Sunteți pe pagina 1din 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DIARE AKUT
(ICD 10: A09 )
1. Pengertian ( Definisi ) Buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair
dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
2. Anamnesis 1. Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna, dan
konsistensi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.
2. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang
air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
3. Jumlah cairan yang masuk selama diare
4. Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, riwayat
mengkonsumsi makanan yang tidak biasa
3. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
2. Penilaian tanda dehidrasi
a) Tanda utama: keadaaan umum, gelisah/ cengeng atau lemah/
letargi/ koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
b) Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, mata
cekung; air mata , mukosa bibir, mulut, dan lidah kering
Derajat dehidrasi:
a) Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan)
 Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
 Keadaan umum baik, sadar
 Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung,
air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah
 Turgor abdomen baik, bising usus normal
 Akral hangat
b) Dehidrasi ringan sedang/tidak berat (kehilangan cairan 5-
10% berat badan)
 Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau
lebih tanda tambahan
 Keadaan umum gelisah atau cengeng
 Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit
cekung, air mata kurang, mukosa mulut dan bibir
sedikit kering
 Turgor kurang, akral hangat
c) Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
 Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah
dengan 2 atau lebih tanda tambahan
 Keadaan umum lemah, letargi, atau koma
 Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air
mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat
kering.
 Turgor sangat kurang dan akral dingin
4. Kriteria Diagnosis Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang
5. Diagnosis Kerja Diare akut dengan atau tanpa dehidrasi
6. Diagnosis Banding 1. Keracunan makanan
2. Disentri basiler
3. Disentri amuba
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
2. Pemeriksaan eletrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit pada dehidrasi berat.
8. Konsultasi Dokter Spesialis Anak
9. Pengisian Form Lembar edukasi; ditandatangani oleh pasien atau keluarga, DPJP dan
saksi
10. Tatalaksana Lintas diare: (1) Cairan, (2) Zinc, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat,
(5) Edukasi
1. Pemberian cairan bergantung derajat dehidrasi:
 Tanpa dehidrasi:
 Cairan rehidrasi oral (CRO) dengan NEW ORALIT 5-
10ml/kgbb setiap diare cair. Dapat diberikan
cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI
tetap harus diberikan.
 Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila
terdapat komplikasi lain (tidak mau minum,
muntah terus menerus, diare frekuen and profus)
 Dehidrasi ringan-sedang (kehilangan cairan 5-10%
berat badan):
 CRO hipoosmolar 75ml/kgBB dalam 3 jam untuk
mengganti kehilangan cairan yang terjasi
 Rehidrasi parenteral diberikan bila anak muntah
setiap diberi minum walaupun telah diberikan
CRO dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui
pipa nasogastrik. Cairan yang diberikan adaah
ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCL dengan
jumlah cairan berdasarkan berat badan:
 Berat badan 3-10kg: 200mL/KgBB/hari
 Berat badan 10-15kg: 175mL/KgBB/hari
 Berat badan >15kg: 135 mL/KgBB/hari
 Dehidrasi berat:
 Cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat
atau ringer asetat 100Ml/KgBB dengan cara:
 Umur<12 bulan: 30mL/kgBB dalam 1 jam
pertama, 70mL/KgBB dalam 5 jam berikutnya
 Umur > 12 bulan: 30mL/KgBB dalam ½ jam
pertama, dilanjutkan 70mL/KgBB dalam 2,5
jam berikutnya.
 Asupan cairan per oral diberikan bila pasien
sudah mau dan dapat minum, dimulai dengan
5ml/kgBB selama proses rehidrasi.
 Koreksi apabila terdapat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit.
2. Zinc
 Umur < 6 bulan: 10 mg per hari
 Umur > 6 bulan: 20 mg per hari
3. Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat
sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat
badan, berikan makanan sedikit tetapi sering, rendah serat.
Buah-buahan yang diberikan terutama pisang.
4. Medikamentosa
5. Edukasi
11. Terapi Medikamentosa 1. Tidak boleh diberikan obat antidiare
2. Antibiotik hanya bila ada indikasi, yaitu:
 Disentri
 Terapi kolera
 Bayi/anak dengan defek imun (immunocompromised)
 Bayi kurang dari 3 bulan dengan biakan tinja positif.
3. Antiparasit: metronidazole 50 mg/KgBB dibagi dalam 3 dosis
merupakan obat pilihan untuk amoeba vegetatif.
12. Diet ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan,
berikan makanan sedikit tetapi sering, rendah serat. Buah-buahan
yang diberikan terutama pisang
13. Komplikasi 1. Asidosis dan kelainan elektrolit: hipernatremia, hiponatremia,
hiperkalemia, hipokalemia
2. Syok
3. Kejang
14. Edukasi Penjelasan diagnosis, rencana dan tujuan terapi, resiko terapi,
komplikasi, dan prognosis. Edukasi cara menyiapkan oralit secara
benar. Langkah pencegahan (1) ASI tetap diberikan, (2) kebersihan
perorangan, cuci tangan sebelum makan, (3) kebersihan lingkungan,
buang air besar di jamban, (4) imunisasi campak, (5) memberikan
makanan penyapihan yang benar, (6) penyediaan air minum yang
bersih, (7) selalu memasak makanan.
15. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
16. Indikasi Rawat Inap diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang dan dehidrasi berat
17. Kepustakaan 1. Pudjiadi A. Hegar B. Handryastuti S, Idris NS. Gandaputra EP.
Harmoniati ED. Editor. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia: IDAI,2009.
2. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta, 2015.

S-ar putea să vă placă și