Sunteți pe pagina 1din 11

MAKALAH

“ PERKEMBANGAN PRODUK ANSURANSI SYARIAH “


Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Managemen Asuransi Syariah
Dosen Pengampu : Kuat Ismanto, M.Ag

Disusun Oleh :
1. Silvia Kusuma N.H (2013116076)
2. Ratna Kumala Sari (2013116077)
3. Lia Rovita (2013116078)

KELAS D

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
2018
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesi


Perkembangan dan pertumbuhan asuransi syari’ah di Indonesia
mengalami pencapaian yang baik, terlebih lagi ketika ditetapkannya
Keputusan Menteri Keuangan Tahun 2003 tentang Perizinan bagi
Pembukaan Perusahaan Asuransi dan Unit Usaha Syari’ah dari
Perusahaan Konvensional, asuransi syari’ah di Indonesia mulai
mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan hingga
sekarang. Perkembangan pasca-KMK 2003, dalam waktu empat tahun
saja lahir 40 perusahaan asuransi syari’ah.
Ketua Umum Asosiasi Syariah Indonesia Muhaimin Iqbal
menyatakan hingga Januari 2008, di Indonesia sudah ada 3 perusahaan
yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3 cabang
reasuransi syariah. Kendati asuransi syariah mengalami pertumbuhan
yang pesat, jelas Muhaimin, kontribusi terhadap total industri baru
mencapai 1,11% per 2012 dan diperkirakan meningkat ke posisi 1.33%
tahun ini.1 Hal itu tidak terlepas dari jumlah pelaku industri asuransi
syariah yang masih terbatas dan baru menunjukkan peningkatan dalam
empat tahun terakhir Perusahaan asuransi menunjukkan geliat
pertumbuhan di dalam usaha yang mereka jalankan, yang mana
semakin hari semakin banyak nasabah yang mengunakan layanan
asuransi di dalam kehidupan mereka. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang bisa
terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu
penyebab tingginya jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini
tentu saja menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan
asuransi yang menyediakan layanan asuransi, di mana akan semakin

1
Firdaus Djaelani, Market Share, Perkembangan dan Peraturan Yang berlaku

pada Asuransi Syariah, Makalah, Jakarta, 2002, hal 45


luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan
produk yang mereka miliki.2

B. Tantangan Perkembangan Asuransi Syariah


Tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan asuransi syariah
yaitu :
1. Minimnya Modal
Beberapa hal yang menjadi penyebab relatif rendahnya
penetrasi pasar asuransi syariah dalam sepuluh tahun terakhir
adalah rendahnya dana yang memback up perusahaan asuransi
syariah, promosi dan edukasi pasar yang relatif belum dilakukan
secara efektif (terkait dengan lemahnya dana), belum timbulnya
industri penunjang asuransi syariah seperti broker-broker
asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya.
2. Kurangnya SDM Yang Profesional
Terus bertambahnya perusahaan asuransi syariah
merupakan kabar baik bagi perkembangan industri tersebut.
Namun, sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan ketersediaan
sumber daya manusia (SDM) asuransi syariah yang berkualitas.
Seringkali, pembukaan cabang atau divisi asuransi syariah baru
hanya didukung jumlah SDM terbatas. Berdasarkan data Islamic
Insurance Society (IIS) per Maret lalu, sekitar 80 persen dari
seluruh cabang atau divisi asuransi syariah belum memiliki staf
ahli syariah. Padahal, keahlian staf ahli syariah sangat
dibutuhkan dalam mendorong perkembangan inovasi produk
asuransi syariah. Hal tersebut berdampak pada kurang
berkembangnya produk inovatif di industri asuransi syariah.
Saat ini, sebagian besar cabang atau divisi asuransi syariah lebih

2
Lubis, Suhrawardi. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Sinar Grafika: Jakarta, hal 22-24
memilih untuk meniru produk asuransi konvensional lalu
dikonversi menjadi syariah.
3. Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Syariah
Ketidaktahuan mengenai produk asuransi syariah (takaful)
dan mekanisme kerja merupakan kendala terbesar pertumbuhan
asuransi jiwa ini. Akibatnya, masyarakat tidak tertarik
menggunakan asuransi syariah, dan lebih memilih jasa asuransi
konvensional.
4. Dukungan Pemerintah Belum Memadai.
Kendala lainnya adalah masalah regulasi. Penerapan
syariah yang makin meluas dari industri keuangan dan
permodalan membutuhkan regulasi yang tidak saling
bertentangan atau tumpang tindih dengan aturan sistem ekonomi
konvensional. Para pelaku ekonomi syariah sangat
mengharapkan regulasi untuk sistem ekonomi syariah ini bisa
memudahkan mereka untuk berekspansi bukan membatasi. Saat
ini, peraturan tentang permodalan masih menjadi kendala
perbankan syariah untuk melakukan penetrasi dan ekpansi pasar.
5. Image
Salah satu tantangan besar bisnis asuransi syariah di
Indonesia dan negara lainnya adalah meyakinkan masyarakat
akan keuntungan menggunakan asuransi syariah. Perlu sekali
mensosialisasikan asuransi syariah bukan saja berasal dari
agama, tetapi memperlihatkan keuntungan.
C. Produk-Produk Asuransi Syariah
1. Produk–produk Asuransi Jiwa (life insurance)
Ada beberapa contoh produk– produk life insurance dari salah
satu asuransi syariah yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga, sebagai
pionir asuransi syariah di Indonesia. Antara lain:
a. Produk–produk individu yang ada unsur tabungan (saving)
Produk–produk individu ada unsur tabungan (saving)
artinya suatu produk yang diperuntukan untuk perorangan dan
dibuat secara khusus, dimana di dalamnya selain
mengandung tabarru’ juga terdapat unsur tabungan.
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang secara teratur
kepada perusahaan. Besar premi yang akan dibayarkan
tergantung kepada kemampuan peserta. Akan tetapi,
perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang dapat
dibayarkan. Setiap premi yang dibayar oleh peserta akan
dipisah oleh perusahaan asuransi dalam dua rekening yang
berbeda, yaitu:
1) Rekening Tabungan, yaitu kumpulan dana yang
merupakan milik peserta, yang dibayarkan bila:
a) Perjanjian berakhir
b) Peserta mengundurkan diri
c) Peserta meninggal dunia
2) Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana yang diniatkan
oleh peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling
tolong menolong dan saling membantu, yang dibayarkan
bila:
a) Peserta meninggla dunia
b) Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
b. Produk–produk individu (non saving)
Produk–produk individu tanpa tabungan (non saving)
artinya produk-produk syariah yang sifatnya individu dan di
dalam struktur produknya tidak terdapat unsur tabungan atau
semuanya bersifat tabarru’ dana tolong menolong. Setiap
premi yang dibayar oleh peserta akan dimasukkan ke dalam
rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh
peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong
menolong dan saling membantu, dan dibayarkan bila:
1) Peserta meninggla duni
2) Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
c. Produk-produk Kumpulan
Adalah produk yang didesain dalam jumlah peserta relative
banyak dan dalam struktur produknya ada yang mengandung
unsur tabungan (saving) dan ada yang tidak mengandung unsur
tabungan. Produk– produk kumpulan yang tidak mengandung
unsur tabungan diakhir masa kontrak tidak ada bagi hasil atau
pengambilan nilai tunai, karena semuanya bersifat tabarru’,
antara lain:
1) Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan
Adalah bentuk kumpulan yang ditujukkan untuk
perusahaan, organisasi atau perkumpulan yang
bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan atau
anggota apabila mengalami musibah karena kecelakaan
dalam masa perjanjian.
2) Takaful Kecelakaan Siswa
Adalah bentuk kumpulan yang ditujukkan kepada
sekolah/perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
nonformal yang bermaksud menyediakan santunan
kepada siswa/mahasiswa/pesertanya apabila mengalami
musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat
tetap total maupul sebagian atau meninggal.
3) Takaful Wisata dan Perjalanan
Adalah program yang diperuntukkan bagi biro
perjalanan dan wisata/travel yang berkeinginan
memberikan perlindungan kepada pesertanya apabila
mengalami musibah karena kecelakaan yang
mengakibatkan cacat tetap total, sebagian atau meninggal
selama wisata maupun perjalanan dalam dan luar negeri.
4) Takaful Pembiayaan
Adalah bentuk perlindungan kumpulan yang
beberapa jaminan pelunasan utang apabila yang
bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa
perjanjian.
5) Takaful Majelis Taklim
Adalah bentuk perlindungan bagi majelis taklim
yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris
jamaah apabila yang bersangkutan ditakdirkan
meninggal dalam masa perjanjian.
6) Takaful Al-Khairat
Adalah bentuk perlindungan kumpulan yang
diperuntukkan bagi perusahaan pemerintah/swasta,
organisasi yang berbadan hukum/usaha yang bermaksud
menyediakan santunan meninggal untuk ahli waris bila
peserta/karyawan mengalami musibah meninggal.
7) Takaful Medicare
Adalah program asuransi kesehatan yang
memberikan jaminan penggantian biaya pengobatan dan
operasi peserta yang disebabkan oleh penyakit maupun
kecelakaan. Dengan mengikuti program Full Medicare,
maka diharapkan rasa aman dan terlindung dari hal–hal
yang tidak terduga.
8) Takaful Al-Khairat + Tabungan Haji (Takaful Iuran
Haji)
Adalah program bagi para karyawan yang
bermaksud menunaikan ibadah haji dengan pendanaan
melalui iuran bersama dan keberangkatannya secara
bergilir.
9) Takaful Perjalanan Haji dan Umrah
Adalah program ini diperuntukkan bagi jamaah haji
dan umrah yang bermaksud menyediakan santunan untuk
ahli waris jamaah bila peserta meninggal sewaktu
menjalankan ibadah haji atau umrah.
2. Produk–produk Asuransi Kerugian (general insurance)
a. Produk–produk Simple Risk
Produk–produk Simple Riskadalah jenis–jenis produk
asuransi umum atau kerugian yang berdasarkan syariah, yang
tingkat resiko dan perhitungan secara teknis dalam prosuk–
produknya relative sederhana (simpe) dan resiko standar tanpa
perluasan jaminan. Umumnya jumlah penutupan masih dalam
batas Own Retention (OR) perusahaan, sehingga survei resiko
tidak mutlak diperlukan, antara lain:
1) Takaful Kebakaran (Fire Insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat terjadinya
kebakaran yang disebabkan percikan api, sambaran petir,
ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut resiko
yang ditimbulkannya. Dan juga dapat diperluas dengan
tambahan jaminan polis yang lebih luas sesuai dengan
kebutuhan.
2) Takaful Kendaraan Bermontor (Motor Vehicle
Insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian dan atau kerusakan atas kendaraan yang
dipertanggungkan akibat terjadinya kecelakaan yang
tidak diinginkan secara sebagian (partial loss) maupun
secara keseluruhan (total loss), tindak pencurian,
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, pemogokan
umum, kerusuhan, kecelakaan diri pengemudi dan
kecelakaan diri penumpang.
3) Takaful Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance)
Adalah jaminan kecelakaan yang bisa berakibatkan
meninggal dunia akibat kecelakaan, cacat tetap
seluruhnya akibat kecelakaan, cacat sebagian akibat
kecelakaan dan penggantian biaya dokter, biaya
pengobatan rumah sakit akibat kecelakaan.
4) Takaful Aneka (General Accident Insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat resiko–resiko
yang tidak dapat ditutup pada polis–polis takaful yang
telah ada.
b. Produk–produk Mega Risk
Produk Mega Risk adalah produk–produk kerugian yang
berdasarkan syariah, dimana tingkat resikonya sangat tinggi
(high risk), sehingga umumnya melebihi kapasitas reasuransi
perusahaan dan dalam struktur perhitungan teknisnya cukup
rumit (complicated), antara lain :
1) Takaful Kebakaran (industrial risk)
Adalah menjamin objek–objek dengan tingkat resio
tinggi seperti: pabrik, pengilangan, pergudangan, dan
juga memberikan kebebasan peserta takafaul untuk
menggunakan polis yang sesuai dengan kebutuhan
penjaminan seperti asuransi harta benda dan kepentingan
keuangan.
2) Takaful Rekayasa (Engineering insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat yang
berkaitan dengan pekerjaan pembangunan beserta alat–
alat berat, pemasangan konstruksi baja/mesin dan akibat
beroperasinya mesin produksi serta tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga.
3) Takaful Pengangkutan (Cargo Insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian dan atau kerusakan pada barang–barang atau
pengiriman uang sebagai akibat alat pengangkutnya
mengalami musibah atau kecelakaan selama dalam
perjalanan melaui laut, udara atau darat.
4) Takaful Surety Bond (construction contract bond)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian yang terjadi pada pemilik proyek atau
pemberian fasilitas terhadap pelaksanaan kontrak atau
penerima fasilitas dalam menjalankan kontrak.
5) Takaful Rangka Kapal (Marine Hull Insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian dan atau kerusakan pada rangka kapal dan
mesin kapal akibat kecelakaan dan berbagai bahaya
lainnya yang dialami.
6) Takaful Eenergi (Oil and Gas Insurance)
Adalah memberikan perlindungan terhadap
kerugian akibat kecelakaan dan berbagai bahaya lainnya
yang dialami dalam pekerjaan pengeboran minyak dan
gas di darat maupun lepas pantai.
7) Takaful Tanggung Gugat (Liability Insurance)
Adalah memberikan jaminan atas kerugian peserta
dari kemungkinan tuntunan ganti rugi pihak lain yang
disebabkan oleh keberadaan harta peserta atau aktivitas
bisnis peserta atau profesi peserta.3

3
Muhammad Syakir Sula, Buku Panduan Pemasarna Grup Takaful, 2003, STI, hal 10 – 23
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Syakir Sula. 2003. Buku Panduan Pemasarn. GrupTakaful

Firdaus Djaelani, Market Share. 2002. Perkembangan dan Peraturan Yang

berlakupada Asuransi Syariah. Jakarta.

Lubis, Suhrawardi. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Sinar Grafika: Jakarta.

S-ar putea să vă placă și