Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun oleh
NIM : 12110061
Diajukan oleh :
Victor Mbau
Nim : 12110061
Pembimbing I
Pembimbing II
NIK: 450508003
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG POSYANDU LANSIA
DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU
LANSIA DI PADUKUHAN POKOH, WEDOMARTANI, NGEMPLAK,
SLEMAN, YOGYAKARTA
Victor Mbau1, Yelli Yani Rusyani2, V Utari Marlinawati3
INTISARI
Latar belakang: Lansia umumnya mengalami berbagai penyakit degeneratif akibat terjadinya penurunan
fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia (posyandu), Dari hasil
observasi dan wawancara diketahui bahwa kurangnya pengetahuan tentang keberadaan dan kegiatan yang
ada di posyandu lansia dan belum adanya dukungan keluarga terhadap lansia.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dan dukungan keluarga
dengan kunjungan posyandu lansia di Padukuhan Pokoh, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observational menggunakan rancangan Cross
Sectional. Jumlah sampel yang diperoleh 41 lansia dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05).
Hasil penelitian: Karakteristik lansia diketahui bahwa Jenis Kelamin Lansia sebagian besar adalah
Perempuan sebanyak 34 orang atau 82.9%, Pekerjaan dari lansia diketahui sebagian besar yakni (Ibu Rumah
Tangga) IRT sebanyak 20 orang atau 48.8%, dan Pendidikan lansia diketahui sebagian besar adalah SD
sebanyak 17 orang atau 41.5%. pengetahuan lansia sebagian besar adalah kurang sebanyak 18 orang
(43,9%), dukungan keluarga sebagian besar adalah tidak mendukung yaitu sebanyak 28 orang (68.3%), dan
kunjungan sebagian besar adalah tidak aktif yakni 24 orang (58.5%). Hasil bivariate variabel pengetahuan
terhadap kunjungan dengan nilai p-value 0.006 (p< 0.05) dan untuk variabel dukungan terhadap kunjungan
dengan nilai p-value 0.020. (p< 0.05).
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan lansia dengan kunjungan ke posyandu
lansia, dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan Keluarga dengan kunjungan ke posyandu lansia
Kata kunci: Pengetahuan lansia, Dukungan Keluarga, dengan kunjungan
1
Mahasiswa Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta
2
Dosen Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta.
3
Dosen Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
THE RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY KNOWLEDGE AND FAMILY
SUPPORT IN VISITING INTEGRATED HEALTH SERVICE (POSYANDU)
IN POKOH, WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Victor Mbau1, Yelli Yani Rusyani2, V Utari Marlinawati3
ABSTRACT
Background: The elderly generally suffer from degenerative disease because of biological, psychological,
social, and economical decreased. Those change influence the elderly on all aspects including health. Elderly
Posyandu is the realization of development program of government policy through health service for elderly
(Posyandu). From the previous observation and interview, known that there is less knowledge on the
existence and activities of elderly Posyandu and lack of family support to the elderly.
Objective: To know the relationship between elderly knowledge and family support in visiting Integrated
Health Service (Posyandu) in Pokoh, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Method: The research used observational analytic research by using Cross Sectional approach.The total
sample was 41 elderly with purposive sampling technique. The data analysis used Chi-square test with
credibility score 95% (α= 0,05).
Results: The elderly characteristic majority were woman as many as 34 people or 82.9%, their job was
house wife as many as 20 people or 48.8%, dan the education mostly Elementary school as many as 17
people or 41.5%. The elderly knowledge mostly in low category as many as 18 people (43.9%), the family
support mostly not supported as many as 28 people (68.3%), and Posyandu visitation mostly not active as
many as 24 people (58.5%). The bivariate result of variable knowledge towards the Posyandu visit p-value
0.006 (p< 0.05) and support variable towards the Posyandu visit with p-value 0.020. (p< 0.05).
Conclusion: There is a significant relation between elderly knowledge and Posyandu visit, and there is a
significant relation between family support and Posyandu visit.
Keywords: Elderly knowledge, Family support, Visits
1
Undergraduate Student of Public Health Study Program, Health Sciences Faculty, Respati Yogyakarta
University
2
Lecturer of Public Health Study Program, Health Sciences Faculty, Respati Yogyakarta University
3
Lecturer of Public Health Study Program, Health Sciences Faculty, Respati Yogyakarta University
PENDAHULUAN Gizi seimbang adalah susunan makanan
Proses menua di dalam perjalanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
hidup manusia merupakan suatu hal yang dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
wajar yang dialami semua orang yang kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
dikaruniai umur panjang. Namun cepat prinsip keanekaragaman atau variasi
lambatnya proses tersebut bergantung pada makanan,kebersihan, aktivitas fisik dan berat
tiap-tiap individu yang bersangkutan badan normal.3
(Mokolomban J, 2015). Lanjut usia (lansia) kecenderungan prevalensi obesitas penduduk
yaitu seseorang yang telah mencapai 60 tahun laki-laki usia dewasa (>18 tahun) obesitas pada
ke atas baik pria maupun wanita (Depkes, tahun 2013 sebanyak 19,7 % lebih tinggi dari
2010 hlm 2).1 tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%) pada
Secara global United Nations (PBB) tahun 2013 prevalensi terendah di Nusa Tenggara
Timur dengan 9,8% dan tertinggi di Sulawesi
telah memprediksikan pertambahan usia
Utara dengan presentase 34,7% dan di ikuti
lanjut hingga 2,6 %. Pertambahan jumlah ini dengan enam belas propinsi laiinya. status gizi
melebihi pertambahan populasi keseluruhan dewasa menurut komposit TB dan IMT. Terlihat
yaitu (1,2%). Jumlah usia lanjut tersebut tidak terlalu banyak perubahan status gizi normal
meningkat menjadi 700 juta di tahun 2009 dari tahun 2007 ke tahun 2013 (<40%),
dan diproyeksikan di tahun 2050 mencapai 2 selebihnya adalah variasi masalah pendek-gemuk,
milyar, 3 kali lebih tinggi dibandingkan yang serta normal-gemuk. Terlihat kecenderungan
terjadi di tahun 2009. Pertumbuhan ini terjadi meningkat untuk pendek gemuk, dan normal
lebih cepat di negara sedang berkembang gemuk5. Sebagian besar Penyakit Tidak Menular
dibandingkan dengan negara maju. Di China (PTM) terkait gizi dengan kelebihan berat badan
sejak tahun 1999 komite Aging melaporkan yang di sebabkan oleh kekurangan gizi4. Data
bahwa penduduk usia lanjut diprediksikan Riskesdas 2007, 2010, 2013 memperlihatkan
kecenderungan prevalensi obesitas (IMT > 25)
mencapai 400 juta atau sekitar 30 % dari total semua kelompok umur. Usia dewasa (Riskesdas
jumlah penduduk (Song et.all, 2013 hlm 2).2 2007, 2010) naik dari 21,3% menjadi 28,8%.5
Di Indonesia berdasarkan data Masalah gizi pada usia remaja dewasa yaitu
(Riskesdas, 2007) menunjukkan bahwa seperti penyakikit degeneratif penyakit jantug,
prevalensi penyakit jantung koroner yang hipertensi, kanker dan penyakit lainnya yang
terjadi di Indonesia sebesar 7,2% berkaitan erat dengan gaya hidup. Menurut3,
(berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan penyebab utama kekurangan dan kelebihan gizi
gejala) Untuk mencegah kekurangan dan karena pola makan gizi yang tidak seimbang.
kelebihan gizi, di perlukan pemahaman dan Kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi
praktik pola hidup sehat antara lain dengan dibawah kebutuhan, sedangkan kelebihan gizi
pola makan berprinsip gizi seimbang. muncul karena asupan gizi melebihi kebutuhan.
Kekurangan gizi juga terjadi akibat buruknya
sanitasi lingkungan dan kebebrsihan diri yang
KarakteristikResponden n % Mahasiswa tanpa adanya intervensi.
1. Jenis Kelamin
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di
Laki-laki 36 78,3
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian INSTIPER
Perempuan 10 21,7 Yogyakarta kecamatan Depok, kabupaten Sleman,
2. Umur (tahun) Yogyakarta.
19-20 35 76,1 Populasi penelitian ini adalah keseluruhan
Mahasiswa Fakultas Kehutanan aangkatan 2015
21-24 11 23,9
Institut Pertanian Instiper Yogyakarta yang
3. Peminatan berjumlah 72 Mahasiswa. Sampel penelitian ini
SKH 21 45,7 adalah 46 yang ditambah 5 atau 10% dari
SHTI 21 45,7 populasi.
SKR 4 8,7
Total 46 100,0
memudahkan timbulnya penyakit infeksi, diare
dan saluran pernafasan akut (ISPA)3
Faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri
dari dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor
tidak langsung. Salah satu faktor penyebab
langsung adalah tingkat pengetahuan gizi HASIL DAN PEMBAHASAN
seimbang.Tingkat pengetahuan gizi seseorang
akan mempengaruhi kebiasaan atau perilaku A. Karakteristik Responden
dalam pemilihan makanan dan juga pada keadaan Responden dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa INSTIPER Fakultas
Karakteristik Nilai pengetahuan p-
Total Kehutanan angkatan 2015 yang berjumlah 46
responden Median 25th 75th value orang.
Umur 0,761 Tabel.1 Distribusi Frekuensi Responden
19-20 78,947 68,421 84,211 35
Berdasarkan Karakteristik
21-24 78,947 68,421 84,211 11 Berdasarkan table 1 mengambarkan
Jenis 0,196 distribusi responden berdasarkan karakteristik
Laki-laki 78,947 68,421 84,211 36
kelamin
Perempuan 81,579 68,421 94,737 10 berupa jenis kelamin, umur dan peminatan..
Kelas 0,152 Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 36 (78%)
SKH 78,947 68,421 84,211 21
responden laki-laki dan 35 (76,1%) responden
SHTI 78,947 68,421 84,211 21 berusia 19-20 tahun, 21 (45,7%) pemintan SKH
SKR 84,211 80,263 92,105 4 dan SHTI, sedangkan SKR berjumlah 4 (8,7%)
responden.
Total 46
Min 21,1 B. Pengetahuan tentang Gizi Seimbang
Maks 94,7 Tabel. 2 Pengetahuan tentang gizi
seimbang.
Rata-rata 75,959
gizi individu. Perilaku makan berhubungan
dengan asupan energi dan perilaku makan juga
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui nilai
mempengaruhi indeks massa tubuh (IMT).
pengetahuan tentang gizi seimbang mempunyai
Perilaku konsumsi pangan yang terdiri dari
nilai rata-rata sebesar 75,96, nilai terendah sebesar
pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam
21,1 dan nilai tertinggi 94,7.
mengkonsumsi pangan yang berlebihan sehingga
Hasil tabulasi berdasarkan kuartil
dari waktu ke waktu menyebabkan kenaikan berat
diketahui umur 19-20 tahun dan pengetahuan
badan. Jika mahasiswa memiliki pengetahuan dan
tentang gizi seimbang pada kuartil 75 sebesar
sikap gizi yang baik, akan mampu memilih
84,211. Berdasarkan jenis kelamin paling banyak
makanan sesuai kebutuhan.3
laki-laki dan pengetahuan tentang gizi seimbang
pada kuartil 75 sebesar 84,211 orang dan
METODE PENELITIAN berdasarkan kelas paling banyak kelas SKH dan
Penelitian ini menggunakan metode SHTI dan pengetahuan tentang gizi seimbang
observational yaitu pengamatan pengetahuan pada kuartil 75 sebesar 84,211.
tentang gizi seimbang dengan status gizi
C. Status Gizi usia 19-29 tahun, 30-49 tahun, dan dewasa
Tabel. 3. Status Gizi (IMT) Status Gizi setengah tua dengan rentang usia 50-64 tahun.
Berdasarkan Karakteristik Responden Peranan gizi pada usia dewasa terutama untuk
DAFTAR PUSTAKA
1. Istiany A. dan Ruslianti, 2013. Gizi terapan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
2. WHO. (2011) Top 10 Causes of Death.
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en
/diakses 03 februari 2017
3. Kurniasih, Prof. Soekirman, Idrus jus’at, Phd.
2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
4. Kementrian Kesehatan RI, 2013. Risat
Kesehatan Dasar. Dians Kesehatan Dasar.
5. Kementrian Kesehatan RI, 2014. Pedoman
Gizi Seimbang. Jakarta Kemetrian Kesehatan
RI.
6. Elnovriza, D, 2010. Hubungan Pengetahuan
dan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi
Mahasiswa di Asrama Universitas Andalas.