Sunteți pe pagina 1din 5

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER MASALAH SISTEM

MUSKULOSKELETAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh kelompok 4

1. Hapsyah Nurhayati (108116042)


2. Sahrul Hardiyanto. (108116053)
3. Mirna (108116052)
4. Desy Nur Annisa (108116059)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 3B


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
2018
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER MASALAH SISTEM
MUSKULOSKELETAL

Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari

pencegahan primer, sekunder dan tersier.

a. Pencegahan primer :

Merupakan proses yang berlangsung selama periodic kehidupan manusia dan


episodic. Mobilitas dan aktifitas tergantung pada sistem muskuloskeletal,
kardiovaskuler dan pulmonal. Suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan
pada pencegahan masalah-masalah yang timbul akibat imobilisasi atau
ketidakatifan

Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan


dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada
penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi
faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi,
pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.

Hambatan pada saat melakukan perubahan gaya hidup atau latihan

1. Hambatan latihan akan mempengaruhi partisipasi untuk melakukan latihan


2. Bahaya isolasi sosial yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga meninggal
3. Perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk)
4. Depresi gangguan tidur
5. Kurang dukungan
6. Hambatan lingkungan termasuk tempat yang aman untuk latihan dan kondisi
iklim yang tidak mendukung
b. Pencegahan sekunder
Memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi
Intervensi keperawatan untuk mencegah atau meniadakan sekuelafisiologis
dari imobilisasi
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten
sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal
dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan
rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan
intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

Intervensi keperawatan pada pencegahan sekunder system


musculoskeletal

1. Kontraksi otot isometris


a. untuk meningkatkan tegangan otot tanpa mengubah panjang otot yang
menggerakkan sendi
b. kontraksi ini digunakan untuk mempertahankan kekuatan otot dan
mobilitas dalam keadaan berdiri ( otot otot kuadrisep, abdomen dan
gluteal)
2. Kontraksi otot isotonic
a. Kontraksi ini mengubah panjang otot tanpa mengubah tegangan
b. Kontraksi isotonik dapat dicapai pada saat berada di tempat tidur,
dengan tungkai menggantung di sisi tempat tidur, atau pada saat duduk
di kursi dengan cara mendorong atau menarik suatu objek yang tidak
dapat bergerak.
3. Latihan kekuatan
a. Aktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif.
b. Latihan ini meningkatkan kekuatan dan massa otot serta mencegah
kehilangan densitas tulang dan kandungan mineral total dalam tubuh.
4. Latihan Aerobik
a. aktivitas yang menghasilkan peningkatan denyut jantung 60 sampai
90% dari denyut jantung maksimal dihitung dengan (220-usia
seseorang) x 0,7
b. Aktivitas aerobik yang dipilih harus menggunakan kelompok otot
besar dan harus kontinu, berirama, dan dapat dinikmati. Contohnya
termasuk berjalan, berenang, bersepeda, dan berdansa.
5. Sikap
a. keberhasilan intervensi pada individu yang mengalami imobilisasi
adalah sikap perawat dan klien tentang pentingnya latihan dan
aktivitas dalam rutinitas sehari-hari.
b. sikap klien dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas latihan.
6. Latihan Rentang Gerak
a. Latihan rentang gerak aktif dan pasif memberikan keuntungan-
keuntungan yang berbeda.
b. Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan
kekuatan otot serta meningkatkan penampilan kognitif.
c. Gerakan pasif, yaitu menggerakkan sendi seseorang melalui rentang
geraknya oleh orang lain, hanya membantu mempertahankan
fleksibilitas.
7. Mengatur Posisi
a. Mengatur posisi juga digunakan untuk meningkatkan tekanan darah
balik vena
b. Jika seseorang diposisikan dengan tungkai tergantung, pengumpulan
dan penurunan tekanan darah balik vena akan terjadi.
c. Posisi duduk di kursi secara normal dengan tungkai tergantung secara
potensial berbahaya untuk seseorang yang beresiko mengalami
pengembangan trombosis vena
d. Mengatur posisi tungkai dengan ketergantungan minimal (misalnya
meninggikan tungkai diatas dudukan kaki) mencegah pengumpulan
darah pada ekstremitas bawah.

c. Pencegahan Tersier

Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan


sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas
sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi
terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat
mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada
pencegahan primer.

Upaya-upaya rehabilitasi untuk memaksimalkan mobilitas bagi seseorang


melibatkan upaya multidisiplin yang terdiri dari perawat, dokter, ahli fisioterapi, dan
terapi okupasi, seorang ahli gizi, aktivitas sosial, dan keluarga serta teman-teman

Contoh :

Melakukan kegiatan home visite dengan tim (perawat, dokter, Fisioterapis, ahli
gizi, Psikiater)

S-ar putea să vă placă și