Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TINJAUAN PUSTAKA
SGOT-SGPT bukan istilah baru. Meski begitu, umumnya kita hanya tahu
sepintas lalu. Belum banyak yang paham bahwa angka laboratorium kadang tak
selalu bisa dijadikan patokan baku. Kadar di atas normal tak mesti sakit. Kadar
normal pun tak selalu berarti sehat.
SGOT-SGPT adalah dua enzim transaminase yang dihasilkan terutama
oleh sel-sel lever. Bila sel-sel lever rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis,
kadar kedua enzim ini meningkat. Karena itu, keduanya bisa memberi gambaran
adanya gangguan hati.
Gangguan hati bentuknya berjenis-jenis. Penderitanya pun tak sedikit.
Jumlah pengidap hepatitis C saja sekitar 3% dari populasi. Belum lagi hepatits A
dan B yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Apalagi jika ditambah dengan
perlemakan hati, sirosis, intoksikasi obat, fibrosis hati, dan penyakit-penyakit lain
yang namanya jarang kita dengar. Penyakit-penyakit ini umumnya ditandai
dengan peningkatan SGOT-SGPT.
Namun, kedua enzim ini tidak seratus persen dihasilkan lever. Sebagian
kecil juga diproduksi oleh sel otot, jantung, pankreas, dan ginjal. Itu sebabanya,
jika sel-sel otot mengalami kerusakan, kadar kedua enzim ini pun meningkat.
Rusaknya sel-sel otot bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya aktivitas
fisik yang berat, luka, trauma, atau bahkan kerokan. Ketika kita mendapat injeksi
intramuskular (suntik di jaringan otot), sel-sel otot pun bisa mengalami sedikit
kerusakan dan meningkatkan kadar enzim transaminase ini. Pendek kata, ada
banyak faktor yang bisa menyebabkan kenaikan SGOT-SGPT.
Dibanding SGOT, SGPT lebih spesifik menjukkan ketidakberesan sel hati
karena SGPT hanya sedikit saja diproduski oleh sel nonlever. Biasanya, faktor
nonlever tidak menaikkan SGOT-SGPT secara drastis. Umumnya, tidak sampai
seratus persen di atas BAN. Misalnya, jika BAN kadar SGPT adalah 65 unit/liter
(u/l), kenaikan akibat bermain bola lazimnya tak sampai dua kali lipat.
Jika kadarnya melampaui dua kali lipat, ini adalah lampu merah yang
harus diwaspadai. Jangan sakit hati jika dokter curiga kita sakit hati.
BAN bisa saja berbeda antarlaboratorium. Jika Anda pernah tes darah di
dua laboratorium yang beda, dan mendapatkan BAN yang berbeda, Anda tak
perlu heran.
“Batas atas normal tergantung dari reagen dan alat yang digunakan,” jelas
Rino. Di rumah sakit tertentu, BAN kadar SGPT bisa 40 u/l, tapi di klinik lain
bisa 65 u/l. Ini hanya masalah teknis pemeriksaan. Itu sebabnya, kita tak bisa
mengatakan tinggi rendahnya SGOT-SGPT dari angka absolut, tetapi dari nilai
relatif (dibandingkan dengan BAN).