Sunteți pe pagina 1din 5

ANALISIS SINTESA TINDAKAN

SUNCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)


DI RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
RSUD. DR. MOEWARDI

Disusun Oleh :

M. IDUL AKBAR
NIM. P27220018242

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI INTENSIVE CARE UNIT RS Dr. M. ASHARI PEMALANG

Inisial pasien : Tn. D (60 tahun)


Diagnosa medis : CVA
Tanggal masuk : 10 Desember 2014
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran
a. Diagnosa keperawatan
DS: - (klien mengalami penurunan kesadaran)
DO: terdengar suara gurgling, terdapat sekret di sekitar mulut klien, RR= 28x/menit, GCS:
E1M4V2
Diagnosa keperawatan: ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
b. Dasar pemikiran
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat
fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini
berlangsung lebih dari 24 jam akan menyebabkan kematian (Ginsberg, 2007). CVA
(Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke adalah kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang
dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24
jam yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, proses bepikir, daya ingat,
dan bentuk-bentuk kecacatan lain (Muttaqin, 2008).
Pada pasien stroke yang mengalami penurunan kesadaran akan diberikan terapi oksigen
untuk membantu pernafasan. Selain itu diberikan juga alat bantu pernafasan lain seperti
oropharyngeal airway (OPA). Pasien Tn. D mengalami penurunan kesadaran dan terdengar
suara gurgling yang menunjukkan penumpukan sekret di trakhea. Keadaan ini dapat
mengakibatkan obstruksi jalan nafas yang dapat mengganggu pernafasan klien. Tindakan
suction dilakukan untuk menghisap lendir yang ada di jalan nafas klien.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Melakukan suction melalui oropharyngeal airway (OPA)
3. Prinsip-prinsip tindakan
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas
dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan alat dan bahan:
a. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan disinfektan
b. Kateter pengisap lendir
c. Pinset steril
d. Sarung tangan steril
e. Dua kom steril larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan disinfektan
f. Kassa steril
g. Kertas tissue
Cara pelaksanaan:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pada pasien

c. Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring ke arah perawat

d. Gunakan sarung tangan

e. Hubungkan kateter pengisap dengan selang pengisap

f. Hidupkan mesin pengisap

g. Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap ke dalam kom


berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa

h. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap

i. Tarik dengan memutar kateter pengisap sekitar dari 3-5 detik

j. Bilas kateter denga akuades atau NaCL 0,9%

k. Lakukan hingga lendir bersih

l. Catat respons yang terjadi

m. Cuci tangan
(Hidayat & Ulliyah, 2005)

4. Analisa tindakan keperawatan


Suction adalah tindakan keperawatan untuk mengurangi secret/cairan dari saluran pernafasan
dengan selang bertekanan negatif. Pada pasien penurunan kesadaran secret/lendir tidak bisa
dikeluarkan secara mandiri sehingga perlu bantuan alat untuk mengeluarkan secret sehingga
oksigen masuk secara adekuat masuk ke saluran nafas dan memenuhi kebutuhan jaringan
tubuh dan otak.
5. Bahaya yang dapat terjadi
a. Hipoksemia karena suction melalui artificial airway dapat menghisap oksigen yang di
alveoli dan menurunkan oksigen pada darah arteri dapat menimbulkan tachicardi
aritmia/PVC, bradikardi.
Untuk mencegah hipoksemia ini:
1) Oksigenasi yang baik sebelum dan sesudah suction
2) Suction jangan melebihi 15 detik
3) Ukuran diameter suction yang benar
b. Trauma Jaringan
Suction dapat menyebabkan trauma jaringan, iritasi dan perdarahan, untuk pencegahan:
1) Pakai kateter suction dengan jenis dan ukuran yang benar
2) Teknik suction yang benar dan baik
c. Ateletaksis
Ateletaksis dapat terjadi bila pemakaian kateter suction yang terlalu besar dan vacum
suction yang terlalu kuat sehingga terjadi kolaps paru atau ateletaksis dan bisa terjadi
persistent hipoksemia
Untuk mencegah:
1) Pakai kateter suction dengan jenis dan ukuran yang benar
2) Teknik suction yang baik dan benar
3) Auskultasi pre dan post suction
d. Hipotensi
Hipotensi yang terjadi sewaktu suction biasanya karena vegal stimulus, batuk dan
hipoksemia. Untuk mencegahnya:
1) Cek darah dan sesudah suction
2) Monitor vital sign
e. Airways contrication
Airways contrication terjadi karena adanya rangsangan mekanik langsung dari suction
terhadap mukosa saluran nafas sehingga terjadi broncho contriction dengan tanda adanya
wheezing. Bila terjadi broncho contriction berikan bronchodilator, pada nasitracheal suction
dapat terjadi sampai laring.
6. Hasil yang didapat dan maknanya
S: -
O:
A: masalah teratasi sebagian
P: lakukan suction bila diperlukan
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa di atas (mandiri
dan kolaboratif)
a. Pemeriksaan suara napas
b. Memposisikan pasien pada posisi semiflower
c. Kolaborasikan dengan medis pemberian obat sesuai indikasi
8. Evaluasi diri
Tindakan sudah dilakukan sesuai prosedur. Penghisapan dilakukan kurang dari 5 detik
9. Kepustakaan
a. Uliyah, Musrifatul & Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik
Klinik Aplikasi Dasar-dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
b. Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga
c. Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta: Salemba Medika
d. Hegner, Barbara. 2003. Nursing Assistant: A nursing Process Approach. Alih bahasa:
Budhi, Jane F. Jakarta: EGC

S-ar putea să vă placă și