Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PAGES
Home
Privacy Policy
About
Contact
TAG
POPULAR POSTS
Askep Hipertensi
Askep TBC
Askep Gastritis
Askep COPD
Askep BPH
https://lh5.google
Articles of Nursing
https://lh6.google
NANDA LIST
List of Various Skin Diseases
https://lh3.google
https://lh3.google
Nursing Interventions
https://lh3.google
https://lh5.google
Nurses Nanda
https://lh4.google
https://lh3.google
NCP NANDA
https://lh4.google
NCP Blog
https://lh3.google
https://lh4.google
Nanda Diagnosis
https://lh5.google
https://lh5.google
Nursing Assessment
https://lh6.google
All Nurses
https://lh4.google
Nursing Interventions
https://lh5.google
https://lh6.google
Nanda Books
Search This Blog
Search
ASTHMA BRONKHIALE
A. Pengertian
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang
Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
2. Faktor presipitasi
Alergen
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Perubahan cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin
merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti:
musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
Stress.
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma
yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum
Lingkungan kerja.
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia
bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat.
Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera
C. Klasifikasi Asthma
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk
bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus
spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik.
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak
diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang
menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asthma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
D. Patofisiologi
Asthma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas.
Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi
yang timbul pada asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan
antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup
alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah
terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya
histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos
Pada asthma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena
bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal
yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat
melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada sebagian penderita
disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,
sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan
menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa
1. Tingkat I :
Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.
2. Tingkat II :
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
3. Tingkat III :
Tanpa keluhan.
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.
4. Tingkat IV :
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
5. Tingkat V :
Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator
Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul
gejala seperti : Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan sputum
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang
Pemeriksaan darah.
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari
serangan.
2. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
4. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan
Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle branch block).
Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST
negative.
5. Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak
6. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis
asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan
sesudah
pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asthma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari
20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai
berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi.
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan farmakologik :
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI
(Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau
cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel
2. Santin (teofilin)
Nama obat :
Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara
saling memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan
langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah
makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga
dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena
sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita
asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari.
Memberikan penyuluhan.
Pemberian cairan.
Fisiotherapy.
A. Pengkajian
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
2. Aktivitas
Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
4. Sirkulasi
5. Integritas ego
Ansietas
Ketakutan
Peka rangsangan
Gelisah
6. Asupan nutrisi
7. Hubungan sosal
8. Seksualitas
Penurunan libido.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 :
Kriteria Hasil :
Sesak berkurang
Batuk berkurang
Wheezing berkurang/hilang
Intervensi :
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : mengi, erekeis, ronkhi.
R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi
R/ Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya
proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.
Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki
upaya batuk.
R/ batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan.
Diagnosa Keperawatan 2 :
Kriteria Hasil :
Batuk berkurang
Intervensi :
Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot
dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.
R/ Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya
bernafas.
Kolaborasi
R/ Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan
Diagnosa Keperawatan 3 :
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
R/ Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan keperawatan.
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, K. (1990) "Asma Bronchiale", dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) "Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah", Jakarta : AGC.
Crompton, G. (1980) "Diagnosis and Management of Respiratory Disease", Blacwell Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan Keperawatan”, Jakarta :
EGC.
Guyton & Hall (1997) "Buku Ajar Fisiologi Kedokteran", Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) "Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik", Volume 1, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) "Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit", Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) "Keperawatan Medikal Bedah", Buku Satu, Jakarta :
Salemba Medika.
Askep Dalam
Askep Hipokalemia
Askep COPD
Askep Hipertensi
Askep Gastritis
Askep TBC
Askep Hepatitis
Askep AMI
Askep Abortus
Askep Appendiksitis
Askep Aterosklerosis
Askep Atrial Septal Defect
Askep BPH
Askep CHF
Askep COPD
Askep DM
Askep Delirium
Askep Gastritis
Askep Hemoroid
Askep Hepatitis
Askep Hipertensi
Askep Katarak
Askep Meningitis
Askep Sepsis
Askep TB Paru
Askep Vertigo
Askep Waham
BLOG ARCHIVE
► 2015 (11)
o ► March (1)
o ► February (2)
o ► January (8)
► 2014 (20)
o ► December (18)
o ► September (2)
► 2013 (4)
o ► April (4)
► 2012 (3)
o ► June (2)
o ► May (1)
► 2011 (13)
o ► December (3)
o ► April (3)
o ► March (6)
o ► January (1)
► 2010 (21)
o ► November (1)
o ► October (1)
o ► September (4)
o ► August (2)
o ► June (2)
o ► April (8)
o ► February (2)
o ► January (1)
▼ 2009 (62)
o ► December (1)
o ► October (7)
o ► September (2)
o ▼ August (25)
Askep Gagal Ginjal Kronik
Askep Meningitis
Askep COPD
Askep Hipertensi
Askep Abortus
Askep Appendiksitis
Askep Hemoroid
Askep BPH
Askep Gastritis
Askep Vertigo
Askep TBC
o ► July (13)
o ► June (14)
NANDA Nursing
NCP NANDA
Decreased Cardiac Output and Ineffective Cerebral Tissue Perfusion related to Syncope
Imbalanced Nutrition: Less Than Body Requirements related to Low Birth Weight
Activity Intolerance
Acute Pain
Chronic Pain
Hyperthermia
Islam
Kitab
Pengetahuan Islam
Pemikiran Islam
Fiqih Shalat
Kesehatan
Diet Sehat
Anjuran Makanan
Penyebab Penyakit
Karya Tulis
Puisi
ESAI
Cerpen
Materi Kuliah
Makalah
Askep
Organisasi
Matkul
Lainnya
Kuliner
Trik Blog
Motivasi
Musik
Menu 5
Menu 6
Top of Form
Cari artikel. ?
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
Tags
askep
Definisi
Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan
saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat
maupun dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma adalah suatu penyakit jalan nafas
obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif
terhadap stimulus tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi.
Epidemiologi
Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak
menular berbasis rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa
jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870 orang, dan
berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di Sulawesi selatan pada tahun
2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 654 orang sedangkan pada tahun
2009 sebanyak 746 orang (Lindawati, 2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian rekam
medik, Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma bronchial pada
tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan yaitu sebanyak
121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 138 penderita.
Penyebab
Etiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronchial:
Faktor predisposisi
Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun
belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah
terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.
Faktor presipitasi
Alergen
Contohnya : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.
Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberta serangan asma yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala asma
juga belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Lingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Aktifitas Fisik
Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma selama
atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan istirahat,
penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak melalui hidung, udara itu
dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut,
nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat
menyebabkan otot yang peka di sekitar saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara
menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah
gejalagejala asma (Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas
menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).
Kerusakan epitel
Salah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen, mediator inflamasi serta
mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom.
Mekanisme neurologis
Gangguan instrinsik
Otot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga berperan dalam
HSN.
Meskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono, Slamet.
2002: 22).
Jalan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok pasif, sekresi yang tertahan, dan sekresi di
bronkus.
Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian
penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat
didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk
tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik
yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).
Tanda dan gejala yang ditemukan pada anak dengan asma bronchial adalah:
Sesaknapas/dispnea.
Nyeri dada.
Adanya suara nafas mengi (wheezing), yang bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari dan
memburuk pada malam hari.
Barrel chest
Sianosis
Gangguan kesadaran
Takikardi
Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh spasme
atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan
hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan
kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang
timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar
dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan
erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E
orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan
menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis
yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot
polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Diameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena
bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan
eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini
bisa menyebabkan barrel chest.
Clinical Pathway
Bronkospasme
Sekresi mucus
Inflamasi
Edema mukosa
Serangan paroksimal
Intoleransi Aktifitas
Alveoli tertutup
Hipoksemia
Anoreksia
Faktor Ekstrinsik
Infeksi kuman
Infeksi sal.nafas
Faktor Intrinsik
Pemeriksaan Diagnostik
Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik dan
untuk mengetahui gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk
menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi
respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada pasien
yang sudah normal atau mendekati normal.
Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus. Uji provokasi
bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau lebih.
Pemeriksaan kulit
Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis
respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut:
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
atau asidosis.
Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu
infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan
menurun pada waktu bebas dari serangan.
Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada
bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang merupakan cast cell (sel
cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium
Aspergillus fumigatus.
Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu
dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.
Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan
untuk mengetahui adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma
seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002)
Penatalaksanaan Medis
· Memberikan penyuluhan
· Pemberian cairan
· Fisiotherapy
Pengobatan farmakologik :
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan.
Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec,
brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat
halus ) untuk selanjutnya dihirup.
Santin (teofilin)
Nama obat :
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : Bentuk
suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan
langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya
sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung
sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara
pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu
hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah
untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat
anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua
kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L. kee, 1994 ;
Karnen baratawijaja, 1994 )
Penatalaksanaan Keperawatan
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus
Ny. H usia 29 tahun,agama islam, suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat tinggal Jl.
Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit karena
keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
Hasil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna
putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer). Klien
terlihat cemas. Klien mengaku tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan mempunyai riwayat asma
sejak kecil dan klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki riwayat
asma, yaitu ibunya.
Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+), taktil
fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar wheezing, resonan pada perkusi
dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil: tingkat
kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 130/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR = 76x/menit,
suhu = 37o C.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit = 17.000/mm3, trombosit
260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan terapi: IVFD RL 20 tts/i, Pulmicort, Ventolin,
Bisolvon dan O2 dengan nasal kanul 2 L. Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax,
didapatkan hasil paru dalam batas normal.
Pengkajian
Ruang : Alamanda
No. Register : –
Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Penanggung jawab :
Nama : Tn. J
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Swasta
Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir menderita
sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.
Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS Paru
Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani
pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat
debu dan mencium bau yang menyengat.
Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.
Intake makanan :
Intake cairan :
Sebelum sakit :
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah V
Ambulasi / rom V
Ket :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oranglain
Selama sakit :
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah V
Ambulasi / rom V
Ket :
= mandiri
= alat bantu
= dibantu oranglain
Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya dapat
mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan asma
berulang akan semakin tinggi.
Klien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Nadi :76x/menit
Suhu : 37o C
Kepala
Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya
langsung +/+
Thorax
Paru
– Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)
Jantung
Abdomen
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Inferior : Oedem(-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Hb = 15,5 gr%
Leukosit = 17.000/mm3
Trombosit 260.000/mm3
Ht = 47vol%
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat
bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan
disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch
block).
Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya
depresi segmen ST negative.
Problem List
03 Maret
1 DS:
2015
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
3. 03 Maret 2015
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang
telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
2. Intake makanan :
3. Intake cairan :
a. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
DO:
1. Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia à deficit
cairan dan nutrisi
DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
TTV: RR = 36x/menit
Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme) ditandai dengan
DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
TTV: RR = 36x/menit
DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah
dirasakan selama 1 minggu terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
DS:
Intake makanan :
Intake cairan :
DO:
Perencanaan
No
No Tanggal Jam
Dx Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Hasil
03 Maret 15.00
1).
2015 WIB
I. Menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 2×24 jam,
yang ditandai oleh:
d. Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti warna, karakter,
jumlah, dan bau:
d. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam jalan
nafas.
e. Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami
spasme sehingga lebih cepat berdilatasi
f. Mencegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasien
2). 03 Maret 201519.00 WIBIIPertukaran gas adekuat setelah dilakukan perawatan selama 2×24
jam dengan
Kriteria hasil:
1. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD dalam
batas normal (pH = 7,35 – 7,45; PaO2 = 80 – 100 mmhg; PaCO2 =38 – 45 mmhg)
2. RR 16-20 x/menit
3. Sianosis (-)
4. Dispnea (-)
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c. Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
d. Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
e. Keluarga adalah orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih banyak
mengenai kondisi klien
III. Setelah dilakukan perawatana selama 2×24 jam, pasien dapan menoleransi aktivitas yang biasa
dilakukan ditandai dengan.
1. Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan tidak
adanya dyspnea dan kelemahan yang berlebihan.
3. Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala. Evaluasi respon pasien terhadap
aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital
selama dan setelah aktivitas.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong
penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan aktivitas
dan istirahat
d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama
fase penyembuhan
c. menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium normalb.
a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah
c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
c. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
d. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet
Implementation
No Dx I
c. Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
c. Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur
No Dx II
a. Mengkaji frekuensi,
03 Maret 19.00 kedalaman pernapasan. Catat
1.
2015 WIB penggunaan otot aksesori,
nafas bibir
b. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan olebih tinggi
No Dx III
b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
a. TD=110/70
S = 36,8 C
N =98x/menit
b. pasien beristirahat
No Dx IV
c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Pasien terlihat lebih baik
Evaluasi/SOAPIE
1. 05 Maret 2015
15.00 WIB
P = Terapi lanjutkan
19.00 WIB
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)
P = Terapi dilanjutkan
07.00 WIB
14.00 WIB
S = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
Top of Form
Bottom of Form
PERTEMUAN I
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
ü Kondisi pasien :
3. RR: 36x/menit
Intervensi :
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Afif , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu boleh
tahu nama mbak siapa?
Evaluasi
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase Kerja
1. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.
2. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit
3. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan
bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk
meninggikan bagian kepala mbak
4. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
1. Evaluasi
ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
2. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali
3. Kontrak
Nanti Siang ada teman saya yang akan memeriksa kondisi mbak selanjutnya, terimakasih atas
waktunya ya mbak
PERTEMUAN II
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Afif
Ø Kondisi pasien :
DS: 1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
TTV:
RR : 36x/mnt
Suhu : 37o C
TD : 130/70 mmHg
N : 80x/mnt
v Intervensi :
· Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
· Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
· Observasi TTV
· Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
Persiapan Alat :
- Selang oksigen
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
1. Salam terapeutik
Perkenalkan nama saya Nila, saya adalah salahsatu mahasiswa yang praktek disini, siang ini
saya akan merawat mbak dari pukul 12.00-17.00. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?
2. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di keluhkan saat ini ? Apakah sudah baikan
setelah saya priksa?
3. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?
1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa frekuensi, kedalaman pernafasan, coba
mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian
hembuskan.
2. Mari mbak saya bantu untuk mengatur posisi kepala mbak, dengan meninggikan kepala tempat
tidur, ini dilakukan agar mbak posisinya nyaman dan mudah bernafas.
3. Sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 130/70mmHg, suhu mbak 37o C perjnafasan mbak 36x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
5. Kemudian saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan
mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak
mengalami stress atau kelelahan untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak dalam melakukan
aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak
ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak
keluarga juga membantu.
IV. Terminasi
4. Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?
5. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya Putri yang akan mengecek TTV atau tanda-
tanda vital mbak selanjutnya.
6. Kontrak
Baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehatan. untuk malam hari nanti mbak akan bertemu
dengan suster Putri yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga
cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN III
- Pasien : Afif
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
ü Kondisi pasien :
3. Pemeriksaan fisik
Intervensi :
1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas, catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau
kelelahan & perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas.
2. Observasi TTV
1. Persiapan Alat :
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi
3. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?
1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada pernafasan mbak coba mbak
menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian hembuskan
2. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,5'C, pernafasan mbak 18x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
3. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan
mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak
mengalami stress untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan
aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak
Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong
pihak keluarga juga membantu.
IV. Terminasi
Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?
V. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama Agustin yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.
VI. Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Erika yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN IV
ü Role Play :
- Perawat : Agustin
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
DS:
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
DO:
Intervensi :
a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah
c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien
kecuali kontraindikasi
d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Berguna dalam mendefinisikan
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
f. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
g. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet
1. Persiapan Alat :
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
I. Fase Orientasi
4. Salam terapeutik
Selamat malam mbak ?
Perkenalkan nama saya Agustin, saya salah mahasiswa praktek disini pada shift pagi. Kalau saya
boleh tahu, nama mbak siapa ?
5. Evaluasi
6. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?
4. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada mata mbak coba mbak
membuka dan menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tolong jawap pertannyaan saya
siapa nama lengkap mbak ?, dan sekarang tolong tangan mbak di gerakkan ke atas ya mbak.
5. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,’C, pernafasan mbak 25x/menit, dan nadi mbak 80x/menit.
6. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi
kesembuhan mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. untuk
keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan aktifitas , misalnya jika ingin
ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak Erika ingin mandi sebaiknya
dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga
membantu.
1. Terminasi
1. Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?
2. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama perawat Falah yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.
PERTEMUAN V
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
ü Kondisi pasien :
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktifitas.
3. RR: 36x/menit
Intervensi :
1. Stetoscope
2. Jam detik
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Falah , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu
boleh tahu nama mbak siapa?
Evaluasi
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase Kerja
2. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.
3. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit
4. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan
bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk
meninggikan bagian kepala mbak
5. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
3. Evaluasi
ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
4. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali
5. Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Falah yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN VI
I. Fase Pra-Orientasi
- Pasien : Putri
- Narrator : Afif
- Keluarga : Nila
Ø Kondisi pasien :
DS : Px mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah
dirasakan selama 1 minggu.Keluhan ini terjadi saat klien,sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan
semakin meningkat ketika beraktivitas
DO : Px tampak cemas
Ø Intervensi :
- Ajak keluarga berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
-Tensi meter
-Thermometer
- Jam detik
- obat-obatan
- buku catatan
1) Salam Terapeutik
Selamat siang mbak , saya Ilmi Mahasiswa Bina Sehat PPNI yang praktek dirumah sakit ini , kebetulan
saya shift pada siang hari ini, mohon maaf sebelumnya nama mbak siapa?
2) Evaluasi
Bagaimana Mbak keadaannya sekarang ? Apa yang ibu rasakan saat ini mbak?
3) Kontrak
Baiklah, Mbak. Siang ini saya akan melakukan observasi TTV selama 10 menit, apa mbak bersedia?
a. Baik mbak disini saya akan memeriksa TTV dan frekuensi pernafasan mbak, bisakah mbak
membuka sedikit baju mbak? Agar saya bisa memeriksa keadaan mbak dengan baik
b. Permisi mbak, mari saya bantu untuk memilih posisi yang mudah dalam mbak mengambil
pernafasan.
c. Setelah itu saya akan berkolaborasi pemberian obat kepada dokter untuk memudahkan mbak
dalam pernafasan
d. Untuk keluarga mbak bila mana mbak mengalami asma lagi bapak atau ibu bisa memencet
tombol untuk memanggil perawat
a. Fase Terminasi
1) Evaluasi
O : Coba mbak sebutkan sedikit apa yang saya anjurkan tadi kepada mbak
3) Kontrak
Nanti malam rekan saya akan melihat keadaan mbak lagi untuk melihat kemajuan kondisi mbak
Keyword :
askep asma bronkial, askep asma bronkial pdf, askep asma bronkial pada anak pdf, askep asma
bronkial lengkap, askep asma bronkial nanda nic noc, askep asma bronkial pada anak, askep asma
bronkial pada dewasa, askep asma bronkial di ruang igd, askep asma bronkial pada orang dewasa,
askep asma bronkial pada lansia, askep asma bronkial pada bayi, latar belakang askep asma bronkial,
contoh pengkajian askep asma bronkial, contoh askep asma bronkial, contoh askep asma bronkial
pada anak, contoh makalah askep asma bronkial, contoh kasus askep asma bronkial pada anak,
contoh kasus askep asma bronkial, catatan perkembangan askep asma bronkial, askep asma bronkial
doc, askep asma bronkial di igd, askep asma bronkial di ruang ugd, askep asma bronchial.doc, askep
asma bronchial di igd, askep asma bronkial menurut doenges, askep dengan asma bronkial, evaluasi
askep asma bronkial, askep gadar asma bronkial, askep gerontik asma bronkial, askep gawat darurat
asma bronkial, askep gerontik dengan asma bronkial, askep anak dengan gangguan asma bronkial,
askep gawat darurat asma bronkial pdf, askep asma bronkial pada ibu hamil, askep ibu hamil dengan
asma bronkial, askep asma bronkial igd, askep asma bronkial intoleransi aktivitas, implementasi
askep asma bronkial, pathway asma bronkial pada ibu hamil, jurnal askep asma bronkial askep kasus
asma bronkial askep keluarga asma bronkial konsep askep asma bronkial askep kegawatdaruratan
asma bronkial askep kgd asma bronkial kti askep asma bronkial askep kmb asma bronkial askep
keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan asma bronkial lengkap asuhan keperawatan asma
bronkial pada lansia lp askep asma bronkial lp dan askep asma bronkial laporan pendahuluan askep
asma bronkial laporan kasus askep asma bronkial laporan pendahuluan dan askep asma bronkial
askep lengkap pada pasien asma bronkial askep asma bronkial menurut nanda askep asma bronkial
menurut nanda nic noc askep asma bronkial menurut nic noc asuhan keperawatan asma bronkial
menurut nanda nic noc pengertian asma bronkial menurut para ahli pengertian asma bronkial
menurut who pengertian asma bronchial menurut para ahli makalah askep asma bronkial makalah
askep asma bronkial pada anak askep asma bronkial nic noc askep asma bronkial nic noc pdf askep
asma bronchial nic noc askep asma bronkhial nic noc askep asma bronkial pada ny askep asma
bronkial pada tn askep asma bronkial ppt resume askep asma bronkial askep asma bronkial scribd
patofisiologi asma bronkial scribd pathway asma bronkial scribd askep asma bronkial terbaru askep
teoritis asma bronkial askep tentang asma bronkial askep teori asma bronkial pertanyaan tentang
askep asma bronkial askep tentang penyakit asma bronkial askep asma bronkial di ugd www.askep
asma bronkial asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma asuhan
keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan asma pdf asuhan keperawatan asma bronkial
nanda nic noc asuhan keperawatan asma bronchial pada anak asuhan keperawatan asma bronkial
pada anak asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma pada lansia asuhan
keperawatan asmatikus asuhan keperawatan asma nanda nic noc asuhan keperawatan asma
bronkial anak asuhan keperawatan asma attack asuhan keperawatan asma akut asuhan
keperawatan asma anak asuhan keperawatan asma pada anak pdf diagnosa keperawatan asma pada
anak asuhan keperawatan asma bronkhial pada anak contoh asuhan keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial pdf asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia asuhan
keperawatan asma bronkitis contoh asuhan keperawatan asma contoh asuhan keperawatan asma
bronkial contoh kasus asuhan keperawatan asma contoh kasus asuhan keperawatan asma bronkial
contoh asuhan keperawatan penyakit asma contoh asuhan keperawatan tentang asma contoh
asuhan keperawatan pada asma contoh asuhan keperawatan pasien asma contoh asuhan
keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan dengan asma asuhan keperawatan dengan asma
bronkial asuhan keperawatan dengan asma bronchial diagnosa keperawatan dengan asma asuhan
keperawatan keluarga dengan asma asuhan keperawatan gawat darurat asma asuhan keperawatan
keluarga dengan asma bronkial asuhan keperawatan keluarga dengan asma pdf asuhan keperawatan
gawat darurat asma bronkial asuhan keperawatan anak dengan asma evaluasi asuhan keperawatan
asma format asuhan keperawatan asma format pengkajian asuhan keperawatan asma asuhan
keperawatan gadar asma asuhan keperawatan gerontik asma asuhan keperawatan gerontik dengan
asma asuhan keperawatan gerontik dengan asma bronkial asuhan keperawatan gawat darurat asma
bronchial asuhan keperawatan gerontik pada pasien asma asuhan keperawatan asma pada ibu hamil
asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma bronkial
jurnal asuhan keperawatan asma jurnal asuhan keperawatan asma pdf jurnal asuhan keperawatan
asma bronkial asuhan keperawatan asma kardial rencana asuhan keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan pada kasus asma bronchial asuhan keperawatan keluarga dengan kasus asma
asuhan keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan kasus asma asuhan keperawatan
kegawatdaruratan asma asuhan keperawatan komunitas asma diagnosa keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan asma pada keluarga asuhan keperawatan asma lengkap asuhan keperawatan
asma bronkial lengkap diagnosa keperawatan asma pada lansia laporan asuhan keperawatan asma
contoh asuhan keperawatan pada pasien asma lengkap laporan pendahuluan asuhan keperawatan
asma laporan pendahuluan asuhan keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan pada lansia
dengan asma asuhan keperawatan asma menurut nanda diagnosa keperawatan asma menurut
nanda asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc makalah asuhan keperawatan
asma makalah asuhan keperawatan asma bronkial makalah asuhan keperawatan asma pada anak
makalah asuhan keperawatan asma bronchiale makalah asuhan keperawatan asma pdf makalah
asuhan keperawatan penyakit asma makalah asuhan keperawatan tentang asma asuhan
keperawatan asma nic noc diagnosa keperawatan nanda asma asuhan keperawatan asma pada
orang dewasa asuhan keperawatan asma pada anak asuhan keperawatan asma ppt asuhan
keperawatan asma pada bayi asuhan keperawatan penyakit asma asuhan keperawatan pada asma
rencana asuhan keperawatan asma rencana asuhan keperawatan asma bronkial standar asuhan
keperawatan asma standar asuhan keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan tentang asma
asuhan keperawatan tentang asma bronkial asuhan keperawatan teoritis asma bronkial diagnosa
keperawatan tentang asma asuhan keperawatan tentang penyakit asma diagnosa keperawatan
untuk asma Obat Hernia Cara Mengobati Buah Zakar Besar Sebelah CaraMengobatiHerniapadaBayi
Obat Hidrokel Obat Herbal Hernia Obat Turun Berok Obat Hernia Bayi Obat Hernia Anak Obat
Hidrokel Anak Cara Menyembuhkan Hidrokel Baja Ringan Tangerang Penjual Baja Ringan di
Tangerang Mengenali penyebab Jantung bengkak Agar Cepat terindex Google Do’a Ulang Tahun
Terlengkap Apa Hukum Cadar Menurut 4 Madzhab.?
Google Facebook Twitter
Top of Form
Bottom of Form
Artikel Terkait
ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITISIngat, Makalah yang kami share hanya sebagai bentuk referens
Asuhan Keperawatan Anemia Pernisioasa (ASKEP)Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
AT Management
Post a Comment
Youtube
RSS
Google+
Follow by Email
Top of Form
Submit
AntonTasik en_US
Bottom of Form
Labels
About
Anjuran Makanan
Aplikasi
askep
Bahasa Arab
Cerpen
Diet Sehat
ESAI
Fiqih Shalat
Gusmus
Islam
Karya Tulis
Kesehatan
Kitab
Kuliner
Kyai
Makalah
Materi Kuliah
Matkul
Motivasi
Musik
Olahraga
Organisasi
Pemikiran Islam
Pengetahuan Islam
Penyebab Penyakit
Produk
Puisi
Resep Makanan
Tas Terbaru
Teknologi
Trik Blog
Video
Popular Posts
60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes)
60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes) Berikut Ini adalah 60 Kata-Kata Mutiara
dari KH. Musthofa Bisri atau Gusmu...
Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF
Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF Selamat Datang kembali di A ntonTasik Pada
kesempatan kali ini saya akan men-Sh...
Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari
Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari Untuk Mendowload, Ikuti Tautan
Dibawah Ini DOWNLOAD L...
Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i
Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i Download di Tautan Ini Keyword : download terjemahan
kitab ar risalah pdf har...
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP) Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi ...
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS
ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGAN HIV-AIDS Artikel ini hanya untuk menjadi Referensi. Untuk
pengetahuan yang lebih luas, maka cari...
Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju
Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju Setiap generasi pasti ada Zaman nya dan setiap Zaman
pasti ada generasinya. Begitu pun d...
Makalah Pendapatan Nasional | Download
Makalah Pendapatan Nasional Download Filenya Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari...
(CERPEN) Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman
Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman Oleh : Anton Abdul Basir Sebetulnya tulisan ini
tidak bisa dikatakan sebagai...
9 Cabang Ilmu Hadits
9 Cabang Ilmu Hadits a. Ilmu Rijal al-Hadis Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari
sahabat, dari tabi`in, mupu...
Pages
Home
Followers
Belanja Sekarang
60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes) Berikut Ini adalah 60 Kata-Kata Mutiara
dari KH. Musthofa Bisri atau Gusmu...
Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF Selamat Datang kembali di A ntonTasik Pada
kesempatan kali ini saya akan men-Sh...
Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari Untuk Mendowload, Ikuti Tautan
Dibawah Ini DOWNLOAD L...
Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i Download di Tautan Ini Keyword : download terjemahan
kitab ar risalah pdf har...
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP) Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi ...
ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGAN HIV-AIDS Artikel ini hanya untuk menjadi Referensi. Untuk
pengetahuan yang lebih luas, maka cari...
Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju Setiap generasi pasti ada Zaman nya dan setiap Zaman
pasti ada generasinya. Begitu pun d...
Makalah Pendapatan Nasional Download Filenya Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari...
Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman Oleh : Anton Abdul Basir Sebetulnya tulisan ini
tidak bisa dikatakan sebagai...
9 Cabang Ilmu Hadits
9 Cabang Ilmu Hadits a. Ilmu Rijal al-Hadis Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari
sahabat, dari tabi`in, mupu...
Powered by Blogger.
About
Artikel dan Info yang kami buat dan kami bagikan untuk kepentingan bersama. Jika ada kesalahan
penulisan dan lainnya akan kami perbaiki dengan segera.
Web Tools
About
Disclaimer
Privacy Policy
Sitemap
Terms of Service
Newsletter
Top of Form
Bottom of Form
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik: