Sunteți pe pagina 1din 100

ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN

ASKEP DALAM - ANAK - BEDAH - SYARAF - MATERNITAS

PAGES

 Home

 Privacy Policy

 About

 Contact

TAG

 Artikel Kesehatan (12)

 Askep Anak (3)

 Askep Bedah (5)

 Askep Dalam (15)

 Askep Maternitas (5)

 Askep Syaraf (2)

 Buku Saku Perawat (8)

 Makalah Kesehatan (7)

 Nursing Articles (10)

 Patofisiologi dan Pathway (5)

 Tips - Tips Pilihan (34)

POPULAR POSTS

 Askep Hipertensi

 Askep TBC

 Askep Gastritis

Patofisiologi dan Pathway Hipertensi

Patofisiologi dan Pathway Diabetes Melitus (DM)

 Askep COPD

 Askep Decompensasi Cordis

 Askep BPH

 Askep Diabetes Mellitus (DM)

Patofisiologi dan Pathway Low Back Pain / Nyeri Punggung Bawah

BLOG HEALTH - NURSING

 https://lh5.google

Articles of Nursing

Defining Characteristics of Excess Fluid Volume

 https://lh6.google

NANDA LIST
List of Various Skin Diseases

 https://lh3.google

Nursing Diagnosis - Nursing Interventions

Nursing Diagnosis and Interventions for Bronchiectasis

Nursing Diagnosis Nanda

Nursing Care Plan for Activity Intolerance Related To Generalized Weakness

 https://lh3.google

Nursing Interventions

Nursing Interventions for ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

 https://lh3.google

Nanda Nursing Diagnosis

5 Nursing Diagnosis for Dengue Hemorrhagic Fever

 https://lh5.google

Nurses Nanda

Nursing Diagnosis and Interventions for Morbid Obesity


 https://lh4.google

Nanda Nursing Blog

Definition of Vertigo According to Experts

 https://lh4.google

Blog Nursing Care Plan

Ineffective Airway Clearance related to Pneumonia

 https://lh3.google

NCP NANDA

Types and Common Symptoms of Dementia

 https://lh4.google

NCP Blog

Intervention Nursing Diagnosis for Risk for Infection

 https://lh3.google

Nanda Nursing Care Plan

Impaired Physical Mobility - NCP for Cellulitis

 https://lh4.google
Nanda Diagnosis

Nursing Diagnosis for Impaired Oral Mucous Membrane

 https://lh5.google

Nanda Nursing Interventions

Six Factors that Affect Pain

 https://lh5.google

Nursing Assessment

Nursing Assessment for Tetanus

 https://lh6.google

All Nurses

Free Home Health Nursing Care Plans

 https://lh4.google

Nursing Interventions

 https://lh5.google

Nursing Diagnosis Interventions

 https://lh6.google

Nanda Books
Search This Blog
Search

Askep Asma Bronkhiale

Askep Asma Bronkhiale

ASTHMA BRONKHIALE

A. Pengertian

Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode

bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang

reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon

secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Asthma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon.

trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas

yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The

American Thoracic Society).

Askep Asma Bronkhiale

B. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi

timbulnya serangan asthma bronkhial.

1. Faktor predisposisi

 Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.

Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.

Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

2. Faktor presipitasi

 Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.

Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.

Seperti : makanan dan obat-obatan.

3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.

seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.

 Perubahan cuaca.

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin

merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti:

musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

 Stress.

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma

yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami

stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum

diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

 Lingkungan kerja.

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia

bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini

membaik pada waktu libur atau cuti.

 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat.

Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera

setelah selesai aktifitas tersebut.

Askep Asma Bronkhiale

C. Klasifikasi Asthma

Berdasarkan penyebabnya, asthma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk
bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan

dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus

spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik.

2. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak

diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.

Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang

menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

3. Asthma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

Askep Asthma Bronchiale

D. Patofisiologi

Asthma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas.

Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi

yang timbul pada asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi

mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan

antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan

antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada

interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup

alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah

terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya

histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik

dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding

bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos

bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Pada asthma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena

peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena

bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal

yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat

melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.

Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat

meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa

menyebabkan barrel chest.


Askep Asma Bronkhiale

E. Manifestasi Klinik

Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada sebagian penderita

disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,

sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan

menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa

tingkatan penderita asma yaitu :

1. Tingkat I :

 Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.

 Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.

2. Tingkat II :

 Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan

nafas.

 Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.

3. Tingkat III :

 Tanpa keluhan.

 Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

 Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.

4. Tingkat IV :

 Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.

 Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

5. Tingkat V :

 Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator

sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.

 Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul

gejala seperti : Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.

Askep Asma Bronkhiale

F. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium.
 Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

 Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.

 Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkus.

 Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

 Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang

terdapat mucus plug.

 Pemeriksaan darah.

 Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

 Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

 Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

 Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari

serangan.

2. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga

intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat

adalah sebagai berikut:

 Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

 Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.

 Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.

 Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

 Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran

radiolusen pada paru-paru.

3. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

4. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan

dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

 Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.

 Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle branch block).

 Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST

negative.
5. Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak

menyeluruh pada paru-paru.

6. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis

asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan

sesudah

pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asthma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari

20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai

berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi.

G. Penatalaksanaan

1. Pengobatan farmakologik :

 Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :

1. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin).

Nama obat :

 Orsiprenalin (Alupent)

 Fenoterol (berotec)

 Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI

(Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau

cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel

yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.

2. Santin (teofilin)

Nama obat :

 Aminofilin (Amicam supp)

 Aminofilin (Euphilin Retard)

 Teofilin (Amilex)

Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara

kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya

saling memperkuat.

Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan

langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah
makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga

dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena

sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

 Kromalin

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita

asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya

baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.

 Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari.

Keuntungnan obat ini adalah

dapat diberika secara oral.

2. Pengobatan non farmakologik:

 Memberikan penyuluhan.

 Menghindari faktor pencetus.

 Pemberian cairan.

 Fisiotherapy.

 Beri O2 bila perlu.

Askep Asma Bronkhiale

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASTHMA BRONKHIALE

A. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan yang lalu:

 Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.

 Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.

 Kaji riwayat pekerjaan pasien.

2. Aktivitas

 Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.

 Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari.

 Tidur dalam posisi duduk tinggi.


3. Pernapasan

 Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.

 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.

 Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung.

 Adanya bunyi napas mengi.

 Adanya batuk berulang.

4. Sirkulasi

 Adanya peningkatan tekanan darah.

 Adanya peningkatan frekuensi jantung.

 Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.

 Kemerahan atau berkeringat.

5. Integritas ego

 Ansietas

 Ketakutan

 Peka rangsangan

 Gelisah

6. Asupan nutrisi

 Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.

 Penurunan berat badan karena anoreksia.

7. Hubungan sosal

 Keterbatasan mobilitas fisik.

 Susah bicara atau bicara terbata-bata.

 Adanya ketergantungan pada orang lain.

8. Seksualitas

 Penurunan libido.

B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.

2. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

C. Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1 :

Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.


Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.

Kriteria Hasil :

 Sesak berkurang

 Batuk berkurang

 Klien dapat mengeluarkan sputum

 Wheezing berkurang/hilang

 TTV dalam batas normal keadaan umum baik.

Intervensi :

 Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : mengi, erekeis, ronkhi.

R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi

mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).

 Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.

R/ Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya

proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.

 Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.

R/ Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.

 Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki

upaya batuk.

R/ batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan.

 Berikan air hangat.

R/ penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.

 Kolaborasi obat sesuai indikasi.Bronkodilator spiriva 1x1 (inhalasi).

R/ Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

Diagnosa Keperawatan 2 :

Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

Tujuan : Pola nafas kembali efektif.

Kriteria Hasil :

 Pola nafas efektif

 Bunyi nafas normal atau bersih

 TTV dalam batas normal

 Batuk berkurang

 Ekspansi paru mengembang.

Intervensi :

 Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot

bantu pernafasan / pelebaran nasal.


R/ Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi

dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.

 Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.

R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.

 Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.

R/ Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.

 Observasi pola batuk dan karakter sekret.

R/ Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.

 Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.

R/ Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya

bernafas.

 Kolaborasi

 Berikan oksigen tambahan.

 Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer.

R/ Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan

membantu pengenceran sekret.

Diagnosa Keperawatan 3 :

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

Kriteria Hasil :

 Keadaan umum baik

 Mukosa bibir lembab

 Nafsu makan baik

 Tekstur kulit baik

 Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan

 Bising usus 6-12 kali/menit

 Berat badan dalam batas normal.

Intervensi :

 Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).

R/ Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.

 Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.

R/ Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan keperawatan.

 Timbang berat badan dan tinggi badan.

R/ Penurunan berat badan yang signipikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.


 Anjurkan klien minum air hangat saat makan.

R/ Air hangat dapat mengurangi mual.

 Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.

R/ memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

 Kolaborasi

 Consul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.

R/ Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.

 Berikan obat sesuai indikasi.

 Vitamin B squrb 2x1.

R/ Defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.

 Antiemetik rantis 2x1

R/ untuk menghilangkan mual / muntah.

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K. (1990) "Asma Bronchiale", dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : FK UI.

Brunner & Suddart (2002) "Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah", Jakarta : AGC.

Crockett, A. (1997) "Penanganan Asma dalam Penyakit Primer", Jakarta : Hipocrates.

Crompton, G. (1980) "Diagnosis and Management of Respiratory Disease", Blacwell Scientific Publication.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan Keperawatan”, Jakarta :

EGC.

Guyton & Hall (1997) "Buku Ajar Fisiologi Kedokteran", Jakarta : EGC.

Hudak & Gallo (1997) "Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik", Volume 1, Jakarta : EGC.

Price, S & Wilson, L. M. (1995) "Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit", Jakarta : EGC.

Pullen, R. L. (1995) "Pulmonary Disease", Philadelpia : Lea & Febiger.

Rab, T. (1996) "Ilmu Penyakit Paru", Jakarta : Hipokrates.

Rab, T. (1998) "Agenda Gawat Darurat", Jakarta : Hipokrates.

Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) "Keperawatan Medikal Bedah", Buku Satu, Jakarta :

Salemba Medika.

Staff Pengajar FK UI (1997) "Ilmu Kesehatan Anak", Jakarta : Info Medika.

Sundaru, H. (1995) "Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya", Jakarta : FK UI.

Askep - Asuhan Keperawatan


ADS
Artikel yang berkaitan

Askep Asma Bronkhiale

Askep Dalam

 Askep Sindrom Koroner Akut (SKA)

 Askep Angina Pectoris

 Askep AMI (Acute Myocardial Infarction)

 Askep Hipokalemia

 Askep Gagal Ginjal Akut

 Askep COPD

 Askep Hipertensi

 Askep Gastritis

 Askep TBC

 Askep Sirosis Hepatis

 Askep Diabetes Mellitus (DM)

 Askep Hepatitis

 Askep Decompensasi Cordis

 Askep Efusi Pleura

Label: Askep Asma Bronkhiale, Askep Dalam

Newer Post Older Post Home

ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN

 Askep AMI

 Askep Abortus

 Askep Anak DHF

 Askep Anak Pneumonia

 Askep Appendiksitis

 Askep Asma Bronkial

 Askep Aterosklerosis
 Askep Atrial Septal Defect

 Askep BPH

 Askep CHF

 Askep COPD

 Askep DM

 Askep Decompensasi Cordis

 Askep Delirium

 Askep Efusi Pleura

 Askep Gastritis

 Askep Hemoroid

 Askep Hepatitis

 Askep Hiperemesis Gravidarum

 Askep Hipertensi

 Askep Katarak

 Askep Meningitis

 Askep Mioma Uteri

 Askep Mola Hidatidosa

 Askep Penyakit Jantung Rematik

 Askep Plasenta Previa

 Askep Sepsis

 Askep Sindrom Koroner Akut

 Askep Sirosis Hepatis

 Askep TB Paru

 Askep Vertigo

 Askep Waham

BLOG ARCHIVE

 ► 2015 (11)

o ► March (1)

o ► February (2)
o ► January (8)

 ► 2014 (20)

o ► December (18)

o ► September (2)

 ► 2013 (4)

o ► April (4)

 ► 2012 (3)

o ► June (2)

o ► May (1)

 ► 2011 (13)

o ► December (3)

o ► April (3)

o ► March (6)

o ► January (1)

 ► 2010 (21)

o ► November (1)

o ► October (1)

o ► September (4)

o ► August (2)

o ► June (2)

o ► April (8)

o ► February (2)

o ► January (1)

 ▼ 2009 (62)

o ► December (1)

o ► October (7)

o ► September (2)

o ▼ August (25)
 Askep Gagal Ginjal Kronik

 Tips Menghilangkan Bau Mulut

 Tips Menghilangkan Bau Badan

 Askep Gagal Ginjal Akut

 Askep Meningitis

 Askep COPD

 Askep Hipertensi

 Askep Hiperemesis Gravidarum

 Askep Abortus

 Askep Anak Pneumonia

 Askep Appendiksitis

 Kelapa Muda Mencegah Rambut Beruban

 Askep Hemoroid

 Askep BPH

 Tips Kecantikan dengan Buah-Buahan

 Askep Gastritis

 Tips Mencerahkan Wajah dengan Alami

 Askep Mola Hidatidosa

 Askep Asma Bronkhiale

 Askep Mioma Uteri

 Askep Vertigo

 Askep TBC

 Askep Sirosis Hepatis

 Askep Diabetes Mellitus (DM)

 Askep Anak DHF

o ► July (13)

o ► June (14)

NANDA Nursing

 Sepsis and Septic Shock Emergency Nursing Care Plan


 Nursing Interventions for Hepatoma - Hepatocellular Carcinoma

 Nursing Care Plan for Urethral Stricture

 Nursing Care Plan for Thyroid Cancer

 Nursing Care Plan for Mesothelioma

NCP NANDA

 Types and Common Symptoms of Dementia

 Prevention and Nursing Management for Skin Cancer

 Nursing Diagnosis related to Endocarditis

 Physical Examination and Examination Support for Rabies

 Malignant Lymphoma - Pathophysiology and Nursing Management

NANDA - Nursing Diagnosis

 Ineffective airway clearance - NCP for Bronchitis

 Physical Examination of Urinary Incontinence in the Elderly

 Nursing Interventions for Conjunctivitis : Disturbed Sensory Perception (Visual)

 Decreased Cardiac Output and Ineffective Cerebral Tissue Perfusion related to Syncope

 3 Nursing Diagnosis and Interventions for Rheumatic Fever

Nanda Nursing Diagnoses

 Hyperthermia related to Cellulitis

 Imbalanced Nutrition: Less Than Body Requirements related to Low Birth Weight

 Risk for Ineffective Thermoregulation related to Low Birth Weight

 Nursing Diagnosis and Interventions for Osteosarcoma (osteogenic sarcoma)

 10 Nursing Diagnosis related to Pneumoconiosis


Care Plan Nursing

 Irritant and Allergic Contact Dermatitis - Definition and Causes

 Seven Things You Can Do To Prevent Alzheimer's Disease

 Nursing Care Plan for Hyphema : Acute Pain

 Pain and Anxiety - NCP for Uterine Myoma (Fibroid)

 Deficient Knowledge - Rheumatoid Arthritis Nursing Care Plan

Nanda Nursing Diagnosis

 Activity Intolerance

 Acute Pain

 Chronic Pain

 Decreased Cardiac Output

 Deficient Fluid Volume

 Hyperthermia

 Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements

 Ineffective Airway Clearance

 Ineffective Breathing Pattern

 Risk for Infection

Nursing Diagnosis Intervention

 Social Isolation related to Schizophrenia

 Disturbed Sensory Perception (visual) related to Glaucoma

 Knowledge Deficit related to Diabetic Foot Ulcers

 Ineffective Tissue perfusion related to Diabetic Foot Ulcers

 Acute Pain related to Cellulitis


Nanda Nursing Care Plan

 Impaired Physical Mobility - NCP for Cellulitis

 Functional Health Patterns and 8 Nursing Diagnosis for Asthma

 Pulmonary Tuberculosis (TB) - 3 Nursing Diagnosis, Interventions and Rational

 Risk for Injury - NCP for Cesarean Section

 Acute Pain - Nursing Care Plan for Cesarean Section

Copyright © 2012 ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN - Blogger templates The Professional


Template by Ourblogtemplates.com 2008
Back to TOP
Menu

Islam

Kitab

Pengetahuan Islam

Pemikiran Islam

Fiqih Shalat

Kesehatan

Diet Sehat

Anjuran Makanan

Penyebab Penyakit

Karya Tulis

Puisi

ESAI

Cerpen

Materi Kuliah

Makalah

Askep

Organisasi

Matkul

Lainnya

Kuliner

Trik Blog

Motivasi

Musik

Menu 5
Menu 6

Top of Form

Cari artikel. ?

Bottom of Form

Top of Form

Bottom of Form

Home askep ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)

Friday, November 3, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)

Diterbitkan November 03, 2017

Tags

askep

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)


Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi dari
sumber lainnya.

Download Filenya Disini

BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN

Definisi

Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan
saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat
maupun dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma adalah suatu penyakit jalan nafas
obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif
terhadap stimulus tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi.

Epidemiologi

Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak
menular berbasis rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa
jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870 orang, dan
berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di Sulawesi selatan pada tahun
2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 654 orang sedangkan pada tahun
2009 sebanyak 746 orang (Lindawati, 2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian rekam
medik, Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma bronchial pada
tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan yaitu sebanyak
121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 138 penderita.

Penyebab

Etiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronchial:

Faktor predisposisi
Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun
belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah
terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.

Faktor presipitasi

Alergen

Dimana alergen dapat menjadi 3 jenis, yaitu :

Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

Contohnya : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

Ingestan, yang masuk melalui mulut

Contohnya : makanan dan obat-obatan

Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.

Stress

Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberta serangan asma yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala asma
juga belum bisa diobati.

Lingkungan kerja

Lingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.

Aktifitas Fisik

Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma selama
atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan istirahat,
penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak melalui hidung, udara itu
dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut,
nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat
menyebabkan otot yang peka di sekitar saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara
menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah
gejalagejala asma (Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas
menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperaktivitas saluran pernafasan seseorang yaitu :

Inflamasi saluran pernafasan


Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma
dan HSN (Hiperaktivitas Saluran Napas).

Kerusakan epitel

Salah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen, mediator inflamasi serta
mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom.

Mekanisme neurologis

Pada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.

Gangguan instrinsik

Otot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga berperan dalam
HSN.

Obstruksi saluran napas

Meskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono, Slamet.
2002: 22).

Menurut NANDA etiologi dari asma adalah :

Lingkungan, seperti asap rokok.

Jalan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok pasif, sekresi yang tertahan, dan sekresi di
bronkus.

Fisiologi, seperti inhalasi, penyakit paru obstruksi kronik

(Nanda, 2005: 4-5)

Tanda dan Gejala

Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian
penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat
didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk
tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik
yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).

Tanda dan gejala yang ditemukan pada anak dengan asma bronchial adalah:

Sesaknapas/dispnea.

Batuk yang disertailendir/batukkering.

Nyeri dada.
Adanya suara nafas mengi (wheezing), yang bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari dan
memburuk pada malam hari.

Kemerahan pada jaringan.

Gejala pada asma yang lebih berat, antara lain

Barrel chest

Sianosis

Gangguan kesadaran

Takikardi

Peningkatan tekanan darah

Pernafasan yang cepat dan dangkal.

Patofisiologi

Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh spasme
atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan
hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan
kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang
timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar
dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan
erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E
orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan
menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis
yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot
polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Diameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena
bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan
eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini
bisa menyebabkan barrel chest.

Clinical Pathway

Pengaktifan respon imun (sel mast)

Pengaktifan mediator kimiawi (histamin, serotonin, kinin)

Bronkospasme

Penyempitan jalan nafas

Sekresi mucus

Inflamasi

Edema mukosa

Serangan paroksimal

Dispnea, wheezing, batuk sputum

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Kelemahan dan keletihan


Ketidakadequatan suplai oksigen

Intoleransi Aktifitas

Alveoli tertutup

Hipoksemia

Gangguan pertukaran gas

Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Defisit cairan dan nutrisi

Faktor Ekstrinsik

Infeksi kuman

Infeksi sal.nafas

Alergen + Faktor genetic

Faktor Intrinsik
Pemeriksaan Diagnostik

Pengukuran fungsi paru (Spirometri)

Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik dan
untuk mengetahui gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk
menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi
respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada pasien
yang sudah normal atau mendekati normal.

Uji provokasi bronkus

Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus. Uji provokasi
bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau lebih.

Pemeriksaan kulit

Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.

Analisa Gas Darah (AGD/ astrup)

Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis
respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut:

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
atau asidosis.

Kadang-kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu
infeksi.

Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan
menurun pada waktu bebas dari serangan.

Pemeriksaan sputum

Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada
bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang merupakan cast cell (sel
cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium
Aspergillus fumigatus.

Pemeriksaan eosinofil total

Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu
dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.

Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum


Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.

Foto dada

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan
untuk mengetahui adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma
seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002)

Penatalaksanaan Medis

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:

Pengobatan non farmakologik:

· Memberikan penyuluhan

· Menghindari faktor pencetus

· Pemberian cairan

· Fisiotherapy

· Beri O2 bila perlu.

Pengobatan farmakologik :

· Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :

· Simpatomimetik / andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :

Orsiprenalin (Alupent)

Fenoterol (berotec)

Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan.
Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec,
brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat
halus ) untuk selanjutnya dihirup.

Santin (teofilin)

Nama obat :

Aminofilin (Amicam supp)

Aminofilin (Euphilin Retard)


Teofilin (Amilex)

Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : Bentuk
suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan
langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya
sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung
sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara
pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu
hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

Kromalin

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah
untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat
anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.

Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua
kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L. kee, 1994 ;
Karnen baratawijaja, 1994 )

Penatalaksanaan Keperawatan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.

Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma

Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN

Contoh Kasus

Ny. H usia 29 tahun,agama islam, suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat tinggal Jl.
Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit karena
keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.

Hasil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna
putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer). Klien
terlihat cemas. Klien mengaku tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan mempunyai riwayat asma
sejak kecil dan klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki riwayat
asma, yaitu ibunya.

Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+), taktil
fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar wheezing, resonan pada perkusi
dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil: tingkat
kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 130/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR = 76x/menit,
suhu = 37o C.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit = 17.000/mm3, trombosit
260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan terapi: IVFD RL 20 tts/i, Pulmicort, Ventolin,
Bisolvon dan O2 dengan nasal kanul 2 L. Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax,
didapatkan hasil paru dalam batas normal.
Pengkajian

Tanggal / jam MRS : 03 Maret 2015, pukul 14.00 WIB

Ruang : Alamanda

No. Register : –

Dx. Medis : Asma Bronkial

Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB

Identitas Klien

Nama : Ny. H

Umur : 29 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku / bangsa : Jawa

Bahasa : Jawa, Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Status : Sudah menikah

Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

Penanggung jawab :

Nama : Tn. J

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

Hubungan dgn klien : Suami


Keluhan Utama

Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

Riwayat Keperawatan Sekarang

Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir menderita
sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.

· Riwayat Keperawatan Dahulu

Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS Paru
Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani
pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat
debu dan mencium bau yang menyengat.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.

Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon

Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakit/puskesmas.

Pola nutrisi / metabolik

Program diit RS : bubur kasar

Intake makanan :

Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk

Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

Intake cairan :

Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih

Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih


Pola eliminasi

Buang air besar :

Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning

Selama sakit : 1x sehari, warna kuning

Buang air kecil :

Sebelum sakit : 6 – 7x sehari,warna kuning.

Selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC

Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3

Makan/minum V

Mandi V

Toileting V

Berpakaian V

Mobilitas ditempat tidur V

Berpindah V

Ambulasi / rom V

Ket :

0 = mandiri

1 = alat bantu

2 = dibantu oranglain

3 = dibantu orang lain dan alat

Selama sakit :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3

Makan/minum V

Mandi V
Toileting V

Berpakaian V

Mobilitas ditempat tidur V

Berpindah V

Ambulasi / rom V

Ket :

= mandiri

= alat bantu

= dibantu oranglain

= dibantu orang lain dan alat

Pola tidur dan istirahat

· Lama tidur siang 2 jam

· Lama tidur malam 7 jam

· Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya

Pola kognitif dan persepsi sensori

Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya dapat
mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan asma
berulang akan semakin tinggi.

Pola persepsi diri

Klien yakin penyakitnya akan sembuh.

Pola seksualitas dan reproduksi

Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

Pola peran hubungan

Klien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan

baik dengan keluarganya.

Pola managemen koping – stress

Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.


Sistem nilai dan kepercayaan

Klien beragama Islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : klien tampak sesak

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah : 130/70 mmHg

Frekuensi nafas : 36x/menit

Nadi :76x/menit

Suhu : 37o C

Pemeriksaan fisik head to toe

Kepala

Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya
langsung +/+

Thorax

Paru

– Inspeksi : gerakan dada kanan dan kiri simetris

– Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)

– Auskultasi : suara napas klien terdengar wheezing

Jantung

– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

– Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V

– Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)

Abdomen

Inspeksi : perut cembung, asites (-)


Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus normal

Ekstremitas

Superior : Oedem (-)

Sianosis(-)

Akral dingin(-)

Turgor kulit : normal

Inferior : Oedem(-)

Sianosis(-)

Akral dingin(-)

Turgor kulit : normal

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan Ny.H didapatkan hasil sebagai berikut.

Sputum berwarna putih kental

Hb = 15,5 gr%

Leukosit = 17.000/mm3

Trombosit 260.000/mm3

Ht = 47vol%

Hasil Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:

Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru

Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat
bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

Hasil Pemeriksaan Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan
disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch
block).

Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya
depresi segmen ST negative.

Hasil Pemeriksaan X-ray dada/thorax

Hal pemeriksaan yang didapatkan hasil paru dalam batas normal.

Problem List

No Tanggal Data Problem Etiologi

03 Maret
1 DS:
2015

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

a. suara napas klien terdengar wheezing

b. sputum berwarna putih kental


c. tingkat kesadaran: kompos mentish

d. TTV: RR = 36x/menitBersihan jalan nafas tidak efektifBronkopasme à dispnea, wheezing, batuk


sputumRZ203 Maret 2015DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.

2. Pasien mengatakan merasa gelisah karena adanya penumpukan sekret

DO:

Pemeriksaan Fisik:

a. suara napas klien terdengar wheezing

b. resonan pada perkusi dinding dada

c. sputum berwarna putih kental

d. tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen (Alveoli


Tertutup à hipoksemia)

3. 03 Maret 2015

DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang
telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

a. Klien tampak cemas

b. suara napas klien terdengar wheezing

c. TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o CIntoleransi aktivitasKelemahan dan keletihan à


ketidakadequatan suplai OksigenRZ403 Maret 2015DS :

1. Pasien mengaku tidak nafsu makan

2. Intake makanan :

a. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk

b. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

3. Intake cairan :
a. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih

b. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

DO:

1. Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia à deficit
cairan dan nutrisi

· Prioritas Diagnosis Keperawatan

Dx I : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme ditandai dengan

DS:

Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.

Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

suara napas klien terdengar wheezing

resonan pada perkusi dinding dada

sputum berwarna putih kental

TTV: RR = 36x/menit
Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme) ditandai dengan

DS:

Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.

Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

retraksi dinding dada (+)

suara napas klien terdengar wheezing

resonan pada perkusi dinding dada

sputum berwarna putih kental

TTV: RR = 36x/menit

3. Dx III : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadequatan suplai Oksigen ditandai dengan

DS:

Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah
dirasakan selama 1 minggu terakhir.

Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.

DO:

Klien tampak cemas

Suara napas klien terdengar wheezing

Pemeriksaan Fisik:

TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o C


Dx IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai dengan

DS:

Pasien mengaku tidak nafsu makan

Intake makanan :

Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk

Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

Intake cairan :

Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih

Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

DO:

Makanan pasien tidak habis

Nursing Care Plan / Intervensi

Perencanaan
No
No Tanggal Jam
Dx Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Hasil

03 Maret 15.00
1).
2015 WIB

I. Menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 2×24 jam,
yang ditandai oleh:

1. Mempunyai jalan nafas yang paten

2. Klien tidak merasa sesak nafas

3. Klien dapat mengeluarkan secret secara efektif


4. Irama nafas teratur

5. Pada pemeriksaan auskultasi:Whezing (-)

a. Frekuensi pernafasan (20-30 x/menit)

b. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas

c. Ukur frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi-ekspirasi

d. Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur

e. Bantu klien nafas dalam

f. Kolaborasi pemberian obat golongan B2 (Agonis),Kortikosteroid

g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti warna, karakter,
jumlah, dan bau:

a. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas

b. Pernafasan dapat melambat

c. Peninggi kepala tempat tidur mempermudah pernafasan dengan menggunakan gravitasi.

d. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam jalan
nafas.

e. Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami
spasme sehingga lebih cepat berdilatasi

f. Mencegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasien

2). 03 Maret 201519.00 WIBIIPertukaran gas adekuat setelah dilakukan perawatan selama 2×24
jam dengan

Kriteria hasil:

1. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD dalam
batas normal (pH = 7,35 – 7,45; PaO2 = 80 – 100 mmhg; PaCO2 =38 – 45 mmhg)

2. RR 16-20 x/menit

3. Sianosis (-)

4. Dispnea (-)

5. Klien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuan

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir

b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c. Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

d. Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma

a. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan

b. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi semifowler

c. PaCO2 yang meningkat dapat menandakan terjadinya kegagalan penafasan

d. Untuk memberikan aksi bronkodolator langsung kedalam pernafasan sehingga dapat


memperbaiki pertukaran gas

e. Keluarga adalah orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih banyak
mengenai kondisi klien

04 Maret 201507.00 WIB

III. Setelah dilakukan perawatana selama 2×24 jam, pasien dapan menoleransi aktivitas yang biasa
dilakukan ditandai dengan.

1. Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan tidak
adanya dyspnea dan kelemahan yang berlebihan.

2. TTV dalam batas normal.

3. Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala. Evaluasi respon pasien terhadap
aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital
selama dan setelah aktivitas.

b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong
penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat

c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan aktivitas
dan istirahat

d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama
fase penyembuhan

e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien

a. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi

b. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat

c. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan


metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon
individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan

d. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

e. menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikan


4). 04 Maret 201514.00 WIB .Pemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan
intervensi selama 3×24 jam dengan kriteria hasil :

a. nafsu makan pasien akan kembali normal

b. menunjukan pemahaman kebutuhan diet individu

c. menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium normalb.

a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah

b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi

d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet :

a. Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat

b. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat


memperbaiki masukan diet

c. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural

d. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet

Implementation

No Dx I

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Formatif Paraf

15.00 a. Mengauskultasi bunyi


03 Maret
1. nafas. Mencatat adanya bunyi
2015 WIB nafas

b. Mengukur frekuensi pernafasan. Mencatat rasio inspirasi-ekspirasi.

c. Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur

d. Membantu klien nafas dalam

e. Berkolaborasi pemberian obat golongan B2


f. Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama. Terdengar bunyi nafas klien wheezing

b. Fase inspirasi klien lebih lambat dari pada fase ekspirasi.

c. Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur

d. Klien dapat mengontrol dispneu

e. Klien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun

f. Klien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan benarZK

No Dx II

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Formatif Paraf

a. Mengkaji frekuensi,
03 Maret 19.00 kedalaman pernapasan. Catat
1.
2015 WIB penggunaan otot aksesori,
nafas bibir

b. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

c. Berkolaborasi untuk pemantauan analisis GDA

d. Berkolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan olebih tinggi

No Dx III

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi formatif Paraf

a. Mengevaluasi respon pasien


terhadap aktivitas. Mencatat
04 Maret 07.00 laporan dispnea, peningkatan
1.
2015 WIB kelemahan atau kelelahan dan
perubahan tanda vital selama dan
setelah aktivitas.

b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat

c. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan


aktivitas dan istirahat
d. Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase penyembuhan

e. melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

a. TD=110/70

S = 36,8 C

N =98x/menit

RR= 30x/ menit

b. pasien beristirahat

c. pasien mengerti dan mau melakukannya

d. Pasien terlihat lebih baik dan lebih nyamanZK

No Dx IV

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi formatif Paraf

a. Mencatat status nutrisi klien


04 Maret 14.00 pada penerimaan, catat turgor kulit,
1.
2015 WIB berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah

b. Memastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi

d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Pasien terlihat lebih baik

b. Pasien mau makan namun hanya setengah porsiZK

Evaluasi/SOAPIE

No Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Paraf

1. 05 Maret 2015

15.00 WIB

S = Sesak berkurang, batuk berdahak masih ada

O = TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C, Nadi 97 x/menit, Nafas : 24 x/ menit, wheezing (+)


A = masalah teratasi sebagian

P = Terapi lanjutkan

I = Ajarkan klien batuk efektif

E = Klien memperagakan latihan batuk efektif dengan tepatZK2.05 Maret 2015

19.00 WIB

S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, dan keadaannya lebih baik

O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)

A = masalah teratasi sebagian

P = Terapi dilanjutkan

I = Ajarkan klien nafas dalam

E = Klien memperagakan latihan nafas dalam dengan tepatZK3.06 Maret 2015

07.00 WIB

S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, namun merasa masih lemah

O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C, nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)

A = masalah teratasi sebagian

P = lanjutkan intervensi keperawatan

I = Anjurkan pasien untuk istirahat

E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015

14.00 WIB

S = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual

O = makanan habis ¼ porsi

A = masalah teratasi sebagian

P = lanjutkan intervensi keperawatan

I = berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien


E = pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiZK

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

Top of Form

Bottom of Form

PERTEMUAN I

Fase Pra Orientasi :

Ø Role Play : - Perawat : Afif

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Agustin & Falah

ü Kondisi pasien :

DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak


2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktifitas.

DO : 1. Suara nafas klien Whezzing

2. Sputum berwana putih kental

3. RR: 36x/menit

Diagnosa Medis : Asma Bronkial

Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Intervensi :

1. Auskultasi Bunyi Nafas

2. Ukur Frekuensi Pernafasan

3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman

4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

Persiapan Alat :

1. Stetoscope

2. Jam detik

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Afif , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu boleh
tahu nama mbak siapa?

Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

Kontrak

Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?

Fase Kerja
1. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.

2. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit

3. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan
bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk
meninggikan bagian kepala mbak

4. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu

Terminasi

1. Evaluasi

ü S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?

ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?

2. RTL

Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali

3. Kontrak

Nanti Siang ada teman saya yang akan memeriksa kondisi mbak selanjutnya, terimakasih atas
waktunya ya mbak
PERTEMUAN II

Fase Pra Orientasi :

Ø Role Play : - Perawat : Nila

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Afif

- Kameramen : Agustin & Falah

Ø Kondisi pasien :

DS: 1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan

selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

DO: Pemeriksaan Fisik


retraksi dinding dada (+)

suara napas klien terdengar wheezing

resonan pada perkusi dinding dada

sputum berwarna putih kental

TTV:

RR : 36x/mnt

Suhu : 37o C

TD : 130/70 mmHg

N : 80x/mnt

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas

Diagnosa Medis : Asma Bronkeal

v Intervensi :

· Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir

· Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

· Observasi TTV

· Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

· Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma

· Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

Persiapan Alat :

- Selang oksigen

- Thermometer
- Tensimeter

- Stetoskop

- Jam detik

II. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

Selamat siang mbak ..

Perkenalkan nama saya Nila, saya adalah salahsatu mahasiswa yang praktek disini, siang ini
saya akan merawat mbak dari pukul 12.00-17.00. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?

2. Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di keluhkan saat ini ? Apakah sudah baikan
setelah saya priksa?

3. Kontrak

Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

III. Fase Kerja

1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa frekuensi, kedalaman pernafasan, coba
mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian
hembuskan.

2. Mari mbak saya bantu untuk mengatur posisi kepala mbak, dengan meninggikan kepala tempat
tidur, ini dilakukan agar mbak posisinya nyaman dan mudah bernafas.

3. Sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 130/70mmHg, suhu mbak 37o C perjnafasan mbak 36x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.

4. Selnjutnya saya akan memberikan pemberian bronkodilator secara aerosol.

5. Kemudian saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan
mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak
mengalami stress atau kelelahan untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak dalam melakukan
aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak
ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak
keluarga juga membantu.

IV. Terminasi

4. Evaluasi

ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?

ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

5. RTL

Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya Putri yang akan mengecek TTV atau tanda-
tanda vital mbak selanjutnya.

6. Kontrak

Baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehatan. untuk malam hari nanti mbak akan bertemu
dengan suster Putri yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga
cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb

PERTEMUAN III

I. Fase Pra Orientasi :

Ø Role Play : - - Perawat : Putri

- Pasien : Afif

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Agustin & Falah

ü Kondisi pasien :

DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak


2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.

DO : 1. Klien tampak cemas

2. Suara nafas klien terdengar wheezing

3. Pemeriksaan fisik

TTV : RR : 25x/menit , suhu : 37,5’C

Diagnosa Medis : Asma Bronkial

Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktifitas

Intervensi :

1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas, catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau
kelelahan & perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas.

2. Observasi TTV

3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

1. Persiapan Alat :

- Thermometer

- Tensimeter

- Stetoskop

- Jam detik

II. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

Selamat malam mbak ?


Perkenalkan nama saya Putri, saya salah mahasiswa praktek disini, malam ini saya akan
merawat mbak dari pukul 21.00-07.00. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?

2. Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

3. Kontrak

Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

III. Fase Kerja

1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada pernafasan mbak coba mbak
menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian hembuskan

2. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,5'C, pernafasan mbak 18x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.

3. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan
mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak
mengalami stress untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan
aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak
Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong
pihak keluarga juga membantu.

IV. Terminasi

Evaluasi

ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?

ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

V. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama Agustin yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.

VI. Kontrak

baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Erika yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb

PERTEMUAN IV

Fase Pra Orientasi :

ü Role Play :

- Perawat : Agustin

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Afif & Falah

Kondisi pasien : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

DS:

Pasien mengaku tidak nafsu makan

Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk

Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

Intake cairan :

Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih

Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

DO:

Makanan pasien tidak habis

DX Medis : Asma Bronkial

Intervensi :

a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah

b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien
kecuali kontraindikasi

d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Berguna dalam mendefinisikan
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat

e. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat


memperbaiki masukan diet

f. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural

g. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet

1. Persiapan Alat :

- Thermometer

- Tensimeter

- Stetoskop

- Jam detik

I. Fase Orientasi

4. Salam terapeutik
Selamat malam mbak ?

Perkenalkan nama saya Agustin, saya salah mahasiswa praktek disini pada shift pagi. Kalau saya
boleh tahu, nama mbak siapa ?

5. Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

6. Kontrak

Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

II. Fase Kerja

4. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada mata mbak coba mbak
membuka dan menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tolong jawap pertannyaan saya
siapa nama lengkap mbak ?, dan sekarang tolong tangan mbak di gerakkan ke atas ya mbak.

5. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,’C, pernafasan mbak 25x/menit, dan nadi mbak 80x/menit.

6. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi
kesembuhan mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. untuk
keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan aktifitas , misalnya jika ingin
ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak Erika ingin mandi sebaiknya
dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga
membantu.

1. Terminasi

1. Evaluasi

ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?

ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

2. RTL

Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama perawat Falah yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.
PERTEMUAN V

Fase Pra Orientasi :

Ø Role Play : - Perawat : Falah

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Agustin & Afif

ü Kondisi pasien :

DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktifitas.

DO : 1. Suara nafas klien Whezzing

2. Sputum berwana putih kental

3. RR: 36x/menit

Diagnosa Medis : Asma Bronkial

Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Intervensi :

1. Auskultasi Bunyi Nafas

2. Ukur Frekuensi Pernafasan

3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman

4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon


Persiapan Alat :

1. Stetoscope

2. Jam detik

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Falah , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu
boleh tahu nama mbak siapa?

Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

Kontrak

Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?

Fase Kerja

2. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.

3. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit

4. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan
bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk
meninggikan bagian kepala mbak

5. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu

Terminasi

3. Evaluasi

ü S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?

ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
4. RTL

Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali

5. Kontrak

baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Falah yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN VI

I. Fase Pra-Orientasi

Ø Role Play : - Perawat : Ilmi

- Pasien : Putri

- Narrator : Afif

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Agustin & Falah

Ø Kondisi pasien :

DS : Px mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah
dirasakan selama 1 minggu.Keluhan ini terjadi saat klien,sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan
semakin meningkat ketika beraktivitas

DO : Px tampak cemas

Suara nafas px terdengar wheezing

Pemeriksaan Fisik RR : 36x/ menit suhu : 37

Ø Diagnosa Medis : Asma Bronkhial

Ø Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak kuatan suplai O2


ditandai dengan sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental

Ø Intervensi :

- Kaji frekuensi pernafasan / TTV

- Bantu Px untuk memilih posisi yang mudah

- Kolaborasikan pemberian brongkoldilator secara aerosol

- Ajak keluarga berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma

- Beri obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

Ø Persiapan Alat : -Stetoskop

-Tensi meter

-Thermometer

- Jam detik
- obat-obatan

- buku catatan

II. Fase Orientasi

1) Salam Terapeutik

Selamat siang mbak , saya Ilmi Mahasiswa Bina Sehat PPNI yang praktek dirumah sakit ini , kebetulan
saya shift pada siang hari ini, mohon maaf sebelumnya nama mbak siapa?

2) Evaluasi

Bagaimana Mbak keadaannya sekarang ? Apa yang ibu rasakan saat ini mbak?

3) Kontrak

Baiklah, Mbak. Siang ini saya akan melakukan observasi TTV selama 10 menit, apa mbak bersedia?

III. Fase Kerja

a. Baik mbak disini saya akan memeriksa TTV dan frekuensi pernafasan mbak, bisakah mbak
membuka sedikit baju mbak? Agar saya bisa memeriksa keadaan mbak dengan baik

b. Permisi mbak, mari saya bantu untuk memilih posisi yang mudah dalam mbak mengambil
pernafasan.

c. Setelah itu saya akan berkolaborasi pemberian obat kepada dokter untuk memudahkan mbak
dalam pernafasan

d. Untuk keluarga mbak bila mana mbak mengalami asma lagi bapak atau ibu bisa memencet
tombol untuk memanggil perawat

a. Fase Terminasi

1) Evaluasi

S : apakah mbak sudah mengerti apa yang saya anjurkan tadi?

O : Coba mbak sebutkan sedikit apa yang saya anjurkan tadi kepada mbak

2) Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Baik mbak saya akan memberikan obat kepada mbak sesuai dengan resep yang telah diberikan
dokter ,apabila mbak ada keluhan / kambuh lagi segara mbak konsultasi ke dokter

3) Kontrak

Nanti malam rekan saya akan melihat keadaan mbak lagi untuk melihat kemajuan kondisi mbak

Keyword :

askep asma bronkial, askep asma bronkial pdf, askep asma bronkial pada anak pdf, askep asma
bronkial lengkap, askep asma bronkial nanda nic noc, askep asma bronkial pada anak, askep asma
bronkial pada dewasa, askep asma bronkial di ruang igd, askep asma bronkial pada orang dewasa,
askep asma bronkial pada lansia, askep asma bronkial pada bayi, latar belakang askep asma bronkial,
contoh pengkajian askep asma bronkial, contoh askep asma bronkial, contoh askep asma bronkial
pada anak, contoh makalah askep asma bronkial, contoh kasus askep asma bronkial pada anak,
contoh kasus askep asma bronkial, catatan perkembangan askep asma bronkial, askep asma bronkial
doc, askep asma bronkial di igd, askep asma bronkial di ruang ugd, askep asma bronchial.doc, askep
asma bronchial di igd, askep asma bronkial menurut doenges, askep dengan asma bronkial, evaluasi
askep asma bronkial, askep gadar asma bronkial, askep gerontik asma bronkial, askep gawat darurat
asma bronkial, askep gerontik dengan asma bronkial, askep anak dengan gangguan asma bronkial,
askep gawat darurat asma bronkial pdf, askep asma bronkial pada ibu hamil, askep ibu hamil dengan
asma bronkial, askep asma bronkial igd, askep asma bronkial intoleransi aktivitas, implementasi
askep asma bronkial, pathway asma bronkial pada ibu hamil, jurnal askep asma bronkial askep kasus
asma bronkial askep keluarga asma bronkial konsep askep asma bronkial askep kegawatdaruratan
asma bronkial askep kgd asma bronkial kti askep asma bronkial askep kmb asma bronkial askep
keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan asma bronkial lengkap asuhan keperawatan asma
bronkial pada lansia lp askep asma bronkial lp dan askep asma bronkial laporan pendahuluan askep
asma bronkial laporan kasus askep asma bronkial laporan pendahuluan dan askep asma bronkial
askep lengkap pada pasien asma bronkial askep asma bronkial menurut nanda askep asma bronkial
menurut nanda nic noc askep asma bronkial menurut nic noc asuhan keperawatan asma bronkial
menurut nanda nic noc pengertian asma bronkial menurut para ahli pengertian asma bronkial
menurut who pengertian asma bronchial menurut para ahli makalah askep asma bronkial makalah
askep asma bronkial pada anak askep asma bronkial nic noc askep asma bronkial nic noc pdf askep
asma bronchial nic noc askep asma bronkhial nic noc askep asma bronkial pada ny askep asma
bronkial pada tn askep asma bronkial ppt resume askep asma bronkial askep asma bronkial scribd
patofisiologi asma bronkial scribd pathway asma bronkial scribd askep asma bronkial terbaru askep
teoritis asma bronkial askep tentang asma bronkial askep teori asma bronkial pertanyaan tentang
askep asma bronkial askep tentang penyakit asma bronkial askep asma bronkial di ugd www.askep
asma bronkial asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma asuhan
keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan asma pdf asuhan keperawatan asma bronkial
nanda nic noc asuhan keperawatan asma bronchial pada anak asuhan keperawatan asma bronkial
pada anak asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma pada lansia asuhan
keperawatan asmatikus asuhan keperawatan asma nanda nic noc asuhan keperawatan asma
bronkial anak asuhan keperawatan asma attack asuhan keperawatan asma akut asuhan
keperawatan asma anak asuhan keperawatan asma pada anak pdf diagnosa keperawatan asma pada
anak asuhan keperawatan asma bronkhial pada anak contoh asuhan keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial pdf asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia asuhan
keperawatan asma bronkitis contoh asuhan keperawatan asma contoh asuhan keperawatan asma
bronkial contoh kasus asuhan keperawatan asma contoh kasus asuhan keperawatan asma bronkial
contoh asuhan keperawatan penyakit asma contoh asuhan keperawatan tentang asma contoh
asuhan keperawatan pada asma contoh asuhan keperawatan pasien asma contoh asuhan
keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan dengan asma asuhan keperawatan dengan asma
bronkial asuhan keperawatan dengan asma bronchial diagnosa keperawatan dengan asma asuhan
keperawatan keluarga dengan asma asuhan keperawatan gawat darurat asma asuhan keperawatan
keluarga dengan asma bronkial asuhan keperawatan keluarga dengan asma pdf asuhan keperawatan
gawat darurat asma bronkial asuhan keperawatan anak dengan asma evaluasi asuhan keperawatan
asma format asuhan keperawatan asma format pengkajian asuhan keperawatan asma asuhan
keperawatan gadar asma asuhan keperawatan gerontik asma asuhan keperawatan gerontik dengan
asma asuhan keperawatan gerontik dengan asma bronkial asuhan keperawatan gawat darurat asma
bronchial asuhan keperawatan gerontik pada pasien asma asuhan keperawatan asma pada ibu hamil
asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma bronkial
jurnal asuhan keperawatan asma jurnal asuhan keperawatan asma pdf jurnal asuhan keperawatan
asma bronkial asuhan keperawatan asma kardial rencana asuhan keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan pada kasus asma bronchial asuhan keperawatan keluarga dengan kasus asma
asuhan keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan kasus asma asuhan keperawatan
kegawatdaruratan asma asuhan keperawatan komunitas asma diagnosa keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan asma pada keluarga asuhan keperawatan asma lengkap asuhan keperawatan
asma bronkial lengkap diagnosa keperawatan asma pada lansia laporan asuhan keperawatan asma
contoh asuhan keperawatan pada pasien asma lengkap laporan pendahuluan asuhan keperawatan
asma laporan pendahuluan asuhan keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan pada lansia
dengan asma asuhan keperawatan asma menurut nanda diagnosa keperawatan asma menurut
nanda asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc makalah asuhan keperawatan
asma makalah asuhan keperawatan asma bronkial makalah asuhan keperawatan asma pada anak
makalah asuhan keperawatan asma bronchiale makalah asuhan keperawatan asma pdf makalah
asuhan keperawatan penyakit asma makalah asuhan keperawatan tentang asma asuhan
keperawatan asma nic noc diagnosa keperawatan nanda asma asuhan keperawatan asma pada
orang dewasa asuhan keperawatan asma pada anak asuhan keperawatan asma ppt asuhan
keperawatan asma pada bayi asuhan keperawatan penyakit asma asuhan keperawatan pada asma
rencana asuhan keperawatan asma rencana asuhan keperawatan asma bronkial standar asuhan
keperawatan asma standar asuhan keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan tentang asma
asuhan keperawatan tentang asma bronkial asuhan keperawatan teoritis asma bronkial diagnosa
keperawatan tentang asma asuhan keperawatan tentang penyakit asma diagnosa keperawatan
untuk asma Obat Hernia Cara Mengobati Buah Zakar Besar Sebelah CaraMengobatiHerniapadaBayi
Obat Hidrokel Obat Herbal Hernia Obat Turun Berok Obat Hernia Bayi Obat Hernia Anak Obat
Hidrokel Anak Cara Menyembuhkan Hidrokel Baja Ringan Tangerang Penjual Baja Ringan di
Tangerang Mengenali penyebab Jantung bengkak Agar Cepat terindex Google Do’a Ulang Tahun
Terlengkap Apa Hukum Cadar Menurut 4 Madzhab.?
Google Facebook Twitter

Top of Form

Bottom of Form

Artikel Terkait

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITISIngat, Makalah yang kami share hanya sebagai bentuk referens

Sistem Pendokumentasian Askep

Download Dibawah IniAbstrakTuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawa

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS

v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(

Asuhan Keperawatan Penderita Stroke

Asuhan Keperawatan Penderita Strokev\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(


Asuhan Keperawatan Anemia Pernisioasa (ASKEP)

Asuhan Keperawatan Anemia Pernisioasa (ASKEP)Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai

Asuhan Keperawatan Penyakit Hernia

v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(

AT Management

Asuhan Keperawatan Anemia Pernisioasa (ASKEP)

Do’a Ulang Tahun Terlengkap dan Terjemahnya

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Facebook

Twitter

Youtube

RSS

Google+

Instagram

Follow by Email

Top of Form
Submit

AntonTasik en_US

Bottom of Form

Labels

About

Anjuran Makanan

Aplikasi

askep

Bahasa Arab

Cerpen

Diet Sehat

ESAI

Fiqih Shalat

Gusmus

Islam

Karya Tulis

Kesehatan

Kitab

Kuliner

Kyai

Makalah

Materi Kuliah

Matkul

Motivasi

Musik

Olahraga
Organisasi

Pemikiran Islam

Pengetahuan Islam

Penyebab Penyakit

Produk

Puisi

Resep Makanan

Tas Terbaru

Teknologi

Trik Blog

Video

Popular Posts
60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes)

60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes) Berikut Ini adalah 60 Kata-Kata Mutiara
dari KH. Musthofa Bisri atau Gusmu...
Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF

Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF Selamat Datang kembali di A ntonTasik Pada
kesempatan kali ini saya akan men-Sh...
Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari

Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari Untuk Mendowload, Ikuti Tautan
Dibawah Ini DOWNLOAD L...
Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i

Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i Download di Tautan Ini Keyword : download terjemahan
kitab ar risalah pdf har...
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP) Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi ...
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS

ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGAN HIV-AIDS Artikel ini hanya untuk menjadi Referensi. Untuk
pengetahuan yang lebih luas, maka cari...
Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju

Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju Setiap generasi pasti ada Zaman nya dan setiap Zaman
pasti ada generasinya. Begitu pun d...
Makalah Pendapatan Nasional | Download

Makalah Pendapatan Nasional Download Filenya Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari...
(CERPEN) Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman

Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman Oleh : Anton Abdul Basir Sebetulnya tulisan ini
tidak bisa dikatakan sebagai...
9 Cabang Ilmu Hadits

9 Cabang Ilmu Hadits a. Ilmu Rijal al-Hadis Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari
sahabat, dari tabi`in, mupu...

Pages

Home

Followers

Belanja Sekarang

Apakah Rebo Wekasan Itu HARI SIAL.?

Penjelasan Tentang Pendapat Rebo Wekasan

Wahabi dan Kejahatan Intelektual

Hukum Nikah Mut'ah | Hadits Rasul Tentang Nikah Mut'ah

Free Download Kitab Al-Fiqh Asy-Syafi'i Al-Muyassar

AntonTasik |Flag Counter


Popular Posts

60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes)

60 Kata-Kata Mutiara Gusmus (KH. Musthofa Bisri Quotes) Berikut Ini adalah 60 Kata-Kata Mutiara
dari KH. Musthofa Bisri atau Gusmu...

Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF

Download Materi Ekonomi Makro Gregory Mankiw PDF Selamat Datang kembali di A ntonTasik Pada
kesempatan kali ini saya akan men-Sh...

Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari

Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim PDF KH. Hasyim Asy'ari Untuk Mendowload, Ikuti Tautan
Dibawah Ini DOWNLOAD L...

Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i

Download Kitab Ar-Risalah Imam As-Syafi'i Download di Tautan Ini Keyword : download terjemahan
kitab ar risalah pdf har...
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP) Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi ...

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS

ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGAN HIV-AIDS Artikel ini hanya untuk menjadi Referensi. Untuk
pengetahuan yang lebih luas, maka cari...

Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju

Evolusi Makanan Khas Magelang : Getuk Keju Setiap generasi pasti ada Zaman nya dan setiap Zaman
pasti ada generasinya. Begitu pun d...

Makalah Pendapatan Nasional | Download

Makalah Pendapatan Nasional Download Filenya Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai
bentuk referensi saja. Silahkan cari...

(CERPEN) Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman

Semoga Pagi Kita Tetap Sama : Untuk Kalian, Teman Oleh : Anton Abdul Basir Sebetulnya tulisan ini
tidak bisa dikatakan sebagai...
9 Cabang Ilmu Hadits

9 Cabang Ilmu Hadits a. Ilmu Rijal al-Hadis Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari
sahabat, dari tabi`in, mupu...

5 Cara Menanam Hidroponik

Budaya Politik Dalam Bernegara

Siklus Akuntansi Pendidikan

POSISI BIROKRASI DALAM PEMERINTAHAN

4 Model Kepemimpinan Politik

7 Penyebab Bisul Yang Jarang Diketahui

Informasi Seputar Penyakit Diabetes

Mencerahkan Wajah Secara Alami dan Aman

Info Seputar Penyakit Ginjal

Gawat.! Kurangnya Vitamin D Sebabkan Rematik

Powered by Blogger.

About

Artikel dan Info yang kami buat dan kami bagikan untuk kepentingan bersama. Jika ada kesalahan
penulisan dan lainnya akan kami perbaiki dengan segera.

Web Tools

About

Disclaimer

Privacy Policy

Sitemap

Terms of Service
Newsletter

Berlangganan artikel terbaru dari blog ini langsung via email.

Top of Form

Email addre simplifydua en_US Submit

Bottom of Form

Copyright © 2018 Anton Tasik All Right Reserved

Designed by Arlina Design Powered by Blogger


1. Dx I : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme ditandai dengan

DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

DO:
Pemeriksaan Fisik:

1. suara napas klien terdengar wheezing


2. resonan pada perkusi dinding dada
3. sputum berwarna putih kental
4. TTV: RR = 36x/menit

S-ar putea să vă placă și