Sunteți pe pagina 1din 19

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS/ DEMAM

1.1 Landasan Teori


1.1.1 Pengertian
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth
J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (E.
Oswari, 2009). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari
mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008).
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam
yang mungkin kita jumpai antara lain: (Sudoyo dkk, 2009)
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai sua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang di catat sebagai demam septik
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hipereksia
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu
penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab
yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau
penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap infeksi bakterial

1.1.2 Etiologi

Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi


febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi

1.1.3 Manifestasi klinis


Tanda dan gejala terjadinya febris adalah: (Sylvia dan Wilson, 2009)
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C - 40⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan

1.1.4 Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau
zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda
asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen.
Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut
juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
1.1.5 Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas penderita
Meliputi : mana, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
2. Keluhan Utama
Orang yang menderita observasi febris biasanya mengeluh suhu badannya naik
(panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan peningkatan suhu tubuh di atas 37,50C (N
36,5 – 37,5 C) atau ada masalah psikologis ( rasa takut dan cemas terhadap
penyakitnya)
b. Riwayat penyakit dahulu

Umumnya dikaitkan dengan riwayat medis yang berhubungan dengan


penyakit febris.

c. Riwayat penyakit keluarga


Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit febris yang pernah
diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernag diderita atau
anggota keluarga.
4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksan hidup sehat
Umumnya pada pola ini penderita penyakit febris mengalami perubahan
dalam perawat dirinya yang diakibatkan oleh penyakitnya
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Umumnya terjadi penurunan nafsu makan atau tidak.
c. Pola eliminasi
Pada pola ini bisa terjadi perubahan karena asupan yang kurang sehingg
klien tidak bisa BAB / BAK secara normal.
d. Pola istirahat tidur
Pada pola ini tidur kx biasanya mengalami gangguan karena adanya rasa
tidak nyaman dengan meningkatnya suhu
e. Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas kx bergantung karena biasanya klien lemah karena kurangnya
asupan serta meningkatnya suhu.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Kx merasa cemas dengan keadaan suhu tubuhnya yang meningkat dan
ketakutan sehingga mengalami perubahan metabolisme (ex : mencret)
g. Pola sensori dan kognitif
Tidak terjadi gangguan pada pola ini dan biasanya hanya sebagian kx yang
dapat mengetahuinya.
h. Pola reproduksi dan sexual
Pada pola ini biasanya kx tidak mengalami gangguan.
i. Pola hubungan peran
Bisa terjadi hubungan yang baik atau kekeluargaan dan tidak mengalami
gangguan.
j. Pola penanggulangan stres
Dukungan keluarga sangat berarti untuk kesembuhan klien.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan dalam melaksanakan ibadah sebagai dampak dari
penyakitnya.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, apatis / koma), badan lemahm frekuensi pernafasan
tinggi, suhu badan meningkat dan nadi meningkat
b. Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
c. Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
d. Mata
Umumnya mulai terlihat cowong atau tidak.
e. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak.
f. Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan
bising usus.
g. Sistem respirasi
Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam.
h. Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
i. Sistem muskuloskeletal
Terjadi gangguan apa tidak.
j. Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan
biasanya kesadarannya gelisah, apati
b. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia behubungan dengan penyakit
2. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan
1. DIAGOSA KEPERAWATAN : Hipertermia berhubungan dengan penyakit

Hipertermia 00007
Definisi : Suhu inti tubuhdi atas kisaran normal diuranal karena kegagalan termoregulasi
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
 Apnea  Ages farmaseutikal
 Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu  Aktivitas berlebih
 Gelisah  Dehidrasi
 Hipotensi  Iskemia
 Kejang  Pakaian yang tidak sesuai
 Koma  Peningkatan laju metabolisme
 Kulit kemerahan  Penurunan perspirasi
 Kulit terasa hangat  Penyakit
 Letargi  Sepsis
 Postur abnormal  Suhu lingkungan tinggi
 Stupor  Trauma
 Takikardia
 Takipnea
 Vasodilatasi

NOC

Termoregulasi 0800
Definisi : keseimbangan antara produksi, mendapatkan panas dan kehilangan panas
Indikator:
080009 Merasa merinding saat dingin
080010 Berkeringat saat panas
080011 Menggigil saat dingin
080017 Denyut jantung apikal
080012 Denyut nadi radial
080013 Tingkat pernapasan
080015 Melaporkan kenyamanan suhu

080001 Peningkatan suhu kulit


080018 Penurunan suhu kulit
080019 Hipertermia
080020 Hipotermia
080003 Sakit kepala
080004 Sakit otot
080005 Sifat lekas marah
080006 Mengantuk
080007 Perubahan warna kulit
080008 Otot berkedut
080014 Dehidrasi
080021 Kram panas
080022 Stroke panas
080023 Radang dingin

NIC
Perawatan Demam 3740
Definisi : Manajemen gejala dan kondisi terkait yang berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh dimediasi oleh pirogen endogen
Aktivitas-aktivitas:  Mandikan (pasien) dengan spons hangat
dengan hati – hati (yaitu: berikan untuk
 Pantau suhu dan tanda – tanda vital lainnya
pasien dengan suhu yang sangat tinggi,
 Monitor warna kulit dan suhu
tidak memberikannya selama fase dingin,
 Monitor asupan dan keluaran, sadari
dan hindari agar pasien tidak menggigil)
perubahan kehilangan cairan yang tak
 Tingkatkan sirkulasi udara
dirasakan
 Pantau komplikasi – komplikasi yang
 Beri obat atau cairan IV (misalnya,
berhubungan dengan demam serta tanda
antipiretik, agen antibakteri, dan agen ati
dan gejala kondisi penyebab demam
menggigil)
(misalnya, kejang, penurunan tingkat
 Jangan beri aspirin untuk anak – anak
kesadaran, status elektrolit abnormal,
 Tutup pasien dengan selimut atau pakaian
ketidakseimbangan asam basa, aritmia,
ringan, tergantung pada fase demam (yaitu:
jantung, dan perubahan abnormal sel)
memberikan selimut hangat untuk fase
dingin; menyediakan pakaian atau linen  Pastikan tanda lain dari infeksi yang
tempat tidur ringan untuk demam dan fase terpatau pada orangtua, karena hanya
bergejolak/ flush) menunjukkan demam ringan atau tidak
 Dorong konsumsi cairan demam sama sekali selama proses infeksi
 Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan  Pastikan langkah keamanan pasien yang
aktivitas: jika diperlukan gelisah atau mengalami delirium
 Berikan oksigen, yang sesuai
 Lembabkan bibir dan mukosa hidung yang
kering

NIC
Kewaspadaan (pencegahan) Hipertermi Malignant
Definisi : Pencegahan maupun pengurangan respon metabolik terhadap penggunaan agen
farmakologi selama pembedahan
Aktivitas-aktivitas :  Sediakan peralatan dan bahan untuk
 Tanyakan kepala klien mengenal riwayat tindakan kegawat daruratan
klien dan keluarga terkait dengan hipertemi  Monitor hasil EKG
malignan, kematian yang tak diinginkan  Bantu dengan intubasi jika ETT tidak
akibat anastesi, gangguan otot, ataupun tersedia di tempat
demam paska operasi yang tidak bisa  Hiperventilasi oksigen 100 persen dengan
dijelaskan aliran setinggi mungkin
 Rujuk klien yang memiliki riwayat  Siapkan dan beri obat – obatan (misalnya,
keluarga hipertimi malignan untuk dantrolene sodium, sodium bikarbonat,
(mendapatkan) pemerikasaan lebih lanjut insulin, anti disritmia selain calcium
dan mempertimbangkan risiko (misalnya, channel blocker dan osmotik atau
tes kontraktur otot, tesgenetik molekular) kelompok diuretik)
 Beritahukan tim bedah mengenal riwayat  Berikan cairan normal saline yang
klien dan status risiko didinginkan
 Pertahankan alat – alat kegawatdaruratan  Berikan selimut dingin atau alat – alat yang
terkait dengan hipertermi malignan sesuai bersifat mendinginkan di atas tubuh klien
prtotokol  Gosok dan balut tubuh dengan handuk
 Kaji ulang bersama straf terkait dengan badah dan dingin
perawatan hipertemia malignan sesuai  Bersihkan perut, kandung kemih, rektum
protokol dan bagian tubuh terbuka lainnya dengan
 Monitor tanda – tanda vital termasuk suhu normal saline yang steril dan dingin
tubuh
 Sediakan mesin anastesia yang bebas dari  Masukkan pipa nasograstrik, pipa rektum
agen yang memicu (proses) anestesi bagi dan kateter urin jika diperlukan
pasien yang berisiko mengalami  Monitor urin output
hipertermia ganas atau menghentikan  Berikan cairan IV yang sesuai untuk
penggunaan mesin anastesia bagi pasien mempertahankan urin output
yang mengalami hipertermia ganas  Inisiasi IV line yang kedua
 Tempatkan matras air dingin di bawah  Bantu insersi tekanan vena sentral dan
pasien yang berisiko mengalami hipertemi arteri
malignan diawal prosesur pembedahan  Hindari penggunaan obat – obatan
 Gunakan anastesi yang tidak memicu termasuk kalsium klorida atau glukonat
hipertermi malignan pada klien yang cardiac glikosid, adrenergik, atropine dan
berisiko (misalnya, opioid, benzodiazepine, ringer laktat
anasiesi local, nitrous oxide, dan barbitute)  Kurangi stimulis lingkungan
 Hindari atau hentikan penggunaan agen  Observasi gejala komplikasi yang
pemicu (misalnya, penggunaan terlambat (mislanya, konsumsi
succinylcholine saja atau terkait dengan koagulapati, gagal ginjal, hipotermi,
agen inhalasi hirup seperti halothane, oedem paru, hiperkalemia, gangguan
enflurane, isoflurance, sevoflurance atau neurologis, nekrosis otot, dan kekambuhan
destrulane) gejala setelah episode perawatan awal)
 Monitor gejala hipertermi malignan  Berikan pendidikan kesehatan kepada klien
(misalnya, hiperkarbia, hipertimi, dan keluarga (diskusikan pencegahan yang
takikardi, takipnea, asidosis metabolik, diperlukan untuk penggunaan anastesi di
sianosis, kulit berbintik, kaku otot, masa yang akan datang, diskusikan metode
berkeringat banyak, dan tekanan darah untuk mempertimbangkan resiko
tidak stabil) hipertermi malignan)
 Hentikan prosedur jika memungkinkan  Rujuk klien dan keluarga pada asosiasi
 Ambil sampel darah dan urin hipertermi Malignan Amerika Serikat/
 Monitor abnormalitas nilai laboratorium Malignant Hyperthermia Association of
(misalnya, peningkatan tingkat end tidal United States
karbon dioksida dengan penurunan saturasi  Rujuk untuk mendapatkan konseling
oksigen, peningkatan kalsium serum, genetik
peningkatan potassium yang tidak bisa  Laporkan kejadian hipertermi malignan
dijelaskan, asidosis metabolik, hematuria kepada pusat hipertermi malignan Amerika
dan myoglobinuria) utara/North American Malignant
Hiperthermia dan layanan telpon Medic
Alert
NIC
Pengaturan Suhu 3900
Definisi : Mencapai atau memelihara suhu tubuh dalam batas normal
Aktivitas-aktivitas :  Diskusikan pentingnya termoregulasi
 Monitor suhu paling tidak 2 jam, sesuai dan kemungkinan efek negatif dari
kebutuhan demam yang berlebihan, sesuai
 Monitor suhu bayi baru lahir sampai stabil kebutuhan
 Pasang alat monitor suhu inti secara  Instruksikan pasien, khusunya pasien
kontinu, sesuai kebutuhan lansia, mengenai tindakan untuk
 Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi, mencegah hipotermia karena paparan
sesuai kebutuhan dingin
 Monitor suhu dan warna kulit  Informasikan pasien mengenai indikasi
 Monitor dan laporkan adanya tanda dan adanya kelelahan akibat panas dan
gejala dari hipotermia dan hipertermia penanganan emergensi yang tepat,
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi sesuai kebutuhan
adekuat  Informasikan mengenai indikasi adanya
 Selimuti bayi segera setelah lahir untuk hipotermia dan penanganan emergensi
mencegah kehilangan panas yang tepat, sesuai kebutuhan
 Selimuti bayi berat badan lahir rendah  Gunakan matras pendingin, selimut yang
dengan selimut berbahan dalam plastik mensirkulasikan air, mandi air hangat,
(misalnya, polythylene, polyurethane) kantong es atau bantalan jel, dan
segera setelah lahir ketika masih tertutup kateterisasi pendingin intravaskular
cairan amnion, sesuai kebutuhan dan untuk menurunkan suhu tubuh, sesuai
protokol institusi kebutuhan
 Berikan topi stockinette untuk mencegah  Sesuaikan suhu lingkungan untuk
kehilangan panas pada bayi baru lahir kebutuhan pasien
 Tempatkan bayi baru lahir di bawah  Berikan medikasi yang tepat untuk
penghangat, jika lebih besar dalam mencegah atau mengkontrol menggigil
inkubator untuk mencegah hilangnya  Berikan pengobatan antipiretik, sesuai
panas kebutuhan
 Pertahankan kelembaban pada 50% atau  Pelihara suhu normal pada pasien yang
lebih besar dalam inkubator untuk baru meninggal yang mendonorkan
mencegah hilangnya panas organ dengan meningkatkan suhu udara
 Sebelum hangatkan (misalnya., selimut) segera; gunakan lampu pengahangat
yang ditempatkan dekat dengan bayi di inframerah, hangatkan udara, atau
inkubator
 Instruksikan pasien bagaimana mencegah selimut air atau pemasangan cairan IV
keluarnya panas dan serangan panas yang dihangtakan, sesuai kebutuhan

2. DIAGOSA KEPERAWATAN :Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh 00002


Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
 Berat badan 20% atau lebih di bawah  Faktor biologis
rentang berat badan ideal  Faktor ekonomi
 Bising usus hiperaktif  Gangguan psikososial
 Cepat kenyang setelah makan  Ketidakmampuan makan
 Diare  Ketidakmampuan mencerna makanan
 Gangguan sensasi rasa  Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
 Kehilangan rambut berlebihan  Kurang asupan makanan
 Kelemahan otot pengunyah
 Kelemahan otot untuk menelan
 Kerapuhan otot untuk menelan
 Kerapuhan kapiler
 Kesalahan informasi
 Kesalahan persepsi
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Kram abdomen
 Kurang informasi
 Kurang minat pada makanan
 Membran mukosa pucat
 Nyeri abdomen
 Penurunan berat badan dengan asupan
makan adekuat
 Penurunan berat badan dengan asupan
makanan adekuat
 Sariawan rongga mulut
 Tonus otot menurun
NOC

Status Nutrisi 1004


Definisi : sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Indikator:
100401 Asupan Gizi
100402 Asupan Makanan
100408 Asupan Cairan
100403 Energi
100405 Rasio berat badan/ tinggi badan
100411 Hidrasi

NOC

Status Nutrisi: Asupan Nutrisi 1009


Definisi : asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan metabolik
Indikator:
100901 Asupan kalori
100902 Asupan protein
100903 Asupan lemak
100904 Asupan karbohidrat
100910 Asupan serat
100905 Asupan vitamin
100906 Asupan mineral
100907 Asupan zat besi
100908 Asupan kalsium
100911 Asupan natrium
NOC

Status Nutrisi Bayi 1020


Definisi : jumlah nutrisi dicerna dan diserap untuk memenuhi kebutuhan metabolisme serta
meningkatkan pertumbuhan bayi
Indikator:
102001 Intake nutrisi
102002 Intake makanan lewat mulut
102003 Intake cairan lewat mulut
102004 Toleransi makanan
102005 Perbandingan berat/ tinggi
102006 Hidrasi
102007 Pertumbuhan
102008 Glukosa darah
102009 Hemoglobin
102010 Kapasitas pengikatan zat besi total
102011 Serum albumin
102012 Intake kalori
102013 Intake protein
102014 Intake lemak
102015 Intake karbohidrat
102016 Intak vitamin
102017 Intake mineral
102018 Intake zat besi
102019 Intake kalsium
102020 Intake sodium
102021 Intake makanan lewat selang
102022 Intak cairan intravena
102023 Intake cairan parenteral

NIC
Manajemen Gangguan Makan 1030
Definisi : pencegahan dan perawatan terhadap pembatasan diet ketat dan olahraga yang berlebihan
atau perilaku memuntahkan makanan dan cairan
Aktivitas-aktivitas:  Berikan dukungan terhadap peningkatan
berat badan dan perilaku yang
 Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
meningkatkan berat badan
untuk mengembangkan rencana
perawatan dengan melibatkan klien dan  Berikan konsekuensi pengulangan
orang – orang terdekat dengan tepat ketika berespon dengan kehilangan berat
 Rundingkan dengan tim dan klien untuk badan, perilaku mengurangi berat badan
mengatur target pencapaian berat badan atau kurang berat badan
jika berat badan klien tidak berada dalam  Beri dukungan (mislanya, terapi
rentang berat badan yang relaksasi, latihan desensitisasi,
direkomendasikan sesuai umur dan kesempatan untuk membicarakan
bentuk tubuh perasaan) sembari klien juga berusaha
 Tentukan pencapaian berat badan harian mengintegrasikan perilaku makan yang
sesuai keinginan baru, perubahan citra tubuh dan
 Rundingkan dengan ahli gizi dalam perubahan gaya hidup
menentukan asupan kalori harian yang  Dukung klien dalam menggunakan buku
diperlukan untuk mempertahankan berat harian untuk mendokumentasikan
badan yang sudah ditentukan perasaan disela – sela keinginan yang
 Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang memaksa klien untuk memuntahkan
baik dengan klien (dan orang terdekat makanan dan latihan berlebihan
klien dengan tepat)  Batasi aktifitas fisik sesuai kebutuhan
 Dorong klien untuk mendiskusikan untuk meningkatkan berat badan
makanan yang disukai bersama dengan  Sediakan program latihan di bawhan
ahli gizi observasi jika diperlukan
 Kembangkan hubungan yang mendukung  Beri kesempatan untuk membatasi
dengan klien pilihan makanan dan latihan untuk
 Monitor tanda – tanda fisiologis (tanda – meningkatkan berat badan sebagaimana
tanda vital, elektrolit), jika diperlukan berat badan meningkat sesuai sikap yang
 Timbang berat badan klien secara secara diinginkan
rutin (pada hari yang sama dan setelah  Bantu klien (dan orang – orang terdekat
BAB/BAK) klien dengan tepat) untuk mengkaji dan
 Monitor intake/asupan dan asupan cairan memecahkan masalah personal yang
secara tepat berkontribusi terhadap [terjadinya]
 Monitor asupan kalori makanan harian gangguan makan
 Dorong klien untuk memonitor sendiri  Bantu klien untuk mengembangkan
asupan makanan harian dan menimbang harga diri yang sesuai dengan berat
berat badan secara tepat badan yang sehat
 Bangun harapan terkait dengan perilaku  Rundingkan dengan tim kesehatan
makan yang baik, intake/asupan makanan/ lainnya setiap hari terkait perkembangan
cairan dan jumlah aktivitas fisik klien
 Gunakan kontrak dalam berperilaku  Inisiasi fase mempertahankan perawatan
dengan klien untuk mendapatkan klien ketika klien sudah mencapai berat
perolehan berat badan yang diinginkan badan sesuai target dan secara konsisten
ataupun mempertahankan perilaku menunjukkan perilaku makan yang
 Batasi makanan sesuai dengan jadwal, diinginkan sesuai periode waktu tertentu
makanan pembuka dan makanan ringan  Monitor berat badan klien sesuai secara
 Observasi klien selama dan setelah rutin
pemberian makan/ makanan ringan untuk  Pertimbangkan variasi berat bdan yang
meyakinkan bahwa intake/asupan dapat diterima sesuai target
makanan yang cukup tercapai dan  Beri tanggung jawab terkait dengan
dipertahankan pilihan – pilihan makanan dan aktivitas
 Temani klien ke kamar mandi selama fisik dengan klien dengan cara yang
observasi pemberian makanan/makanan tepat
ringan  Berikan dukungan dan arahan jika
 Batasi waktu klien dikamar mandi selama diperlukan
waktu klien tidak dalam observasi  Bentu klien untuk mengevaluasi
 Monitor perilaku klien yang berhubungan kesesuaian/ konsekuensi pilihan
dengan pola makan, penambahan dan makanan dan aktivitas fisik
kehilangan berat badan  Dudukan kembali protokol penambahan
 Gunakan teknik modifikasi perilaku yang berat badan jika klien tak mampu
berkontribusi terhadap penambahan berat mempertahankan penambahan berat
badan dan batasi perilaku yang badan
mengurangi berat badan, dengan tepat  Bangun program perawatan dan follow
up (medis, konseling) untuk menajemen
di rumah

NIC
Manajemen Nutrisi 1100
Definisi : menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi yang seimbang
Aktivitas-aktivitas :  Anjurkan pasien untuk duduk pada
 Tentukan status gizi pasien dan posisi tegak di kursi, jika
kemampuan (pasien) untuk memenuhi memungkinkan
kebutuhan gizi  Pastikan makanan disajikan dengan cara
 Identifikasi (adanya) alergi atau yang menarik dan pada suhu yang paling
intoleransi makanan yang dimiliki pasien cocok untuk konsumsi secara optimal
 Tentukan apa yang menjadi prefensi  Anjurkan keluarga untuk membawa
makanan bagi pasien makanan favorit pasien sementara
 Instruksikan pasien mengenai kebutuhan (pasien) berada di rumah sakit atau
nutrisi (yaitu: membahas pedoman diet fasilitas perawatan, yang sesuai
dan piramida makanan)  Bantu pasien membuka kemasan
 Bantu pasien dalam menentukan pedoman makanan, memotong makanan, dan
atau piramida makanan yang paling cocok makan, jika diperlukan
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan  Anjurkan pasien mengenai modifikasi
prefensi (misalnya, piramida makanan diet yang diperlukan (misalnya, NPO,
vegetarian, piramida panduan makanan, cairan bening, cairan penuh, lembut atau
dan piramida makanan untuk lanjut usia diet sesuai toleransi)
lebih dari 70)  Anjurkan pasien terkait dengan
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi kebutuhan diet untuk kondisi sakit (
yang dibutuhkan untuk memenuhi yaitu: untuk pasien dengan penyakit
persyaratan gizi ginjal, pembatasan natrium, kalium,
 Berikan pilihan makanan sambil protein, dan cairan)
menawarkan bimbingan terhadap pilihan  Anjurkan pasien terkait dengan
(makanan) yang lebih sehat, jika kebutuhan makanan tertentu
diperlukan berdasarkan perkembangan atau usia
 Atur diet yang diperlukan (yaitu: (misalnya, peningkatan kalsium, protein,
menyediakan makanan protein tinggi, cairan, dan kalori untuk wanita
menyarankan menggunakan bumbu dan menyusui, peningatan asupan serat
rempah – rempah sebagai alternatif untuk untuk mencegah konstipasi pada orang
garam, menyediakan pengganti gula, dewasa yang lebih tua)
menambah atau mengurangi kalori,  Tawarkan makanan ringan yang padat
menambah atau mengurangi vitamin, gizi
mineral, atau suplemen)  Pastikan diet mencakup makanan tinggi
 Ciptakan lingkungan yang optimal pada kandungan serat untuk mencegah
saat mengkonsumsi makan (misalnya, konstipasi
bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari  Monitor kalori dan asupan makanan
bau yang menyengat)  Monitor kecenderungan terjadinya
 Lakukan atau bantu pasien terkait dengan penurunan dan kenaikan berat badan
perawatan mulut sebelum makan  Anjurkan pasien untuk memantau kalori
 Pastikan pasien menggunakan gigi palsu dan intake makanan (misalnya., nuku
yang pas, dengan cara yang tepat harian makanan)
 Beri obat – obatan sebelum makan  Dorong untuk (melakukan) bagaimana
(misalnya, penghilang rasa sakit, cara menyiapkan makanan (dengan)
antiemetik) jika diperlukan aman dan teknik teknik pengawetan
 Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi makanan
tegak di kursi, jika memungkinkan  Bantu pasien untuk mengakses program
 Pastikan makanan disajikan dengan cara – program gizi komunitas (misalnya.,
yang menarik dan pada suhu yang paling perempuan, bayi, dan anak, kupan
cocok untuk konsumsi secara optimal makanan, dan makanan yang di antar ke
rumah)
 Berikan arahan, bila diperlukan

NIC
Bantu peningkatan berat badan 1240
Definisi : memfasilitasi peningkatan berat badan
Aktivitas-aktivitas :  Ciptakan lingkungan yang
 Jika diperlukan lakukan pemeriksaan menyenangkan dan menenangkan
diagnostik untuk mengetahui penyebab  Sajikan makanan dengan menarik
penurunan berat badan  Diskusikan dengan pasien dan keluarga
 Timbang pasien pada jam yang sama faktor bahwa faktor sosial ekonomi
setiap hari mempengaruhi nutrisi yang tidak
 Diskusikan kemungkinan penyebab berat adekuat
badan berkurang  Diskusikan dengan pasien dan keluarga
 Monitor mual muntah mengenai persepsi atau faktor
 Kaji penyebab mual muntah dan tangani penghambat kemampuan atau keinginan
dengan tepat untuk makan
 Berikan obat – obatan untuk meredakan  Rujuk pada lembaga di komunitas yang
mual dan nyeri sebelum makan dapat membantu dalam memenuhi
 Monitor asupan kalori setiap hari makanan
 Monitor nilai albumin, limosit, dan nilai  Ajarkan pasien dan keluarga
elektrolit merencanakan makan
 Dukung peningkatan asupan kalori  Kenali apakah penurunan berat badan
 Instruksikan cara meningkatkan asupan yang dialami pasien merupakan tanda
kalori penyakit terminal (misalnya, kanker)
 Sediakan variasi makanan yang tinggi  Intruksikan pasien dan keluarga
kalori dan bernutrisi tinggi mengenai target yang realistis terkait
 Kaji makanan kesukaan pasien, baik itu penyakit dan peningkatan berat
kesukaan pribadi atau yang dianjurkan badannya
budaya dan agamanya  Kaji makanan kesukaan pasien, bumbu
 Lakukan perawatan mulut sebelum makan kesukaan, apakah pasien suka makanan
 Berikan istirakat yang cukup yang hangat atau dingin
 Yakinkan bahwa pasien duduk sebelum  Sediakan suplemen makanan yang
atau disuapi makan diperlukan
 Bantu pasien untuk makan atau suapi  Ciptakan suasana sosial yang tepat untuk
pasien makan
 Berikan makanan yang sesuai dengan  Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana
intruksi dokter untuk pasien., diet umum, cara membeli makanan murah tetapi
tekstur lembut, memblender atau bergizi tinggi
menghaluskan makanan melalui selang  Berikan hadiah jika pasien mengalami
NGT atau PEG, atau memberikan kenaikan berat badan
makanan total pareteral  Gambarkan dalam grafik kenaikan berat
badan pasien dan buat rencana yang
sesuai
 Dorong kehadiran pasien dalam
komunitas pendukung
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia

Moorhead. 2016. Nursimg Outcome Classification (NOC). Yogyakarta: Mocomedia

S-ar putea să vă placă și