Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Di RSUD AMBARAWA
Pembimbing :
Disusun Oleh :
Tri Hartanto
1620221170
REFERAT
Di RSUD AMBARAWA
Disusun Oleh :
Tri Hartanto
1620221170
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini selesai pada waktunya.
Makalah dengan topik G1P0A0 Hamil 40 Minggu dengan Miopia ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat ujian Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Penyusunan referat ini terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang
turut membantu. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dan dr. Adi Racmanadi, Sp.OG selaku
pembimbing serta kepada teman-teman di kepaniteraan klinik Obsteri dan
Ginekologi atas kerjasamanya selama penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca
maupun bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas
Nama : Ny. ES
Tanggal Lahir : 16 Januari 1993
Umur : 25 tahun 10 bulan 0 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Candirejo Permai 5/6 Jombor Tuntang
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Masuk RS : 16 November 2018
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan pasien di Ruang Bougenvil RSUD
Ambarawa tanggal 16 November 2018 pukul 13.00 WIB.
1. Keluhan utama : keluar darah dari jalan lahir 12 jam SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu datang ke Instalasi Gawat
Darurat RSUD Ambarawa pada tanggal 16 November 2018, jam 16.00 WIB
dengan keluhan keluar darah sejak pukul 04.00 WIB darah berserta lendir, pasien
juga merasa Kencang-kencang dirasakan hilang timbul sampai saat ini ±3x/10
menit selama ±30’ arah nya dari perut atas menjalar sampai ke pinggang. Ibu
merasa gerakan janin masih aktif bergerak, dominan sebelah kanan. Tidak
merasakan adanya gerakan lain ditempat lain. Keluhan keluar rembesan cairan
dari jalan lahir (-), pasien mengaku sudah menggunakan kaca mata minus sejak
SMP dengan ukuran minus 2 untuk mata kanan dan kiri. Pasien terakhir kali
memeriksakan matanya 2 tahun yang lalu dan saat ini pasien merasa nyaman
dengan ukuran -5.00 untuk mata kanan dan kiri. Pasien tidak pernah
memeriksakan lagi mata minusnya ke doker mata selama kehamilan. BAB (+),
BAK(+), Mual (-),muntah (-), pusing (-).
3. Riwayat Haid
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28-30 hari (setelah sakit ini 14 hari)
c. Lama haid : 5-7 hari
4. Riwayat Perkawinan
Merupakan pernikahan Pertama .
5. Riwayat KB
Tidak menggunakan KB
6. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Hipertensi : (-) f. TB paru : (-)
b. Penyakit Jantung : (-) g. Asma : (-)
c. Asam Urat : (-) h. Alergi : (-)
d. Hepatitis : (-) i. Riwayat Operasi : (-)
e. Kolesterol : (-)
7. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
b. Riwayat kencing manis : disangkal
c. Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
d. Riwayat jantung : disangkal
e. Riwayat asma : disangkal
8. Riwayat Sosial Ekonomi
Ny. ES seorang wiraswasta, memiliki anak satu, biaya perawatan
ditanggung Umum.
9. Riwayat Pribadi
a. Riwayat merokok : disangkal
b. Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
c. Riwayat konsumsi obat – obatan : disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 16 November 2018 pukul 13.10 WIB
di Ruang Bougenvil RSUD Ambarawa.
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. GCS : 15
4. Vital sign
B. Tensi : 120/80 mmHg
C. Nadi : 99 x/ menit, regular, isi dan tegangan cukup.
D. Nafas : 20 x/menit
E. Suhu : 36.7 o C
5. Status Interna
Pemeriksaan Kepala
Bentuk Kepala : Mesochepal, simetris, venektasi temporal (-)
Rambut : Warna hitam, mudah rontok (-), distribusi merata
Pemeriksaan Mata
Palpebra : Edema (-/-), ptosis (-/-)
Konjunctiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor Ø 3 mm kanan = kiri
Pemeriksaan Telinga : Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
Pemeriksaan Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-),
rinore (-/-)
Pemeriksaan Mulut : Bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-), bibirkering
(-), lidah kotor (-), tremor (-), ikterik (-),
sariawan (-)
Pemeriksaan Leher
Trakea : Deviasi trakea (-)
Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
Kel. Limfonodi : Tidak membesar, nyeri tekan (-)
JVP : Normal, 5+2 cmH2O
a. Thorax
1) Cor
2) Pulmo
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Perkusi orientasi seluruh lapang paru sonor
Batas paru-hepar SIC V LMCD
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+
Ronki basah halus -/-
Ronki basah kasar -/-
Wheezing -/-
b. Abdomen
1) I : Cembung, striae gravidarum (+), linea alba (+), bekas sc (-)
2) A: Bising usus (+) normal
3) P : Timpani di semua kuadran abdomen, shiftingdullness (-)
4) P : NT hipokondrik & epigastrium (-)
c. Genitalia : Air ketuban (+), lendir (+), darah (-)
d. Ekstremitas Sup-Inf
1) Akral hangat : +/+ +/+
2) Udem : -/- -/-
3) Varises : -/- -/-
4) CRT : <2 detik
6. Status Obstetri
a. Pemeriksaaan luar :
a) Pemeriksaan Leopold
Leopold I : Teraba bagian janin bulat, lunak (kesan bokong)
TFU 31 cm Tafsiran berat janin 2945 gram
Leopold II : Teraba tahanan besar memanjang sebelah
kiri(kesan punggung), teraba tahanan kecil – kecil sebelah
kanan (kesan ekstermitas).
Leopold III : Teraba bulat, keras, Kesan kepala.
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul
b) His : +
1) Auskultasi
Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kanan
bawah umbilikus dengan frekuensi 144 x/menit
b. Pemeriksaan dalam (VT) :
1) Portio : tebal, lunak, pembukaan 3 cm
2) Kulit ketuban : +
3) Penurunan : Hodge 1
4) Lendir/darah : +/+
7. Status Ginekologi
Pemeriksaan status ginekologi tidak dilakukan.
D. Pemeriksaan Penunjang
31/10/18
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.9 (L) 11,7 – 15,5 g/dL
Leukosit 13.5 (H) 3,6 – 11,0 ribu
Eritrosit 5.21 (H) 3,8 – 5,2 juta
Hematokrit 35.1 35-47 %
Trombosit 274 35 – 47 %
MCV 67.4(L) 82 – 98 fL
MCH 20.9(L) 27 – 32 pg
MCHC 30.3(L) 32 – 37 g/dL
RDW 15.6 10 – 16 %
MPV 8.76 7 – 11 Mikro m3
Limfosit 1.20 1,0 – 4,5 103/mikro
Monosit 0.429 0,2 – 1,0 103/mikro
Eosinofil 0.005 (L) 0.04 - 0.8 103/mikro
Basofil 0.054 0 – 0.2 103/mikro
Neutrofil 11.8 (H) 1.8 – 7.5 103/mikro
Limfosit % 0 (L) 25 – 40 %
Monosit % 3.17 2–8%
Eosinofil % 0.040 (L) 2–4%
Basofil % 0.403 0–1%
Neutrofil % 87.5 (H) 50 – 70 %
PCT 0.240 0,2 – 0,5 %
PDW 20.1(H) 10-18 %
PTT 8.4 (L) 9.3-11.4 %
INR 0.81
APTT 30.1 24.5-32.8 dtk
Gol. Darah AB
KIMIA KLINIK
GDS 85 74-106 mg/dL
SGOT 19 0-35U/L
SGPT 12 0-35U/L
UREUM 13.9 10-50 IU/L
Kreatinin 0,53 0.45-0.75 mg/dL
SEROLOGI
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
E. Diagnosis Kerja
G1P0A0 Hamil 40 Minggu dengan Miopia
F. Resume
Ny. ES datang pukul 12.00 WIB tanggal 16 November 2018. Pasiem
mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir, darah disertai dengan lender dan
kenceng kenceng, Kencang-kencang dirasakan hilang timbul sampai saat ini
±3x/10 menit selama ±30’ arah nya dari perut atas menjalar sampai ke pinggang,
Keluhan keluar rembesan cairan dari jalan lahir (-), pasien mengatakan saat ini
menggunakan kacamata dengan ukuran -5.00 pada kedua matanya, selama
kehamilan pasien tidak pernah konsultasi ke dokter mata, BAB (+), BAK(+),
Mual (-),muntah (-), pusing (-).
G. Daftar Masalah
Masalah Aktif Masalah Pasif
1. In partu -
2. Myopia
H. Inisial Plan
1. Diagnosis kerja
G1P0A0 Hamil 40 Minggu primigravida, janin tunggal, hidup,
intrauterin, letak kepala, belum masuk pintu atas panggul, punggung kiri, in
partu kala I fase laten, dengan Miopia.
2. Terapi
A. IVFD RL 20 tpm
B. Persiapan tindakan section caesar di IBS
3. Edukasi
A. Memberitahu ibu tentang kondisi
B. Menjelaskan pengobatan dan komplikasi penyakit
I. Prognosis
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad sanationam : ad bonam
3. Quo ad fungsionam : ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bila bayangan benda yang terletak jauh difokuskan di depan retina
oleh mata yang tidak berakomodasi, mata tersebut mengalami miopia atau
nearsighted. Miopia berasal dari bahasa Yunani “muopia” yang berarti
menutup mata. Miopia adalah anomali refraksi pada mata di mana bayangan
difokuskan di depan retina, ketika mata dalam kondisi tidak berakomodasi.5,6
Hal ini juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif di mana cahaya
yang sejajar dari suatu obyek yang masuk pada mata akan jatuh di depan
retina namun tidak disertai akomodasi. Miopia merupakan manifestasi
kekaburan ketika melihat jauh, istilah lainnya adalah nearsightedness.5,6
Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar
yang memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan
retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak dapat dilihat secara teliti
karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca, ketika sinar
tersebut sampai di retina sinar-sinar ini menjadi divergen,membentuk
lingkaran yang difus dengan akibat bayangan yang kabur. Miopia tinggi
adalah miopia dengan ukuran 6 dioptri atau lebih.6
B. Epidemiologi
D. Klasifikasi Miopia
Miopia dapat disebabkan oleh panjang bola mata antero-posterior yang terlalu
E. Gejala Klinis
Gejala klinis terdiri atas :5,10
Gejala subjektif miopia antara lain:
a. Kabur bila melihat jauh
b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat
c. Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang tidak sesuai dengan
akomodasi )
d. Astenovergens yakni titik mata tidak berakomodasi tetapi berkonvergensi
sangat kuat, gejalanya seperti lekas lelah, silau, dan pusing.
Gejala objektif miopia antara lain:5,10
1. Miopia simpleks :
a) Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang
relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak
menonjol.
b) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau
dapat disertai kresen miopia (myopic cresent) yang ringan di sekitar
papil saraf optik.
2. Miopia patologik : 5,10
a) Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks
b) Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-
kelainan pada badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa
pendarahan atau degenerasi yang terlihat sebagai floaters atau
luapan, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca.
Kadang-kadang ditemukan ablasio badan kaca yang dianggap belum
jelas hubungannya dengan keadaan miopia.
c) Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil
terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal.
Kresen miopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh
papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang
tidak teratur.
a. Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan berdasarkan riwayat sebelumnya, keluhan
utama pasien, serta perjalanan penyakitnya, riwayat keluarga, penggunaan obat-
obatan, pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal.5,6
- Miopia simpleks, keluhan dan gejala yang paling sering hanya pandangan
kabur. Hal yang penting ditanyakan adalah apakah keluhan kabur itu bersifat
menetap atau hanya sementara. Pada miopia simpleks, pandangan kabur
bersifat sementara.
- Miopia nokturnal, gejala dan keluhan berupa pandangan kabur pada saat di
tempat yang gelap atau kurang cahaya misalnya di malam hari. Pasien
biasanya mengeluhkan sulit melihat jalanan ketika sedang mengemudi.
- Pseudomiopia, pandangan kabur hanya bersifat sementara, tidak permanen
- Miopia degeneratif, pada jenis ini pandangan kabur oleh karena derajat dari
miopia yang khas dan berarti. Pada pasien ini dilakukan pengoreksian alat
bantu berupa kacamata dengan koreksi yang tinggi.
- Miopia terinduksi, miopia yang timbul akibat suatu induksi atau ada
penyebabnya. Pupil akan berkonstriksi ketika terpapar oleh suatu agen
induksi misalnya obat-obat agonis kolinergik.5,6
b. Pemeriksaan fisis dan penunjang
Pengujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata secara
umum atau standar pemeriksaan mata, terdiri dari : 5,6,10
1. Uji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen) dan
jarak dekat (Jaeger).
2. Uji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam
pemakaian kaca mata.
3. Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk meembuktikan
kemungkinan ada atau tidaknya kebutaan.
4. Uji gerakan otot-otot mata
5. Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di retina
6. Mengukur tekanan cairan di dalam mata
7. Pemeriksaan retina
G. Penanganan dan Pencegahan:5,6,10
Penanganan :5,6,10
H. Komplikasi5,6,10
Dahulu, miopia dan faktor risiko lainnya untuk pelepasan retinal (retinal
detachment) sering digunakan sebagai indikasi dilakukan seksio sesarea. Namun
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, maka anggapan ini berubah. Beberapa
penelitian dilakukan pada ibu hamil dengan miopiaa, setelah melahirkan dilakukan
pemeriksaan termasuk cek fundus okuli, namun tidak ada perubahan yang berarti.
Pada tahun 1996, Prost dan rekannya melakukan penelitian pada 46 pasien yang
hamil dengan menderita miopia tinggi, setelah dilakukan persalinan pervaginam,
tak ada perubahan atau perburukan keadaan setelah melahirkan.3,13