Sunteți pe pagina 1din 7

Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 250-256

https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

Effectiveness of the Expanded Maternal and Neonatal


Survival Program in the Reduction of Maternal Mortality
in Tegal, Central Java
Adeyle Datna Karina Cibro¹), Argyo Demartoto²), Endang Sutisna Sulaeman³)
1)Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta
2)Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta
3)Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Background: Maternal mortality rate is one of the sensitive indicators of population health in a
country. Various measures have been implemented to reduce maternal mortality rate, including the
Expanding Maternal And Neonatal Survival (EMAS) program. This study aimed to evaluate the
effectiveness of the Expanded Maternal and Neonatal Survival program in the reduction of
maternal mortality in Tegal, Central Java.
Subjects and Method: This was a qualitative evaluative study using context, input, process,
product (CIPP) framework. This study was conducted in Tegal, Central Java. The data were
collected by in-depth interview, observation, and document review. The primary key informants of
this study consisted of 10 subjects, including EMAS team, Head of the District Health Office Tegal,
Head of Pagerbarang Health Center, Head of Dukuhwaru Health Center, their coordinating
midwife, and community as the program beneficiary.
Results: EMAS program was implemented in Tegal because of high maternal mortality rate and
lack of community awareness on the importance of visiting health care facility. During the program
implementation the district government synergized various stakeholders to realize good gover-
nance. Stakeholders work together according to each other task and function. EMAS program has
resulted in improved skill of the doctors, midwives, and nurses in tackling emergency cases, so that
the emergency cases can be tackled faster, and community awareness use health facilities. The
barrier factor was the insufficient number of mentoring health personel.
Conclusion: The EMAS program in Tegal district, which aims to reduce maternal mortality rate
has been implemented effectively. The emergency referral system is well implemented. Working
groups had performed tasks and functions well with adequate responsibility.

Keywords: evaluation, EMAS program, maternal mortality rate

Correspondence :
Adeyle Datna Karina Cibro. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University,
Surakarta. Mobile: 085642596407.

LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupa-


Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, kan salah satu indikator utama derajat
bayi baru lahir dan anak telah menjadi kesehatan suatu negara. AKI juga mengin-
prioritas utama dari pemerintah. Hal ini dikasikan kemampuan dan kualitas pela-
selaras dengan tujuan Sustainable Develop yanan kesehatan, kapasitas pelayanan kese-
ment Goals (SDGs) dimana salah satu hatan, kualitas pendidikan, dan pengeta-
tujuannya yaitu meningkatkan kesehatan huan masyarakat, kualitas kesehatan ling-
ibu melalui penurunan Angka Kematian kungan, sosial budaya serta hambatan
Ibu (AKI) dengan kelahiran yang ditolong dalam memperoleh akses terhadap pela-
oleh tenaga kesehatan terlatih (SDGs, 2015) yanan kesehatan. Mortalitas dan morbid-
ditas ibu hamil, bersalin dan masa nifas

250 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Cibro et al./ Effectiveness of the Expanded Maternal and Neonatal

merupakan masalah besar di negara ber- bisa menjadi penyebab kematian ibu dan
kembang. AKI atau maternal mortality bayi adalah masalah gizi buruk dan gizi
yaitu kematian perempuan hamil atau kurang. Tingginya angka kematian tersebut
kematian dalam 42 hari setelah berakhir- merupakan cerminan dari kualitas pelayan-
nya kehamilan tanpa mempertimbangkan an kesehatan ibu dan anak yang masih
umur dan jenis kehamilan sebagai kompli- harus diperbaiki.
kasi persalinan atau nifas dengan penyebab Jumlah AKI di Kabupaten Tegal pada
terkait atau diperberat oleh kehamilan dan tahun 2015, sebesar 33 kasus, hal ini
manajemen kehamilan,tetapi bukan karena mengalami penurunan jika dibandingkan
kecelakaan (WHO, 2012) pada tahun 2013 sejumlah 51 kasus dan
Menurut penelitian Haver et al., tahun 2014 sejumlah 47 kasus. Akan tetapi
(2015) bahwa implementasi suatu program Kabupaten Tegal masih menduduki pering-
kesehatan direncanakan intervensinya un- kat 5 besar tingginya AKI dibanding dengan
tuk mengurangi angka kematian ibu dan Kabupaten atau Kota laindi Provinsi Jawa
bayi dengan cara adanya suatu lembaga Tengah dalam tingginya AKI. Adapun
yang memfasilitasi komunitas kesehatan penyebab AKI tersebut dikarenakan anemia
tersebut. Sedangkan menurut penelitian sebanyak 2 jiwa, eklamsi 3 jiwa, perdarah-
Shimoda (2015) menyebutkan bahwa untuk an 8 jiwa, kekurangan energi kronis 1 jiwa
melaksanakan intervensi medis disesuaikan dan penyebab lain sebanyak 19 jiwa. Oleh
dengan sifat kasus dan tenaga kerja yang karena tingginya AKI tersebut, maka
ada, yang dimulai dengan adanya pertemu- dibutuhkan suatu sistem dalam memper-
an awal, pemantauan, pelaksanaan, sehing- cepat penurunan AKI.
ga bidan dapat mengenali tanda tanda Upaya percepatan penurunan AKI
bahaya terhadap pasien sehingga bisa telah banyak dilakukan, antara lain melalui
mengidentifikasi masalah serta dapat peningkatan aksessibilitas serta kualitas
mengatasinya dengan baik. Penelitian yang pelayanan yang dilakukan dengan mende-
dilakukan di Tanzania, salah satu yang katkan pelayanan kesehatan kepada masya-
dilakukan dalam menurunkan AKI adalah rakat melalui penempatan tenaga bidan
dengan dilakukannya evaluasi sistem kese- dan polindes di berbagai pelosok pedesaan
hatan serta adanya kebijakan dan mem- serta tenaga dokter di daerah terpencil atau
pertimbangkan adanya perubahan yang sangat terpencil. Sedangkan dari aspek
dilihat dari segi ekonomi dan pendidikan. kualitas pelayanan, dilakukan melalui
Di Indonesia kualitas kesehatan ibu upaya peningkatan kemampuan/kompe-
hamil dan melahirkan masih belum baik tensi tenaga kesehatan dan fasilitas kese-
dengan indikator AKI dan AKB yang masih hatan dasar dan rujukan (PONED/
tinggi. Adapun penyebab kematian ibu di PONEK), serta program intervensi lain.
Indonesia sangat kompleks baik penyebab Adapun program yang dilaksanakan
langsung, tidak langsung dan mendasar, saat ini untuk akselerasi AKI adalah
diantaranya perdarahan 42%, eklampsia Program Expanding Maternal And Neo-
13%, komplikasi abortus 11%, infeksi 10%, natal Survival (EMAS). Program EMAS ini
dan persalinan lama 9%. Sedangkan penye- merupakan kerjasama antara Kementerian
bab kematian bayi merupakan akibat masa- Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes
lah pada neonatal seperti asfiksia, bayi baru RI) dengan United States Agency Develop-
lahir dengan berat badan rendah (BBLR), ment (USAID) untuk membantu Indonesia
serta infeksi neonatus. Masalah lain yang dalam menurunkan AKI. Program ini dilak-

e-ISSN: 2549-0257 (online) 251


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 250-256
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

sanakan di 30 Kabupaten dari 6 Provinsi di ambil tindakan yang akan berhubungan


Indonesia yang mempunyai AKI tertinggi dengan kesehatan. Health belief model
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa yaitu model yang menjelaskan adanya
Timur, Banten, Sumatera Utara, dan Sula- pengetahuan seseorang terhadap ancaman
wesi Selatan. Melalui program EMAS ini di- kesehatan dan pemahaman terhadap peri-
harapkan AKI dapat diturunkan sebanyak laku yang disarankan untuk mencegah atau
25% melalui perbaikan piñatalaksanaan mengatasi masalah kesehatan didasarkan
kasus gawat darurat obstetrik. Adapun pada penilaian feasibilitas dan keuntungan
tujuan program EMAS adalah meningkat- dibandingkan dengan biaya. Adapun faktor
kan kualitas pelayanan gawat darurat di yang mempengaruhi kesehatan dalam diri
rumah sakit dan puskesmas serta memper- individu diantaranya adalah latar belakang,
kuat sistem rujukan antar puskesmas dan persepsi serta tindakan. Sedangkan salah
rumah sakit agar lebih efisien dan efektif. satu tujuan dari pada HBM ini yaitu
Upaya yang akan dilaksanakan adalah individu siap untuk merubah perilaku
dengan peningkatan kualitas pelayanan (Kevin, 2005).
emergensi obstetrik dan neonatal dengan Dengan adanya program EMAS, diha-
cara memastikan intervensi medis prioritas rapkan semua ibu hamil memiliki kesadar-
yang mempunyai dampak besar pada an untuk memeriksakan kesehatannya ke
penurunan dan tata kelola klinis (clinical fasilitas kesehatan. Program ini juga meng-
governance) yang dilaksanakan di RS dan embangkan mekanisme umpan balik dari
Puskesmas. Upaya lain program EMAS masyarakat ke Pemerintah Daerah dengan
adalah memperkuat sistem rujukan yang menggunakan teknologi informasi seperti
efisien dan efektif mulai dari fasilitas pela- media sosial dan SMS gateway, dan mem-
yanan kesehatan dasar di puskesmas perkuat forum masyarakat agar dapat me-
sampai rumah sakit rujukan di tingkat nuntut pelayanan yang lebih efektif dan
Kabupaten/Kota. efisien melalui maklumat pelayanan (ser-
Disamping itu, peran serta masya- vice charter).
rakat sangat diharapkan dalam menu- Penelitian ini bertujuan untuk meng
runkan AKI karena dengan tingginya peran analisis efektivitas program EMAS pada
serta masyarakat maka masyarakat akan pelayanan kesehatan ibu terhadap penu-
mampu dalam rangka menolong mereka runan angka kematian ibu di Kabupaten
sendiri dalam mengenal, memecahkan ma- Tegal.
salah, dan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat, terutama dalam bidang kese- SUBJEK DAN METODE
hatan yaitu mengajak ibu hamil, bersalin Penelitian ini merupakan penelitian kuali-
untuk memeriksakan kehamilan dan per- tatif dengan menggunakan metode evaluasi
salinannya di fasilitas kesehatan yang dengan pendekatan Context, Input, Pro-
sudah tersedia. Untuk meningkatkan kese- cess, Product (CIPP) yang dilakukan di
hatan ibu diharapkan adanya kerjasama Kabupaten Tegal. Pengumpulan data dila-
antara pemerintah, layanan kesehatan dan kukan dengan wawancara mendalam,
masyarakat. observasi dan kajian dokumen. Adapun
Adanya peran serta masyarakat dihu- Informan utama dalam penelitian ini yaitu
bungkan dengan teori Health Belief Model dari Tim EMAS, Kepala Dinas Kesehatan
(HBM) dimana teori ini didasarkan pada Kabupaten Tegal, Kepala Puskesmas Pager
pemahaman bahwa seseorang akan meng- barang dan bidan koordinator, Kepala Pus

252 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Cibro et al./ Effectiveness of the Expanded Maternal and Neonatal

kesmas Dukuhwaru dan bidan koordinator bekerjanya semua kelompok kerja (pokja)
serta masyarakat penerima layanan. sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing masing.
HASIL Adapun pendukung dari Program
Latar belakang dilaksanakannya Program EMAS di Kabupaten Tegal yaitu berja-
EMAS di Kabupaten Tegal dikarenakan lannya semua Pokja yang sudah ditentukan
jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten sejak awal adanya Program EMAS di Kabu-
Tegal masih cukup tinggi. Hal ini bisa paten Tegal, juga SDM yang sudah men-
dilihat dari hasil Audit Maternal dan cukupi. Sedangkan hambatan dari Program
Neonatal di Kabupaten Tegal yang menya- EMAS di Kabupaten Tegal yaitu belum
takan bahwa keterampilan tenaga kese- semua Puskesmas di Kabupaten Tegal yang
hatan yang belum kompeten terutama sudah mampu PONED, serta SDM yang
dalam menanggulangi kasus kasus kega- menjadi mentoring belum tercukupi.
watdaruratan, serta kesadaran masyarakat Hasil yang telah dicapai dari program
akan kesehatan yang masih kurang. EMAS yang sudah dilaksanakan di Kabu-
Dengan adanya program EMAS ini. akan paten Tegal adalah jumlah kasus kegawat-
dilakukan peningkatan keterampilan tena- daruratan semakin berkurang karena dita-
ga kesehatan melalui berbagai pelatihan ngani dengan cepat dan tepat, serta sistem
serta adanya peran serta masyarakat yang rujukan yang semakin baik. Disamping itu,
dalam hal ini adalah diperankannya tokoh kesadaran masyarakat akan kesehatan ter-
tokoh masyarakat. utama ibu hamil, bersalin dan nifas sema-
Pelaksanaan program EMAS di Kabu kin meningkat dengan terlihat semakin
paten Tegal sudah dilakukan sesuai dengan banyaknya ibu hamil untuk memeriksakan
prosedur yang sudah ditetapkan baik dari kesehatannya baik di posyandu atau pus-
sistem pelayanan kesehatan maupun dari kesmas, serta kesadaran mengikuti kelas
sistem rujukannya. Hal ini juga terlihat dari ibu hamil.
Context Kabupaten Tegal merupakan rangking ke 5 besar dalam tingginya AKI yaitu
sebesar 33 kasus pada tahun 2015.
Dibutuhkan tenaga yang kompeten untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya kebidanan dalam menangani kasus kasus kegawatdaruratan sehingga
dapat memberi pertolongan pertama sebelum dilakukannya rujukan.
Membangun jejaring yang efektif untuk memperkuat sistem rujukan untuk
mempercepat upaya penurunan AKI dengan dilakukannya kerjasama antar
fasilitas di Kabupaten Tegal. Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
Dibutuhkan peran serta masyarakat yang dimaknai sebagai arena partisipasi
warga untuk menyuarakan kepentingan masyarakat dan menuntut hak mereka
agar pelayanan menjadi lebih baik dan arena untuk menyampaiakan pandangan
mereka kepada penyedia layanan dan pemerintah secara bertanggung jawab dan
berkualitas
Input Selama berlangsungnya Program EMAS di Kabupaten Tegal, SDM terdiri dari
Tim EMAS, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, pemberi layanan kesehatan yaitu
dokter, bidan serta perawat sudah bekerja dengan baik.
SOP dibuat dan didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur

e-ISSN: 2549-0257 (online) 253


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 250-256
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

proses) kerja secara rinci dan sistematis. Implementasi Pada Program EMAS ini,
di setiap Kelompok Kerja (POKJA) sudah ada SOP masing masing.
Dalam Program EMAS ini, semua anggaran dikucurkan sesuai dengan peren-
canaan anggaran awal. Penyusunan anggaran dilakukan secara berhati-hati.
Dalam program EMAS, sarana dan prasarana dalam sistem informasi sudah
cukup baik. Adanya SMS gateway dapat mengatasi kegawatdaruratan ibu dan
anak serta meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam mengapli-
kasikan sistem tersebut.
Process Setelah diadakan sosialisasi tentang program EMAS kepada semua stakeholder
yang terkait, kemudian dilakukan perumusan kebijakan yang didasarkan pada
orientasi penurunan jumlah angka kematian ibu, menentukan program kegiatan
yang harus mensinergikan dengan data.
Dalam pelaksanaan program EMAS di Kabupaten Tegal, setiap Puskesmas sudah
berkonstribusi kepada masyarakat dengan melakukan jemput bola apabila ada
masyarakat yang tidak mau mengikuti, misalnya kelas ibu hamil. Hal ini akan
dibahas pada saat ada pertemuan dengan tim EMAS.
Manajemen dan sumber daya yang dilaksanakan pada program EMAS dikelola
oleh semua stakeholders yang terkait, yang dalam hal ini sebagai pengelola
utama adalah tim EMAS di Kabupaten Tegal yang tujuannya adalah penang-
gulangan tingginya Angka Kematian Ibu di Kabupaten Tegal, dengan koordinasi,
konsistensi dan penetapan skala prioritas.
Hambatan dari Program EMAS di Kabupaten Tegal yaitu belum semua Puskes-
mas di Kabupaten Tegal yang sudah mampu PONED, disamping itu SDM yang
menjadi seorang mentoring haruslah tercukupi dengan baik.
Program EMAS di Kabupaten Tegal berlangsung selama 2 tahun. Akan tetapi
kegiatan program ini terus berjalan karena mempunyai dampak penurunan AKI
dan AKB.
Output Semakin sadarnya ibu hamil mengikuti kegiatan yang ada di kelas ibu hamil,
posyandu maupun Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) yang diadakan oleh bidan
Puskesmas Pagerbarang dan Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
Dampak jangka panjang yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah agar
masyarakat dapat memperbaiki pemikiran mereka tentang pentingnya memerik-
sakan dan bersalin ke fasilitas kesehatan yang sudah disediakan. Tindak lanjut
yang diharapkan adalah agar masyarakat tetap senantiasa berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
Kegiatan yang telah berjalan, diharapkan bukan hanya sekedar program saja,
akan tetapi berkelanjutan dan dapat memberikan dampak dan manfaat yang
besar bagi masyarakat khususnya serta semangat dalam memelihara kesehatan-
nya baik masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Keterlibatan berbagai stakeholder dan terciptanya komitmen untuk terus men-
dukung pelaksanaan program ini penting, karena masalah banyaknya kasus
kematian ibu bukan hanya tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikan-
nya. berlangsungnya program pemerintah ini. Hubungan sinergis antara masya-
rakat, pemerintah, dan pelayanan kesehatan menjadi penting dalam mewujud-
kan good governance.

254 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Cibro et al./ Effectiveness of the Expanded Maternal and Neonatal

Komunikasi yang terjalin di antara para agen pelaksana program sudah cukup
baik. Pengkomunikasian kepada warga sasaran program EMAS ini pun sudah
dilaksanakan dengan cukup baik melalui sosialisasi
Para agen pelaksana program memiliki komitmen yang cukup tinggi terhadap
pelaksanaan program EMAS. Komitmen yang cukup tinggi tampak terjadi di
kedua Puskesmas.

PEMBAHASAN dan tim EMAS akan menerima laporan dari


Tingginya Angka Kematian Ibu dan bayi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Adapun
masih menjadi sorotan utama dalam suatu tujuan dari pada pelaporan ini adalah
negara. Untuk itu, di Kabupaten Tegal untuk meninjau ulang kasus kasus yang
dilaksanakan program EMAS dimana pro- terjadi secara continue sehingga
gram ini disosialisasikan dan sekaligus diharapkan jika ada kasus yang sama bisa
dilakukan pengukuhan kelompok kerja ditangani dengan baik. Hal ini menunjuk-
yang terdiri dari berbagai unsur kesehatan kan bahwa puskesmas sudah melakukan
baik yang terlibat langsung dalam hal sistem rujukan dengan baik yaitu secara
penanganan ibu dan bayi seperti halnya vertikal dengan transfer of patient. Menu-
dokter, bidan dan perawat ataupun unsur runkan AKI bukan perkara yang mudah.
unsur pendukung lainnya seperti organisasi Diperlukan pengembangan strategi dan
kemasyarakatan, yang akan mendukung kebijakan yang tepat program dan tepat
program EMAS. sasaran. Pemerintah tidak mampu meng-
Hasil penelitian mengenai tingginya atasi tingginya kematian ibu dan bayi sen-
AKI disebutkan bahwa sudah banyak upaya diri tanpa adanya dukungan dan peran
peningkatan kesehatan ibu di prioritaskan serta dari masyarakat, tenaga kesehatan,
pada perluasan pelayanan kesehatan ber- dan tokoh masyarakat. Diperlukan kesadar-
kualitas, pelayanan obstetric yang kompre- an masyarakat untuk melakukan pemerik-
hensif, peningkatan pelayanan Keluarga saan kehamilan secara teratur dan bersalin
Berencana, dan penyebarluasan informasi di tenaga kesehatan. Sehingga diharapkan
dan edukasi kepada masyarakat. Hasil melalui program EMAS ini, jumlah kema-
penelitian ini diperkuat oleh teori yang tian ibu dapat ditekan sedemikian rupa.
mengatakan bahwa salah satu target capai- Penelitian ini menyimpulkan bahwa
an dalam program penurunan AKI dan pelaksanaan program EMAS di Kabupaten
AKB adalah dengan adanya penguatan Tegal untuk menurunkan AKI sudah efektif
masyarakat sehingga tujuan suatu program karena berfungsinya sistem rujukan kega-
dapat tercapai. watdaruratan terhadap ibu maupun bayi
Dalam mencapai tujuan program secara efektif, efisien, dan berkeadilan. Ke-
EMAS, dilakukan pendekatan Vanguard lompok kerja mempunyai tugas dan
(garda depan) dimana program EMAS tanggungjawab yang berbeda.
mempunyai target dalam menurunkan AKI Stakeholders yang ikut dalam pro-
sebesar 25%. Hal ini terjadi setelah diada- gram EMAS bekerja sesuai dengan tugas
kannya program EMAS, jumlah kasus kega- masing-masing sehingga tidak ada kesulit-
watdaruratan seperti preeklampsia berku- an yang berarti dalam pelaksanaan pro-
rang karena ditindaklanjuti dengan segera. gram ini. Kendala yang ada bisa diatasi
Setiap puskesmas wajib membuat laporan dengan baik.
yang berhubungan dengan program EMAS

e-ISSN: 2549-0257 (online) 255


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 250-256
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.06

DAFTAR PUSTAKA Mantra IB (1997). Monitoring dan Evaluasi,


Aoshima K (2011). Neonatal Mortality Rate Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Reduction by Improving Geographic Jakarta.
Perinatal Care Center in Japan. Japan Moleong L (2005). Metode Penelitian Kua-
Azwar A (1996). Pengantar Administrasi litatif. Bandung: PT. Remaja Rosda-
Kesehatan. Jakarta: Bina Putra. karya
Aeni N (2013). Faktor Risiko Kematian Ibu. The University of Melbourne (2011). Redu-
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasio- cing Maternal, Newborn and Children
nal Universitas Indonesia 7(10): 453- Deaths in the Asia Pasifik. Melbourne
459. University Press
Agarwal K, Caiola N, Gibson A (2015). Best United Nations Statistical Commision
practices for a successful MNCH part- (2015). Technical report by the Bure-
nership that an external evaluation au on the process of the development
could never find: Experiences from of a indicator framework for the goals
the Maternal and Child Health Inte- and targets of the post 2015 deve-
grated Program. International Jour- lopment agenda-working draft.
nal of Gynecology and Obstetrics 130: Sanusi R (2013). Meningkatkan Program
S11–S16. EMAS.https://rossisanusi.Wordpress.
Bhandari (2012). Effect of implementation com. diakses tanggal 17 Oktober 2015
of Integrated Management of Neo- Shimoda (2015). Midwifes intrapartum
natal and Childhood Illness (IMNCI) monitoring process and management
programme on neonatal and infant resulting in emergency referals in
mortality BMJ: 344. Tanzania.
Departemen Kesehatan RI (2005). Pelayan- Sulaeman ES (2013). Manajemen Puskes
an Obstetri Neonatal Esensial Dasar. mas. UNS Press.
_____ (2007). Riset Kesehatan Dasar. _____ (2012). Manajemen Masalah Kese-
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2012). hatan. UNS Press.
Profil Kesehatan Jawa Tengah. _____ (2013). Promosi Kesehatan. UNS
Haveret (2015). Experiences engaging com- Press
munity health workers to provide ma- Syafrudin (2009). Kebidanan Komunitas.
ternal and newborn health services. Jakarta: buku kedokteran
John Hopkins University News (2012). USAID (2015). Two Decades of Progress:
Leads New Program in Indonesia to Usaid’s Child Survival and Maternal
Reduce. Maternal Deaths by 25 per- Health Program. http:/pdf.usaid.gov-
cent. JHPIEGO. /pdf_docs/pdacn044.pdf.
Kemenkes RI (2012). Situasi Kesehatan USAID (2012). Buku EMAS Panduan Tek-
Ibu. www.depkes.go.id. nis Masyarakat Forum Madani.
_____ (2013). Rencana Aksi Percepatan Yahraninda C (2015). Implementasi Prog-
Penurunan Angka Kematian Ibu di ram EMAS untuk mengurangi Angka
Indonesia.http://www.gizikia.depkes. Kematian Ibu dan Angka Kematian
go.id. Diakses 26 November 2015. Bayi (Studi pada Dinas Kesehatan
_____ (2014). Bidan Berperan Penting Kabupaten Malang). Jurnal Univer-
Turunkan AKI dan AKB. Artikel Kese- sitas Brawijaya.
hatan. http://buk.depkes.go.id.

256 e-ISSN: 2549-0257 (online)

S-ar putea să vă placă și