Sunteți pe pagina 1din 9

KESEHATAN IBU DAN BAYI PADA PERNIKAHAN DINI

1 1
Hery Ernawati , Metti Verawati
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jl. Budi Utomo 10 Ponorogo Telp (0352) 481124, 487662
e-mail: heryernawati@gmail.com

ABSTRACT

Background: marriage under the age of 20 years (early marriage) cause a variety of problems one of which
on the health of mothers and babies. Objective:this study aims to determine the health of mothers and
babies in women who have early marriage. Methods: this descriptive study with a retrospective design was
to see the health of mothers and babies who have previously done early marriage. This study was conducted
in May to July 2014. Instruments used in the form of a checklist filled out by researchers based on data from
respondents directly or through the existing data on Kartu Menuju Sehat (KMS). Assessment of the health of
the mother seen during pregnancy, childbirth and the postnatal period. As for the health of infants seen the
baby's condition at birth. Research in Rural Locations Baosan Lor, Baosan Kidul and Gedangan at Ngrayun
District. The number of samples taken 42 respondents purposive sampling. Analysis of the data by univariate
analysis. Results: maternal health during pregnancy is anemia, dizziness and swelling during pregnancy old.
While the elongation occurs during labor delivery time is 15 hours and the presence of bleeding, and the
postpartum period in the birth canal infection characterized by fever, pain and itching in the birth canal. infant
health in early marriage mostly good, there are only 2 infants born preterm and LBW. Conclusion: this study
indicate the presence of maternal health problems during pregnancy, childbirth and post-partum, but most of
the good health of the baby, there are only 2 babies were born premature and LBW. However, efforts remain
to be done in order of diminishing numbers of early marriage, with the collaboration of relevant agencies.

Keywords: maternal health during pregnancy, childbirth, postpartum, health baby, early marriage.

PENDAHULUAN Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor,


Pernikahan dini atau pernikahan anak antara lain pendidikan rendah, kebutuhan
merupakan pernikahan yang dilakukan pada ekonomi, kultur nikah muda, pernikahan yang
usia yang terlalu muda, yaitu usia kurang dari diatur, seks bebas pada remaja, pemahaman
20 tahun untuk perempuan dan usia kurang agama(1,2).
dari 25 tahun untuk pria. Berdasarkan aturan Idealnya usia pernikahan untuk
yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi perempuan adalah minimal 20 tahun. Secara
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) psikologis. sudah stabil dalam menyikapi
bahwa usia menikah ideal untuk perempuan banyak hal, dan ini berpengaruh dalam
adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk perkawinana. Wanita yang masih berumur
(1)
pria . Penyebab dari pernikahan dini di kurang dari 20 tahun cenderung belum siap

1
karena kebanyakan diantara mereka lebih karena organ reproduksi yang belum
memikirkan bagaimana mendapatkan sempurna. Belum matangnya organ
pendidikan yang baik dan bersenang-senang. reproduksi menyebabkan wanita yang
Laki-laki minimal 25 tahun, karena laki-laki menikah usia muda beresiko terhadap
pada usia tersebut kondisi psikis dan fisiknya berbagai penyakit seperti kanker servik,
sangat kuat, sehingga mampu menopang kanker payudara, perdarahan, keguguran,
kehidupan keluarga untuk melindungi baik mudah terjadi infeksi saat hamil maupun saat
secara psikis, emosional, ekonomi dan hamil, anemia saat hamil, resiko terkena Pre
sosial(3). Eklampsia, dan persalinan yang lama dan
Hasil survey di beberapa negara sulit. Sedangkan dampak pernikahan dini
menunjukkan bahwa pernikahan muda pada bayi berupa kemungkinan lahir belum
menjadi kecenderungan di berbagai negara cukup umur, berat badan bayi lahir rendah
berkembang. Berdasarkan United Nation (BBLR), cacat bawaan hingga kematian
Development Economic and Social Affair bayi(5).
(UNDESA), Indonesia merupakan negara ke- Usia pernikahan menjadi perhatian
37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak pemerintah karena terkait dengan dinamika
di dunia. Hasil data Riskesdas 2010 penduduk terutama banyaknya kelahiran
menunjukkan bahwa usia kawin pertama di yang diakibatkan oleh panjang pendeknya
Indonesia adalah usia 15-19 tahun (41,9%) pernikahan. BKKBN mempunyai program
dan masih terdapat 4,8% yang menikah yang bertujuan mengendalikan jumlah
pertama kali pada usia 10-14 tahun. Hal ini penduduk yaitu program Pendewasaan Usia
menempatkan Indonesia termasuk negara Perkawinan (PUP). Implikasi dari tujuan PUP
dengan prosentase pernikahan muda tinggi di adalah meningkatkan usia perkawinan
dunia (rangking 37) dan tertinggi kedua di pertama yang lebih dewasa sehingga
(4)
ASEAN setelah Kamboja . Berdasarkan berdampak pada penurunan Total Fertility
data BKKBN Kabupaten Ponorogo mulai Rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang
bulan Januari sampai Oktober 2013 jumlah dilahirkan oleh seorang wanita sampai
tertinggi pernikahan dibawah usia 20 tahun di dengan akhir masa reproduksinya. Upaya
Kecamatan Ngrayun sebanyak 136 orang, konkrit lain yaitu meningkatkan pendidikan
sedangkan peringkat kedua dan ketiga dengan kebijakan wajib belajar 12 tahun
berturut-turut di Kecamatan Sawoo sebanyak karena tingkat pernikahan dini bisa ditekan
96 orang dan Kecamatan Pulung 95 orang. lantaran anak fokus menyelesaikan studinya
Pernikahan dini berdampak buruk di jenjang SMA/SMK, serta
pada kesehatan, baik pada ibu dari sejak mensosialisasikan kesehatan reproduksi
hamil sampai melahirkan maupun bayi pada remaja, melalui pembelajaran

2
kesehatan reproduksi remaja dapat mengerti HASIL PENELITIAN
(3)
akan hak-hak reproduksinya . Pada penelitian ini karakteristik
Rumusan masalah penelitian ini responden yang akan dipaparkan adalah
adalah bagaimana kesehatan ibu dan bayi pendidikan responden, usia saat menikah
pada wanita yang melakukan pernikahan dini dan hamil. Selain itu juga dipaparkan kondisi
di Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. kesehatan bayi dan ibu saat ini yang meliputi
Penelitian ini bertujuan untuk pemberian ASI Eksklusif, kelengkapan
mengetahui kesehatan ibu dan bayi pada Imunisasi dan kemampuan ibu merawat bayi,
wanita yang melakukan pernikahan dini di perkembangan bayi berdasarakan usia dan
Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. berat badan. Pada bagian kemampuan
merawat bayi, responden menyatakan yang
METODE PENELITIAN belum bisa adalah kemampuan memandikan
Penelitian ini merupakan penelitian dan mbedong (membungkus bayi dengan
deskriptif dengan rancangan retrospektif kain). Sedangkan untuk bagian Kelengkapan
karena bertujuan untuk mengetahui Imunisasi yang belum lengkap semuanya
kesehatan ibu dan janin pada wanita yang pada jenis imunisasi DPT.
telah melakukan pernikahan dini. Penelitian Berdasarkan dari tabel 2 bahwa
ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli kesehatan ibu saat hamil pada pernikahan
2014 di Kecamatan Ngrayun yang dini terlihat frekuensi ANC (Antenatal Care)
merupakan daerah dengan jumlah kasus selama kehamilan reratanya 8 kali,
pernikahan dibawah usia 20 tahun yang semuanya dilakukan pada petugas
tertinggi di Kabupaten Ponorogo, dengan kesehatan (bidan maupun dokter) dan
populasi terjangkau di desa Baosan Lor, keluhan selama hamil yang terbanyak adalah
Baosan Kidul dan Gedangan sejumlah 42 kurang darah (anemia), pusing serta bengkak
responden yang telah memenuhi kriteria pada akhir kehamilan/kehamilan tua.
sampel: 1) berusia dibawah 20 tahun, 2) telah Berdasarkan dari tabel 3 terlihat
melahirkan, 3) persalinan dibantu petugas bahwa proses persalinan responden
kesehatan. Tehnik sampling yang digunakan semuanya ditolong oleh petugas kesehatan
adalah purposif sampling. (bidan atau dokter) baik secara pervaginam
Data dikumpulkan dengan maupun Sectio Cesarian (SC), dengan rerata
menggunakan instrumen ceklist. Peneliti lama proses persalinan 15 jam, serta keluhan
menanyakan identitas responden, kesehatan saat melahirkan yang paling banyak adalah
ibu dan bayi. Untuk validasi data, peneliti bisa bayi tidak segera lahir. Pada tabel 4 dapat
melihat catatan kesehatan responden melalui diketahui bahwa rerata lama nifas responden
buku KMS. adalah 34 hari, dan keluhan yang dialami

3
saat masa nifas adalah perdarahan dan asfiksia, terdapat 2 responden melahirkan
adanya infeksi pada jalan lahir yang ditandai prematur pada 35 minggu, dengan rerata
dengan adanya demam, nyeri dan gatal pada berat badan dan panjang badan 3176 gram
jalan lahir. dan 48,4 sentimeter.
Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa
kesehatan bayi saat dilahirkan tanpa adanya

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Karakteristik n;mean±SD n %
Pendidikan:
SD 3 7,1
SMP 18 42,9
SMA 21 50
Usia Menikah (tahun) 42; 18,6
Usia Hamil (tahun) 42; 18,7
ASI Eksklusif:
Ya 38 90,5
Tidak 4 9,5
Kemampuan Merawat Bayi:
Bisa 39 95,2
Belum Bisa 3 4,8
Kelengkapan Imunisasi:
Lengkap 31 73,8
Tidak Lengkap 11 26,2
Perkembangan bayi menurut
BB/U:
BGM 0 0
Baik 42 100
Overweight 0 0

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Saat Hamil


Karakteristik n;mean±SD N %
Frekuensi ANC (kali/selama 42; 8
hamil)
Tempat ANC:
Petugas kesehatan 41 100
Keluhan Selama Hamil:
Kurang darah (Anemia) 21 50
Bengkak 5 11,9
Pusing 9 21,4

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Saat Melahirkan


Karakteristik n;mean±SD n %
Penolong Persalinan:
Petugas Kesehatan 42 100

4
Lama Proses Persalinan (jam) 42; 15
Keluhan Saat Melahirkan:
Perdarahan banyak saat melahirkan 1 2,4
Bayi Lama Tidak Segera Lahir 31 73,8
Dehidrasi 1 2,4

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Saat Nifas (Masa Pemulihan)


Karakteristik n;mean±SD N %
Lama Nifas (hari) 42; 34
Keluhan Selama Nifas:
Perdarahan banyak 1 2,4
Demam 11 26,2
Nyeri pada jalan lahir 17 40,5
Gatal pada jalan lahir 4 9,5

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kesehatan Bayi Saat Lahir


Karakteristik n;mean±SD N %
Usia Kehamilan:
Aterm 40 95,2
Prematur 2 4,8
Asfiksia 0 0
BBL (gram) 42; 3176
PB (cm) 42; 48,4

PEMBAHASAN karena organ reproduksi yang belum


1. Kesehatan ibu yang melakukan pernikahan sempurna. Belum matangnya organ
dini pada masa kehamilan, persalinan dan reproduksi menyebabkan wanita yang
nifas menikah usia muda beresiko terhadap
Pernikahan dini atau pernikahan berbagai penyakit seperti kanker servik,
anak merupakan pernikahan yang dilakukan kanker payudara, perdarahan, keguguran,
pada usia yang terlalu muda, yaitu usia mudah terjadi infeksi saat hamil maupun saat
kurang dari 20 tahun untuk perempuan dan hamil, anemia saat hamil, resiko terkena Pre
usia kurang dari 25 tahun untuk pria. Eklampsia, dan persalinan yang lama dan
Berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh sulit. Sedangkan dampak pernikahan dini
Badan Koordinasi Keluarga Berencana pada bayi berupa kemungkinan lahir belum
Nasional (BKKBN) bahwa usia menikah ideal cukup umur, berat badan bayi lahir rendah
untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan (BBLR), cacat bawaan hingga kematian
25-40 tahun untuk pria(1). bayi(5).
Pernikahan dini berdampak buruk Rerata usia pernikahan remaja pada
pada kesehatan, baik pada ibu dari sejak penelitian ini adalah 18,6 tahun sedangkan
hamil sampai melahirkan maupun bayi rerata usia kehamilan adalah 18,7 tahun.

5
Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang menyebabkan meningkatnya angka
penelitian yang dilakukan di India kematian ibu(5). Penelitian lain menyebutkan
menyebutkan bahwa rerata usia pernikahan bahwa umur saat hamil dibawah 20 tahun
remaja 17,9 tahun(6). Pada usia ini kondisi memiliki hubungan untuk terjadinya pre
sistem reproduksi masih belum maksimal, eklampsia.
baik dari segi anatomi maupun hormon yang Kondisi Ibu pada masa persalinan
terkait, sehingga akan menimbulkan pada penelitian ini ditemukan memiliki rerata
permasalahan pada kehamilan remaja. lama melahirkan 15 jam. Responden pada
Kesehatan ibu pada penelitian ini penelitian ini semuanya Primigravida atau
dibedakan menjadi 3 yaitu kesehatan ibu saat baru pertamakali hamil. Waktu yang
hamil, saat melahirkan dan saat masa nifas. diperlukan seorang primigravida melahirkan
Kesehatan ibu pada saat hamil ditemukan normalnya 14 jam, sehingga hasil penelitian
adanya kurang darah (anemia), pusing dan ini menunjukkan adanya proses persalinan
bengkak pada kehamilan tua. Pada yang lebih lama. Hal ini sesuai dengan
kehamilan remaja akan berdampak adanya keluhan yang dirasakan oleh responden yaitu
anemia karena sifat dari remaja sendiri sebanyak 31 orang mengeluhkan bayinya
cenderung untuk mengalami anemia akibat tidak cepat keluar, sehingga ada yang harus
pola makan yang salah serta pada proses dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan
kehamilan akan terjadi hemodelusi, sehingga tindakan SC. Persalinan pada kehamilan
akan memperparah kondisi anemia pada remaja akan mengalami persalinan yang
(7)
kehamilan remaja . Selain itu bahaya lama yang disebabkan oleh kelainan letak
seorang ibu yang menderita anemia selagi janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan
hamil akan mengakibatkan kematian ibu dan his, dan mengejan serta pimpinan persalinan
bayi akibat pernikahan dini(5). yang salah(5,9).
Adanya kombinasi keadaan alat Komplikasi lainya pada masa
reproduksi yang belum siap hamil dan persalinan adalah perdarahan. Walaupun
anemia meningkatkan terjadinya keracunan hasil penelitian ini hanya didapatkan 1
hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau responden yang mengalami perdarahan,
eklampsia. Pre eklampsia dan eklampsia namun temuan ini tidak boleh
memerlukan perhatian serius karena dapat dikesampingkan. Hasil Riskesdas
menyebabkan kematian(7). Ibu muda pada menyatakan penyebab kematian yang tinggi
waktu hamil sering mengalami pada ibu adalah adanya perdarahan pada
ketidakteraturan tekanan darah yang proses persalinan(4). Namun kondisi ini
berdampak pada keracunan kehamilan serta bertentangan dengan penelitian yang
kekejangan yang berakibat pada kematian menyebutkan bahwa usia kurang dari 20

6
tahun tidak memiliki pengaruh terhadap dari penelitian sebelumnya menunjukkan
kejadian perdarahan pada proses bahwa prosentase dari kejadian asfiksi pada
(8)
persalinan . kelompok primigravida muda lebih tinggi
Kondisi ibu pada masa nifas atau dibandingkan kelompok usia 20-25 tahun(10).
pemulihan berdasarkan hasil penelitian yang Pada penelitian ini juga tidak
paling adalah adanya infeksi pada jalan lahir ditemukan adanya kematian perinatal. Tidak
yang ditandai dengan adanya demam (11 terdapat hubungan antar usia ibu dengan
orang), nyeri (17 orang) dan gatal pada jalan kematian perinatal. Tingginya kematian
lahir (4 orang). Selain itu juga ditemukan perinatal pada primigravida muda dapat
adanya perdarahan postpartum pada 1 disebabkan karena kejadian BBLR,
responden. Bahaya pada masa nifas yaitu prematuritas, ANC yang tidak adekuat serta
terjadi subinvolusio uteri, menimbulkan kejadian pre eklampsi dan eklampsi(11).
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi Kemungkinan penyebab komplikasi
postpartum dan pengeluaran ASI tersebut diatas tidak terjadi pada bayi adalah
(5)
berkurang . keteraturan responden dalam melakukan
ANC. Rerata frekuensi ANC selama
2. Kesehatan bayi pada wanita yang kehamilan pada penelitian ini adalah 8 kali.
melakukan pernikahan dini Pemerintah telah menetapkan minimal ibu
Kesehatan bayi pada penelitian ini hamil melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1
menunjukkan bahwa usia kehamilanya yang kali pada trimester pertama, 1 kali pada
aterm sebanyak 40 responden dan yang trimester kedua dan 2 kali pada trimester
prematur 2 responden. Semua bayi tidak ada ketiga. Sehingga memungkinkan sekali
yang mengalami asfiksia, rerata BBL (Berat selama kegiatan ANC petugas kesehatan
Badan Lahir) 3176 gram dan panjang badan bisa mendeteksi adanya komplikasi
48,4 sentimeter. Jika melihat banyakya kehamilan sehingga bisa dipersiapkan cara
komplikasi pada masa kehamilan, persalinan persalinan yang aman dan perawatan yang
dan nifas seharusnya akan mempengaruhi baik, dan bisa mencegah kematian
pada kondisi kesehatan bayi. Tetapi pada perinatal(8).
penelitian ini kondisi kesehatan bayi saat lahir Kehamilan pada penelitian ini
hampir seluruhnya baik, hanya ada 2 semuanya merupakan kehamilan yang
responden yang kelahirannya prematur, dan diharapkan. Sehingga remaja putri sudah
1 responden yang BBLR. Hal ini sesuai sejak awal berusaha mempersiapkan untuk
dengan penelitian lain yang menyebutkan menjadi seorang ibu. Saat seorang remaja
kejadian asfiksi memiliki prosentase yang hamil, ia menghadapi tugas perkembangan:
lebih besar pada primigravida tua(8). Namun 1) menerima realitas biologis kehamilan,

7
menyadari dan menerima tanda-tanda yang ditandai dengan nyeri, demam dan gatal
kehamilan; 2) menerima realitas tentang bayi pada jalan lahir.
yang belum dilahirkan, menerima kenyataan Kesehatan bayi secara keseluruhan
bahwa bayi tersebut akan tumbuh dan tidak mengalami masalah, walaupun masih
berkembang menjadi anak yang lebih besar; ada 2 bayi prematur, dan BBLR. Angka
(12)
3) menerima realitas menjadi orang tua . cakupan imunisasi masih ada yang tidak
Pada bagian kemampuan merawat bayi lengkap, terutama untuk jenis imunisasi DPT.
hampir semuanya responden menyatakan Status gizi bayi semuanya normal (pada garis
sudah bisa merawat bayi. Hal ini hijau).
menunjukkan bahwa remaja tersebut sudah Petugas kesehatan dari Puskesmas
siap menjadi orangtua dan menerima Ngrayun dan KUA Ngrayun di dukung oleh
kehamillan, sehingga saat hamilpun dia perangkat desa harus melakukan sosialisasi,
memperhatikan kehamilannya, rutin ANC dan penyuluhan dan tidak mempermudah proses
berdampak bayi yang dilahirkan memiliki rekomendasi pernikahan dibawah umur agar
kondisi yang sehat. Saat ini status gizi semua kejadian pernikahan dini bisa ditekan.
bayi yang diteliti pada keadaan normal.
Namun untuk kelengkapan imunisasi
bayi, masih terdapat 11 bayi yang status DAFTAR PUSTAKA
imunisasinya tidak lengkap, dan semuanya 1. BKKBN. 2011. Penyebab Pernikahan Dini.
yang belum dilakukan imunisasi adalah jenis <internet> tersedia pada www.bkkbn.go.id.
DPT. Kemungkinan penyebabnya adalah Diakses tanggal 8 Desember 2013.
ketakutan orang tua terhadap KIPI (Kejadian 2. Himsyah, F.A. 2011. Batas Usia
Ikutan Pasca Imunisasi) yang berupa panas Perkawinan. <internet>. Tersedia pada
dan bengkak ditempat suntikan sehingga www: lib.uin-malang.ac.id. Diakses
menyebabkan bayi rewel. tanggal 8 Desember 2013.
3. BKKBN. 2010. Pendewasaan Usia
KESIMPULAN Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi
Kesehatan ibu pada pernikahan dini Remaja Indonesia. <internet> tersedia
saat hamil, melahirkan dan nifas mengalami pada www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 8
permasalahan yaitu adanya kurang darah Desember 2013.
(anemia), persalinan lama/bayi tidak segera 4. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset
keluar, bengkak pada akhir kehamilan, Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
perdarahan pada saat melahirkan dan masa Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
nifas, serta adanya infeksi pada jalan lahir Kementerian Kesehatan RI.

8
5. Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta : 9. Muhyidin, M. 2006. Meluruskan Kesehatan
EGC. Berfikir Seputar Pernikahan Dini. Jakarta :
6. Parasuramalu, B.G. 2010. A Study on Diva Press.
Teenage Pregnant Mothers Attending 10. Watcharaseranee, N. 2006. The
Primary Health Centers of Kempegowda Incidence and Complication of Teenage
Institute of Medical Science, Bangalore. Pregnancy at Chonbury Hospital. J Med
Indian Journal of Public health, Volume Assoc Thai, 89 (4): 118-123.
54, Issue 4, October-December. 11. Nojmi, M. 2010. Delayed Childbearing:
7. Panga, M. 2013. Pengaruh Kehamilan Dini Pregnancy and Maternal Outcome.
Terhadap Ibu dan Bayi. <internet> Reprod Med, 8 (2): 80-85.
tersedia pada www.mahasiswa.ung.ac.id. 12. Santhya, et al. 2010. Association
Diakses tanggal 8 Desember 2013. Between Early Marriage and Young
8. Prianita, A.W. 2010. Pengaruh Faktor Usia Women's Marital and Reproductive
Ibu Terhadap kelauaran Maternal dan Health Outcomes: Evidence From India.
Perinatal Pada Persalinan Primigravida di International perspectives on Sexual and
RS Kariadi Semarang. <internet> tersedia reproductive Health. 36 (3): 132-139.
pada
eprints.undip.ac.id/32864/1/Anna_widi.pdf.
Diakses tanggal 5 Juli 2014.

S-ar putea să vă placă și