100%(3)100% au considerat acest document util (3 voturi)
3K vizualizări5 pagini
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier masalah sistem muskuloskeletal. Pencegahan primer berfokus pada promosi kesehatan, sekunder berfokus pada mencegah komplikasi, dan tersier berfokus pada rehabilitasi untuk memulihkan mobilitas dan stabilitas sistem. Intervensi keperawatan meliputi latihan otot, aerobik, rentang gerak, manajemen posisi, dan rehabilitasi multidisiplin.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier masalah sistem muskuloskeletal. Pencegahan primer berfokus pada promosi kesehatan, sekunder berfokus pada mencegah komplikasi, dan tersier berfokus pada rehabilitasi untuk memulihkan mobilitas dan stabilitas sistem. Intervensi keperawatan meliputi latihan otot, aerobik, rentang gerak, manajemen posisi, dan rehabilitasi multidisiplin.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier masalah sistem muskuloskeletal. Pencegahan primer berfokus pada promosi kesehatan, sekunder berfokus pada mencegah komplikasi, dan tersier berfokus pada rehabilitasi untuk memulihkan mobilitas dan stabilitas sistem. Intervensi keperawatan meliputi latihan otot, aerobik, rentang gerak, manajemen posisi, dan rehabilitasi multidisiplin.
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2018 PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER MASALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan primer :
Merupakan proses yang berlangsung selama periodic kehidupan manusia dan
episodic. Mobilitas dan aktifitas tergantung pada sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler dan pulmonal. Suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang timbul akibat imobilisasi atau ketidakatifan
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan
dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
Hambatan pada saat melakukan perubahan gaya hidup atau latihan
1. Hambatan latihan akan mempengaruhi partisipasi untuk melakukan latihan
2. Bahaya isolasi sosial yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga meninggal 3. Perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk) 4. Depresi gangguan tidur 5. Kurang dukungan 6. Hambatan lingkungan termasuk tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak mendukung b. Pencegahan sekunder Memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi Intervensi keperawatan untuk mencegah atau meniadakan sekuelafisiologis dari imobilisasi Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
Intervensi keperawatan pada pencegahan sekunder system
musculoskeletal
1. Kontraksi otot isometris
a. untuk meningkatkan tegangan otot tanpa mengubah panjang otot yang menggerakkan sendi b. kontraksi ini digunakan untuk mempertahankan kekuatan otot dan mobilitas dalam keadaan berdiri ( otot otot kuadrisep, abdomen dan gluteal) 2. Kontraksi otot isotonic a. Kontraksi ini mengubah panjang otot tanpa mengubah tegangan b. Kontraksi isotonik dapat dicapai pada saat berada di tempat tidur, dengan tungkai menggantung di sisi tempat tidur, atau pada saat duduk di kursi dengan cara mendorong atau menarik suatu objek yang tidak dapat bergerak. 3. Latihan kekuatan a. Aktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif. b. Latihan ini meningkatkan kekuatan dan massa otot serta mencegah kehilangan densitas tulang dan kandungan mineral total dalam tubuh. 4. Latihan Aerobik a. aktivitas yang menghasilkan peningkatan denyut jantung 60 sampai 90% dari denyut jantung maksimal dihitung dengan (220-usia seseorang) x 0,7 b. Aktivitas aerobik yang dipilih harus menggunakan kelompok otot besar dan harus kontinu, berirama, dan dapat dinikmati. Contohnya termasuk berjalan, berenang, bersepeda, dan berdansa. 5. Sikap a. keberhasilan intervensi pada individu yang mengalami imobilisasi adalah sikap perawat dan klien tentang pentingnya latihan dan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari. b. sikap klien dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas latihan. 6. Latihan Rentang Gerak a. Latihan rentang gerak aktif dan pasif memberikan keuntungan- keuntungan yang berbeda. b. Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot serta meningkatkan penampilan kognitif. c. Gerakan pasif, yaitu menggerakkan sendi seseorang melalui rentang geraknya oleh orang lain, hanya membantu mempertahankan fleksibilitas. 7. Mengatur Posisi a. Mengatur posisi juga digunakan untuk meningkatkan tekanan darah balik vena b. Jika seseorang diposisikan dengan tungkai tergantung, pengumpulan dan penurunan tekanan darah balik vena akan terjadi. c. Posisi duduk di kursi secara normal dengan tungkai tergantung secara potensial berbahaya untuk seseorang yang beresiko mengalami pengembangan trombosis vena d. Mengatur posisi tungkai dengan ketergantungan minimal (misalnya meninggikan tungkai diatas dudukan kaki) mencegah pengumpulan darah pada ekstremitas bawah.
c. Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan
sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
Upaya-upaya rehabilitasi untuk memaksimalkan mobilitas bagi seseorang
melibatkan upaya multidisiplin yang terdiri dari perawat, dokter, ahli fisioterapi, dan terapi okupasi, seorang ahli gizi, aktivitas sosial, dan keluarga serta teman-teman
Contoh :
Melakukan kegiatan home visite dengan tim (perawat, dokter, Fisioterapis, ahli gizi, Psikiater)