Sunteți pe pagina 1din 11

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG POSYANDU LANSIA


DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU
LANSIA DI PADUKUHAN POKOH, WEDOMARTANI, NGEMPLAK,
SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun guna mencapai derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Disusun oleh

Nama : Victor Mbau

NIM : 12110061

PROGRAM STUDI S 1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017
NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN


STATUS GIZI MAHASISWA ANGKATAN 2015 FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN YOGYAKARTA

Diajukan oleh :
Victor Mbau
Nim : 12110061

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Yelli Yani Rusyani SKM, M.Kes Tanggal : April 2018


NIP: 450511001

Pembimbing II

Dra.V.Utari Marlinawati, MPH Tanggal : April 2018

NIK: 450508003
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG POSYANDU LANSIA
DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU
LANSIA DI PADUKUHAN POKOH, WEDOMARTANI, NGEMPLAK,
SLEMAN, YOGYAKARTA
Victor Mbau1, Yelli Yani Rusyani2, V Utari Marlinawati3
INTISARI

Latar belakang: Lansia umumnya mengalami berbagai penyakit degeneratif akibat terjadinya penurunan
fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia (posyandu), Dari hasil
observasi dan wawancara diketahui bahwa kurangnya pengetahuan tentang keberadaan dan kegiatan yang
ada di posyandu lansia dan belum adanya dukungan keluarga terhadap lansia.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dan dukungan keluarga
dengan kunjungan posyandu lansia di Padukuhan Pokoh, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observational menggunakan rancangan Cross
Sectional. Jumlah sampel yang diperoleh 41 lansia dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05).
Hasil penelitian: Karakteristik lansia diketahui bahwa Jenis Kelamin Lansia sebagian besar adalah
Perempuan sebanyak 34 orang atau 82.9%, Pekerjaan dari lansia diketahui sebagian besar yakni (Ibu Rumah
Tangga) IRT sebanyak 20 orang atau 48.8%, dan Pendidikan lansia diketahui sebagian besar adalah SD
sebanyak 17 orang atau 41.5%. pengetahuan lansia sebagian besar adalah kurang sebanyak 18 orang
(43,9%), dukungan keluarga sebagian besar adalah tidak mendukung yaitu sebanyak 28 orang (68.3%), dan
kunjungan sebagian besar adalah tidak aktif yakni 24 orang (58.5%). Hasil bivariate variabel pengetahuan
terhadap kunjungan dengan nilai p-value 0.006 (p< 0.05) dan untuk variabel dukungan terhadap kunjungan
dengan nilai p-value 0.020. (p< 0.05).
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan lansia dengan kunjungan ke posyandu
lansia, dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan Keluarga dengan kunjungan ke posyandu lansia
Kata kunci: Pengetahuan lansia, Dukungan Keluarga, dengan kunjungan
1
Mahasiswa Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta
2
Dosen Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta.
3
Dosen Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
THE RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY KNOWLEDGE AND FAMILY
SUPPORT IN VISITING INTEGRATED HEALTH SERVICE (POSYANDU)
IN POKOH, WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Victor Mbau1, Yelli Yani Rusyani2, V Utari Marlinawati3
ABSTRACT

Background: The elderly generally suffer from degenerative disease because of biological, psychological,
social, and economical decreased. Those change influence the elderly on all aspects including health. Elderly
Posyandu is the realization of development program of government policy through health service for elderly
(Posyandu). From the previous observation and interview, known that there is less knowledge on the
existence and activities of elderly Posyandu and lack of family support to the elderly.
Objective: To know the relationship between elderly knowledge and family support in visiting Integrated
Health Service (Posyandu) in Pokoh, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Method: The research used observational analytic research by using Cross Sectional approach.The total
sample was 41 elderly with purposive sampling technique. The data analysis used Chi-square test with
credibility score 95% (α= 0,05).
Results: The elderly characteristic majority were woman as many as 34 people or 82.9%, their job was
house wife as many as 20 people or 48.8%, dan the education mostly Elementary school as many as 17
people or 41.5%. The elderly knowledge mostly in low category as many as 18 people (43.9%), the family
support mostly not supported as many as 28 people (68.3%), and Posyandu visitation mostly not active as
many as 24 people (58.5%). The bivariate result of variable knowledge towards the Posyandu visit p-value
0.006 (p< 0.05) and support variable towards the Posyandu visit with p-value 0.020. (p< 0.05).

Conclusion: There is a significant relation between elderly knowledge and Posyandu visit, and there is a
significant relation between family support and Posyandu visit.
Keywords: Elderly knowledge, Family support, Visits
1
Undergraduate Student of Public Health Study Program, Health Sciences Faculty, Respati Yogyakarta
University
2
Lecturer of Public Health Study Program, Health Sciences Faculty, Respati Yogyakarta University
3
Lecturer of Public Health Study Program, Health Sciences Faculty, Respati Yogyakarta University
PENDAHULUAN Gizi seimbang adalah susunan makanan
Proses menua di dalam perjalanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
hidup manusia merupakan suatu hal yang dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
wajar yang dialami semua orang yang kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
dikaruniai umur panjang. Namun cepat prinsip keanekaragaman atau variasi
lambatnya proses tersebut bergantung pada makanan,kebersihan, aktivitas fisik dan berat
tiap-tiap individu yang bersangkutan badan normal.3
(Mokolomban J, 2015). Lanjut usia (lansia) kecenderungan prevalensi obesitas penduduk
yaitu seseorang yang telah mencapai 60 tahun laki-laki usia dewasa (>18 tahun) obesitas pada
ke atas baik pria maupun wanita (Depkes, tahun 2013 sebanyak 19,7 % lebih tinggi dari
2010 hlm 2).1 tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%) pada
Secara global United Nations (PBB) tahun 2013 prevalensi terendah di Nusa Tenggara
Timur dengan 9,8% dan tertinggi di Sulawesi
telah memprediksikan pertambahan usia
Utara dengan presentase 34,7% dan di ikuti
lanjut hingga 2,6 %. Pertambahan jumlah ini dengan enam belas propinsi laiinya. status gizi
melebihi pertambahan populasi keseluruhan dewasa menurut komposit TB dan IMT. Terlihat
yaitu (1,2%). Jumlah usia lanjut tersebut tidak terlalu banyak perubahan status gizi normal
meningkat menjadi 700 juta di tahun 2009 dari tahun 2007 ke tahun 2013 (<40%),
dan diproyeksikan di tahun 2050 mencapai 2 selebihnya adalah variasi masalah pendek-gemuk,
milyar, 3 kali lebih tinggi dibandingkan yang serta normal-gemuk. Terlihat kecenderungan
terjadi di tahun 2009. Pertumbuhan ini terjadi meningkat untuk pendek gemuk, dan normal
lebih cepat di negara sedang berkembang gemuk5. Sebagian besar Penyakit Tidak Menular
dibandingkan dengan negara maju. Di China (PTM) terkait gizi dengan kelebihan berat badan
sejak tahun 1999 komite Aging melaporkan yang di sebabkan oleh kekurangan gizi4. Data
bahwa penduduk usia lanjut diprediksikan Riskesdas 2007, 2010, 2013 memperlihatkan
kecenderungan prevalensi obesitas (IMT > 25)
mencapai 400 juta atau sekitar 30 % dari total semua kelompok umur. Usia dewasa (Riskesdas
jumlah penduduk (Song et.all, 2013 hlm 2).2 2007, 2010) naik dari 21,3% menjadi 28,8%.5
Di Indonesia berdasarkan data Masalah gizi pada usia remaja dewasa yaitu
(Riskesdas, 2007) menunjukkan bahwa seperti penyakikit degeneratif penyakit jantug,
prevalensi penyakit jantung koroner yang hipertensi, kanker dan penyakit lainnya yang
terjadi di Indonesia sebesar 7,2% berkaitan erat dengan gaya hidup. Menurut3,
(berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan penyebab utama kekurangan dan kelebihan gizi
gejala) Untuk mencegah kekurangan dan karena pola makan gizi yang tidak seimbang.
kelebihan gizi, di perlukan pemahaman dan Kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi
praktik pola hidup sehat antara lain dengan dibawah kebutuhan, sedangkan kelebihan gizi
pola makan berprinsip gizi seimbang. muncul karena asupan gizi melebihi kebutuhan.
Kekurangan gizi juga terjadi akibat buruknya
sanitasi lingkungan dan kebebrsihan diri yang
KarakteristikResponden n % Mahasiswa tanpa adanya intervensi.
1. Jenis Kelamin
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di
Laki-laki 36 78,3
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian INSTIPER
Perempuan 10 21,7 Yogyakarta kecamatan Depok, kabupaten Sleman,
2. Umur (tahun) Yogyakarta.
19-20 35 76,1 Populasi penelitian ini adalah keseluruhan
Mahasiswa Fakultas Kehutanan aangkatan 2015
21-24 11 23,9
Institut Pertanian Instiper Yogyakarta yang
3. Peminatan berjumlah 72 Mahasiswa. Sampel penelitian ini
SKH 21 45,7 adalah 46 yang ditambah 5 atau 10% dari
SHTI 21 45,7 populasi.
SKR 4 8,7
Total 46 100,0
memudahkan timbulnya penyakit infeksi, diare
dan saluran pernafasan akut (ISPA)3
Faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri
dari dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor
tidak langsung. Salah satu faktor penyebab
langsung adalah tingkat pengetahuan gizi HASIL DAN PEMBAHASAN
seimbang.Tingkat pengetahuan gizi seseorang
akan mempengaruhi kebiasaan atau perilaku A. Karakteristik Responden
dalam pemilihan makanan dan juga pada keadaan Responden dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa INSTIPER Fakultas
Karakteristik Nilai pengetahuan p-
Total Kehutanan angkatan 2015 yang berjumlah 46
responden Median 25th 75th value orang.
Umur 0,761 Tabel.1 Distribusi Frekuensi Responden
19-20 78,947 68,421 84,211 35
Berdasarkan Karakteristik
21-24 78,947 68,421 84,211 11 Berdasarkan table 1 mengambarkan
Jenis 0,196 distribusi responden berdasarkan karakteristik
Laki-laki 78,947 68,421 84,211 36
kelamin
Perempuan 81,579 68,421 94,737 10 berupa jenis kelamin, umur dan peminatan..
Kelas 0,152 Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 36 (78%)
SKH 78,947 68,421 84,211 21
responden laki-laki dan 35 (76,1%) responden
SHTI 78,947 68,421 84,211 21 berusia 19-20 tahun, 21 (45,7%) pemintan SKH
SKR 84,211 80,263 92,105 4 dan SHTI, sedangkan SKR berjumlah 4 (8,7%)
responden.
Total 46
Min 21,1 B. Pengetahuan tentang Gizi Seimbang
Maks 94,7 Tabel. 2 Pengetahuan tentang gizi
seimbang.
Rata-rata 75,959
gizi individu. Perilaku makan berhubungan
dengan asupan energi dan perilaku makan juga
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui nilai
mempengaruhi indeks massa tubuh (IMT).
pengetahuan tentang gizi seimbang mempunyai
Perilaku konsumsi pangan yang terdiri dari
nilai rata-rata sebesar 75,96, nilai terendah sebesar
pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam
21,1 dan nilai tertinggi 94,7.
mengkonsumsi pangan yang berlebihan sehingga
Hasil tabulasi berdasarkan kuartil
dari waktu ke waktu menyebabkan kenaikan berat
diketahui umur 19-20 tahun dan pengetahuan
badan. Jika mahasiswa memiliki pengetahuan dan
tentang gizi seimbang pada kuartil 75 sebesar
sikap gizi yang baik, akan mampu memilih
84,211. Berdasarkan jenis kelamin paling banyak
makanan sesuai kebutuhan.3
laki-laki dan pengetahuan tentang gizi seimbang
pada kuartil 75 sebesar 84,211 orang dan
METODE PENELITIAN berdasarkan kelas paling banyak kelas SKH dan
Penelitian ini menggunakan metode SHTI dan pengetahuan tentang gizi seimbang
observational yaitu pengamatan pengetahuan pada kuartil 75 sebesar 84,211.
tentang gizi seimbang dengan status gizi
C. Status Gizi usia 19-29 tahun, 30-49 tahun, dan dewasa
Tabel. 3. Status Gizi (IMT) Status Gizi setengah tua dengan rentang usia 50-64 tahun.
Berdasarkan Karakteristik Responden Peranan gizi pada usia dewasa terutama untuk

Berdasarkan table 3 dapat diketahui 29 Status Gizi


Karakteristik Berat p-
(63,0%) bahwa responden yang memiliki status reaponden Kurus Normal Badan Total value
gizi normal kemudian 11 (23,9%) memiliki status lebih
gizi kurus, sedangkan responden yang memiliki n % n % n % n %
status gizi berat badan lebih 6 (13,0%). Hasil Umur (tahun)
tabulasi silang status gizi responden yang berumur 0,304
19-20 9 25.7 20 57.1 6 17.1 35 100
19-20 tahun dan status gizi normal 20 (57,1%)
responden. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki 21-24 2 18.2 9 81.8 0 0.0 11 100
dan status gizi normal 25 (69,4%) responden dan JenisKelamin
kelas peminatan SHTI dan status gizi kategori Laki-laki 6 16.7 25 69.4 5 13.9 36 100
0,065
normal 15 (71,4%) responden.
Perempuan 5 50.0 4 40.0 1 10.0 10 100
D. Hubungan Status Gizi berdasarkan Kelas
Pengetahuan tentang Gizi Seimbang 0,087
SKH 4 19.0 13 61.9 4 19.0 21 100
SHTI 4 19.0 15 71.4 2 9.5 21 100
Tabel. 4. Nilai Pengetahuan Gizi Seimbang
SKR 3 75.0 1 25.0 0 0.0 4 100
dan Status Gizi Responden Total 11 23.9 29 63,0 6 13,0 46 100
mencegah penyakit dan miningkatkan
Pengetahuan p- kesehatan, tujuan utama kesehatan gizi pada
Status Gizi Median (25 th 75th) value usia dewasa adalah meningkatkan kesehatan
Kurus 78,947 68,421 84,211 0,870 secara menyeluruh, mencegah penyakit, dan
memperlambat proses menjadi tua (manula)
Normal 78,947 68,421 84,211 (Istiany dan Ruslianti, 2013).
BB lebih 76,316 36,842 89,474 2. Pengetahuan tentang Gizi Seimbang
Uji-Kruskal Wallis hubungan antara Berdasarkan hasil nilai rata-rata
status gizi berdasarkan pengetahuan diperoleh pengetahuan tentang gizi seimbang
nilai p-value sebesar 0,870> 0,05, ini mahasiswa INSTIPER Fakultas Kehutanan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan status angkatan 2015 diketahui sebesar 75,95
gizi berdasarkan pengetahuan tentang gizi Hasil penelitian ini didukung oleh
seimbang. Ini berarti bahwa tidak ada hubungan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh6
yang signifikan antara pengetahuan tentang gizi yang berjudul Hubungan pengetahuan dan
seimbang dengan status gizi pada mahasiswa asupan zat gizi dengan status gizi mahasiswa
INSTIPER angkatan 2015 Fakultas Kehutanan. di asrama Universitas Andalas, hasil yang
diperoleh adalah memperlihatkan bahwa
B. PEMBAHASAN lebih dari separuh responden mempunyai
pengetahuan tentang gizi yang baik 99 orang
1. Karakteristik Responden (92,5%).
Karakteristik responden pada penelitian Pengetahuan sangat erat hubungannya
ini adalah semua mahasiswa INSTIPER dengan pendidikan, responden dalam
Yogyakarta angkatan 2015 Fakultas penelitian ini adalah mahasiswa dimana
Kehutanan yang berjumlah 46 orang. semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
Berdasarkan jenis kelamin sebegian besar maka semakin luas pula pengetahuannya.
adalah laki-laki (78,3%) responden. Berdasarkan hasil wawancara bahwa rata-
Berdasarkan umur sebagian besar 19-20 tahun rata mahasiswa INSTIPER Fakultas
sebanyak 35 (76,1%) responden, sedangkan Kehutanan angkatan 2015 sebelumnya sudah
untuk peminatan mahasiswa INSTIPER pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi
Fakultas Kehutanan angkatan 2015 terdapat seimbang sewaktu berada di Sekolah
pada dua peminatan yaitu peminatan Sarjana Menengah (SMA atau SMK), maka lebih
Kehutanan (SKH) dan peminatan Sarjana banyak didapatkan pengetahuan baik tentang
Teknik Industri (SHTI) sebanyak 21 (45,7%) status gizi.
responden. Usia juga mempengaruhi pengetahuan
Usia dewasa di bagi menjadi tiga seseorang, diketahui bahwa rata-rata
kelompok yaitu dewasa muda dengan rentang mahasiswa INSTIPER Fakultas Kehutanan
angkatan 2015 paling banyak berusia 19-20 Ratulangi, dengan hasil penelitian Maharibe
tahun yaitu sebanyak 35 (76,1%) dan masuk menunjukan bahwa sebanyak 197 orang
dalam kategori usia dewasa awal didukung (78,2%) responden memiliki praktik gizi
oleh penelitian7 Pengetahuan, Presepsi, dan seimbang baik. Sedangkan ada 55 orang (2
Penerapan Diet penurunan berat badan 1,8%) responden memiliki praktik gizi
Mahasiswa Gizi Putra, hasil usia 20 tahun seimbang tidak baik.
(29,6%) dan pnggetahuan diperoleh hasil Penelitian ini di dukung juga dengan
(87,5%). Menurut Istiany dan Ruslitanti penelitian sebelumnya yang dilakukan
(2013) bahwa usia dewasa di bagi menjadi oleh11,Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi
tiga kelompok yaitu dewasa muda dengan Mahasiswa Kuliah Klinik Senior (Kks) Di
rentang usia 19-29 tahun, 30-49 tahun, dan Bagian Obsgyn Rsud Dr. Zainoel Abidin
dewasa setengah tua dengan rentang usia 50- Banda Aceh, dari hasil penelitian terhadap 47
64 tahun. Sesuai teori yang dikemukakan8 responden mahasiswa dengan status gizi
yang menyatakan bahwa semkin cukup kurang sebanyak 7 responden (14,89%),
umur, tingkat kematangan seseorang akan mahasiswa dengan status gizi normal sebanyak
lebih matang dalam berpikir dan bekerja. 31 responden (65,96%).
dari segi kepercayaan masyarakat, seorang 4. Hubungan pengetahuan gizi seimbang
yang lebih dewasa lebih dipercaya dari orang dengan status gizi
yang belum tinggi kedewasaannya, sehingga Uji-Kruskal Wallis hubungan antara
pengetahuan mahasiswa INSTIPER angkatan status gizi berdasarkan pengetahuan diperoleh
2015 Fakultas kehutanan sebagiuan besar nilai p-value sebesar 0,870> 0,05, maka dapat
masuk dalam kategori baik tentang gizi disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
seimbang. pengetahuan tentang gizi seimbang dengan
Hasil penelitian ini sejalan juga dengan status gizi mahasiswa Instiper.
penelitian yang dilakukan oleh Meriyanti Penelitian ini juga di dukung dengan
(2013)9 yang berjudul Pengaruh Pengetahuan penelitian sebelumnya oleh12, yang meneliti
Gizi, Persepsi Body Image, Kebiasaan tentang hubungan perilaku gizi seimbang
Makan dan Aktivitas Fisik terhadap Status dengan status gizi pada mahasiswa angkatan
Gizi Mahasiswi Gizi dan Non Gizi IPB, hasil 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang diperoleh secara keseluruhan tingkat Universitas Hasanuddin, dengan hasil
pengetahuan mahasiswi tergolong baik yaitu penelitian yang didapatkan di ketahui tidak
29 (96.7%) responden dan mahasiswi non terdapat hubungan antara praktek gizi
gizi diketahui 19 (63,7%) responden. seimbang dengan status gizi dengan nilai p =
0,170 (lebih besar dari 0,05). Hasil nilai p =
3. Status Gizi 0,370 (lebih besar dari 0,05). Dan juga
penelitian13 hubungan body image,
Berdasarkan hasil analisis diatas, status pengetahuan gizi seimbang, aktifitas fisik
gizi responden dikategorikan status gizi normal terhadap status gizi mahasiswa politeknik
dengan jumlah 29 (63,0% ) responden dan kesehatan jayapura hasil yang di dapatkan
status gizi kurus 11 (23,9%) responden. Maka tidak ada hubungan anatara pengetahuan gizi
dapat disimpulkan terdapat lebih banyak status seimbang terhadap status gizi dengan nilai p=
gizi normal pada mahasiswa Instiper angkatan (0,942) atau lebih besar dari (0,05).
14
2015 fakultas kehutanan karena kebiasaan faktor-faktor yang mempengaruhi
makan yang baik sehingga kebutuhan gizi pengetahuan ada dua yaitu faktor internal yang
mencukupi atau kebutuhan gizi yang baik. Di terdiri dari pendidikan, pekerjaan dan umur
dukung dengan penelitian sebelumnya10, sedangkan yang kedua adalah faktor eksternal
dengan judul Hubungan pengetahuan gizi dan yang terdiri dari faktor lingkungan dan sosial
frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi budaya. Kecenderungan seseorang untuk
siswa SMA Negri 4 Surakarta diperoleh hasil memiliki motivasi berperilaku kesehatan yang
yaitu35 (46,7%) status gizi normal dan status baik dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan,
gizi gemuk (4,0%) responden. sikap dan keterampilannya. Apabila
Hasil penelitian ini didukung oleh penerimaan perilaku didasari oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh11 pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif
tentang hubungan pengetahuan gizi seimbang maka perilaku tersebut akan berlangsung lama
dengan praktik gizi seimbang mahasiswa (long lasting)15. Oleh karena itu apabila
Program Studi Pendidikan Dokter angkatan mempunyai pengetahuan gizi baik diharapkan
2013 Fakultas Kedokteran Universtitas Sam mempunyai status gizi yang baik pula karena
dari pengetahuan seseorang dapat menentukan pengetahuan gizi adalah pokok masalah dari
apa yang dapat di konsumsinya untuk permasalahan gizi. Sedangakan penyebab
kesehatannya sendiri di dukung oleh penelitian langsung dari masalah gizi adalah asupan gizi
sebelumnya sebelumnya Kristianti (2009), dan penyakit infeksi. Di antara penyebab
dengan judul Hubungan pengetahuan gizi dan langsung dan pokok masalah ada penyebab
frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi tidak langsung yaitu persediaan makanan di
siswa SMA Negri 4 Surakarta diperoleh hasil rumah, perawatan anak dan ibu hamil dan
nilai p 0,228 > 0,05 yang berarti tidak ada pelayanan kesehatan. Pokok masalah selain
hubungan antara pengetahuan gizi dan status dari pengetahuan juga terdiri dari pendidikan,
gizi responden. kemiskinan dan keterampilan dimana akar
Pendidikan mempengaruhi pengetahuan masalahnya adalah krisis ekonomi langsung
yaitu, dengan memberikan intervensi (Supariasa, 2012). Konsumsi pangan
pendidikan gizi dua minggu sekali dengan alat berpengaruh terhadap status gizi seseorang
bantu booklet secara langsung pada siswa, yang akan digunakan secara efisien untuk
didukung dengan pendidikan gizi padaguru pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan
kelas dan orangtua dalam hal ini ibu akan kemampuan kerja10
meningkatkan pengetahuan16. Pendapat yang Menurut Waryana (2010)14, faktor
sama juga dinyatakan oleh3 yaitu, terdapat penyebab status gizi seseorang dibagi menjadi
hubungan positif nyata antara pengetahuan gizi dua penyabab langsung dan penyebab tidak
dan kesehatan dengan tingkat pendidikan langsung yaitu Penyebab langsung Makanan
formal. Makin tinggi tingkat pengetahuan, dan penyakit infeksi. Penyebab gizi kurang
pendidikan, keterampilan makin baik tingkat tidak hanya disebabkan makanan yang kurang
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola tetapi juga karena penyakit, Penyebab tidak
pengasuhan makaakan banyak keluarga yang langsung Ketahanan pangan dikeluarga, pola
memanfaatkan pelayanan kesehatan, pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan
sehinggadiharapkan status gizi baik.Dalam dan kesehatan lingkungan.
penelitian ini pekerjaan dianggap tidak Kemenkes (2013), status gizi usia > dari
memberikan pengaruh terhadap pengetahuan 18 tahun yang terjadi di DI Yogjakarta yang di
karena mahasiswa Instiper angkatan 2015 ukur menggunakan IMT terdapat prevalensi
fakultas kehutanan umumnya sebelumnya usia > 18 tahun dengan status gizi kurus 8,7%,
sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang status gizi berat badan lebih 13,5% dan
gizi seimbang sewaktu masih berada di bangku obesitas 15,4%. Obesitas laki-laki usia >18
sekolah Menengah Atas (SMA/SMK). tahun pada tahun 2013 sebanyak 19,7% lebih
Umur akan mempengaruhi pengalaman tinggi dari 2007-2010. Kehidupan sosial
seseorang (Wawan, 2011). Semakin tinggi mahasiswa sangat mempengaruhi perilaku
umur makan diharapkan mempunyai hidup sehatnya khususnya pola makan sehari-
pengetahuan yang lebih tinggi. Sampel yang hari akan tetapi kebanyakan mahasiswa sering
diambil dalam penelitian ini rata-rata usia mengkonsumsi makanan yang tidak sehat,
Dewasa tengah antara 19-24 tahun agar kurang istirahat, merokok, dan kurang olahraga
perbedaan umur tidak mempengaruhi (Putra 2008 cit Mulia 2010) di dukung oleh
pengetahuan. Lingkungan merupakan seluruh penelitian sebelumnya Vandania (2011),
kondisi yang ada di sekitar manusia dan Meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap,
pengaruhnya yang dapat dipengaruhi dan perilaku tentang serat gizi dengan status
perkembangan dan perilaku orang atau gizi pada siswa kelas V dan VI SDN Kebon
kelompok . Sedangkan sosial budaya yang ada Pala 01 Pagi Jakarta Timur tahun ajaran
pada masyarakat dapat dipengaruhi dari sikap 2010/2011. Didapatkan hasil ada hubungan
dalam menerima informasi (Wawan, 2011). antara pengetahuan serat gizi dengan status
lingkungan sosial dan budaya yang berada di gizi di dapatkan hasil terdapat 58 anak (89,2%)
yogyakarta dapat beradaptasi dengan cepat berpengetahuan baik tentang status gizi normal
oleh responden yang umumnya sudah tinggal sedangkan siswa berpengetahuan kurang
selama 2 tahun dan juga dapat dengan cepat dengan status gizi sebanyak 44 anak (80%),
mendapatkan informasi dengan cepat di era sebaliknya siswa yang memiliki status gizi
globalisasi sekarang ini. lebih dengan pengetahuan yang kurang
Penyebab tidak adanya hubungan antara sebanyak 4 anak (6,2%).
pengetahuan dengan status gizi adalah karena
pengetahuan adalah memberi pengaruh secara KESIMPULAN
tidak langsung terhadap status gizi, tetapi
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan JKM, September 2009 -, Volume 4, No 1.
pada mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Maret 2010.
Kehutanan Institut Pertanian Yogyakarta 7. Nadia, N. 2015. Pengetahuan, Presepsi,
(INSTIPER), dapat disimpulkan : Penerapan Diet Penurunan Berat Badan
1. Pengetahuan tentang gizi seimbang pada Mahasiswa Gizi Putra. Jurnal Gizi Pangan,
mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Vol 10. No 2. juli 20115
Kehutanan Institut Pertanian Yogyakarta 8 Meriyanti, F, 2013. Pengaruh Pengetahuan
(INSTIPER) sebagian besar adalah baik Gizi, Persepsi Body Image, KebiasaanMakan
dengan nilai rata-rata 75,959. dan Aktivitas Fisik terhadap Status Gizi
2. Status gizi pada mahasiswa angkatan Mahasiswi Gizi dan Non Gizi IPB. Skripsi
2015 Fakultas Kehutanan Institut Institut Pertanian Bogor
Pertanian Yogyakarta (INSTIPER), 9 Meriyanti, F, 2013. Pengaruh Pengetahuan
sebagian besar dalam kategori normal Gizi, Persepsi Body Image, KebiasaanMakan
sebanyak 29 (63,0%) responden. dan Aktivitas Fisik terhadap Status Gizi
3. Tidak ada hubungan antara pengetahuan Mahasiswi Gizi dan Non Gizi IPB. Skripsi
tentang gizi seimbang dengan status gizi Institut Pertanian Bogor
pada mahasiswa INSTIPER angkatan 10 Kristianti. N 2009. Hubungan Gizi dan
2015 Fakultas Kehutanan (p-value = Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan
0,870). Status Gizi Siswa SMA Negri 4 Surakarta.
jurnal kesehatan 200 vol 2. No 1. juni 2009.
SARAN 11 Husnah, 2012. Gambaran Pola Makan Dan
1. Bagi Mahasiswa INSTIPER Status Gizi Mahasiswa Kuliah Klinik Senior
Menambah wawasan atau pengetahuan (KKS) Di Bagian Obsgyn Rsud Dr. Zainoel
tentang gizi seimbang dan diterapkan Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah
dikehidupan sehari-hari Kuala Volume 12. Nomor 1. April, 2012
2. Peneliti Selanjutnya 12 Suryani.2011.Hubungan Perilaku Gizi
Peneliti dapat memberikan intervensi Seimbang Dengan Status Gizi Pada
berupa penyuluhan sebelum melakukan Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas
penelitian agar dapat menambah wawasan Kesehatan Masyarakat Universitas
responden mengenai pedoman gizi Hasanuddin.Skripsi Fakultas Kesehatan
seimbang. Masyarakat Universitas Hasanuddin
13 Dahclan. M 2012. Hubungan body image,
pengetahuan gizi seimbang dan aktifitas fisik
terhadap status gizi mahasiswa Politeknik
Kesehatan Jayapura
14 Waryana, 2010. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta:Pustaka Riham
.

DAFTAR PUSTAKA
1. Istiany A. dan Ruslianti, 2013. Gizi terapan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
2. WHO. (2011) Top 10 Causes of Death.
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en
/diakses 03 februari 2017
3. Kurniasih, Prof. Soekirman, Idrus jus’at, Phd.
2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
4. Kementrian Kesehatan RI, 2013. Risat
Kesehatan Dasar. Dians Kesehatan Dasar.
5. Kementrian Kesehatan RI, 2014. Pedoman
Gizi Seimbang. Jakarta Kemetrian Kesehatan
RI.
6. Elnovriza, D, 2010. Hubungan Pengetahuan
dan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi
Mahasiswa di Asrama Universitas Andalas.

S-ar putea să vă placă și