Sunteți pe pagina 1din 9

EFEKTIVITAS DIAMETER DAN JENIS MEDIA SILIKA, ZEOLIT, DAN KARBON

AKTIF PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR Fe AIR SUMUR


MI MUHAMMADIYAH NGAWEN MUNTILAN

Bhekti Noor Fitriani*), Nurjazuli**), Budiyono**)


*)
Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang,
**)
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Email: bhektifitriani@gmail.com

ABSTRACT

Well water is one of the source of raw water to meet the needs of clean water for communities.
Prelimanary study of well water in the village Ngawen, showed 3 out of 6 water wells having Fe
not qualify according to regulation of The Ministry Health of Indonesia
No.416/Menkes/Per/IX/1990 is 1.0 mg/l. The highest Fe of well water are in MI Muhammadiyah
Ngawen is 3.5 mg/l. One of the method for reducing Fe is filtration. The purpose of the study is
to determine the effectiveness of the diameter and media type silica, zeolite and activated carbon
in filtration process for reducing Fe in the village wells Ngawen Muntilan. Type of the study is
experiment with factorial design. Statistical analysis use One Way ANOVA and independent t-
test with a significance level of 95%. The results showed that the media diameter was 0.6 – 1.18
mm, silica effectiveness by 84.196%, zeolite at 86.207%, activated carbon at 93.104%, silica-
zeolite at 89.224%, silica-carbon at 89.511% and zeolite-carbon at 91.606%. The media
diameter was 1.18 – 2.36 mm, the effectiveness silica at 81.057%, zeolite at 82.66%, activated
carbon at 83.729%, silica-zeolite at 83.729%, silica-carbon at 83.017% and zeolite-carbon at
89.371%. The result of this research showed that there was the difference of average Fe on
media 0.6 – 1.18 mm to average of Fe on media 1.18 – 2.36 mm with p (0.004 < 0.05). The result
of media filter had the most reducing Fe was activated carbon 0.6-1.18 mm.

Keywords : Filtration, Silica, Zeolite, Activated Carbon, Fe concentration,


Well water, Diameter of media
Literature : 36, 1986-2013

PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok yang baku. Namun demikian sering dijumpai
menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi sumber tanah yang banyak mengadung besi
kehidupan manusia. Air bersih yang (Fe) dan mangan (Mn). Keberadaan unsur
memenuhi standar atau persyaratan besi (Fe) dan mangan (Mn) dalam air tanah
kesehatan adalah air yang tidak berbau, pada umumnya dipengaruhi oleh struktur
berwarna dan berasa serta memenuhi baku pembentukan lapisan batuan yang berada di
mutu yang dipersyaratkan. Sebagian air atasnya. 1
baku untuk menyediakan air bersih diambil Berdasarkan data sekunder yang
dari air tanah. Air tanah menjadi salah satu diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
pilihan bagi masyarakat sebagai sumber air Magelang tahun 2011 tentang pemeriksaan
1
sampel air bersih didapatkan hasil bahwa pengolahan air dengan konsentrasi zat besi
dua dari enam sampel air yang diambil lebih besar dari 5 mg/l untuk menghemat
mengandung kadar besi di atas batas syarat biaya bahan kimia. Proses khlorinasi-filtrasi
yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI lebih disarankan untuk konsentrasi zat besi
No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat- kurang dari 2 mg/l, sedangkan proses filtrasi
syarat dan pengawasan air yaitu 1 mg/l. penambahan kalium permanganat
Sampel air yang mengandung kadar besi direkomendasikan untuk penghilangan zat
tersebut berlokasi di Kecamatan Dukun besi dengan konsentrasi 0-3 mg/l.2 Tujuan
yang berbatasan dengan Kecamatan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Muntilan. perbedaan efektivitas antara jenis pasir dan
Dari data sekunder tersebut peneliti diameter pasir terhadap penurunan kadar Fe
melakukan pengambilan sampel air sumur air sumur di MI Muhammadiyah Ngawen.
yang berlokasi di Desa Ngawen Kecamatan
Muntilan. Sampel yang diambil sebanyak METODE PENELITIAN
enam dengan lokasi sumur yang berbeda. Metode yang digunakan dalam
Lokasi tersebut terdiri dari lima rumah penelitian ini adalah metode eksperimen
warga dan satu tempat sekolah. Dari hasil uji dengan desain faktorial. Metode ini
Laboratorium yang dilakukan di berfungsi untuk menjelaskan perbedaan
Laboratorium Kesehatan UPTD Kota variabel bebas jenis media berupa media
Magelang didapatkan hasil bahwa tiga dari silika, zeolit, karbon aktif dan kombinasinya
enam sampel air sumur di Desa Ngawen dan diameter media dengan ukuran 0,6-1,18
mengandung kadar Fe lebih dari 1 mg/l mm dan 1,18-2,36 mm dengan variabel
dengan kadar Fe tertinggi yaitu 3,5 mg/l. terikat penurunan kadar Fe air sumur.
Adanya kandungan besi (Fe) pada air Sampel yang digunakan berupa air sumur
sumur yang melebihi persyaratan baku mutu MI Muhammadiyah Ngawen Muntilan.
memberikan dampak karena menimbulkan Agar sampel yang diambil dapat mewakili
warna kecoklatan dan bau pada air yang serta mengurangi terjadinya kesalahan
dalam kesehariannya masih dimanfaatkan dalam penelitian, maka dilakukan
atau digunakan. Dengan adanya kandungan pengulangan. Jumlah pengulangan sebanyak
besi (Fe) air tersebut tidak bisa 4 kali sehingga jumlah sampel yang
dimanfaatkan sebagai sumber air minum. diperiksa sebesar 48 botol dengan jumlah
Selain itu dengan adanya kandungan besi 500 ml setiap botolnya. Air yang dibutuhkan
(Fe) dapat mengendap pada saluran untuk satu kali pengulangan yaitu 100 liter.
perpipaan dan mengakibatkan clogging dan Jumlah air sumur untuk 4 kali pengulangan
mengotori bak kamar mandi dan kloset. sebanyak 400 liter.
Untuk menyisihkan kandungan besi (Fe)
maka perlu dilakukan suatu pengolahan. HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini kadar Fe akan Sebelum dilakukan filtrasi menggunakan
diolah dengan menggunakan filtrasi upflow media silika, zeolit, dan karbon aktif,
menggunakan media silika, zeolit, karbon dilakukan pengambilan sampel pada air
dan kombinasinya dengan diameter antara sumur MI Muhammadiyah Ngawen sebagai
0,6 mm – 1,18 mm dan 1,18 mm – 2,36 mm. sampel pre-test. Berikut hasil kadar Fe air
Pemilihan proses tersebut dipilih sumur sebelum dilakukan filtrasi:
berdasarkan besarnya konsentrasi zat besi
serta kondisi air baku yang digunakan.
Proses aerasi-filtrasi lebih dianjurkan untuk

2
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Fe Air Tabel 2. Kadar Fe Air Sumur Setelah
Sumur Sebelum Diolah Perlakuan pada Media Berdiameter
Waktu Kadar Besi (mg/l) 0,6-1,18 mm
10 Juni 2014 1,74 Media Kadar Fe (mg/l)
16 Juni 2014 4,21 Silika 0,275
Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium Zeolit 0,240
Kesehatan Kota Magelang Karbon Aktif 0,120
Silika-Zeolit 0,188
Berdasarkan Tabel 1 maka dapat dilihat Silika-Karbon Aktif 0,183
bahwa pada sampel air sumur sebelum Zeolit-Karbon Aktif 0,145
perlakuan pada tanggal 10 Juni 2014 Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium
sebesar 1,74 mg/l dan pada tanggal 16 Juni Kesehatan Kota Magelang
2014 sebesar 4,21 mg/l. Dari hasil Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
pemeriksaan kadar Fe sebelum diolah kadar Fe setelah perlakuan pada media
diketahui bahwa kadar Fe masih berada di berdiameter 0,6 – 1,18 mm sudah berada
atas baku mutu yang ditetapkan oleh dibawah baku mutu yang ditetapkan
PermenkesNomor:416/MENKES/PER/IX/ Permenkes: Nomor:416/MENKES/PER/
1990 sebesar 1,0 mg/l. IX/1990 sebesar 1,0 mg/l. Kadar Fe paling
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara rendah adalah 0,120 mg/l yaitu pada air
laboratorium pada air sumur setelah sumur yang diolah dengan media karbon
perlakuan dengan media berdiameter 0,6- aktif. Tabel 4.2 apabila dituangkan kedalam
1,18 mm dapat dilihat pada tabel 2 berikut: gambar maka akan dihasilkan sebagai
berikut:

Gambar 1. Kadar Fe Air Sumur Sebelum dan Setelah Perlakuan pada


Media Berdiameter 0,6-1,18 mm
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara Tabel 3. Kadar Fe Air Sumur Setelah
laboratorium di UPTD Laboratorium Perlakuan pada Media Berdiameter
Kesehatan Kota Magelang pada sampel air 1,18-2,36 mm
sumur setelah perlakuan pada kelompok Media Kadar Fe (mg/l)
media dengan diameter media silika, zeolit, Silika 0,798
karbon aktif, silika – zeolit, silika – karbon Zeolit 0,730
aktif, dan zeolit – karbon aktif 1,18-2,36 mm Karbon Aktif 0,685
dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Silika-Zeolit 0,683
Silika-Karbon Aktif 0,715
Zeolit-Karbon Aktif 0,448
3
Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium Permenkes Nomor: 416/MENKES/PER/
Kesehatan Kota Magelang IX/1990 sebesar 1,0 mg/l.
Kadar Fe paling rendah adalah 0,448 mg/l
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa yaitu pada air sumur yang diolah dengan
kadar Fe setelah perlakuan pada media media zeolit - karbon aktif. Tabel 4.3
berdiameter 1,18 – 2,36 mm sudah berada di apabila ditungkan kedalam gambar maka
bawah baku mutu yang ditetapkan akan dihasilkan sebagai berikut:

Gambar 2. Kadar Fe Air Sumur Sebelum dan Setelah Perlakuan pada


Media Berdiameter 1,18-2,36 mm

Dari hasil perlakuan sebelum dan setelah Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa
filtrasi, didapatkan efektivitas penurunan pada media berdiameter 0,6-1,18 mm
kadar Fe. Hasil perhitungan efektivitas memiliki efektivitas lebih tinggi
penurunan kadar Fe dapat dilihat pada Tabel dibandingkan pada media berdiameter 1,18-
4 berikut: 2,36 mm dalam menurunkan kada Fe air
Tabel 4. Efektivitas Media dan Diameter sumur Pada media berdiameter 0,6-1,18 mm
dalam Menurunkan Kadar Fe media karbon aktif murupakan media paling
efektif dalam menunkan kadar Fe dengan
Media D1 (%) D2 (%) persentase 93,104%, sedangkan pada media
Silika 84,196 81,057 berdiameter 1,18-2,36 mm media zeolit-
Zeolit 86,207 82,660 karbon aktif murupakan media paling efektif
Karbon Aktif 93,104 83,729 dengan persentase 89,371%. Data tersebut
Silika-Zeolit 89,224 83,789 apabila dituangkan ke dalam gambar maka
Silika-Karbon Aktif 89,511 83,017 dapat dilihat sebagai berikut:
Zeolit-Karbon Aktif 91,606 89,371
Keterangan:
D1 : Diameter 0,6 – 1,18 mm
D2 : Diameter 1,18 – 2,36 mm

4
Gambar 3. Efektivitas Media dan Diameter dalam Menurunkan Kadar Fe

Ada atau tidaknya perbedaan perlakuan sumur, maka uji LSD hanya diberlakukan
jenis media filtrasi dan diameter media pada media 0,6-1,18 mm. Dari hasil uji LSD
terhadap penurunan kadar Fe air sumur didapatkan nilai mean difference terbesar
dapat diketahui dari hasil analisis statistik. adalah pada media karbon aktif dengan nilai
Setelah data diketahui berdistrubusi normal p = 0,040.
maka uji variansi yang digunakan adalah Analisis selanjutnya adalah independent
One-way ANOVA. Penggunaan uji One - sampel t tes digunakan untuk mengetahui
Way ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata satu kelompok
perbedaan efektivitas jenis media terhadap dengan kelompok yang lain, dimana antara
penurunan kadar Fe pada masing-masing satu kelompok dengan kelompok lainnya
diameter media. Tingkat kepercayaan tidak saling berhubungan.4 Hasil
sebesar 95%. Pengambilan keputusan menunjukkan pada Levene’s test digunakan
berdasarkan nilai probabilitas (p) jika p ≤ untuk menentukan apakah variansi kedua
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. data sama atau tidak. Dari tabel tersebut
Hasil uji statistik One-way ANOVA pada didapatkan nilai p= 0,002 < 0,05 maka data
media berdiameter 0,6-1,18 mm didapatkan memiliki varians yang berbeda. Apabila data
nilai p (0,001<0,05) maka Ha diterima dan berbeda maka menggunakan nilai pada baris
H0 ditolak atau ada perbedaan efektivitas equal variance not assumed. Dengan nilai –t
kadar Fe air sumur terhadap jenis media hitung -3,094 < -t tabel -2,011 dengan nilai
pada media berdiamater 0,6-1,18 mm. p (0,004 < 0,05) maka Ha diterima, artinya
Sedangkan pada media berdiameter 1,18- bahwa ada perbedaan rata-rata kadar Fe
2,36 mm didapatkan nilai p (0,702> α=0,05) pada diameter media 0,6-1,18 mm dengan
maka H0 diterima dan Ha ditolak atau tidak rata-rata kadar Fe pada diameter media 1,18-
ada perbedaan efektivitas kadar Fe air sumur 2,36 mm.
terhadap jenis media pada media
berdiameter 1,18-2,36 mm. Untuk PEMBAHASAN
mengidentifikasi jenis media mana yang Hasil pemeriksaan kadar Fe air sumur
berbeda secara signifikan maka digunakan sebelum perlakuan pada tanggal 9 Juni
uji LSD yang merupakan kelanjutan dari uji 2014 sebesar 1,74 mg/l, sedangkan pada
ANOVA.3 Dalam hal ini pada media tanggal 16 Juni 2014 sebesar 4,21 mg/l.
berdiameter 1,18-2,36 mm tidak ada Perbedaan kadar Fe tersebut dipengaruhi
perbedaan dalam menurunkan kadar Fe air oleh kelarutan Fe dalam air. Adapun hal-
5
hal yang mempengaruhi kelarutan kadar Fe sekeliling lingkungan hidupnya sehingga
dalam air yaitu: mengakibatkan turunnya kandungan besi
dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi
1. Kedalaman memerlukan oksigen dan besi sehingga
bahan makanan dari bakteri besi
Air hujan yang turun jatuh ke tanah
tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi
dan mengalami infiltrasi masuk ke
tersebut menghasilkan presipitat (oksida
dalam tanah yang mengandung FeO2
besi) yang akan menyebabkan warna
akan bereaksi dengan H2O dan CO2
pada pakaian dan bangunan. Bakteri besi
dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2
merupakan bakteri yang hidup dalam
dimana semakin dalam air yang meresap
keadaan anaerob dan banyak terdapat
ke dalam tanah semakin tinggi juga
dalam air yang mengandung mineral.
kelarutan besi karbonat dalam air
Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih
tersebut.
sempurna apabila air banyak
2. pH mengandung CO2 dengan kadar yang
cukup tinggi.
pH air akan terpengaruh terhadap
kesadahan kadar besi dalam air, apabila 5. CO2 agresif
pH air rendah akan berakibat terjadinya
Karbondioksida (CO2) merupakan
proses korosif sehingga menyebabkan
salah satu gas yang terdapat dalam air.
larutnya besi dan logam lainnya dalam
Berdasarkan bentuk dari gas
air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat
Karbondioksida di (CO2) dalam air, CO2
melarutkan logam. Dalam keadaan pH
dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu
rendah, besi yang ada dalam air
CO2 yang larut dalam air, CO2 dalam
berbentuk ferro dan ferri, dimana
kesetimbangan, CO2 agresif.
bentuk.ferri akan mengendap dan tidak
larut dalam air serta tidak dapat dilihat Proses filtrsi dipengaruhi oleh beberapa
dengan mata sehingga mengakibatkan faktor, diantaranya yaitu:
air menjadi berwarna, berbau dan berasa.
1. Debit Filtrasi
3. Suhu
Adanya aliran yang terlalu cepat
Suhu adalah temperatur udara. melewati ruang pori diantara butiran
Temperatur udara pada pagi dan siang media akan menyebabkan berkurangnya
berbeda, dimana temperatur siang hari waktu kontak antara permukaan butir
lebih tinggi dibandingkan pada pagi hari. media penyaring dengan air yang akan
Temperatur yang tinggi menyebabkan disaring sehingga proses filtrasi tidak
menurunnya kadar O2 dalam air, dapat terjadi secara sempurna.5
kenaikan temperatur air juga dapat
menguraikan derajat kelarutan mineral 2. Ketebalan dan Ukuran Media
sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.
Ketebalan media menentukan
4. Bakteri besi lamanya pengaliran dan daya saring.
Sedangkan media yang terlalu tipis
Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, memiliki waktu pengairan yang pendek
Galleanella, Sinderocapsa dan dan memungkinkan memiliki daya
Sphoerothylus ) adalah bakteri yang saring yang rendah. Ukuran besar
dapat mengambil unsur ber dari
6
kecilnya diameter butiran media filtrasi dimana bentuk ferri akan mengendap
berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan tidak larut dalam air dan tidak dapat
dan juga kemampuan daya saring, baik dilihat dengan mata dan berakibat
itu komposisisnya, proporsinya, maupun terjadinya warna pada air, air berbau dan
bentuk susunan dari diameter butiran adanya karat pada air.5
media. Keadaan media yang terlalu kasar
atau terlalu halus akan menimbulkan Rata-rata kadar Fe setelah perlakuan
variasi dalam ukuran rongga antar butir. pada media berdiameter 0,6-1,18 mm
Ukuran pori sendiri menentukan dengan media silika adalah 0,275 mg/l,
besarnya tingkat porositas dan media zeolit 0,240 mg/l, media karbon aktif
kemampuan menyaring partikel halus 0,120 mg/l, media silika-zeolit 0,188 mg/l,
yang terdapat dalam air baku. Lubang silika-karbon aktif 0,183 mg/l, dan media
pori yang terlalu besar akan zeolit-karbon aktif adalah 0,145 mg/l.
meningkatkan rate dari filtrasi dan juga Sedangkan rata-rata kadar Fe setelah
akan menyebabkan lolosnya partikel– perlakuan pada media berdiameter 1,18-2,36
partikel halus yang akan disaring. mm dengan media silika adalah 0,798 mg/l,
Sebaliknya lubang pori yang terlalu media zeolit 0,730 mg/l, media karbon aktif
halus akan meningkatkan kemampuan 0,685 mg/l, media silika-zeolit 0,683 mg/l,
menyaring partikel dan juga dapat silika-karbon aktif 0,715 mg/l, dan media
menyebabkan clogging.5 zeolit-karbon aktif adalah 0,448 mg/l.
Penurunan kadar Fe paling baik yaitu pada
3. Kualitas (kekeruhan) air baku media karbon aktif dengan diameter 0,6-
1,18 mm sebesar 93,104%.
Kualitas (kekeruhan) air baku sangat Pada perlakuan dengan diameter media
mempengaruhi efisiensi filtrasi. Jika 0,6 – 1,18 mm memiliki efektivitas lebih
kekeruhan air baku terlalu tinggi maka baik dalam menurunkan kadar Fe
diperlukan pengolahan awal terlebih dibandingkan dengan media berdiameter
dahulu.5 1,18 – 2,36 mm. Hal ini terjadi karena luas
permukaan atau rongga antar media pada
4. Temperatur air media berdiameter kecil lebih besar dari
pada media berdiameter besar sehingga
Perubahan temperatur air yang
partikel halus yang kontak dengan media
difiltrasi akan menyebabkan perubahan
berdiameter kecil lebih banyak
densitas, viskositas absolut dan
dibandingkan dengan yang berdiameter
viskositas kinematis pada air. Perubahan
besar. Lubang pori yang terlalu besar akan
temperatur secara tidak langsung akan
menyebabkan lolosnya partikel-partikel
menyebabkan perbedaan kehilangan
yang akan disaring.
tekanan selama proses filtrasi.5
Dari hasil perlakuan didapatkan bahwa
5. pH kadar Fe pada masing-masing perlakuan
sudah berada dibawah baku mutu yang
Apabila pH air rendah akan berakibat ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor
terjadinya proses korosif sehingga 416/MENKES/PER/IX/1990 sebesar 1,0
menyebabkan larutnya besi dan logam mg/l sehingga aman untuk dijadikan sebagai
lainnya dalam air, pH yang rendah air bersih.
kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Pada proses filtrasi dengan media silika,
Dalam keadaan pH rendah, besi yang terjadi adsorpsi fisik dengan gaya Van der
ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, Waals antara adsorben dan adsorbat yang
7
menyebabkan adsorbat tertarik atau terikat media silika-zeolit 0,188 mg/l, media
pada molekul adsorben. Dalam hal ini pasir silika-karbon aktif 0,183 mg/l, dan
silika (SiO2) berfungsi sebagai adsorben dan media zeolit-karbon aktif 0,145 mg/l.
ion Fe sebagai adsorbat, penghilang sifat Sedangkan pada ukuran 1,18-2,36 mm
fisik air seperti kekeruhan yang ditimbulkan dengan media silika sebesar 0,798 mg/l,
akibat zat organik ataupun lumpur. 6 Media media zeolit 0,730 mg/l, media karbon
zeolit berfungsi sebagai penukar ion (ion aktif 0,685 mg/l, media silika-zeolit
exchange). Zeolit memiliki muatan negatif 0,683 mg/l, media silika-karbon aktif
karena keberadaan atom alumunium (Al) di 0,715 mg/l, dan media zeolit-karbon
dalamnya. Muatan negatif inilah yang aktif 0,448 mg/l
menyebabkan zeolit dapat mengikat kation- 3. Persentase penurunan kadar Fe paling
kation pada air seperti Fe yang umumnya tinggi pada media berdiameter 0,6-1,18
terkandung pada air tanah.7 Media karbon mm adalah media karbon aktif sebesar
aktif sebagai media adsorpsi dan absorpsi 93,104%,
yang menyerap bahan-bahan tertentu. 4. Ada perbedaan rata-rata kadar Fe pada
Dengan penyerapan tersebut air menjadi diameter media 0,6-1,18 mm dengan
jernih karena zat-zat di dalamnya diikat oleh rata-rata kadar Fe pada diameter media
adsorben. Absorpsi sendiri merupakan 1,18-2,36 mm, dengan nilai p (0,004 <
proses dimana suatu partikel terperangkap 0,05).
kedalam suatu media dan seolah-olah 5. Ada perbedaan efektivitas kadar Fe air
menjadi bagaian dari keseluruhan media sumur terhadap jenis media silika, zeolit,
tersebut. Sedangkan adsorpsi adalah proses dan karbon aktif pada media berdiamater
dimana suatu partikel terperangkap diantara 0,6-1,18 mm, dengan nilai p
media sehingga penyerapannya hanya terjadi (0,001<0,05)
di permukaan. Pada filtrasi dengan 6. Tidak ada perbedaan efektivitas kadar Fe
menggunakan media karbon aktif, bau dan air sumur terhadap jenis media silika,
rasa yang ditimbulkan oleh aktivitas organik zeolit, dan karbon aktif pada media
hilang karena terabsorbsi ke dalam celah- berdiameter 1,18-2,36 mm, dengan nilai
celahnya sehingga hanya air dan ion-ion p (0,702 >0,05).
yang sangat renik yang melewati filter.
Karbon aktif yang digunakan berbentuk SARAN
granul atau GAC (granula activated carbon)
atau bubuk yang berperan sebagai penyerap 1. Bagi Masyarakat
(adsorben), dimana karbon aktif mempunyai
Untuk masyarakat Desa Ngawen bisa
daya adsorpsi yang tinggi. Pada proses
menerapkan alat filtrasi dengan media
filtrasi media karbon aktif berfungsi sebagai
berdiameter 0,6-1,18 mm. Jenis media
adsorbsi bau, rasa, dan sisa khlor.8
yang paling baik untuk menurunkan
kadar Fe adalah media karbon aktif
KESIMPULAN karena media karbon aktif memiliki
kelebihan dibandingkan media lain
1. Kadar Fe air sumur sebelum diberi
karena media karbon aktif dapat
perlakuan rata-rata yaitu 2,975 mg/l.
menghilangkan bau, rasa dan sisa klorin
2. Kadar Fe air sumur setelah filtrasi pada
pada air tanah.
ukuran 0,6-1,18 mm dengan media silika
sebesar 0,275 mg/l, media zeolit 0,240
mg/l, media karbon aktif 0,120 mg/l,

8
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan pengolahan kadar Fe dengan
filtrasi agar merancang alat filtrasi
dengan kondisi tertutup sehingga tidak
menyebabkan aerasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Schulz CR, Okun DA. Surface Water
Treatment for Communities in
Developing Countries. Canada: John
Wiley & Sons Publication, 1984
2. Tri J. Unit Produksi dalam Sistem
Penyediaan Air Minum. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010
3. Luknis S. Statistik Kesehatan. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2010.
4. Handoko R. Statistik
Kesehatan.Yogyakarta:Mitra Cendekia
9. Handoko R. Statistik
Press, 2007.
Kesehatan.Yogyakart Cendekia Press,
5. Hery S. Aplikasi Filtrasi Anaerobik
2007.
Aliran Upflow Dalam Menurunkan
10. Hery S. Aplikasi Filtrasi Anaerobik
Kadar BOD dan COD Limbah Cair
Aliran Upflow Dalam Menurunkan
Tapioka, 2010. Vol.10 Nomor 1. hal 1-
Kadar BOD dan COD Limbah Cair
59
Tapioka, 2010. Vol.10 Nomor 1. hal 1-
6. Mary S. Studi Pengolahan Air Melalui
59
Media Filter Pasir Kuarsa (Studi
11. Mary S. Studi Pengolahan Air Melalui
Kasus Sungai Malimpung) Vol VIII.
Media Kuarsa (Studi Kasus Sungai
hal 3, 2012.
Malimpung) Vol VIII. 2012.
7. Kusnaedi. Mengolah Air Kotor Untuk
12. Kusnaedi. Mengolah Air Kotor Untuk
Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya,
Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya,
2010
2010
8. Asmadi. Teknologi Pengolahan Air
13. Asmadi. Teknologi Pengolahan Air
Minum. Yogyakarta: Penerbit Gosyen
Minum. Yogyakarta: Penerbit Gosyen
Publishing, 2011.
Publishing, 2011.

S-ar putea să vă placă și