di Rumah Sakit Umum
tergantung pada umur kehamilan. World Health Provinsi NTB, diketahui kasus neonatal di ruang
Organization (WHO) memperkirakan bahwa NICU khususnya kejadian BBLR tahun 2012
setiap tahun ada 13,7 juta bayi lahir dengan low sebesar 570 kasus (25.99%) dari 2193 bayi, dan
birth weight (LBW, berat badan lahir <2,500 sekitar 353 bayi atau 61,93% penyebab BBLR ini
gram) dari hasil kehamilan aterm (umur kehamilan adalah bayi lahir prematur.
≥ 37 minggu), 30 juta bayi lahir IUGR. Di negara Selain angka kematian bayi (AKB), angka
berkembang setiap tahun ada 6,8 juta bayi lahir kematian ibu (AKI) juga merupakan indikator
dengan preterm dan LBW sedangkan di Indonesia status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI di
prevalensi LBW ada (10,5%), IUGR ada (19,8%) indonesia masih tinggi dibandingkan dengan
dan kelahiran preterm ada (18,5%). negara ASEAN lainnya. Menurut data SDKI 2007,
Bayi dengan kondisi premature akan AKI di Indonesia menurun dari 307/100.000 KH
mengalami gangguan dalam kehidupan selanjutnya pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada
seperti asfiksia dan kematian neonatal. Akhir-akhir tahun 2007. Sedangkan target yang diharapkan
ini, angka kematian bayi (AKB) sudah menjadi berdasarkan Melenium Development Goals
tolak ukur perbandingan sistem perawatan (MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 KH.
kesehatan internasional. Sebagai contoh, pada Hal ini berarti bahwa AKI di Indonesia jauh di atas
tahun 1995 Amerika Serikat berada di peringkat 25 target yang ditetapkan WHO atau dua kali lebih
dunia di bawah Jepang, Singapura, Jerman, dan besar dari target WHO.
sebagian besar negara-negara Skandinavia
(National Center for Health Statistics, 1999). KAJIAN LITERATUR
Negara-negara dengan angka kelahiran preterm Pada hasil penelitian di Southern Brazil
yang lebih tinggi mempunyai angka kematian bayi dilaporkan bahwa infant mortality rate (IMR) ada
yang lebih tinggi. Selain itu kelahiran preterm 38,1 per 1000 kelahiran hidup yang 6,3%nya
sekurang-kurangnya menyebabkan 2/3 kematian adalah kelahiran preterm. Di Bangladesh ada
bayi dini. penelitian dari tahun 1993-1996 melaporkan
Sedangkan di Indonesia semua AKB hasil bahwa IMR ada 107,3 per 1000 kelahiran hidup
Servei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang 17,1%nya adalah kelahiran preterm. Selain
2012 lebih rendah dari hasil SDKI 2007. Untuk menyebabkan kasus kematian, 50% kelahiran
periode 5 tahun sebelum survey, AKB hasil SDKI premature juga menyebabkan gangguan neorologis
2012 di tingkat nasional adalah 32 kematian per pada masa kanak-kanak. Studi longitudinal tentang
1000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan di provinsi bayi premature menemukan bahwa satu dari
NTB memperlihatkan AKB sebesar 57/1000 KH sepuluh bayi premature mengalami ketunadayaan
dan lebih dari angka Nasional. permanen seperti penyakit paru, paralisis serebri,
Penyebab langsung kematian bayi di kebutaan atau ketulian, terlepas dari berapapun
Indonesia diantaranya adalah asfiksia (44-46%), usia kehamilannya. Sebanyak 50% bayi premature
infeksi (24-25%), BBLR (15-20%), trauma yang lahir sebelum usia kehamilan 26 minggu
persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%). mengalami ketunadayaan, 25% dengan
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014
8 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

ketunadayaan berat, 80% diantara bayi tersebut Tenggara Barat periode 1 Juni sampai 29 Juli 2013
akan mengalami gangguan fisik, psikomotor, dan sebesar 397 ibu .
intelektual. Sampel adalah bagian (subset) dari populasi
Berdasarkan studi pendahuluan yang yang dipilih dengan cara tertentu hingga dapat
dilakukan di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini
tercatat angka kejadian kelahiran preterm pada ada dua yaitu kelompok kasus yang
tahun 2011 sebanyak 196 kasus (8,36%) dari 2345 mengalami faktor resiko dan kelompokkontrol
ibu bersalin dan pada tahun 2012 mengalami tanpa faktor risiko.
penurunan sebanyak 175 kasus (6,47%) dari 2706 1. Besar sampel
ibu bersalin. Sementara itu, untuk kejadian a) Untuk perkiraan besar sampel kasus dalam
preeklamsi berat pada tahun 2011 sebanyak 156 penelitian ini adalahdengan menggunakan
data ibu bersalin preterm(usiakehamilan 20 -
kasus (6,65%) dan pada tahun 2012 menurun
<37 minggu) tahun 2012 diambil
sebanyak 110 kasus (3,78%). menggunakan rumus :
1= 2
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan observasional zα 2 + zβ 1 1 + 2 2
=
analitik karena peneliti hanya mengobservasi tanpa 1− 2
melakukan perlakuan terhadap obyek yang akan
Keterangan :
diteliti. Desain penelitian yang digunakan dalam
n = sampel
penelitian ini adalah observasional case control
zα = tingkat kemaknaan
yaitu rancangan penelitian yang mengkaji
zβ = power
hubungan antara efek tertentu dengan faktor
P1 = perkiraan proporsi efek pada kasus
resiko tertentu.
Dalam penelitian ini dimulai dengan (dari pustaka): = 0,04
menetapkan kasus dan control dengan criteria P2= perkiranan proporsi efek pada
inklusi dan eksklusi kemudian dilakukan kontrol 2=
penelusuran secara retrospektif dari efek kefaktor
resiko yang ada dengan cara memantau langsung
pada subyek penelitian. Desain penelitian yang P = ½ (P1+P2)
digunakan dalam penelitian ini adalah Q = 1-P
observasionalcase contro lyaitu rancangan Q1 = 1-P1
penelitian yang mengkaji hubungan antara efek Q2 = 1-P2
tertentu dengan factor resiko tertentu. Berdasarkan rumus besar sampel untuk
Dalam penelitian ini dimulai dengan case controldi atas dengan menggunakan
menetapkan kasus dan control dengan kriteria tingkat kemaknaan α = 0,05 (zα = 1,96), zβ
inklusi dan eksklusi kemudian dilakukan = 0,842 (untuk power 80%), dan hasil
penelusuran secara retrospektif dari efek kefaktor penelitian terdahulu yaitu OR 3,48 (Chen et
resiko yang ada dengan cara memantau langsung al.,1996), proporsi paparan pada kelompok
pada subyek penelitian. kasus P1= 0,04
Populasi adalah sejumlah besar subyek yang
mempunyai karakteristik tertentu. Adapun populasi 0,04
2= = 0,01183
pada penelitian ini adalah semua ibu yang 3,48 1 − 0,04 + 0,04
melahirkan di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa

_____________________________________________
Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 9

P = ½ (0,04+0,01183) = 0,02592 Q = 0,974 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya


Q1 = 0,96 Q2= 0,988 hubungan antara 2 variabel adalah chi
square (X2). Analisis menggunakan
1= 2 computer bantuan program sofware SPSS
zα 2 + zβ 1 1 + 2 2 dengan tingkat sgnifikan (α)=0,05.
=
1− 2
1 = 13,45 = 14 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan demikian besar sampel minimal a. Analisis Hubungan Preeklamsi Berat
untuk kelompok kasus adalah 14 sampel. Dengan Kelahiran Preterm
Pada saat observasi sejak tanggal 1 Juni – 29 Analisis ibu bersalin dengan kelahiran
Juli 2013 didapatkan sampel untuk kasus preterm terhadap factor resiko preeklamsi berat di
sebesar 39 dan semua sampel bersedia Rumah Sakit Umum Provinsi NTB priode 1 Juni –
menjadi responden. 29 Juli 2013, berdasarkan kriteria inklusi
terkumpul sampel sebanyak 39 ibu dan sebagai
b) Sedangkan untuk kelompok kontrol adalah kontrol adalah ibu bersalin usia kehamilan aterm
ibu bersalin yang melahirkan bayi aterm yang di mach berdasarkan paritas kelompok kasus,
(usia kehamilan ≥ 37 - 42 minggu) yang dengan perbandingan 1 : 1 sebesar 39 ibu,
diambil secara mach berdasarkan paritas dengan hasil sebagai berikut:
terhadap kasus dengan perbandingan 1:1, Tabel 1. Hubungan Preeklamsi Berat Dengan
sehingga besar sampel kontrol sebesar 39 Kelahiran Preterm
kasus. Pengambilan sampel kelompok
control diambil secara purposive yaitu
didasarkan pada pertimbangan tertentu
dibuat oleh peneliti sendiri dari keseluruhan
kasus persalinan aterm.
2. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan adalah
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa pada 57
daftar tilik (check list) yang dibuat oleh ibu bersalin tidakpreeklamsi berat terdapat 30
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. kasus (76,9%) menyebabkan terjadinya kelahiran
3. Analisis preterm, dan pada 21 ibu bersalin dengan
preeklamsi berat hanya 9 kasus (23,08%)
a) Analisis univariabel
menyebabkan kelahiran preterm, dengan Ratio
Analisis univariabel digunakan untuk
Odds (OR = 1,481) yang artinya preeklamsi berat
menganalisis secara deskriptif dapat menyebabkan kelahiran preterem 1,5 kali
karakteristik masing-masing variabel yaitu lebih banyak dibandingkan yang tidak
jumlah preeklamsi berat, tidak mengalami preeklamsi berat.
preeklamsi berat, kelahiran preterm dan Hasil analisis statistik dengan menggunakan
jumlah kelahiran aterm dengan uji Chi-square pada Tabel 1 dilihat dari terjadinya
distribusi frekuensi yang akan ditampilkan kelahiran preterm di peroleh nilai p=0,610> α=
0,05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima.
dalam bentuk narasi dan tabel. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
b) Analisis bivariabel terdapat hubungan antara preeklamsi berat dengan
Analisis bivariabel dilakukan untuk kelahiran preterm diruang bersalin RSUP NTB
mengetahui hubungan 2 variabel pada periode 1 Juni – 29 Juli Tahun 2013.
kedua kelompok antara variabel bebas
dan variable terikat. Uji statistik yang
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014
10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Tabel .2 Distribusi Jumlah Ibu Bersalin Preterm Tabel 4diatas menunjukkan bahwa jumlah
Dan Aterm Di Ruang Bersalin Rumah sampel ibu bersalin dalam penelitian yang
Sakit Umum Provinsi NTB Periode 1 memenuhi kriteria inklusi di ruang Bersalin
Juni– 29 Juli 2013. Rumah Sakit Umum Provinsi NTB periode 1 Juni
– 29 Juli 2013 adalah sebanyak 39 ibu melahiran
Jumlah Jumlah Persentase
No preterm dan 39 ibu melahirkan aterm.
IbuBersalin (%)
1 Preterm 55 13,85 b. Jumlah Persalinan Preterm Yang Di Rawat
Di Ruang Bersalin RSUP NTB Priode 1
2 Aterm 305 76,83
Juni – 29 Juli 2013
3 Lainnya (posterm) 37 9,32
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Total persalinan 397 100 menunjukkan bahwa, dari 397 ibu yang melahirkan
di ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Provinsi
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa NTB periode 1 Juni - 29 Juli 2013 terdapat 55
didapatkan ibu bersalin dengan usia kehamilan kasus kelahiran preterm (13,85%). Angka kejadian
preterm sebanyak 55 kasus (13,85%) dari 397 ibu ini mengalami peningkatan dibandindingkan tahun
bersalin yang dirawat di ruang Bersalin Rumah 2011 dan 2012, dan sebagaimana diketahui
Sakit Umum Provinsi NTB priode 1 Juni – 29 Juli kelahiran preterm merupakan suatu keadaan yang
2013. memiliki banyak sekali komplikasi.
Adapun persalinan preterm didefinisikan
Tabel. 3 Distribusi Jumlah Ibu Bersalin Dengan
sebagai persalinan yang terjadi pada kehamilan
Preeklamsi Berat Di Ruang Bersalin
kurang dari 37 minggu (antara 20 – 37 minggu)
Rumah Sakit Umum Provinsi NTB
atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.
Priode 1 Juni – 29 Juli 2013.
Kelahiran preterm di negara berkembang
N Ibu Bersalin Dengan Jumlah (%) dapat dipicu oleh banyak risiko antara lain adalah
o Preeklamsi Berat/ Tidak infeksi genitourinaria, kehamilan ganda, pregnancy
1 PreeklamsiBerat 21 5,29 induced hypertension (PIH), Body Mass Index
(BMI), inkompetensi serviks, riwayat pernah
2 TidakPreeklamsiBerat 376 94,71 melahirkan preterm, abrutio plasenta, pekerja berat
Total 397 100 dan merokok. Selain itu faktor risiko terjadinya
kelahiran preterm adalah preeklamsi/eklamsi, usia
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa ibu < 20 atau > 35 tahun, jarak kehamilan dan
didapatkan ibu bersalin dengan preeklamsi berat bersalin terlalu dekat, gravid, paritas, riwayat
sebanyak 21 kasus (5,29%) dari 397 ibu bersalin abortus, dan pendidikan ibu.2
yang melahirkan di ruang Bersalin Rumah Sakit Insiden kelahiran preterm di Amerika Serikat
Umum Provinsi NTB priode 1 Juni – 29 Juli 2013. lebih tinggi (12%) dibanding negara berkembang
Tabel 4. Distribusi Jumlah Ibu Bersalin Preterm selama 20-30 tahun terakhir yakni sekitar (5%-7%)
Dan Aterm Yang Dijadikan Sampel per 1000 kelahiran hidup.3 Kelahiran preterm
Penelitian Di Ruang Bersalin Rumah berbeda dengan bayi berat lahir rendah (BBLR),
Sakit Umum Provinsi NTB Periode 1 walaupun dalam kelahiran preterm sering disertai
Juni– 29 Juli 2013. dengan berat badan yang rendah. Bayi dengan
BBLR dapat disebabkan oleh istilah kecil untuk
No Ibu Bersalin Jumlah (%) usia kehamilan (small of gestationage) yang
mengarah ke pertumbuhan janin terganggu (intra
1 Preterm 39 50% uterin growth restriction=IUGR). Keadaan ini
2 Aterm 39 50% tergantung pada umur kehamilan. World Health
Total 78 100 Organization (WHO) memperkirakan bahwa
setiap tahun ada 13,7 juta bayi lahir dengan low

_____________________________________________
Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 11

birth weight (LBW, berat badan lahir <2,500 gram) preeklamsi 4,78 %, kasus eklamsia 0,51% dan
dari hasil kehamilan aterm (umur kehamilan ≥ 37 angka kematian perinatal 10,88 perseribu.
minggu), 30 juta bayi lahir IUGR. Di negara Penelitian yang dilakukan oleh Soejoenoes pada
berkembang setiap tahun ada 6,8 juta bayi lahir 1983 di 12 Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia,
dengan preterm dan LBW sedangkan di Indonesia didapatkan kejadian preeklamsi dan eklamsi 5,30
prevalensi LBW ada (10,5%), IUGR ada (19,8%) % dengan kematian perinatal 10,83 perseribu atau
dan kelahiran preterm ada (18,5%).4 (4,9) kali lebih besar dibandingkan dengan
Tingginya kasus kematian oleh karena BBLR kehamilan normal.
sering dikaitkan dengan bayi lahir prematur. Preeklamsi berperan dalam kematian
Berdasarkan survey data di Rumah Sakit Umum intrauterine dan mortalitas perinatal. Penyebab
Provinsi NTB, diketahui kasus neonatal di ruang utama kematian neonatus akibat preeklamsi ialah
NICU khususnya kejadian BBLR tahun 2012 insufisiensi plasenta dan solusio plasenta.
sebesar 570 kasus (25.99%) dari 2193 bayi, dan Retardasi partumbuhan dalam rahim juga sering
sekitar 175 bayi atau 30,70% penyebab BBLR ini dijumpai pada ibu yang menderita preeklamsi.
adalah bayi lahir prematur. 5 Tanpa perawatan dan manajemen yang tepat,
Di RSUP NTB sendiri kasus kelahiran preeklamsi akan menyebabkan beberapa
preterm dalam waktu dua bulan (1 Juni – 29 Juli) komplikasi kesehatan yang serius termasuk
sebanyak 39 kasus (5,89%) merupakan angka persalinan preterm dan kejadian kematian.Risiko
kejadian yang masih cukup tinggi. Oleh karena itu terbesar selama hamil dengan diagnosa
beberapa faktor-faktor predisposisi seperti riwayat preeklamsi akan mengganggu kehamilan
kelahiran preterm sebelumnya, perdarahan yang akan mempengaruhi (5%) kehamilan pertama
antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, dan perawatan efektif hanya dengan
hidramnion, penyakit jantung atau penyakit kronik intervensi medis berupa persalinan (baik induksi
lainnya, hipertensi, preeklamsi/eklamsi, umur ibu persalinan maupun seksio sesaria) yang dapat
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak mengurangi risiko bagi bayi.
kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma,
d. Analisis Hubungan Preeklamsi Berat
Antenatal care yang kurang, pendidikan ibu endah,
Dengan Kelahiran Preterm
social ekonomi rendah, perokok pasif, gemelli,
Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat bahwa
kelainan kongenital, IUGR, hidramnion, ketuban
dari 39 ibu bersalin dengan usia kehamilan pretern
pecah dini dan lain-lain, tidak dapat diremehkan,
setelah dilakukan penggalian ke belakang tentang
karena semua faktor-faktor tersebut secara
faktor penyebab kelahiran preterm, terdapat 9
langsung atau tidak lansung merupakan salah satu
kasus (23,1%) disebabkan oleh preeklamsi berat,
penyebab tingginya kejadian kelahiran preterm.
dan pada 39 ibu bersalin dengan kelahiran aterm
c. Jumlah Angka Kejadian Preeklamsi Berat sebagian besar tidak disebabkan oleh preeklamsi
Yang Di Rawat Di Ruang Bersalin RSUP berat yaitu 27 kasus (69,2%).
NTB Priode 1 Juni – 29 Juli 2013 Dari hasil uji statistik dengan bivariat
menggunakan Chi-Square test didapatkan nilai
Berdasarkan tabel 2 di atas dilihat bahwa dari p=0,610 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
total populasi penelitian terdapat ibu melahirkan p > α yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak atau
yang mengalami preeklamsi berat sebanyak 21 tidak terdapat hubungan antara preeklamsi berat
kasus (5,29%). Hal ini masih tergolong tinggi dengan kelahiran preterm.
karena melihat bahwa komplikasi yang diakibatkan Walaupun secara statistik tidak bermakna,
oleh preeklamsi dapat mengakibatkan kematian ibu namun hal ini terbukti bahwa preeklamsi berat
dan bayi.
dapat menyebabkan kelahiran preterm.
Angka kejadian preeklamsi di dunia sebesar
Berdasarkan teori menjelaskan bahwa kejadian
0-13%, di Singapura 0,13-6,6% sedangkan di kelahiran preterm yang dipengaruhi oleh
Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoenoes di preeklamsi/eklamsi akibat terjadinya spasmus
12 rumah sakit rujukan Indonesia pada 1980 pembuluh darah. Menurunya aliran darah ke
dengan jumlah sample 19.506, didapatkan kasus
plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta.
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014
12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Spasme arteriol yang mendadak dapat Maternal Fetal Medicine Unit Network, lama
menyebabkan asfiksia berat. Jika spasme penelitian 3 tahun sehingga didapatkan hasil
berlangsung lama akan mengganggu pertumbuhan kelahiran preterm yang diindikasikan 43%-nya
janin. Jika terjadi peningkatan tonus dan kepekaan disebabkan oleh preeklamsi berat. Selain itu
uterus terhadap rangsangan dapat penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi (2007)
menyebabkan partus prematurus. Menurunnya tentang Preeklamsi dan Eklamsi Dengan Risiko
aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan Kelahiran Preterm di Rumah Sakit Panti Rapih
fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak Yogyakarta menggunakan data skunder dari tahun
pertumbuhan janin terganggu, pada hipertensi 2001 - 2006 (6 tahun), rancangan penelitian case
yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai control, sampel yang didapatkan 70 kasus dan 120
kematian karena kekurangan oksigensi. Kenaikan kontrol (1:2) dengan hasil terdapat hubungan yang
tonus uterus dan kepekaan terhadap signifikan antara preeklamsi berat dengan
perangsang sering didapatkan pada preeklamsi dan kelahiran preterm (p=0,03) dan mempunyai resiko
eklamsi, sehingga mudah terjadi partus 3,66 kali lebih besar untuk melahirkan preterm
prematurus. dibandingkan dengan tidak preeklamsi berat.
Studi epidemiologi dari berbagai jurnal yang Menurut teori dalam Arfian (2002), pada
ada telah menunjukkan bahwa insidensi kelahiran kondisi kehamilan normal terjadi proses apoptosis
prematur dihubungkan dengan indikasi terminasi yang berperan dalam pergantian sitotrofoblas dan
pada pasien dengan preeklampsia. Kelahiran pembaruan permukaan sinsitium dari villi korialis,
prematur ini memiliki banyak efek pada mortalitas lalu dikeluarkan protein Bcl-2 yang berperan untuk
dan morbiditas neonatal, namun pada bayi menghambat apoptosis. Tetapi karena eksresi
prematur dengan ibu yang mengalami preeklamsi protein Bcl-2 menurun, maka proses apoptosis
dikhawatirkan bayi akan mengalami stress pada sel sinsitiotrofoblas plasenta meningkat,
oksidatif yang akan berakibat pada patogenesis sehingga terjadi pre-eklampsia berat atau dapat
terjadinya panyakit yang berat pada neonatus. Hal dikarenakan oleh penyempitan arteri spiralis
ini kemungkinan akan terjadi pada janin dengan sampai 200, sedangkan pada kehamilan normal
ibu yang mengalami preeklamsi. Berdasarkan arteri spiralis yaitu 500, menyebabkan
randomised controlled trials, bayi harus penghambatan respon yang adekuat terhadap
diterminasi pada usia kehamilan antara 34 hingga peningkatan aliran darah, jadi perfusi plasenta
36 minggu pada pasien dengan preeklampsia yang menurun akan berdampak lepasnya radikal
ringan atau sedang namun hal ini harus dilakukan bebas dan iskemia plasenta yang merangsang
dengan manajmen yang baik.13 peningkatan apoptosis. Semua kejadian yan
Pada penelitian yang telah dilakukan peneliti disebutkan diatas terjadi seiring dengan makin
menunjukkan tidak ada hubungan bisa dikarenakan tuanya usia kehamilan.14 Hal ini menyebabkan pre-
keterbatasan jumlah sampel yang diambil dalam eklampsia sering terjadi pada kehamilan aterm.8
penelitian dimana jumlah sampel hanya 39 sampel. Pelaporan Parkland Hospital dalam Arfian
Selain itu, keterbatasan waktu dan tempat (2002) menyatakan bahwa pre-eklampsia terjadi
penelitian bisa merupakan faktor penyebab lain pada kelompok usia kehamilan ≤32 minggu
karena dalam penelitian dilakukan pengumpulan (preterm) sebanyak 10%, sedangkan sisanya (90%)
sampel dengan data primer selama 2 bulan dan terjadi pada kelompok usia kehamilan ≥36 minggu
dalam satu rumah sakit rujukan yang memiliki (aterm). Ibu yang mengalami pre-eklampsia berat
fasilitas lengkap/tenaga profesional yang cukup berisiko 26,27 kali ketika usia kehamilan ≥ 28
dalam menangani kasus preeklamsi berat sehingga minggu daripada yang berusia kehamilan ≤28
komplikasi yang disebabkan oleh preeklamsi berat minggu (Utama, 2008). Oleh karena itu, menurut
seperti kelahiran preterm dapat dicegah dan bisa ACOG (2002), Report (2000), Group (2000),
dipertahankan sampai aterm. Lowdermilk & Jensen (2005), sebaiknya
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan menjelang trimester II-III ibu hamil harus lebih
(Meis,dkk) dalam menganalisis kelahiran sebelum berhati-hati untuk mencegah komplikasi yang lebih
usia gestasi 37 minggu yang dilakukan di NICHD berbahaya lagi, karena pre-eklampsia berkontribusi
_____________________________________________
Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 13

signifikan untuk intra uterin fetal death (IUFD), Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan.
dan mortalitas perinatal. Yayasan Bina Pustaka, Sarwono
Prawirihardjo. Jakarta
PENUTUP
News-Medical.Net. (2005) Hypertension And Uric
Simpulan yang dapat ditarik dalam penelitian Acid Contributes To Premature Delivery.
ini sesuai dengan tujuan dan uraian pada bab-bab [Internet]. Available
sebelumnya : from:http://www.newsmedical.net/?id=1
1. Jumlah ibu bersalin dengan usia kehamilan 4140 [Accessed 14 April 2013]
preterm yang dirawat di Ruang bersalin
Rumah Sakit Umum Provinsi NTB periode 1 Ila Istiani Hasyim. 2010. Hubungan Preeklamsi
Juni – 29 Juli 2013, sebanyak 55 kasus Berat Dan Eklamsi Dengan Berat Badan
(13,85%) dari 397 ibu bersalin, 39 ibu yang Lahir Rendah. Poltekkes Kemenkes
memenuhi kriteria inklusi dan dijadikan Mataram. Mataram
sampel penelitian. Doddy Ario Kumboyo, dkk. 2008. Standar
2. Jumlah ibu bersalin dengan preeklamsi berat Pelayanan Medik SMF Obstetri dan
yang dirawat di Ruang bersalin RSUP NTB Ginekologi. Rumah Sakit Umum
periode 1 Juni – 29 Juli 2013, sebanyak 21 Mataram. Mataram
kasus (5,29%) dari 397 ibu bersalin.
3. Tidak ada hubungan antara preeklamsi berat Bothamley, Judy. dkk. 2012. Patofisiologi Dalam
dengan kelahiran preterm di ruang bersalin Kebidanan. Penerbit Buku
RSUP NTB periode 1 Juni – 29 Juli 2013 Kedokteran EGC. Jakarta
dimana nilai p > α (p=0,610).
Sastroasmoro, Sudigdo. 2008. Metodelogi
Penelitian Klinis. Penerbit Buku
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran EGC. Jakarta
Saifudin AB, dkk. 2006. Panduan Praktis Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi
Kebidanan Maternal Dan Neonatal. Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Jakarta
Prawirihardjo. Jakarta
Ligia Maria Suppo de Souza, dkk. (2011).
Preeclampsia: Effect on the Fetus and
Kramer, M.S. (2003) The Epidemiology of Adverse Newborn. BMJ 2004:<
Pregnancy http://www.bmj.com/content/338/bmj.b2
Outcomes:<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ 255 [Accessed 22 Agustus 2013].
entrez/query.fcgi?db=pubmed&cmd=Re-
trieve&dopt= Abstra ...> [Accessed 7 Arfian, S. 2002. Perbandingan Indeks Pulsasi
April 2013]. Arteri Umbilikalis pada Pre-eklampsia
dan Kehamilan Normal. Surabaya:
Cunningham FG et al. 2006. Obstetri Williams Fak.Universitas Airlangga, RSUD
Edisi 21 Vol 2. Penerbit Buku Dr.Soetomo (diakses dari
Kedokteran EGC. Jakarta www.scribd.com kehamilan Normal
tanggal 21 Agustus 2013)
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2012. Laporan
Tahunan Seksi Kesehatan Ibu Dan Anak
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
2011. Dikes Prov NTB . Mataram

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014

S-ar putea să vă placă și